Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kebijakan tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi
(SI) menuntut adanya lintasan pengembangan ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan bersamaan yang diperoleh melalui aktivitas pembelajaran
(Permendikbud No 65 Thn 2013)

Ujian Nasional bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi


lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana SK/KD yang digunakan
guru dalam pembelajaran adalah merupakan pengembangan dari SKL

Salah satu yang dijadikan indikator keberhasilah atau kualitas


pembelajaran pada satuan pendidikan adalah perolehan nilai Ujian
Nasional (UN), Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas nilai Ujian
Nasional merupakan bagian terpenting dalam program peningkatan mutu
pada setiap satuan pendidikan

Permasalahannya, masih ada sebagian materi dalam mata pelajaran


geografi dianggap sulit oleh para pendidik di sekolah sehingga belum mampu
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan tersebut
sehingga belum dapat mengantarkan peserta didik menguasai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)

Berdasarkan hal di atas, maka dipandang perlu panduan yang


digunakan sebagai acuan dalam kegiatan ini untuk memberikan pemahaman
terhadap materi yang dianggap sulit dan solusi alternatif yang dapat
ditempuh oleh guru agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal.

Keberhasilan sebuah SMA, umumnya ditentukan oleh berapa persen peserta


didik lulus dalam Ujian Sekolah dan Ujian Nasional, dan berapa persen yang
melanjutkan studi ke pendidikan tinggi. Lebih spesifik lagi keberhasilan
dalam ujian, hanya melihat dari hasil Ujian Nasional sebuah sekolah, Ujian
Sekolah seakan dipandang sebelah mata walaupun yang menjadi
pertimbangan kelulusan dari sebuah SMA adalah hasil dari Ujian Sekolah.
Masyarakat luas memandang bahwa hasil Ujian Nasional (UN) lebih obyektif
untuk menilai keberhasilan sebuah sekolah, karena pembuatan naskah soal
dan korektor bukan dilaksanakan oleh pihak sekolah tetapi oleh lembaga
yang independen, dalam hal ini diselenggarakan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Dengan demikian hasil Ujian Nasional sebuah sekolah menjadi sangat Formatted: Justified

prestisius yang berdampak kepada nilai jual sebuah sekolah. Akibatnya


upaya-upaya untuk meningkatkan hasil Ujian Nasional menjadi sangat
penting untuk meningkatkan nilai jual sekolah di samping meningkatkan
mutu pendidikan. Upaya untuk meningkatkan hasil Ujian Nasional bukan
hanya menjadi tanggung jawab sekolah dan stake holdersnya tetapi juga
menjadi program Direktorat Pembinaan SMA.
UN tahun 2016 secara nasional hasilnya mengalami penurunan yang
signifikan, walaupun IIUN 2016 meningkat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Berdasarkan data hasil UN 2016, terdapat SMA yang nilai-nilai
mata pelajarannya kurang atau sama dengan 55.
Memperhatikan kondisi tersebut dan memenuhi amanat berbagai peraturan
perundangan di atas, salah satu program Direktorat Pembinaan SMA pada
tahun 2016 adalah melakukan Bimtek Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil
Belajar (EHB) kepada sejumlah SMA. Dalam mempersiapkan kegiatan
tersebut dapat terlaksana efektif, efisien, dan mencapai hasil yang optimal,
perlu dibuat panduan yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan pengembangan materi Bimtek Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil
Belajar (EHB).

B. Tujuan
1) Menumbuhkan kesadaran guru akan pentingnya merefleksi pembelajaran
berkaitan dengan capaian hasi UN peserta didik pada materi yang
diampu
2) Membantu guru meningkatkan pemahaman terhadap materi sulit
3) Memberikan solusi alternatif yang dapat ditempuh oleh guru dalam
pembelajaran terhadap materi sulit
4) Meningkatkan keterampilan guru dalam memahami dimensi pengetahuan
materi sulit
5) Meningkatkan keterampilan guru dalam menentukan strategi dan model
pembelajaran yang sesua dengan karakteristik materi
1) Membantu guru untuk menganalisis materi-materi sulit pada setiap mata
pelajaran;
2) Membantu guru meningkatkan pemahaman tentang materi sulit pada Ujian
Nasional;
3) Memberikan solusi alternatif yang dapat ditempuh
1. Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2,
3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1" +
C. Hasil yang diharapkan Indent at: 1.25"
1) meningkatnya kesadaran guru akan pentingnya merefleksi pembelajaran
berkaitan dengan capaian hasi UN peserta didik pada materi yang
diampu
2) Meningkatnya pemahaman guru terhadap subtansi materi sulit
3) Meningkatnya pemahaman alternatif yang dapat ditempuh oleh guru
dalam pembelajaran materi sulit
4) Meningkatnya keterampilan guru dalam memahami dimensi
pengetahuan materi sulit
5) Meningkatnya keterampilan guru dalam menentukan strategi dan model
pembelajaran yang sesua dengan karakteristik materi
1) Guru mampu membuat analisis materi sulit

