Tifa Mufida F.H-FITK-dikonversi
Tifa Mufida F.H-FITK-dikonversi
DI MTSN 21 JAKARTA
SKRIPSI
Oleh
1113018200065
JAKARTA
2017
1.I'.hlllAR l'ENfi USA llAN SKltll'
Skripsi
Diajiiknn sebagai s‹tlnli satu syarat untuk memenuhi persyaratan mencapa i gelar
Saqana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajelncn Pendidik an
Fakultas flmu Tarbiyah dan Kcguruari
Oleh:
Tifa âlufida Fitriatul Ilaviiti
NIM. 1113018200065
Di bawah biinbingan,
Pembimbing I I'embiinbin
Bahwa skripsi yang betjudul Pengaruh Manajemen Keua nga R S0koi• li terhadap
Efektivitas Anggaran di MTs Negeri 21 Jakarta adalah benar hasil ka y£l Sgll din di bawah
bimbingan dosen
en.ikian .surat pcrnyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima
konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Yang Menyatakan
BA’
ayiaa Mufi t Ha at
LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI
dan Kegtlrjj tf l, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ta. Telah diuji
kebenaraljjjya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 05 September 2017
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing 11
i
ABSTRACT
The results showed that there is an influence between school financial management
on the effectiveness of the budget at MTs Negeri 21 Jakarta. This is evidenced by
the acquisition value of Thitung (5,329)> Ttable (2.017) whereas the test result using
simple linear regression found that Y = 35,188 + 0.571 X, because the value of the
regression coefficient is positive (+), So it can be said that financial management
schools have a positive effect on the effectiveness of the budget.
ii
KATA PENGANTAR
“ Bismillahirrohmanirrohim ”
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan hidup, kebahagiaan, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya.
Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW,
beserta keluarga dan sahabatnya yang telah mengantarkan umatnya dari jaman
kegelapan hingga jaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
1. Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada penulis.
5. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan motivasi, arahan, bimbingan, dan bantuannya dengan penuh
kesabaran dan ketulusan hatinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
iii
6. Tri Harjawati, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
motivasi, arahan, bimbingan, dan bantuannya dengan penuh kesabaran dan
ketulusan hatinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Dra. Hj. Mahmudah, Kepala MTs Negeri 21 Jakarta yang memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan juga atas bimbingan serta
arahannya selama penelitian berlangsung.
8. H. Nursetya Ahmadi, S.Pd.I, Kepala Tata Usaha MTs Negeri 21 Jakarta yang
telah bersedia menjadi responden dan juga atas bimbingan serta arahannya
selama penelitian berlangsung.
9. Siti Fajriah SE, Ahmad Zaki, selaku bendahara MTs Negeri 21 Jakarta yang
telah bersedia menjadi responden dan juga atas bimbingan serta arahannya
selama penelitian berlangsung.
10. Seluruh pegawai Tata Usaha MTs Negeri 21 Jakarta yang telah bersedia
menjadi responden.
11. Ayahanda Imam Muchlas dan Ibunda Siti Hamidah tersayang yang selalu
memberikan motivasi dan dukungannya dengan penuh kasih sayang serta
kesabaran dan ketulusan hatinya baik berupa moril maupun materil.
12. Kakakku Tia Mutiara Muchlas dan adikku Teddy Rahman Al-Hakim yang
selalu memberikan semangatnya kepada penulis.
13. Sahabatku “Princess Flamboyan” Pei, Ocha, Mega, Chacha, dan Latifah yang
selalu memberikan motivasi, dukungan, dan semangatnya kepada penulis dan
Windy, Ovie, Zaki, sebagai teman seperjuangan skripsi selama bimbingan
yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat dan bantuannya
kepada penulis.
14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen Pendidikan 2013 yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan di sini yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan masih minimnya ilmu yang dimiliki
iv
penulis. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat. Akhir kata,
penulis mengucapkan maaf apabila dalam penyajian skripsi ini terdapat kesalahan
dan kekurangan.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
B. Identifikasi Masalah..................................................................................... 10
D. Rumusan Masalah........................................................................................ 10
vi
a. Pengertian Manajemen Keuangan .................................................. 20
f. Perencanaan .................................................................................... 33
g. Pengorganisasian ............................................................................ 39
h. Pelaksanaan .................................................................................... 43
i. Pengawasan .................................................................................... 52
3. Efektivitas ...................................................................................................... 56
4. Anggaran .............................................................................................. 64
c. Pelaksanaan Anggaran.................................................................... 69
B. Variabel Penelitian....................................................................................... 83
vii
C. Metode Penelitian ........................................................................................ 83
1. Uji Validitas.......................................................................................... 91
viii
Variabel Y (Efektivitas Anggaran) .................................................................. 105
ix
J. Keterbatasan Peneliti ................................................................................. 130
x
DAFTAR TABEL
xi
Tabel 4. 11 : Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 121
Tabel 4. 12 : Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana................................. 124
Tabel 4. 13 : Hasil Nilai R Square ...................................................................... 126
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki aktivitas
yang sangat besar yang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang
ataupun negaranya. Untuk mencapai keberhasilan tersebut tentunya tujuan
pendidikan harus tercapai dengan baik. Untuk mencapai tujuan pendidikan
tidak lepas dari kegiatan Administrasi Pendidikan.
Administrasi Pendidikan mengandung arti administrasi dalam arti
luas yang bermakna “pengelolaan atau manajemen”, dimana didalamnya
terkandung administrasi dalam arti sempit yaitu pekerjaan tulis menulis,
seperti pendaftaran peserta didik/siswa baru, mengisi buku induk, mengisi
buku rapor, membuat laporan keuangan, dan sebagainya. Tujuan
Administrasi Pendidikan adalah memberikan sistematika kerja dalam
mengelola pendidikan, sehingga tugas-tugas operasional kependidikan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran atau tujuan
yang telah ditetapkan.1
Dengan tujuan tersebut para pengelola pendidikan, khususnya para
kepala sekolah dapat dengan mudah menguasai bidang tugasnya dan dapat
meningkatkan keterampilannya dalam mengarahkan sekolah yang
dipimpinnya.
Dari beberapa kegiatan administrasi pendidikan, kegiatan yang
menjadi salah satu unsur penting adalah Administrasi Anggaran/Biaya
Pendidikan. Karena Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen
masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan (disekolah). Dalam setiap upaya pencapaian
tujuan pendidikan, baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun
1
Ary H. Gunawan, ADMINISTRASI SEKOLAH (Administrasi Pendidikan Mikro),
(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1996) hlm. 2-3
1
2
2
Dedi Supriadi, SATUAN BIAYA PENDIDIKAN, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006), h.4
3
Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014),
h.1
3
4
M.A Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen: Buku Panduan
Mahasiswa, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Ilmu, 1992), h. 18
4
5
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Bagian Ketiga :
Pengelolaan Dana Pendidikan, Pasal 48
6
Ayu Rachmaningtyas, “ICW mencatat ada 425 kasus korupsi sepanjang 2005-2016”
www.kompas.com (Rabu 22 Maret 2017, Pukul 23.31)
5
- 2016 dengan kerugian negara Rp. 1,3 triliun dan nilai suap Rp. 55 miliar.
