Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS I

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Dosen Pembimbing:

Aria Aulia Nastiti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Anggota kelompok 2 Kelas A2-2018:

1. Nurika Dian M. (131811133075)


2. Anni Izza Hanifa (131811133076)
3. Farid Perdana P. S. (131811133082)
4. Moch Lukman Hakim (131811133124)
5. Listia Cahya Amini (131811133125)
6. Nur Athiyyah Amini (131811133126)
7. Sabrina Fadilah (131811133130)
8. Dina Shifana (131811133128)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat,
rahmat, serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Menular Seksual” dengan tepat
waktu. Meskipun ada banyak hambatan dalam proses pengerjaannya. Dalam
pengerjaan makalah ini, kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut serta dalam membantu penyelesaian makalah ini. Tidak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada Ibu Aria Aulia Nastiti, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku
dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami, dan semua pihak
yang sudah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
proses pengerjaan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya dan berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
kami menyadari masih terdapat kesalahan susunan kalimat dan tata bahasa yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca
makalah ini di waktu yang akan datang.

Surabaya, 22 Februari 2020

Penulis

i
Daftar isi

Kata pengantar i

Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar belakang ............................................................................................... 3


1.2.Rumusan masalah .......................................................................................... 3
1.3.Tujuan
1.4.Manfaat ..........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

2.1 Definisi Penyakit Menular Seksual ...............................................................5


2.2 Gejala Penyakit Menular Seksual .................................................................5
2.3 Penyebab Penyakit Menular Seksual ...........................................................6
2.4 Jenis-jenis Penyakit menular Seksual ...........................................................6
2.5 Patofisiologi Penyakit Menular Seksual .......................................................0
2.6 Pencegahan Penyakit Menular Seksual .......................................................9

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ASUHAN KEPERAWATAN .......................5

BAB IV PENUTUP ................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reproduksi merupakan
infeksi yang disebabkan oleh masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi ke
dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan
parasit. Salah satu penyakit menular seksual yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) (Ardhiyanti, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO, 2011) sebanyak 70% pasien wanita dan
beberapa pasien pria yang terinfeksi gonore atau klamidia mempunyai gejala yang
asimptomatik. Antara 10% – 40% dari wanita yang menderita infeksi klamidia yang tidak
tertangani akan berkembang menjadi pelvic inflammatory disease. Penyakit menular seksual
juga merupakan penyebab infertilitas yang tersering, terutama pada wanita. Angka kejadian
PMS dari 340 juta kasus baru yang dapat disembuhkan (sifilis, gonore, infeksi klamidia, dan
infeksi trikomonas) terjadi setiap tahunnya pada laki-laki dan perempuan usia 15- 49 tahun.
Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat
di Asia Selatan dan Asia Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika Latin, dan Karibean.
Di Amerika, jumlah wanita yang menderita infeksi klamidial 3 kali lebih tinggi dari laki- laki.
Dari seluruh wanita yang menderita infeksi klamidial, golongan umur yang memberikan
kontribusi yang besar ialah umur 15-24 tahun (Centers for Disease Control and Prevention
(CDC), 2008).

Prevalensi PMS di negara berkembang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di negara
maju. Pada perempuan hamil di dunia, angka kejadian gonore 10 – 15 kali lebih tinggi, infeksi
klamidia 2 – 3 kali lebih tinggi, dan sifilis 10 – 100 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan
angka kejadiannya pada perempuan hamil di negara industri. Pada usia remaja (15 – 24 tahun)
merupakan 25% dari semua populasi yang aktif secara seksual, tetapi memberikan kontribusi
hampir 50% dari semua kasus PMS baru yang didapat. Kasus-kasus PMS yang terdeteksi hanya