2) Meningkatnya pemahaman guru terhadap substansi materi sulit;

3) Terwujudnya solusi alternatif yang lebih mudah dan praktis;

BAB II PEMBAHASAN
A. Materi Sulit
Akhir-akhir ini perolehan nilai UN geografi menunjukkan grafik yang
menurun. Beberapa materi sulit dari KD atau kemampuan yang diuji mata
pelajaran geografi ditunjukkan dengan nilai terendah daya serap dalam UN
beberapa tahun terakhir,

No MATERI SULIT 2013 2014 2015


1 Tata surya/Jagad Raya 51,40 51,29 48,43
2 Hakekat Geografi 55,82 51,63 48,94
3 Informasi Geografi 58,12 52,96 48,97

Bila ditelisik dicermati lebih dalam kemampuan yang diuji materi Tata
surya/Jagad raya ada dua yakni pertama: mendeskripsikan pembentukan
bumi, tata surya dan jagad raya, kedua: mengidentifikasi planet, tatasurya
dan jagad raya, materi Hakekat Geografi hanya satu indicator yakni
menentukan penggunaan prinsip, konsep dasar, aspek dan pendekatan
geografi dalam mengkaji fenimena geosfer, sedang materi Infromasi
geografi cukup banyak yakni a) menerapkan keterampilan dasar peta dan
pemetaan, b) menganalisis penggunaan peta untuk penentuan lokasi
kegiatan ekonomi, c) menginterpretasi citra hasil penginderaan jauh dan
pemanfaatannya sebagai sumber informasi geosfer, d) mendeskripsikan
system Sistem informasi Informasi geografi Geografi (SIG) sebagai media
informasi fenomena geografi,
Materi yang termasuk sulit di atas tersebar dalam beberapa KD baik
dalam kurikulum 2006 maupun kurikulum 2013 diuraikan sebagai berkut:
1) Materi pertama tergolong sulit karena materi ini tergolong materi
abstrak, yakni toeriteori-teori atau hipotesis para ahli yang abstrak,
ditambah lagi dengan media yang kurang dan pembelajaran yang
tidak mendukung penguasaan kompetensi. Inti dari materi ini adalah
peserta didik dapat mendeskripsikan fakta/konsep yang harus
dikuasai meliputi:
a. Teori terbentuknya teori terbentuknya jagad raya (teori
Bigbang, teori Jagad raya mengembang dan nebula, teori
keadaan tetap;
b. Teori terbentuknya tatasurya (teori Nebula, teori planetisimal,
teori Pasang surut, teori Protoplanet, dan karakteristik
planet).
c. Dan karakteristik planet Formatted: Indent: Left: 1.75", No bullets or numbering

2) Materi kedua sebenarnya agak lebih mudah, akan tetapi soal-soal


yang disajikan tergolong soal-soal Higher Order Thingking (HOT),
sementara pembelajaran selama ini lebih banyak menuntut peserta
didik untuk menghafal konsep atau pembelajaran yang low Orther
Thingking (LOT) ruang lingkup materi yang harus dikuasai:
a. Konsep geografi (lokasi, jarak, keterjangkauan, aglomerasi,
morfologi, nilai kegunaan, interaksi dan interdependensi, pola,
keterkaitan ruang)
b. Prinsip geografi (penyebaran, interelasi, deskripsi dan
korologi)
c. Pendekatan geografi (keruangan, kelingkungan dan kompleks
wilayah)
d. Aspek geografi; aspek fisik (litosfer, atmosfer, hidrosfer
biosfer), dan aspek social (kependudukan, social, ekonomi,
budaya dst)
3) Materi ketiga tergolong kompleks dengan karakteristik materi yang
bersifat prosedural, dimana pembelajaran menuntut banyak praktek
atau unjuk kerja atau proyek, sementara pembelajaran di kelas lagi-
lagi lebih banyak menghafal, guru masih sebagai pusat, dan belum
berbasis pada aktivitas. Ruang lingkup yang harus dikuasai meliputi:
a. Peta dan pemetaan (prinsip dasar peta dan pemetaan serta
keterampilan menggunakan peta).
b. Interpretasi citra penginderaan jauh (komponen interpretasi
sitra, tahap-tahan dan pemanfaatan penginderaan jauh dalam
berbagai bidang kehidupan).
c. System informasi geografi (komponen-komponen, data,
pamanfaatan dalam kehidupan, keunggulan dan kelemahan).