Pada umumnya modus korupsi para pelaku dalam kasus tersebut adalah
dengan melakukan penggelapan terhadap dana BOS (Bantuan Operasional
7
Sekolah) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). DAK mencapai kerugian
negara sebesar Rp. 265,1 miliar. Selain itu juga menurut ICW, korupsi di
daerah terjadi pada dana buku, sarana prasarana, Perguruan Tinggi, dana
pendidikan gratis, infrastruktur sekolah, gaji guru, dana operasional, sarana
dan prasarana sekolah, infrastruktur Disdik, dan APBD.8
7
Angga Indrawan, “Korupsi Anggaran Pendidikan Didominasi Daerah”,
www.republika.co.id (Rabu 22 Maret 2017, Pukul 23.19)
8
“Datangi Kemendikbud, ICW CS Berikan PR untuk Anies Baswedan”,
www.DetikNews.com (Rabu 22 Maret 2017, Pukul 23.23)
9
Koran Tempo, 29 November 2004
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul, yaitu :
1. Faktor manajemen keuangan sekolah yang belum dilaksanakan
sepenuhnya dengan baik yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan.
2. Faktor efektivitas anggaran yang belum memenuhi kriteria yang
meliputi input dan output.
3. Pelaksanaan manajemen keuangan sekolah belum sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah.
4. Pelaksanaan terkadang meleset dari apa yang sudah direncanakan.
5. Keterbatasan kemampuan sekolah dalam melaksanakan manajemen
keuangan sekolah sehingga berdampak pada efektivitas anggaran.
6. Pada proses pelaksanaan keuangan masih ada kekeliruan yang
mengakibatkan anggaran di sekolah tidak sesuai antara target dan
realisasinya.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang
diteliti, maka penulis membatasinya dengan memfokuskan dan
mengoptimalkan pada permasalahan tentang “ Pengaruh manajemen
keuangan sekolah terhadap efektivitas anggaran di MTs Negeri 21 Jakarta)
“. Manajemen keuangan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dan efektivitas anggaran yang meliputi input
dan output dari sekolah tersebut. Sedangkan pembatasan istilah sekolah
yang dimaksud adalah MTs Negeri 21 Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Setelah membatasi masalah, penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini, yaitu :
11
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut maka penulis memiliki
tujuan dari diadakannya penelitian ini, yaitu :
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam dunia pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan
judul penelitian ini, diantaranya yaitu :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan
fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan program studi manajemen
pendidikan untuk penelitian terkait atau sebagai contoh penelitian di
masa yang akan datang, terutama yang berkaitan dengan pengaruh
manajemen keuangan terhadap efektivitas anggaran di sekolah.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelola
pendidikan, baik kepala sekolah ataupun instansi yang terkait dalam
penyelenggaraan pendidikan untuk dapat meningkatkan sistem
manajemen keuangan terhadap efektivitas anggaran yang digunakan
12
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata
manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-
kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya
menangani. Manager diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam
bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management dan
manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi manajemen atau pengelolaan.10
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (dalam
arti luas). Sedangkan manajemen dalam arti sempit adalah
manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program
sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah,
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi, dan
sistem informasi sekolah/madrasah.11
Menurut Terry dan Franklin (2003:4), Manajemen adalah
satu proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan,
pengaturan, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan dan memenuhi sasaran hasil yang
diwujudkan dengan penggunaan manusia dan sumber daya
lainnya (Management is the process of designing and
10
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan (Edisi kedua),
(Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008), h.4
11
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan (Edisi Ketiga),
(Yogyakarta: Bumi Aksara, 2010), h.5
13
14
12
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan (teori, kebijakan, dan praktik), (Jakarta:
Kencana, 2015), h.2
13
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 2-3
14
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, (Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2012), h.9
15
b. Fungsi Manajemen
Berdasarkan pendapat Weihrich dan Koontz (2005) dalam
Management: A global perspective menulis fungsi manajemen
menjadi lima bagian, Planning, Organizing, Staffing, Leading, and
Controlling (POSLC). Dalam bukunya Manajemen Program
15
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Alfabeta, 2012),
h.85,87
16
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Actuating (pelaksanaan)
d. Controlling (pengawasan)
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Commanding (pengaturan)
d. Coordinating (pengkoordinasian)
e. Controlling (pengawasan)
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Staffing (penentuan staf)
d. Directing (pengarahan)
e. Controlling (pengawasan)
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
17
Daryanto dan Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah,
(Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet.1, h.160
18
c. Proses Manajemen
Beberapa definisi menunjukkan bahwa manajemen
merupakan suatu proses yang sistematis dalam melakukan kegiatan
organisasi. Proses manajemen secara umum mengikuti langkah-
langkah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan.
a. Merencanakan
Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan
dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi
merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan
secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji
berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.
b. Mengorganisasikan
Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan,
dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya di
antara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Stoner (1996:11) menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah
proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama
18
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), Cet.11, h.2
19
20
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan,(Bandung, Alfabeta, 2013), h.2
21
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan,
Penerjemah: (Heru Sutojo. Jakarta: Salemba Empat, 1997), h.2
22
Tim Dosen Administasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.256
23
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 213
21
24
David Wijaya, “Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah Terhadap Kualitas
Pendidikan”, Reno Bastian, Jurnal Penabur Pendidikan - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009, h. 82-
83
22
1) Perencanaan Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta
mengenai kegiatan-kegiatan yang lainnya dalam periode
tertentu.
2) Penganggaran Keuangan
Membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3) Pengelolaan Keuangan
25
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010), h.181
23
1) Perencanaan
Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah kegiatan
merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan
pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan. Perencanaan
dalam keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk
menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah.
2) Ketatausahaan Keuangan
Dalam pengaturan keuangan terdapat dua bagian, yaitu
penerimaan dan pengeluaran. Setiap penerimaan dan
26
www.artikelsiana.com (diakses pada Rabu, 12 April 2017 / Pukul: 11.54)
24
27
Wahidin, Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul
Hijrah Jakarta Timur, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016, h.18-19, tidak
dipublikasikan
25
3) Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Garner mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi,
karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan
tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan
dengan pencapaian visi lembaga. Efektivitas lebih menekankan
pada kualitatif outcomes.
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas
kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk
membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga
yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.28 Efektivitas juga diartikan untuk
menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan
yang terlebih dahulu ditentukan.29
Efektivitas adalah ukuran untuk menyatakan sejauh mana
sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas, waktu) telah dicapai. Dalam
bentuk persamaan, efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi
hasil yang diharapkan. Sekolah yang efektif pada umumnya
28
Minarti, op.cit., h. 224-226
29
Pratama Arief Widodo, “Analisis Efisiensi dan Efektivitas Belanja Pendidikan”, Jurnal
Ilmiah, 2012, h.8
27
4) Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan dan
keluaran atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud
meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut
dapat dilihat dari dua hal :
a) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu,
tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil
yang ditetapkan.
b) Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan
waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil
sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.31
Robbins (1997:45) menjelaskan, Efisiensi adalah hubungan
input dan output. Jika dengan menggunakan input yang sama
didapat output yang lebih besar maka dikatakan bahwa
efisiensi meningkat, demikian pula jika didapat output yang
sama dengan menggunakan input yang lebih kecil. Efisiensi
berkaitan dengan seberapa baik berbagai input itu
dikombinasikan atau bagaimana pekerjaan dilaksanakan,
yaitu merupakan suatu cara untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik dari jumlah input yang paling minimum. Dan ini
berarti bagaimana mencapai suatu output tertentu yang
30
Minarti, op.cit., h. 172
31
Minarti, op.cit., h. 226-227
28
1) Consistency (Konsistensi)
Consistency atau disebut juga dengan konsistensi ialah suatu
prinsip yang mana sebuah sistem dan kebijakan keuangan
perusahaan sesuai dengan apa yang direncanakan, tidak berubah
dari setiap periode, tetapi yang harus ditekankan bahwa sebuah
sistem keuangan bukan berarti tidak bisa dilakukan penyesuaian
ketika terdapat sebuah perubahan signifikan dalam perusahaan.
Pendekatan keuangan yang tidak konsisten menjadi tanda bahwa
adanya manipulasi pada suatu pengelolaan keuangan
perusahaan.
2) Accountability (Akuntabilitas)
Accountability atau disebut dengan akuntabilitas ialah suatu
kewajiban hukum dan juga moral yang dimana melekat untuk
setiap individu, kelompok ataupun sebuah perusahaan dalam
memberikan penjelasan bagaimana dana ataupun suatu
kewenangan yang telah diberikan oleh pihak ketiga
dipergunakan. Pada setiap pihak harus memberikan penjelasan
dalam mengenai penggunaan sumber daya dan apa yang telah
dicapai suatu bentuk pertanggung jawaban kepada suatu yang
32
Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21,
(Jakarta: Universitas Krisnadwipayana, 2012), h.192
33
Ariel Sharon Sumenge, “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran
Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) Minahasa Selatan”, Jurnal EMBA,
Vol. 1, No.3 September 2014, h.75-76
29
34
www.seputarilmu.com (diakses pada, 13 Oktober 2016 / Pukul : 16.50)
35
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN
2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN
31
36
Dedi Koswara, Manajemen Keuangan Sekolah, www.wordpress.com (diakses pada,
Sabtu 15 April 2017 / Pukul: 15.34)
32
f. Perencanaan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan
potensi yang sangat menentukan. Sekolah sebagai unit kerja yang
bertugas mengelola keuangan yang diperolehnya dari berbagai
sumber, memiliki kewenangan dalam penggunaannya untuk
berbagai kebutuhan seperti untuk membiayai proses belajar
mengajar, melengkapi sarana sekolah, meningkatkan kesejahteraan
pegawai sekolah, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, keuangan sekolah betul-betul menjadi urat
nadi dalam terlaksananya program pengajaran di suatu sekolah yang
menuntut terencananya keuangan yang profesional. Perencanaan
keuangan sekolah yang disusun secara baik akan sekaligus
37
Manahan Tampubolon, Perencanaan dan Keuangan Pendidikan, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2015), h.231-233
34
38
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.159
39
Minarti, Op.cit., h.223-224
35
40
Ibid., h.228
36
41
Ibid, h.229
42
Matin, Op.cit., h.77
43
Tampubolon, Op.cit., h.234
44 Minarti, Op.cit., h.231
37
45
Tampubolon, Op.cit., h.234
38
g. Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-
tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan. Karena
tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu
orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-
masing organisasi.
47
Mulyono, Op.cit., h.163-164
40
1) Langkah-langkah pengorganisasian
Memahami tujuan institusional.
Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam
usaha mencapai tujuan institusional.
Kegiatan yang serumpun (sejenis) dikelompokkan dalam satu
unit kerja.
Menetapkan fungsi, tugas, wewenang, tanggung jawab setiap
unit kerja.
Menetapkan personal (jumlah dan kualifikasinya) setiap unit
kerja.
Menentukan hubungan kerja antarunit kerja.
2) Prinsip-prinsip pengorganisasian
Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan
kerjasama.
48
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2013),
h.49-52
42
49
Mulyono, Op.cit, h. 27-28
43
h. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut atas
pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator, dan bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang berwenang untuk mengambil tindakan
yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator
adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan
berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Sementara, bendaharawan
adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan,
dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat
dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.
50
Sagala, Op.cit, h.52
51
Mulyono, Op.cit., h.161-162
44
52
Matin, Op.cit., h.140
45
53
Minarti, Op.cit., h.239-243
47
54
Matin, Op.cit. h.140-141
48
Jumlah Jumlah
Penutupan Penutupan
Mengetahui/Menyetujui Saldo sebesar Rp. ........ ................................
Pimpinan terdiri dari : Bendaharawan
-uang tunai pada Kas : Rp. .....
-pada Rekening Bank : Rp. ......
NIP. NIP.
NIP.
NIP.
Bulan : ...................
No Tgl Uraian No. Penerimaan Pengeluaran Saldo
Bukti
1 2 3 4 5 6 7
NIP.
57Ibid, h.144-
146
51
Jumlah
dipindah
kan
........................, .................
Bendaharawan
NIP
1 2 3 4 5 6
58Ibid, h.146-147
52
Jumlah
i. Pengawasan
Pengawasan (controlling) adalah suatu kegiatan melihat,
memerhatikan, memonitor, memeriksa, menilai, dan melaporkan
pelaksanaan suatu program kerja yang telah direncanakan sebelumnya
dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ada dalam
perencanaan.
Membahas tentang pengawasan penggunaan anggaran
pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai konsep
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan rencana dan program pendidikan.
Efisiensi menunjuk kepada suatu rasio antara masukan dan keluaran
yaitu sistem dikatakan efisien jika sistem itu menghasilkan keluaran
yang cukup atau bahkan lebih dari yang ditargetkan dengan
menggunakan sumber daya yang minimal. Sementara efektivitas adalah
59Ibid, h.147
53
Evaluasi Information
Reporting Recomendati
on
60
Ibid, h. 185
54
1) Pengawasan Melekat
61
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2009), h.66-67
55
3. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata efektivitas berasal
dari Bahasa Inggris, yaitu effective yang bermakna “1) ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), 2) manjur atau mujarab
(tentang obat), 3) dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang
usaha atau tindakan)”.63 Kamus ilmiah populer mendefinisikan
efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan.
Menurut Lipham dan Hoel (1987) yang dikutip E.Mulyasa
meninjau efektivitas suatu kegiatan dari faktor pencapaian
tujuan, yang memandang bahwa “efektivitas berhubungan
dengan pencapaian tujuan bersama bukan pencapaian tujuan
pribadi. Suatu organisasi dan lembaga, termasuk sekolah
dikatakan efektif jika tujuan bersama dapat dicapai, dan belum
bisa dikatakan efektif meskipun tujuan individu yang ada
didalamnya dapat dipenuhi.64
62
Ibid, h.188-192
63
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Cet.II, h.284
64
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.83
57
65
Husnul Khotimah, Persepsi Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Tanah Sareal Kota
Bogor Tentang Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2010, h.31
66
Ester Naftali, Malia Ulfa, dan Nurlatifah, “Analisis Anggaran Penjualan Obat Sebagai
Alat Ukur Efektivitas Kinerja Perusahaan Pada PT SINAR PRIMA LESTARI”, Jurnal Akuntansi
Politeknik PalComTech Palembang, 2011, h.3
58
b. Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas keuangan bukanlah suatu hal yang sangat
sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut
pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta
menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas,
maka seorang kepala sekolah memberikan pemahaman bahwa
efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa.
67
Mahfiza, “Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap Efektivitas Penganggaran
pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalo”, Jurnal Al-Buhuts, Vol.1,
2015, h. 4
68
Minarti, op.cit., h. 172
69
Julita, “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja pada
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara”, Jurnal, h.4
59
70
Minarti, Op.cit., h.221
71 Affan Setiadi, Pengaruh Manajemen Keuangan Terhadap Efektivitas Anggaran (Studi
kasus pada SMK Negeri 20 Jakarta), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015,
h. 11
60
72
Universitas Hasanuddin, Konsep Efektivitas, 2014, h.3,
(http://www.repository.unhas.ac.id)
61
1) Produktivitas
2) Kemampuan adaptasi kerja
3) Kepuasan kerja
4) Kemampuan berlaba
5) Pencapaian sumber daya73
73
Setiadi, op.cit.,h. 12-13
62
74
Jodenmot, Konsep Efektivitas dan Kinerja: Tolak Ukur Efektivitas dan Kinerja,
www.jodenmot.wordpress.com, (diakses pada Rabu, 19 April 2017 / Pukul: 21.19)
75
Sumenge, Op.cit., h.77
64
4. Anggaran
a. Pengertian Anggaran
Secara umum, anggaran diartikan sebagai rencana keuangan
yang mencerminkan pilihan kebijakan untuk suatu periode pada
masa yang akan datang yang disajikan dalam bentuk angka-angka.
Selain itu, anggaran (budget) dapat didefinisikan sebagai hasil
perencanaan yang berkaitan dengan bermacam-macam kegiatan
secara terpadu yang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka
waktu tertentu.76
Menurut Munandar, “Budget (anggaran) ialah suatu rencana
yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.77
Julita dan Jufrizen (2012:9) mengatakan bahwa anggaran adalah
suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program
yang telah disahkan.78
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan
satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun, Mulyadi
(dalam Halim, 2001:65).
Sedangkan anggaran menurut Supriyono (dalam Oktavia, 2009)
merupakan suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal
dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber-
sumber akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu,
umumnya satu tahun.79
76
Indra Bastian, AKUNTANSI PENDIDIKAN Pengelolaan Organisasi Pendidikan, Edisi
Kedua, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2015), h. 381
77
M. Munandar, Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan
Kerja, edisi 1, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1985), h.1
78 Julita, op.cit., h.2
79 Mahfiza, op.cit., h.5
65
b. Fungsi Anggaran
Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan
pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam
mengarahkan suatu lembaga untuk menempatkan organisasi dalam
posisi yang kuat atau lemah. Oleh karena itu, anggaran juga dapat
berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Di samping itu, anggaran
dapat pula dijadikan alat untuk mempengaruhi dan memotivasi
pimpinan atau manajer dan karyawan untuk bertindak efisien dalam
mencapai sasaran-sasaran lembaga.83
Anggaran sekolah biasanya disebut dengan anggaran biaya
pendidikan. Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang
berkaitan satu sama lain, yaitu anggaran penerimaan dan anggaran
pengeluaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Anggaran
penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh
sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur.
Sedangkan anggaran pengeluaran adalah jumlah uang yang
dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan di sekolah.84
Manajemen keuangan tidak terlepas dari fungsi penganggaran,
anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan
pengendalian manajemen, juga merupakan alat bantu bagi
83
Fattah, op.cit.,h. 47-49
84
Ibid, h.23-24
67
85
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Op.cit., h. 259-
260
86
Uhar Suhasaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010),
Cet.1, h.265
87
Prawironegoro, Op.cit., h.116-117
69
c. Pelaksanaan Anggaran
Secara teknis, pelaksanaan pengeluaran anggaran di sekolah
disesuaikan dengan sumbernya, yaitu dana rutin, BOS, komite
sekolah, dan sebagainya.88 Dengan mengacu pada amanat undang-
undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara secara tegas
telah dinyatakan bahwa pemerintah diwajibkan menyusun anggaran
dengan menggunakan pendekatan anggaran terpadu (unified
budget), kerangka pengeluaran jangka menengah/KPJM (medium
term expenditure framework/MTEF) dan penganggaran berbasis
kinerja/PBK (performance based budgeting). Disamping
menerapkan tiga pendekatan, dalam anggaran belanja negara,
pemerintah juga diwajibkan untuk menerapkan 3 (tiga) klasifikasi
yaitu : klasifikasi fungsi, klasifikasi organisasi, dan klasifikasi
ekonomi atas jenis belanja.
Ketiga pendekatan dan ketiga klasifikasi di atas selanjutnya
akan dituangkan dalam dokumen perencanaan penganggaran yang
lebih dikenal sebagai Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (RKA-KL) dan dokumen pelaksanaan anggaran
yang lebih dikenal sebagai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA).89
RKA-KL adalah salah satu dokumen penganggaran yang terdiri
dari rencana kerja K/L dan anggaran yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana kerja yang dimaksud. Pada bagian rencana
kerja berisikan informasi mengenai visi, misi, tujuan, kebijakan,
program, hasil yang diharapkan, kegiatan, serta output yang
diharapkan. Sedangkan pada bagian anggaran berisikan informasi
88
Minarti, Ibid, h.240
89
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008
70
90
Penyusunan RKA-KL, https://rafynang.wordpress.com/2013/12/30/penyusunan-rka-kl/
(Minggu, 13 Agustus 2017, Pukul 01.17)
91
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, www.wikiapbn.org (Minggu, 13 Agustus 2017,
Pukul 00.42)
71
92
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008
72
2) Belanja Barang
Belanja barang yaitu pengeluaran atas pembelian barang dan
jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang
dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan.95 Belanja barang,
berupa :
a) Penyelenggaraan Operasional Perkantoran
b) Perawatan Gedung Kantor
c) Perawatan Sarana dan Prasarana Kantor
d) Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan
e) Penyusunan Program Kerja/Rencana Kerja
f) Pengembangan Sistem Apresiasi Keuangan
g) Penelitian dan Pengembangan Ilmu dan Teknologi
h) Peningkatan Tata Ketentuan dan SDM96
3) Belanja Modal
Belanja modal yaitu pengeluaran untuk pembayaran perolehas
asset dan/atau menambah nilai asset lainnya yang memberi
93
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008
94
Minarti, Ibid., h.240
95
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008
96
Minarti, Ibid., h.240
73
97
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008
98
Minarti, Ibid., h.240
99
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008
100
Minarti, Ibid., h.240
74
nol (Ho) ditolak. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara manajemen keuangan dengan efektivitas
program sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Tanjung Priok Jakarta
Utara. Perbedaannya adalah jenis sekolah, lokasi sekolah, dan variabel (Y)
tentang efektivitas program sekolah.
Penelitian lain dilakukan oleh Naim (2003) dengan skripsi yang
berjudul “ Pengaruh Manajemen Keuangan Terhadap Prestasi Kerja Guru
SDN di Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan “, program Manajemen
Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif survey.
Berdasarkan hasil pengujian instrumen pada variabel (X) yang dilakukan
terhadap 10 orang didapat validitas faktor 1 sebesar 0,817, faktor 2 sebesar
0,685, dan faktor 3 sebesar 0,866, serta nilai reliabilitas sebesar 0,869.
Sedangkan hasil pengujian terhadap instrumen variabel (Y) terdapat nilai
validitas faktor 1 sebesar 0,898, faktor 2 sebesar 0,831, faktor 3 sebesar
0,65, dan faktor 4 sebesar 0,865, serta nilai reliabilitas sebesar 0,836.
Berdasarkan analisis komparatif diperoleh thitung = 0,176 lebih besar
daripada thitung sebesar 1,68. Dengan demikian thitung > ttabel maka Ho ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara manajemen keuangan terhadap prestasi kerja guru Sekolah Dasar
Negeri di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Perbedaannya jenis
sekolah, lokasi sekolah, dan variabel (Y) tentang prestasi kerja guru.
Nurul Hijrah
Jakarta Timur
Perbedaan :
Perbedaan :
Perbedaan :
C. Kerangka Berpikir
Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki aktivitas
yang sangat besar yang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang
ataupun negaranya. Untuk mencapai keberhasilan tersebut tentunya tujuan
pendidikan harus tercapai dengan baik yang tidak lepas dari kegiatan
administrasi pendidikan.
Tujuan administrasi pendidikan adalah memberikan sistematika kerja
dalam mengelola pendidikan, sehingga tugas-tugas operasional
kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan.101
101
Gunawan, op.cit., h.2-3
79
102
Supriadi, op.cit., h.4
103
Minarti, op.cit., h.77
80
Variabel X Variabel Y
Manajemen Keuangan Efektivitas Anggaran
Sekolah
1. Perencanaan 1. Input
2. Pengorganisasian 2. Output
3. Pelaksanaan
4. Pengawasan
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih terhadap masalah yang telah dirumuskan
dalam suatu penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan suatu
hipotesis yang menyatakan bahwa :
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara manajemen keuangan sekolah
terhadap efektivitas anggaran
METODOLOGI PENELITIAN
2 Penelitan ke lapangan
3 Pengambilan data
4 Pengolahan data
6 Kelengkapan Lampiran
7 Sidang Munaqosah
8 Revisi Skripsi
82
83
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel lain maka macam-macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen, variabel ini sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.104
Maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan dikaji, yaitu
:
1. Variabel bebas yang disimbolkan dengan X (Independen Variabel)
yaitu “Manajemen Keuangan Sekolah”.
2. Variabel terikat yang disimbolkan dengan Y (Dependen Variabel) yaitu
“Efektivitas Anggaran”.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliabel sehingga dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah
dalam bidang tertentu.105
106
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
& Manajemen, Edisi Pertama, (Yogyakarta: PT. BPFE Yogyakarta, 1999), h.152
107
Sugiyono, Op.cit., h.89
85
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.108 Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.
Mengutip pendapat Arikunto (2008), apabila populasi penelitian
berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya,
namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa ukuran sampel yang diterima
akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya, jika penelitiannya
korelasional maka sampel minimumnya adalah 30 subjek. Tidak jauh
berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga memberikan penjelasan
dalam menentukan ukuran sampel, yaitu untuk ukuran sampel lebih dari 30
dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel yang digunakan adalah
sampling purposive, yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan pada
tujuan tertentu dengan memperhatikan ciri-ciri dan karakteristik populasi,
yang menjadi kriteria dalam penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu
orang yang terlibat dalam proses manajemen keuangan sekolah, mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengawasan di MTs
Negeri 21 Jakarta.
Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi sampel penelitian ini
adalah seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di MTs Negeri 21 Jakarta,
yang sudah memenuhi kriteria yaitu sebanyak 45 orang.
No Keterangan Jumlah
1 Tenaga Pendidik 33
108
Ibid, h.90
86
2 Tenaga Kependidikan 12
Total 45
109
Mahmud, Op.cit., h.177
110
Sugiyono, Op.cit., h.104
87
Ragu-ragu 3 Ragu-ragu
2) Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen.
Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan
pengujian suatu peristiwa dan berguna bagi sumber data, bukti,
informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan
membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap
sesuatu yang diselidiki. Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 4 : Dokumentasi
No Dokumentasi yang Ada Tidak Keterangan
diperlukan ada
1 Rincian alokasi anggaran √ Tahun 2016
b. Definisi Operasional
Manajemen keuangan sekolah bertujuan mencapai tujuan
organisasi secara efisien melalui proses mengatur lalu lintas
pendanaan. Proses mengatur tersebut diawali dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan keuangan sekolah
yang dapat diukur dengan menggunakan indikator perencanaan
sumber dana, perencanaan keuangan sekolah mengikutsertakan
kepala sekolah, guru, staf TU, dan komite sekolah, merencanakan
dan menentukan kebutuhan dan kegiatan sekolah dalam kurun
waktu tertentu, melakukan penyusunan RAPBS, kepala sekolah
sebagai manajer keuangan sekolah, bendaharawan sebagai
pengelola keuangan, penerimaan pembiayaan pendidikan,
pengeluaran pembiayaan pendidikan, pencatatan transaksi keuangan
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, kinerja aktual,
melakukan monitoring, evaluasi, laporan, dan rekomendasi.
89
3. Rekomendasi 54, 55
Jumlah 55
b. Definisi Operasional
Efektivitas anggaran adalah kegiatan yang berdasarkan pada
rencana keuangan yang telah disusun secara sistematis selama
periode waktu tertentu yang sudah terealisasi dan sesuai dengan
91
Jumlah 35
111
A.Aziz Alimul Hidayat, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Edisi
2, (Jakarta: Salemba Medika, 2014), h.96
92
Keterangan
rxy : koefisien korelasi
∑Xi : jumlah skor item
∑Yi : jumlah skor total
n : jumlah responden
Keterangan
t : nilai rhitung
r : koefisien korelasi hasil rhitung
n : jumlah responden
112
Supranto dan Nandan Limakrisna, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk
Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, Edisi 3, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.97
93
Tabel 3.7
Indeks Korelasi
Indeks Korelasi (r)
2. Uji Reliabilitas
Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data,
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan
pengukuran ulang terhadap gejala dan alat ukur yang sama. Yang
dimaksud dengan reliabilitas adalah menunjukkan pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut
sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.
Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Uji reliabilitas instrument penelitian ini akan menggunakan
reliability analysis dengan teknik Alpha Cronbach dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
113
Hidayat, Op.cit., h.96,97
94
Keterangan
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir soal
∑b2 : jumlah varian butir
t2 : varian total
114
Supranto dan Nandan Limakrisna, Op.cit., h. 99-100
95
penelitian tertentu. Ini berarti ada dua orang atau lebih yang melakukan
kegiatan ini.
2. Proses pemberian identitas (Coding)
Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahap coding. Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki
arti tertentu pada saat dianalisis. Pengkodean ini menggunakan dua cara,
Pengkodean frekuensi dan Pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi
digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti
frekuensi tertentu. Sedangkan pengkodean lambang digunakan pada
poin yang tidak memiliki bobot tertentu.
3. Proses pembeberan (Tabulating)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi
adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-
angka serta menghitungnya. Ada dua jenis tabel yang bisa dipakai dalam
penelitian sosial, yaitu tabel data dan tabel kerja. Tabel data adalah tabel
yang dipakai untuk mendeskripsikan data sehingga memudahkan
peneliti untuk memahami struktur dari sebuah data. Sedangkan tabel
kerja adalah tabel yang dipakai untuk menganalisis data yang tertuang
dalam tabel data.115
115
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.164-
168
116
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, Cetakan I,
(Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 56
96
Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal
(Tony Wijaya, 2012).
Pengujian uji normalitas dengan menggunakan tabel Tests of
Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual untuk mengetahui apakah distribusi
data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak dengan menggunakan
kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut :
Tests of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov
- Jika data pada variabel X dan variabel Y lebih dari 0,05 maka
data dinyatakan berdistribusi normal.
- Jika data pada variabel X dan variabel Y kurang dari 0,05 maka
data dinyatakan tidak berdistribusi normal.117
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.118
2. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan uji prasyarat analisis untuk mengetahui pola
data, apakah data berpola linear atau tidak. Uji ini berkaitan dengan
penggunaan regresi linear.119 Dasar pengambilan keputusan uji
linearitas yaitu :
a. Berdasarkan nilai signifikansi
Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear
antara variabel X dengan variabel Y
117
Ibid, h.58
118
Ibid, h.59
119
Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2013), h. 292
97
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak
efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat
pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan
pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.121
Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan grafik Scatterplot, yaitu :
Jika terdapat pola tertentu pada grafik Scatterplot SPSS, seperti titik-
titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, menyebar
kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas.
Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar,
maka indikasinya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.122
120
Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS,
www.spssindonesia.com (Minggu, 20 Agustus 2017 / Pukul : 22.42)
121
Priyatno, Op.cit, h.60
122
Sahid Raharjo, Uji heteroskedastisitas dengan grafik Scatterplot SPSS,
www.konsistensi.com (Sabtu, 19 Agustus 2017 / Pukul. 01.25)
98
Keterangan :
Y′ : Nilai prediksi variabel dependen
a : Konstanta, yaitu nilai Y′ jika X = 0
b : Koefisien regresi
X : Variabel independen
K. Uji Hipotesis
Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode regresi linear sederhana. Untuk
membenarkan uji hipotesis, maka peneliti menggunakan uji statistik
terhadap data-data yang diperoleh, yaitu :
1. Uji Parsial (Uji t)
124
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2017), h.260-261
99
125
Priyatno, Op.cit, h.50
126
Ibid, h.51
127
Ibid, h.56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
100
101
3. Personil Madrasah
a. Kepala Madrasah
MTs Negeri 21 Jakarta mengalami beberapa kali pergantian
kepala Madrasah, sebagai berikut :
103
b. Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik MTs Negeri 21 Jakarta pada tahun pelajaran
2015/2016 :
20
15
10
0
Strata Satu Strata Dua
(S1) (S2)
Negeri
Honore
Sumber : MTs Negeri 21 Jakarta r
Gambar 4. 1: Tenaga Pendidik MTs Negeri 21 Jakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016
c. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan MTs Negeri 21 Jakarta pada tahun
pelajaran 2015/2016 :
5
4
3
2
1
0
SD / MI SMP / MTs SMA / MA Diploma III Strata Satu
(S1)
Negeri Honorer
d. Peserta Didik
Jumlah peserta didik MTs Negeri 21 Jakarta pada tahun
pelajaran 2015/2016 :
200
100 Perempua
n Laki-Laki
0
Kelas VII Kelas VIII Kelas
IX
Laki-Laki Perempuan
Reliability Statistics
,903 24
Reliability Statistics
,914 25
Jenis Belanja
Pegawai Barang Modal Bantuan Pendapatan
Sosial
4.292.357.000 1.065.480.000 97.240.000 60.000.000 5.515.077.000
Rencana Realisasi
110
D. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di MTs Negeri 21 Jakarta menggunakan
teknik pengumpulan data angket dan dokumentasi. Untuk variabel X yaitu
manajemen keuangan sekolah dengan menggunakan angket dan variabel Y
yaitu efektivitas anggaran dengan menggunakan angket dan dokumentasi
sebagai pendukung. Dalam hal ini, untuk variabel X (manajemen keuangan
sekolah) peneliti menggunakan angket yang terdiri dari 24 butir soal yang
sudah di uji validitas dan reliabilitasnya dan untuk variabel Y (efektivitas
111
anggaran) peneliti menggunakan angket yang terdiri dari 25 butir soal yang
sudah di uji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan skala likert
sehingga responden dapat memilih jawaban : (1) STS (Sangat Tidak
Setuju); (2) TS (Tidak Setuju); (3) R (Ragu-ragu); (4) S (Setuju); (5) SS
(Sangat Setuju). Untuk teknik pengumpulan data dokumentasi digunakan
untuk mendukung variabel Y (efektivitas anggaran) dengan data
dokumentasi berupa : (1) Rincian Alokasi Anggaran Tahun 2016; (2)
Rencana dan Realisasi Anggaran Per bulan pada Tahun Anggaran 2016.
1 Responden 1 71
2 Responden 2 70
3 Responden 3 82
4 Responden 4 70
5 Responden 5 33
6 Responden 6 40
112
7 Responden 7 75
8 Responden 8 83
9 Responden 9 90
10 Responden 10 69
11 Responden 11 95
12 Responden 12 84
13 Responden 13 48
14 Responden 14 75
15 Responden 15 80
16 Responden 16 75
17 Responden 17 82
18 Responden 18 80
19 Responden 19 92
20 Responden 20 80
21 Responden 21 75
22 Responden 22 84
23 Responden 23 100
24 Responden 24 64
25 Responden 25 64
26 Responden 26 60
27 Responden 27 64
28 Responden 28 88
113
29 Responden 29 64
30 Responden 30 75
31 Responden 31 76
32 Responden 32 76
33 Responden 33 77
34 Responden 34 86
35 Responden 35 86
36 Responden 36 71
37 Responden 37 84
38 Responden 38 75
39 Responden 39 64
40 Responden 40 64
41 Responden 41 64
42 Responden 42 64
43 Responden 43 75
44 Responden 44 76
45 Responden 45 60
∑ 3310
= 67
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,322 log 45
= 1 + 3,322 . 1,653
= 1 + 5,49
= 6,49 ~ 7
3) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 67 : 7
= 9,57 ~ 10
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Manajemen Keuangan
Sekolah)
33 – 42 2 37,5 75
43 – 52 1 47,5 47,5
53 – 62 2 57,5 115
63 – 72 13 67,5 877,5
73 – 82 16 77,5 1240
83 – 92 10 87,5 875
∑ 45 472,5 3327,5
1 Responden 1 100
2 Responden 2 72
3 Responden 3 65
116
4 Responden 4 98
5 Responden 5 49
6 Responden 6 42
7 Responden 7 81
8 Responden 8 67
9 Responden 9 66
10 Responden 10 74
11 Responden 11 98
12 Responden 12 91
13 Responden 13 61
14 Responden 14 82
15 Responden 15 80
16 Responden 16 75
17 Responden 17 74
18 Responden 18 80
19 Responden 19 93
20 Responden 20 80
21 Responden 21 82
22 Responden 22 80
23 Responden 23 98
24 Responden 24 69
25 Responden 25 67
117
26 Responden 26 78
27 Responden 27 67
28 Responden 28 81
29 Responden 29 75
30 Responden 30 75
31 Responden 31 80
32 Responden 32 80
33 Responden 33 80
34 Responden 34 86
35 Responden 35 86
36 Responden 36 91
37 Responden 37 67
38 Responden 38 69
39 Responden 39 75
40 Responden 40 67
41 Responden 41 67
42 Responden 42 80
43 Responden 43 86
44 Responden 44 80
45 Responden 45 81
∑ 3475
Sumber : Hasil olah data penelitian
118
42 – 49 2 45,5 91
50 – 57 0 53,5 0
58 – 65 2 61,5 123
66 – 73 10 69,5 695
74 – 81 19 77,5 1472,5
82 – 89 5 85,5 427,5
90 – 97 3 93,5 280,5
∑ 45 588 3495,5
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Manajemen Keuangan
,091 45 ,200* ,969 45 ,259
Sekolah
Efektivitas Anggaran ,108 45 ,200* ,945 45 ,034
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Berikut
ini adalah hasil uji linearitas pada SPSS versi 22, yaitu :
122
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total 4304,578 44
Sumber : Hasil olah data penelitian
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan salah satu bagian dari uji
asumsi klasik dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dalam sebuah data dan dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan
Scatterplot pada SPSS versi 22, yaitu :
123
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
Manajemen Keuangan
,571 ,107 ,631 5,329 ,000
Sekolah
Y′= a + bX
Y = 35,188 + 0,571 X
di mana :
2. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Manajemen Keuangan
Sekolah (X) terhadap Efektivitas Anggaran (Y) dalam analisis regresi
linear sederhana, bisa dilihat pada nilai R yang terdapat pada output
SPSS versi 22 yaitu :
126
Model Summary
Nilai R = 0,631
H. Interpretasi Data
Uji asumsi klasik dilakukan melalui 3 uji yaitu untuk hasil uji
normalitas dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada
tabel Tests of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Normal P-P
Plot of Regression Standardized Residual. Dari hasil uji normalitas
menggunakan tabel Tests of Normality (Tabel 4.10) disimpulkan bahwa
data pada variabel X (manajemen keuangan sekolah) memiliki nilai
signifikansi 0,200 dan variabel Y (efektivitas anggaran) memiliki nilai
signifikansi 0,200. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data
127
Diketahui nilai df adalah 43, maka dicari pada tabel statistik pada
signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi), maka di dapat nilai Ttabel sebesar
2,017. Sedangkan, Nilai Thitung didapatkan dari hasil output SPSS versi 22
pada Tabel 4.12 sebesar 5,329.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka jika Thitung ≤
Ttabel maka H0 diterima dan jika Thitung > Ttabel maka H0 ditolak. Sesuai
dengan hasil yang telah didapatkan maka hasilnya adalah Thitung (5,329) >
Ttabel (2,017) maka H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut berarti terdapat
pengaruh antara manajemen keuangan sekolah terhadap efektivitas
anggaran di MTs Negeri 21 Jakarta.
