Anda di halaman 1dari 3

ROLE PLAY

Suatu pagi di ruangan rawat bedah anak rumah sakit sinar mulya di surabaya, ada
seorang pasien namanya Bian yang berusia 5 tahun. Dia masih terbaring dan ditemani oleh
ibunya. Bian mengalami masalah luka dan nyeri pada dahi. Pada pagi hari perawat Devina
bertugas untuk memberikan obat kepada pasien Bian. Sebelum perawat Devina menemui
pasien Bian, terlebih dahulu dia izin kepada kepala bangsal.

Perawat Devina : “Selamat pagi pak”

Perawat Bangsal : “Selamat pagi, silahkan duduk. Ada apa ya ners?”

Perawat Devina : “Begini pak, menurut catatan rekam medis yang ada, bahwa pasien
Bian yang dirawat di ruang anggrek nomor 05 pagi ini jadwalnya untuk
minum obat. Saya akan membantunya minum obat. Bagaimana pak,
apakah saya diizinkan?”

Kepala Bangsal : “Baik, kalau begitu lakukan sesuai prosedur yang ada yah ners”.

Perawat Devina : “Baik Pak, terimakasih. Kalau begitu saya permisi dulu”.

Kepala Bangsal : “Iya, silahkan”.

Perawat Devina menghampiri pasien Bian di ruang Anggrek nomor 05 dengan


membawa obat. Namun mengetahui bahwa Bian akan akan disuapi obat, dia ketakutan karena
tidak suka dengan rasa pahit obat tersebut.

Perawat Devina : “Selamat pagi”

Ibu Bian : “Selamat pagi sus”

Perawat Devina : “Perkenalkan ibu saya perawat Devina, yang bertugas pada pagi hari
ini. Anak ibu namanya dek Bian yah bu?. Kebetulan hari ini saya yang
akan merawat anak ibu. Hari ini saya akan memberikan obat kepada
anak ibu, tujuannya supaya rasa nyeri pada perut anak ibu bisa
berkurang. Nanti ibu bisa menolong membantu saya supaya anak ibu
mau meminum obat. Apakah ibu bersedia?”.

Ibu Bian : “Oh begitu ya sus, yasudah nanti saya akan bantu, supaya anak saya
cepat sembuh”

Perawat Devina : “Baik bu, sejauh ini bagaimana keadaan dek Bian, bu?”
Ibu Bian : “Ya beginilah sus, rewel disuruh minum obat gak mau”

Perawat Devina : “ Oh begitu ya. Nah, dek Bian apa kabar?”

Bian : “Baik sus, aku sehat”

Perawat Devina : “Wah dek bian sudah sehat yah, biar dek Bian tambah sehat, dek Bian
minum obat dulu yah”.

Bian : “Aku enggak mau minum obat sus, obatnya pahit”

Ibu Bian : “Bian yang nurut yah, biar Bian cepat pulang kerumah. Nanti Bian bisa
main lagi dirumah.

Perawat Devina : “Iya dek Bian, ini syrup. Dek bian pernah minum syrup rasa strawberry
kan? Ini manis kok. Coba dulu yuk. Coba sedikit aja. Manis kok dek.

Bian : “Beneran enggak pahit sus?

Perawat Devina menuangkan madu pada sendok dan diminumnya supaya pasien Bian
percaya dan mau meminum obat. Lalu, perawat Devina meminta pasien Bian untuk
meminumnya satu tetes.

Perawat Devina : “hemmmm. Tuh, manis kan dek? Enggak pahit?”

Bian : “iya sus, enak”

Perawat Devina : “Nah sekarang dek Bian minum lagi yah, tadi kan Cuma minum
sedikit”.

Perawat Devina menuangkan obat yang sebenarnya diminumpasien Bian pada sendok
yang sudah disiapkan, tidak menaruh madu lagi.

Bian : (merasa kepahitan)

Bian merasa kepahitan dengan obat yang diminumnya. Lalu perawat Devina memberi
madu lagi supaya Bian tidak merasa pahit lagi. Setelah pemberian obat selesai, perawat Devina
pamit kepada ibu Bian dan pasien Bian.

Ibu Bian : “Terimakasih sus, sudah membantu anak saya minum obat. Dari
kemarin dia nangis terus dahinya sakit. Alhamdulillah setelah dibatu
mas, dia nurut minum obat”.
Perawat Devina : “Iya bu, sama-sama ini sudah menjadi tugas saya untuk membantu dek
Bian minum obat, dan saya juga senang membantunya. Dek Bian cepat
sembuh yah, biar bisa main sama temen-temen dek Bian lagi.

Bian : “Iya sus”

Perawat Devina : “Kalau begitu saya permisi dulu yah Bu. Nanti
jam 12.00 saya akan kesini lagi untuk melihat keadaan dek Bian
selanjutnya, sekaligus mengantarkan makanan untuk dek Bian. Semisal
ibu perlu bantuan saya lagi sebelum jam 12.00, ibu bisa memencet
tombol yang ada di samping tempat tidur dek Bian atau ibu bisa
menemui saya di ruang keperawatan yah bu. Assalamu’alaikim bu”.

Ibu Bian : “Waalaikum salam”.

Anda mungkin juga menyukai