3
menggambarkan 50% - 80% dari semua kasus PMS yang ada di Amerika. Ini mencerminkan
keterbatasan “screening” dan rendahnya pemberitaan akan PMS (Sarwono, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penyakit Menular Seksual (PMS)?
2. Apa saja gejala Penyakit Menular Seksual (PMS) ?
3. Apa saja penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)?
4. Apa saja jenis-jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)?
5. Bagaimana patofisiologi Penyakit Menular Seksual (PMS)?
6. Bagaimana cara mencegah Penyakit Menular Seksual (PMS)?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada Penyakit Menular Seksual (PMS)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Penyakit Menular Seksual (PMS)
2. Untuk mengetahui gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)
3. Untuk mengetahui faktor penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)
5. Untuk mengetahui patofisiologi Penyakit Menular Seksual (PMS)
6. Untuk mengetahui cara pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Penyakit Menular Seksual (PMS)
D. Manfaat
1. Menambah wawasan mahasiswa tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)
2. Menambah wawasan mahasiswa tentang gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)
3. Menambah wawasan mahasiswa tentang faktor penyebab Penyakit Menular Seksual
(PMS)
4. Menambah wawasan mahasiswa tentang jenis-jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)
5. Menambah wawasan mahasiswa tentang patofisiologi Penyakit Menular Seksual
(PMS)
6. Menambah wawasan mahasiswa tentang cara pencegahan Penyakit Menular Seksual
(PMS)
7. Menambah wawasan mahasiswa tentang asuhan keperawatan Penyakit Menular
Seksual (PMS)

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. PMS dikenal pula dengan sebutan Penyakit Akibat Hubungan Seksual (PHS) atau
Sexually Transmitted Diseases (STD). (Kemenkes RI, 2013). Penelitian Sevelius (2009),
menyatakan prevalensi meningkat sebanyak 25,2% melalui perilaku seks berisiko yang
dilakukan berulang kali tanpa proteksi. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral
maupun anal. PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak
diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit
berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Perempuan berisiko untuk terkena PMS lebih
besar daripada laki-laki sebab alat reproduksi perempuan lebih rentan dan seringkali berakibat
lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap
lebih parah.

Di Indonesia Angka IMS saat ini cenderung meningkat, penyebarannya sulit ditelusuri
sumbernya, sebab tidak pernah dilakukan registrasi terhadap penderita yang ditemukan,
adapun jumlah penderita yang sempat terdata hanya sebagian kecil dari jumlah penderita
sesungguhnya. Banyak kasus yang asimtomatik (tanpa gejala yang khas) terutama pada
wanita. Meskipun demikian program pencegahan dan pemberantasan infeksi menular
seksual harus diberi prioritas yang tinggi karena infeksi menular seksual membawa
konsekuensi yang tinggi (Kemenkes RI, 2009). Menurut WHO memperkirakan 350 juta kasus
baru Penyakit menular seksual (sifilis, gonore, klamidia, dan trikhomonas) terjadi setiap
tahunnya di dunia khususnya di negara berkembang seperti Afrika, Asia, Asia tenggara, dan
Amerika Latin.

2.2 Gejala

Pada laki-laki gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan karena bentuk dan letak
alat kelaminnya yang menonjol, sedangkan pada perempuan sebagian besar tanpa gejala
sehingga sering kali tidak disadari. Pada laki-laki gejala-gejala infeksi PMS antara lain :

1. Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis/alat kelamin.


2. Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin.
3. Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam.
4. Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin.
5. Rasa sakit yang hebat pada saat kencing.
6. Kencing nanah atau darah yang berbau busuk.

5
7. Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
8. Kehilangan berat badan yang drastis, disertai mencret terus menerus, dan sering demam
serta berkeringat malam.

Pada perempuan gejala-gejala PMS antara lain :

1. Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual.
2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
3. Pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin.
4. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat
kelamin atau sekitarnya.
5. Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal.
6. Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
7. Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.

2.3 Penyebab

Penyakit menular seksual dapat disebabkan dari berbagai hal terutama kurangnya
pengetahuan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012),
pengetahuan remaja (pria dan wanita umur 15-24 tahun) tentang PMS masih rendah dimana
35% wanita dan 19% pria mengetahui gonorrhea, 14% wanita dan 4% pria mengetahui genital
herpes, sedangkan pengetahuan mengenai condylomata, chancroid, chlamydia, candida, dan
jenis IMS lain tergolong sangat rendah (dibawah 1%).

Sealin itu, hubungan seks pertama kali yang terlalu muda akan meningkatkan risiko terinfeksi
PMS. Perilaku remaja yang rentan terhadap PMS meliputi: terlalu dini melakukan hubungan
seks, tidak konsisten memakai kondom, melakukan aktifitas seks tanpa perlindungan,
berhubungan seks dengan pasangan yang beresiko atau berganti-ganti pasangan.

2.4 Jenis-jenis penyakit menular seksual

Berdasarkan penyebabnya, Infeksi menular seksual di bedakan menjadi empat


kelompok yaitu:

1. PMS yang disebabkan bakteri, yaitu: Gonore, infeksi genital non spesifik, Sifilis, Ulkus Mole,
Limfomagranuloma Venerum, Vaginosis bacterial.

2. PMS yang disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalis, Kondiloma Akuminata, Infeksi HIV, dan
AIDS, Hepatitis B, Moluskus Kontagiosum.

3. PMS yang disebabkan jamur, yaitu: Kandidiosis genitalis

6
4. PMS yang disebabkan protozoa dan ektoparasit, yaitu: Trikomoniasis, Pedikulosis Pubis,
Skabies

1. Gonore (GO)
Kuman penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Ada masa tenggang selama 2 –10 hari
setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.Tanda-tanda penyakitnya
adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada
saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak
bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa
sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat
penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada
perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru
lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
2. Sifilis (raja singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4
minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat
kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan
hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6- 12 minggu setelah
hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak
memperhatikan hal ini. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala
apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang
susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat
ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati,
limpa dan keterbelakangan mental.
3. Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 – 7 hari
sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Gejala dan tandatandanya
adalah:Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat
kelamin Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, laluhilang sendiri.
Gejala kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila ada faktor pencetus
(stres, haid, minuman/makanan beralkohol) dan biasanya menetap hilang timbul seumur
hidup Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian.
Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarab, tetapi pengobatan anti virus bisa
mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit
4. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung 7 –
21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa ;
a. Keluarnya cairan dari alat kelamin atau ‘keputihan encer’ berwarna putih kekuningan.
b. Rasa nyeri di rongga panggul.
c. Perdarahan setelah hubungan seksual.

7
Pada laki-laki gejalanya adalah :

a. Rasa nyeri saat kencing.


b. Keluar cairan bening dari saluran kencing.
c. Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah.

Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa PMS dan
menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual.

Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan,
radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum
waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani
dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70%
terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia).

5. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasit Trikomonas vaginalis. Gejala dan
tanda-tandanya adalah: cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan
berbau busuk.vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman. nyeri saat
berhubungan seksual atau saat kencing.
6. Kandidiasis vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan
perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sedemikian rupa sehingga
menimbulkan keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu,
bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang
terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit
kelamin.
7. Kutil kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat
satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan. Pada perempuan, dapat mengenai kulit di
daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher
rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin
kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin.
Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang
kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia
menulari pasangannya. Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas
menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan
kutilnya saja.

8
2.5 Pencegahan & Pengobatan

PMS dapat diobati. Satu-satunya cara adalah berobat ke dokter atau tenaga kesehatan. Jika kita
terkena PMS, pasangan kita juga harus diperiksa dan diobati. Jangan mengobati diri sendiri.
Patuhi cara pengobatan sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk
memastikan kesembuhan.

Cara terhindar dari PMS adalah ;

1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.


2. Saling setia bagi pasangan yang sudah menikah.
3. Hindari hubungan seks yang tidak aman atau beresiko.
4. Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS.
5. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pelayanan Medik dan Direktorat Jenderal Pemberatasan Penyakit


Menular dan Penyehatan Lingkungan. Modul Pelatihan Konseling dan Tes Sukarela HIV untuk
Konselor Profesional. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. 2013

Taylor, M. & Seehafer, R.L. (2000) Risky Sexual Behavior Adolescent Women, JSPN, 5:1

Suwandani, R. (2015). Pengetahuan dan Sikap Berisiko Waria dengan Kejadian Infeksi Menular
Seksual (IMS). Pada Waria di Sidoarjo. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3 (1): 35-44.

10

Anda mungkin juga menyukai