Kemudian, untuk melihat hasil persentase besarnya pengaruh
variabel X (Manajemen Keuangan Sekolah) dengan variabel Y (Efektivitas
Anggaran) yaitu dengan menggunakan koefisien determinasi atau R Square.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R Square yang
mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Dari hasil yang didapat pada Tabel 4.13 diperoleh nilai R sebesar
0,398 dan apabila dipersentasekan hasilnya adalah 39,8%. Nilai ini
mengandung bahwa pengaruh Manajemen Keuangan Sekolah (X) terhadap
Efektivitas Anggaran (Y) adalah sebesar 39,8% sedangkan 60,2%
Efektivitas Anggaran (Y) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
I. Pembahasan
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sri Minarti yaitu manajemen keuangan
diartikan sebagai suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan
dengan menggerakkan tenaga orang lain, dengan mempertimbangkan aspek
efektivitas dan efisiensi yang berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh yang dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan
pengawasan.128
Hasil pengujian statistik tersebut di dukung dengan adanya hasil
dokumentasi selain teknik pengumpulan angket yaitu data variabel Y
(efektivitas anggaran), yaitu : (1) Rincian Alokasi Anggaran Tahun 2016;
(2) Rencana dan Realisasi Anggaran Per bulan pada Tahun Anggaran 2016.
Berdasarkan dari dua hasil dokumentasi tersebut, maka akan diukur tingkat
efektivitas anggarannya. Mengukur tingkat efektivitas dengan cara
membandingkan realisasi dengan target anggaran belanja sehingga
diperoleh nilai sebesar 93,49 % dibulatkan menjadi 93 yang artinya bahwa
anggaran di MTs Negeri 21 Jakarta dapat dikatakan efektif.
Hal ini sesuai dengan hasil Jurnal yang dilakukan oleh Ariel Sharon
S, tingkat efektivitas anggaran bisa diukur dengan cara membandingkan
realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja,129 yang dimana
uraian jenis belanja tersebut sudah dijelaskan di Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008 yaitu belanja pegawai, barang, modal
dan bantuan sosial.130
Maka dapat disimpulkan bahwa, manajemen keuangan di sekolah
yang semakin baik dapat mempengaruhi tingkat keefektifan pada anggaran
di sekolah. Begitupun sebaliknya, apabila manajemen keuangan di sekolah
semakin buruk maka dapat mempengaruhi tingkat keefektifan pada
anggaran di sekolah tersebut.
Apabila dibandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu,
maka terdapat perbedaan yaitu metode penelitian ini menggunakan Regresi
128
Minarti, Op.cit., h. 213
129
Sumenge, Op.cit., h.77
130 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008
130
J. Keterbatasan Peneliti
Selama pelaksanaan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa
keterbatasan yaitu :
1. Sulitnya mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di
sekolahsekolah karena terkait judul penelitian yang datanya
dirahasiakan pihak sekolah.
2. Informasi dan data yang diperlukan peneliti tidak sepenuhnya diberikan
oleh pihak sekolah.
3. Penyusunan instrumen, pengisian angket dan pengumpulan data yang
memerlukan waktu cukup lama.
4. Tidak bisa melakukan pengambilan data melalui wawancara hal ini
dikarenakan privasi data yang diberikan.
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang pengaruh manajemen
keuangan sekolah terhadap efektivitas anggaran di MTs Negeri 21 Jakarta
seperti yang telah diuraikan di BAB IV, maka dapat diambil kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
1. Hasil uji t diketahui bahwa nilai Thitung (5,329) > Ttabel (2,017) maka H0
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut berarti terdapat pengaruh antara
manajemen keuangan sekolah terhadap efektivitas anggaran di MTs
Negeri 21 Jakarta. Serta nilai R Square yang mendekati 1 (satu) yaitu
sebesar 0,398 dan apabila dipersentasekan hasilnya adalah 39,8%
sehingga pengaruh manajemen keuangan terhadap efektivitas anggaran
sebesar 39,8% sedangkan sisanya sebesar 60,2% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
2. Hasil uji regresi linear sederhana, a = angka konstan nilainya sebesar
35,188 dan b = angka koefisien regresi nilainya sebesar 0,571. Angka
ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Manajemen
Keuangan Sekolah (X), maka Efektivitas Anggaran (Y) akan meningkat
sebesar 0,571. Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka
dengan demikian dapat dikatakan bahwa Manajemen Keuangan
Sekolah (X) berpengaruh positif terhadap Efektivitas Anggaran (Y)
sehingga persamaan regresinya adalah Y = 35,188 + 0,571 X.
b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang ditujukan
kepada pihak-pihak terkait, yaitu :
131
132
1. Bagi Sekolah
a. Pelunya kerjasama antara kepala sekolah, bendahara, tenaga
pendidik dan kependidikan, serta komite sekolah dalam melakukan
perencanaan anggaran di sekolah.
2. Bagi Bendahara
Perlu adanya pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) bagi
pegawai tata usaha terutama pelatihan dalam bidang pengelolaan
keuangan seperti pencatatan dan lain-lain.
3. Bagi Orang Tua Siswa
Harus memiliki peran serta dalam pengawasan keuangan sekolah pada
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah).
4. Bagi Peneliti Lain
a. Agar melakukan penelitian di tempat yang memiliki data yang
transparan, sehingga dalam melakukan penelitian dapat
dilaksanakan dengan mudah.
b. Jika ingin meneliti dengan judul penelitian yang sama maka perlu
diperhatikan alokasi waktu ketika sedang melakukan pengambilan
data.
c. Mencari sumber infomasi yang luas tidak hanya berpatokan kepada
sekolah tempat peneltian, semisal Kementerian Agama karna
sebagai salah satu cara agar data yang didapatkan lebih mudah.
d. Bisa menambahkan teknik pengumpulan data wawancara, karna
peneliti tidak bisa melakukan wawancara pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, Aziz A. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika, 2014.
Darsono dan Tjatjuk Siswandoko. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21.
Jakarta : Universitas Krisnadwipayana, 2012.
Jodenmot. Konsep Efektivitas dan Kinerja: Tolak Ukur Efektivitas dan Kinerja.
(www.jodenmot.wordpress.com). Rabu, 19 April 2017.
133
134
Julita. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja pada
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara. Jurnal.
Kadarman, M.A. dan Yusuf Udaya. Pengantar Ilmu Manajemen: Buku Panduan
Mahasiswa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Ilmu, 1992.
Naftali, Ester., Malia Ulfa, dan Nurlatifah, Analisis Anggaran Penjualan Obat
Sebagai Alat Ukur Efektivitas Kinerja Perusahaan Pada PT SINAR PRIMA
LESTARI. 2011.
Rachmaningtyas, Ayu. ICW mencatat ada 425 kasus korupsi sepanjang 2005-2016.
(www.kompas.com). 2017.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan II.
Jakarta : Balai Pustaka, 2002.
Usman, Husaini. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan (Edisi kedua).
Yogyakarta : Bumi Aksara, 2008.
Usman, Husaini. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan (Edisi Ketiga).
Yogyakarta : Bumi Aksara, 2010.