B. Tips dan Trik


Apa yang harus dilakukan oleh guru? Berikut ini tips & trik, bagaimana guru
membangun pemahaman konsep kepada peserta didik dalam pembelajaran.
Semoga dapat menjadi solusi alternatif yang lebih mudah dan praktis yang
dapat ditempuh dalam pembelajaran. Berikut ini contoh tips dan trik
mengajarkannya:

1. Materi pertama yakni planet, tatasurya dan jagad raya tergolong materi
abstrak, yakni toeri-teori atau hipotesis para ahli yang abstrak, tips dan
trik mengajarkan materi ini:
a. Sebaiknya guru menerapkan model pembelajaran discovery atau
ingquiry, dimana peserta didik lebih banyak mencari, menemukan
dan memikirkan secara logis sehingga mereka membangun sendiri
pengetahuannya
b. Gunakan media pembelajaran yang dapat memvisualkan materi
abtrak seperti teori pemebentukan jagad raya dan hipotesis
pembentukan tata surya dapat berupa gambar, video dan animasi
c. Carilah kata-kata kunci pada setiap teori sehingga siswa dapat
membedakan dengan teori lainnya misalnya pada teori Nebula dan
teori protoplanet pada kata “awan” dan “debu” bedanya dengan
teori protoplenet pada bentuk “cakram”
d. Untuk menguji pemahaman siswa, buatlah kompetisi antar kelompok
dengan menebak teori berdasarkan tayangan gambar atau animasi,
mereka akan berdebat/berargumentasi yang berbeda setiap
kelompok
2. Materi kedua tentang prinsip, konsep, pendekatan dan aspek geografi
materi ini sebenarnya bersifat konsep dasar dalam ilmu pengetahuan
geografi dan menjadi prasyarat bagi materi lainnya. Kenapa kemudian
menjadi sulit bagi peserta didik karena soal-soal UN yang disajikan
Higher Order Thingking (HOT), adapun trik dan tips dalam
membelajarkan materi ini antara lain:
a. Biarkan anak-anak mencari sendiri pengertian semua konsep, devinisi
dari prinsip, konsep essensial, pendekatan dan aspek geografi setelah
itu mereka sendiri yang mengemukakakan apa yang telah mereka
dapatkan. Sama dengan materi sebelumnya karena meteri ini bersifat
konseptual maka sebaiknya menggunakan model discovery learning
atau inquiry learning;
b. Uji pemahaman mereka dengan mengajukan pertanyaan atau beri
kesempatan kepada mereka untuk bertanya atas apa yang mereka
belum pahami;
c. Setelah itu berilah mereka tugas mengamati kondisi lingkungan
sekitar untuk menerapkan/melihat konsep yang mereka pelajari
dalam kehidupan yang sesungguhnya. Mintalah mereka membuat
laporan dan mempresentasikan hasil pengamatan lapangan.
3. Materi ketiga tentang informasi geografi yang terdiri dari peta,
penginderaan jauh dan system informasi geografi. Oleh karena materi ini
bersifat prosedural, maka pembelajaran sebaiknya pembelajaran yang
memfasilitasi praktek atau unjuk kerja atau pembelajaran yang berbasis
proyek Adapun tips dan trik yang diperlukan dalam pembelajaran ini
antara lain
a. Untuk materi peta dan pemetaan, pengetahuan prasyarat peta
konsep-konsep sebaiknya hanya melakukan refleksi atas apa yang
mereka pernah pelajari. Selanjutnya mereka diarahkan untuk
melakukan identifikasi, membaca, menghitung jarak dan luas dengan
menggunakan skala, menginterpretasi unsur-unsur yang terdapat
pada peta, termasuk peta topografi, kemudian menyajikan dalam
bentuk laporan dan prensentasi hasil kerja secara berkelompok
sehingga pembelajaran mereka berorientasi pada hasil kerja.
b. Seperti halnya dengan materi peta dan pemetaan, materi
penginderaan jauh juga memberikan prasyarat pengetahuan yang
harus dikuasai seperti komponen, unsur-unsur interpretasi, tahap-
tahap interpretasi. Namun pembelajaran tidak sampai di situ, peserta
harus diarahkan untuk melakukan praktik interpretasi sebagai aplikasi
dari apa yang mereka telah pelajari dengan cara member tugas
mencari contoh citra, kemudian membaca dan menginterpretasi
obyek pada citra dengan matriks interpretasi dan melaporkan dan
mempresentasikan hasil interpretasi citra penginderaan jauh mereka.
c. Untuk materi sistem informasi geografi juga seperti itu, diawali
dengan pengenalan konsep, kemudian melakukan unjuk kerja dan
melaporkan/mempresentiasikan hasil kerja. Dalam hal ini mereka
harus memahami terlebih dahulu konsep dasar SIG, selanjutnya
mereka diberi tugas proyek berupa rencana membangun sarana
fasilitas pelayanan atau usaha pemamnfaatan lahan. Mereka
kemudian menentukan sendiri informasi yang dibutuhkan dan jenis
petanya, selanjutnya melakukan overlay (tumpangsusun peta) dan
mereka menemukan lokasi yang sesuai untuk sebuah peruntukan
lahan.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil refleksi Ujian Nasional ditemukan beberapa materi Formatted: Font: Not Bold, Italic