138
13
9
Lampiran 1
Definisi Operasional
3. Rekomendasi 54, 55
Jumlah 55
141
Lampiran 2
Definisi Operasional
Jumlah 35
142
Lampiran 3
No Pernyataan SS S R TS STS
A. Manajemen Keuangan Sekolah
1 Dalam merencanakan keuangan sekolah, Bapak/Ibu
melakukan pendataan program kegiatan sekolah yang
akan dilaksanakan
2 Dalam merencanakan keuangan sekolah, Bapak/Ibu
memperhitungkan sumber-sumber dana yang akan
diperoleh sekolah
3 Bapak/Ibu merencanakan pembiayaan untuk setiap
mata anggaran
4 Bapak/Ibu merencanakan anggaran yang harus
dikeluarkan dalam setiap program sekolah
5 Tenaga pendidik dan kependidikan mengetahui jumlah
dana yang dimiliki
6 Tenaga pendidik dan kependidikan mengetahui sumber
dana yang diperoleh
7 Sekolah bertugas mengelola keuangan yang diperoleh
dari berbagai sumber untuk membiayai proses belajar
mengajar, melengkapi sarana prasarana, meningkatkan
kesejahteraan pegawai, dan lain-lain.
8 Perencanaan keuangan sekolah disusun secara baik
untuk kebijaksanaan penggunaannya dan
mempermudah dalam melaksanakan pengawasan.
9 Sumber dana yang tersedia menjadi penentu
terlaksananya kegiatan di sekolah
10 Dalam merencanakan keuangan sekolah melibatkan
kepala sekolah, guru, staf TU, dan komite sekolah.
143
No Pernyataan SS S R TS STS
A. Manajemen Keuangan Sekolah
1 Bapak/Ibu merencanakan pembiayaan untuk setiap
mata anggaran
2 Bapak/Ibu merencanakan anggaran yang harus
dikeluarkan dalam setiap program sekolah
3 Tenaga pendidik dan kependidikan mengetahui jumlah
dana yang dimiliki
4 Tenaga pendidik dan kependidikan mengetahui sumber
dana yang diperoleh
5 Perencanaan keuangan sekolah disusun secara baik
untuk kebijaksanaan penggunaannya dan
mempermudah dalam melaksanakan pengawasan.
6 Sumber dana yang tersedia menjadi penentu
terlaksananya kegiatan di sekolah
7 Sekolah mengadakan pertemuan yang melibatkan
kepala sekolah, guru, staf TU, dan komite sekolah untuk
menentukan kebutuhan dan menentukan kegiatan
sekolah dalam kurun waktu tertentu.
8 Ketersediaan waktu, tenaga, dan dana menjadi penentu
dalam merencanakan kebutuhan dan kegiatan sekolah.
9 Semua kebutuhan sekolah tertuang dalam perencanaan
keuangan sekolah
10 Perencanaan anggaran sekolah disesuaikan dengan
rencana pengembangan sekolah secara keseluruhan,
148
Lampiran 4
No Pernyataan SS S R TS STS
B. Efektivitas Anggaran
1 Sumber dana yang diperoleh sesuai untuk
kebutuhan satu tahun pelajaran
2 Sumber dana yang diperoleh tidak sesuai
untuk kebutuhan satu tahun pelajaran
3 Tenaga pendidik dan kependidikan berperan
dalam menentukan input yang dibutuhkan
4 Tenaga pendidik dan kependidikan tidak
berperan dalam menentukan input yang
dibutuhkan
5 Terdapat sumber pendanaan lain dari
masyarakat / komite
6 Tidak terdapat sumber pendanaan lain dari
masyarakat / komite
7 Terdapat kendala/keterlambatan dalam
penerimaan sumber dana.
8 Tidak terdapat kendala/keterlambatan dalam
penerimaan sumber dana
9 Terdapat kendala/keterlambatan pihak
sekolah dalam mencairkan anggaran belanja
pegawai
10 Tidak terdapat kendala/keterlambatan pihak
sekolah dalam mencairkan anggaran belanja
pegawai
11 Terdapat mekanisme pengawasan penerimaan
sumber dana
152
No Pernyataan SS S R TS STS
B. Efektivitas Anggaran
1 Sumber dana yang diperoleh sesuai untuk
kebutuhan satu tahun pelajaran
2 Terdapat sumber pendanaan lain dari
masyarakat / komite
3 Tidak terdapat sumber pendanaan lain dari
masyarakat / komite
154
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas Pertama Manajemen Keuangan Sekolah (X)
Lampiran 6
Hasil Uji Validitas Pertama Efektivitas Anggaran (Y)
Lampiran 7
ANGKET PENELITIAN
PENGANTAR
A. Identitas Responden
Jenis Kelamin :
Usia :
Jabatan :
Lama bekerja :
No Pernyataan SS S R TS STS
B. Manajemen Keuangan Sekolah
1 Bapak/Ibu merencanakan pembiayaan untuk setiap
mata anggaran
2 Bapak/Ibu merencanakan anggaran yang harus
dikeluarkan dalam setiap program sekolah
3 Tenaga pendidik dan kependidikan mengetahui jumlah
dana yang dimiliki
4 Tenaga pendidik dan kependidikan mengetahui sumber
dana yang diperoleh
5 Perencanaan keuangan sekolah disusun secara baik
untuk kebijaksanaan penggunaannya dan
mempermudah dalam melaksanakan pengawasan.
6 Sumber dana yang tersedia menjadi penentu
terlaksananya kegiatan di sekolah
7 Sekolah mengadakan pertemuan yang melibatkan
kepala sekolah, guru, staf TU, dan komite sekolah untuk
menentukan kebutuhan dan menentukan kegiatan
sekolah dalam kurun waktu tertentu.
8 Ketersediaan waktu, tenaga, dan dana menjadi penentu
dalam merencanakan kebutuhan dan kegiatan sekolah.
9 Semua kebutuhan sekolah tertuang dalam perencanaan
keuangan sekolah
10 Perencanaan anggaran sekolah disesuaikan dengan
rencana pengembangan sekolah secara keseluruhan,
baik pengembangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
166
No Pernyataan SS S R TS STS
B. Efektivitas Anggaran
1 Sumber dana yang diperoleh sesuai untuk
kebutuhan satu tahun pelajaran
2 Terdapat sumber pendanaan lain dari
masyarakat / komite
3 Tidak terdapat sumber pendanaan lain dari
masyarakat / komite
4 Terdapat kendala/keterlambatan dalam
penerimaan sumber dana.
5 Tidak terdapat kendala/keterlambatan dalam
penerimaan sumber dana
6 Tidak terdapat kendala/keterlambatan pihak
sekolah dalam mencairkan anggaran belanja
pegawai
7 Tidak terdapat mekanisme pengawasan
penerimaan sumber dana
8 Terdapat laporan keseluruhan input yang
diperoleh oleh pihak sekolah
9 Tidak terdapat laporan keseluruhan input yang
diperoleh oleh pihak sekolah
10 Terdapat prosedur pengelolaan penerimaan
keuangan sekolah
168
Lampiran 8
Hasil Penelitian
Reliability Statistics
,903 24
Reliability Statistics
,914 25
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Manajemen Keuangan
,091 45 ,200* ,969 45 ,259
Sekolah
Efektivitas Anggaran ,108 45 ,200* ,945 45 ,034
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total 4304,578 44
:
172
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
Manajemen Keuangan
,571 ,107 ,631 5,329 ,000
Sekolah
Model Summaryb
Lampiran 9
174
175
Lampiran 10
176
Lampiran 11
177
Lampiran 12
Lampiran 13
Rencana Realisasi
Lampiran 14
BUKU KAS UMUM
180
Lampiran 15
BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
181
Lampiran 16
182
Lampiran 17
183
Lampiran 18
184
Lampiran 19
185
Lampiran 20
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
Lampiran 21
BIODATA PENULIS