suli bagi siswa dengan perolehan nilai yang rendah seperti pada materi
Pembentukan Jagad raya, tata surya dan planet bumi, Hakekat geografi
dan informasi geografi (peta, penginderaan jauh dan system informasi
geografi
2. Dimensi pengetahuan setiap materi perlu dipahami agar dalam memilih
model pembelajaran yang tepat. Untuk materi yang bersifat fakta dan
konsep maka sangat baik pembelajaran Discover learning dan Inquiri
seperti materi Jagad raya, tata surya planet bumi dan materi hakekat
geografi sedangkan materi informasi geografi sangat tepat dibelajarkan
dengan menggunakan project base learning
Karena soal-soal yang di UN kan mengarah ke soal-soal HOT maka harus diimbangin Formatted: No bullets or numbering

dengan pembelajaran HOT pula, guru harus berani menerapkan model-model


pembelajarn
Walaupun UN tidak lagi menjadi tolok ukur kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, masyarakat masih menilai bahwa salah satu indikator keberhasilan
sebuah sekolah (SMA) dapat dilihat dari hasil UN. Apalagi salah satu tujuan
diselenggarakannya UN adalah untuk pemetaan pendidikan, yang akan berdampak
munculnya motivasi dari setiap sekolah untuk menyelenggarakan UN dengan baik dan
memperoleh hasil yang baik.

Upaya-upaya untuk meningkatkan hasil UN, perlu diimbangi dengan peningkatan


kemampuan guru untuk membahas soal-soal UN yang daya serapnya masih rendah.
Berdasarkan analisis hasil UN, soal-soal yang berdaya serap rendah adalah soal
kateori HOTS, oleh sebab itu perlu membiasakan peserta didik untuk berlatih dengan
soal-soal tersebut.
3. Formatted: Font: Not Bold, Italic

B. Saran/Rekomendasi Formatted: No bullets or numbering

1. Tingkatkan kualitas tenaga pendidik di tingkat satuan pendidikan


melalui upaya yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan,
pemerintah daerah, dan pemerintah pusat;
2. Persiapkan peserta didik dengan baik untuk menghadapi UN, dengan
memberikan pengertian pentingnya UN, pemahaman terhadap materi
UN, dan membiasakan soal-soal kategori HOTS.
1. Guru secara individu atau kelompok GMGP perlu melakukan refleksi
hasil-hasil pembelajaran yang telah dilakukan untu memperbaiki
pembelajaran
2. Guru perlu memahami dimensi pengetahuan materi untuk memudah
guru dalam memilih model yang sesuai dengan karakteristik materi
pelajaran
3. Guru perlu meningkatkan pemahaman terhadap model-model
pembelajaran dan berupaya menerapkan pembelajaran yang berbasis
aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai