Anda di halaman 1dari 12

Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

DRAFT NASKAH

PEMBAHASAN MATERI SULIT


MATEMATIKA IPA

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 1


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan sebuah SMA, umumnya ditentukan oleh berapa persen peserta didik
lulus dalam Ujian Sekolah dan Ujian Nasional, dan berapa persen yang
melanjutkan studi ke pendidikan tinggi. Lebih spesifik lagi keberhasilan dalam
ujian, hanya melihat dari hasil Ujian Nasional sebuah sekolah, Ujian Sekolah
seakan dipandang sebelah mata walaupun yang menjadi pertimbangan kelulusan
dari sebuah SMA adalah hasil dari Ujian Sekolah. Masyarakat luas memandang
bahwa hasil Ujian Nasional (UN) lebih obyektif untuk menilai keberhasilan sebuah
sekolah, karena pembuatan naskah soal dan korektor bukan dilaksanakan oleh
pihak sekolah tetapi oleh lembaga yang independen, dalam hal ini diselenggarakan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Dengan demikian hasil Ujian Nasional sebuah sekolah menjadi sangat prestisius
yang berdampak kepada nilai jual sebuah sekolah. Akibatnya upaya-upaya untuk
meningkatkan hasil Ujian Nasional menjadi sangat penting untuk meningkatkan
nilai jual sekolah di samping meningkatkan mutu pendidikan. Upaya untuk
meningkatkan hasil Ujian Nasional bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah
dan stake holdersnya tetapi juga menjadi program Direktorat Pembinaan SMA.
Itulah sebabnya dibuat panduan Pembahasan Materi Sulit ini.

B. Tujuan

Panduan ini disusun dengan tujuan,


1) Membantu guru meningkatkan pemahaman tentang materi sulit pada Ujian
Nasional;
2) Memberikan solusi alternatif yang dapat ditempuh

C. Hasil yang diharapkan

1) Meningkatnya pemahaman guru terhadap substansi materi sulit;


2) Terinspirasi solusi alternatif yang lebih mudah dan praktis;

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 2


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

BAB II PEMBAHASAN

A. Materi Sulit

Analisis hasil UN yang diterbitkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang


Kemdikbud, menunjukkan daya serap siswa pada UN setiap tahun berubah-ubah
sesuai dengan tingkat kesulitan soal UN pada tahun itu, beberapa materi hampir
setiap UN, daya serapnya selalu rendah (kurang dari 50%), seperti pada mata
pelajaran Matematika IPA beberapa pokok bahasan yang seringkali mendapatkan
daya serap rendah adalah.

1. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan kaidah


pencacahan, permutasi, kombinasi, dan hitung peluang (daya serap nasional
pada UN tahun 2015 hanya 12,39%)

Pada UN tahun 2014 muncul 3 soal tentang Kaidah Pencacahan no. 38,
Permutasi no. 39, dan Peluang Kejadian Saling Lepas sbb.
a. Budi mempunyai koleksi 3 pasang sepatu dengan merek yang berbeda, dan
4 baju berlainan coraknya, serta 3 celana yang berbeda warna. Banyak cara
berpakaian Budi dengan penampilan yang berbeda adalah ....
b. Dari 7 finalis lomba menyanyi akan ditetapkan gelar juara I, II, dan III.
Banyak susunan gelar kejuaraan yang mungkin adalah ....
c. Dua buah dadu dilempar undi satu kali, peluang muncul mata dadu
berjumlah 9 atau 6 adalah ....

Pada UN tahun 2015 muncul 2 soal pada nomor urut 39 tentang Permutasi dan
nomor 40 tentang Hitung Peluang sbb.
a. Dalam suatu organisasi akan dipilih pengurus sebagai ketua, sekretaris,
dan bendahara dari 8 calon yang memenuhi kriteria. Banyak susunan
pengurus yang mungkin dari 8 calon tersebut adalah ....
b. Seorang penjaga gawang profesional mampu menahan tendangan penalti
3
dengan peluang 5. Dalam sebuah kesempatan dilakukan 5 kali tendangan.
Peluang penjaga gawang mampu menahan 3 kali tendangan penalti adalah
....

Pada UN tahun 2016 muncul 3 soal pada nomor urut 36 tentang Hitung
Peluang, nomor 39 tentang Permutasi bersyarat dan nomor 40 tentang
Kombinasi bersyarat sbb.
a. Di sebuah toko tersedia 1 lusin, 2 diantaranya rusak. Ada 3 orang akan
membeli masng-masing 1 lampu. Peluang pembeli ketiga mendapatkan
lampu rusak adalah ....
b. Sebuah hotel akan membuat papan nomor kamar. Pemilik hotel
berkeinginan menggunakan angka 0, 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 dan nomor yang

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 3


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

terbentuk terdiri dari 3 angka berbeda dan bernilai lebih dari 500. Banyak
papan nomor kamar yang dapat dibuat adalah ....
c. Seorang siswa diwajibkan mengerjakan 8 dari 10 soal, tetapi soal nomo 7
sampai 10 wajib dikerjakan. Banyak pilihan yang harus diambil siswa
tersebut adalah ....

Bagi siswa yang kemampuan nalarnya tidak tinggi akan mengalami kesulitan
dalam memecahkan persoalan di atas.
Perkiraan faktor penyebab kesalahan adalah sbb,
a. Tidak bisa membedakan kejadian sehari-hari yang termasuk Permutasi atau
Kombinasi, sehingga keliru menerapkan rumus. Contoh memilih juara I, II,
dan III dari 7 finalis. Apakah menggunakan Permutasi atau Kombinasi?
Karena mengurutkan 3 orang yang memperoleh juara I, II, dan III maka
banyaknya susunan memilih 3 orang yang mendapat gelar juaran dari 7
orang adalah permutasi 3 dari 7 orang atau 𝑷𝟕𝟑 bukan 𝑪𝟕𝟑 .
b. Variasi soal Kombinasi bersyarat, seperti memilih 8 dari 10 soal, tetapi soal
nomor 7 sampai 10 wajib, sebetulnya bukan lagi memilih 8 dari 10 tetapi
tinggal memilih 4 dari 6 soal karena nomor 7 s.d. 10 wajib dikerjakan atau
Kombinasi 4 dari 6.
c. Variasi soal Permutasi bersyarat, contoh menyusun bilangan 3 angka yang
berbeda lebih dari 500 yang dapat dibuat dari angka-angka : 0, 1, 2, 3, 5, 6,
7, 8, 9.
Angka pertama hanya bisa ditempati oleh angka 5, 6, 7, 8, atau 9 (ada 5
angka yang bisa menduduki pada posisi angka pertama)
Angka kedua dan ketiga bisa ditempati oleh angka yang lain selain yang
sudah dipakai pada angka pertama (ada 8 angka yang bisa menduduki pada
posisi angka kedua dan ketiga atau permutasi 2 dari 8 angka yang ada
𝟖!
ditulis 𝑷𝟖𝟐 𝒂𝒕𝒂𝒖 (𝟖−𝟐)!
= 𝟖 .𝟕
d. Kejadian saling bebas (independent) dan saling lepas (mutually eksklusif)
dalam mencari peluang suatu kejadian, Kejadian saling bebas dihubungkan
dengan kata “dan” sedangkan kejadian saling lepas dihubungkan dengan
kata “atau”, seperti dalam menyelesaikan soal Peluang penjaga gawang
mampu menahan 3 kali tendangan penalti dari 5 kali tendangan yang
3
dilakukan, kalau diketahui peluang mampu menahan tendangan penalti ,
5
2
artinya peluang tidak mampu menahan tendangan penalti . Apabila
5
mampu menahan tendangan penalti disebut TIDAK GOL (T) dan tidak
mampu menahan tendangan penalti artinya GOL (G) maka dalam 5 kali
tendangan dan mampu menahan 3 kali tendangan penalti itu
kemungkinannya adalah :
T T T G G
T T G G T
T G G T T

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 4


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

G G T T T
dst sama dengan menentukan banyaknya susunan 5 huruf dimana ada 2
5 !
huruf G yang sama dan 3 huruf T yang sama, yaitu 3 !2 !
Jadi peluangnya dapat dihitung menggunakan cara :
5 ! 3 3 3 2 2
(5 ) (5 ) ( 5 ) ( 5 ) ( 5)
3 !2 !

2. Menentukan jarak antara titik ke garis, jarak antara dua garis bersilangan,
garis dengan bidang, dan bidang dengan bidang pada pokok bahasan
Dimensi Tiga (daya serap nasional pada UN tahun 2015 hanya 35,08)

a. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 9 cm. Jika titik T terletak


pada pertengahan garis HF. Jarak titik A ke garis CT adalah .... (UN 2014
no. 22)

b. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 4 cm. Titik N tengah-tengah


AE. Jarak titik H ke BN adalah .... (UN 2015 no. 24)

c. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Jarak titik E


ke garis FD adalah .... (UN 2016 no. 22)

Perkiraan faktor penyebab daya serap nasional rendah adalah :


a. Pokok bahasan dimensi tiga menuntut kemampuan abstraksi yang tinggi,
karena bangun ruang (dimensi tiga) digambar pada bidang gambar
berdimensi dua. Sehingga sudut dan panjang garis yang terlihat tidak seperti
ukuran yang sebenarnya.
b. Tidak dapat mencari panjang garis tinggi pada segitiga menggunakan
persamaan luas daerah segitiga.
Contoh untuk menyelesaikan soal UN tahun 2015 nomor 24, yaitu

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 4 cm. Titik N tengah-


tengah AE. Jarak titik H ke BN adalah ....
N
H G

E F

2√5 2√5
N 2√2 x
D C 𝑥 .2√5 = 2√2 (4√3)
8√6 √5 8√30 4√30
H
A B 𝑥 = 2√5 𝑥B √5 = 10 = 5
4√3

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 5


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

3. Menentukan sudut antara dua garis, garis dengan bidang, bidang dengan
bidang pada pokok bahasan Dimensi Tiga (daya serap nasional pada UN
tahun 2015 hanya 40,07%)

a. Kubus ABCD.EFGH memiliki rusuk 4 cm. Sudut antara AE dan bidang


AFH adalah α. Nilai sin α =.... (UN tahun 2014 no. 23)

b. Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 12 cm, sinus sudut antara bidang ACF
dengan bidang ACH adalah.... (UN tahun 2015 no. 25)

c. Diketahui rusuk kubus ABCD.EFGH adalah a satuan, tangen sudut antara


garis AH dan bidang BDHF adalah .... (UN tahun 2016 no.23)

Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah :


a. Tidak faham bagaimana prosedur menentukan sudut antara garis dengan
bidang
b. Tidak faham bagaimana prosedur menentukan sudut antara bidang dengan
bidang
c. Tidak faham perbandingan trigonometri untuk sinus, cosinus, dan tangen.

Contoh untuk menyelesaikan soal : Menentukan tangen sudut antara garis


AH dan bidang BDHF pada kubus ABCD.EFGH yang panjang rusuknya
adalah a satuan.
H G
Proyeksi AH pada BDHF adalah TH
E F Sudut antara AH dan bidang BDHF
adalah sudut antara AH dan TH yaitu
sudut AHT
𝑎
D C 𝐴𝑇 √2 √12 √3
Tangen AHT = 𝑇𝐻 = 𝑎2 = =
√6 6 3
T 2

A B

4. Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan


penerapan turunan (daya serap nasional pada UN tahun 2015 hanya
40,77%)

1
a. Diketahui fungsi g(x) = 3 x 3 − A2 x + 2, A = konstanta. Jika f(x) = g(2x – 1)
dan f naik pada x ≤ 0 atau x ≥ 1, nilai minimum relatif g adalah .... (UN
tahun 2014 no. 29)
b. Icha akan meniup balon karet berbentuk bola. Ia menggunakan pompa untuk
memasukkan udara dengan laju pertambahan volume udara 40 cm3/detik.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 6


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

Jika laju pertambahan jari-jari bola 20 cm/detik, jari-jari bola setelah ditiup
adalah .... (UN tahun 2015 nomor. 31)
c. Sebidang tanah akan dibatasi oleh pagar dengan menggunakan kawat
berduri seperti pada gambar. Batas tanah yang dibatasi pagar adalah yang
tidak bertembok. Kawat tersedia 800 meter, berapakah luas maksimum yang
dapat dibatasi oleh pagar yang tersedia. (UN tahun 2016 no. 30)

Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah

a. Tidak mengetahui cara mencari titik stasiner dan jenis-jenisnya (maksimum


relatif, minimum relatif, dan titik belok)
b. Tidak dapat mengubah dari kalimat verbal menjadi kalimat matematika
(berupa persamaan)

Contoh : Mencari luas maksimum dari sebidang tanah yang dibatasi pagar
kawat berbentuk sepeerti pada gambar, jika panjang kawat yang tersedia
adalah 800 meter.

Tembok

Area Tanah Pagar

Pagar kawat

Jawaban : Karena kawatnya 4 lapis sama panjang, maka 1 lapis memerlukan


kawat yang panjangnya 200 meter. Kalau lebar pagar kawat x meter, maka
ukuran panjang pagar kawat adalah (200 – 2x) meter.

Sehingga luasnya : L(x) = x (200 – 2x) = 200x – 2 x2

Turunan pertama dari fungsi luas adalah : L’(x) = 200 – 4x

Mencapai maksimum apabila 200 – 4x = 0  x = 50 meter

Sehingga luas maksimum = 200(50) – 2 (502) = 10.000 – 5000 = 5000 meter2

5. Menentukan integral tertentu fungsi trigonometri (daya serap nasional pada


UN 2015 hanya 48,79%).
𝜋
a. Nilai dari ∫02 (sin 2𝑥 cos 2𝑥)𝑑𝑥 adalah .... (UN tahun 2014 no. 32)
𝜋
b. Hasil ∫𝜋 (2 sin 𝑥 − 4 cos 2𝑥)𝑑𝑥 adalah .... (UN tahun 2015 no. 35)
2

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 7


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

Perkiraan faktor penyebab daya serapnya rendah


a. Mengintegralkan fungsi trigonometri tertukar dengan cara menurunkan
fungsi trigonometri
b. Tidak hafal nilai-nilai fungsi trigonometri dengan satuan sudutnya dalam
radian

Contoh menentukan nilai fungsi trigonometri


𝜋

∫(2 sin 𝑥 − 4 cos 2𝑥)𝑑𝑥


𝜋
2
= – 2 cos x – 2 sin 2x |𝜋𝜋
2
𝜋
= - 2 cos π – 2 sin 2π – (- 2 cos 2 - 2 sin π )
= - 2 ( - 1) – 2 ( 0 ) + 2 ( 0 ) + 2 ( 0 )
=2

B. Tips dan Trik


1. Untuk menyelesaikan masalah pertama tentang kaidah pencacahan, permutasi,
kombinasi, dan hitung peluang.
Urut-urutan materi yang harus disampaikan :
a. Kaidah Pencacahan termasuk pengisian nilai tempat, dengan memberikan
contoh-contoh kontekstual yang bervariasi, seperti kaos sebuah tim yang
mempunyai k celana yang berbeda dan n kaos yang berbeda,dari kota A ke
kota B ada k jalan yang berbeda dan dari B ke C ada n jalan yang berbeda,
ditanyakan berapa cara dari kota A ke kota C melalui B, selanjutnya
ditingkatkan kalau seseorang bergerak dari kota A ke kota C melalui B
kemudian kembali lagi ke A melalui B dengan tidak melalui route yang
sama.Kemudian kaidah pencacahan dikaitkan dengan pohon faktor.
b. Permutasi dan Kombinasi dijelaskan rumus dan perbedaannya dengan
contoh-contoh kontekstual, tidak dijelaskan satu persatu agar apabila
menemukan soal tidak bingung memilih apakah suatu kejadian itu
termasuk permutasi dan kombinasi. Permutasi dikembangkan kepada
permutasi ada unsur yang sama, contoh : banyaknya susunan 10 huruf yang
dapat disusun dari kata MATEMATIKA, Permutasi siklis dengan
bermacam-macam variasi, seperti menentukan banyaknya susunan berbaris
dari n orang jika ada 2 orang selalu berbaris berdampingan, atau disusun
melingkar apabila duduk berkelompok atau ada 2 orang tertentu
berdekatan, seperti soal UN tahun 2014 “Sebuah keluarga bapak, ibu dan 5
orang analnya akan duduk mengelilingi meja bundar dimana bapak dan ibu
selalu duduk berdampingan.
c. Hitung peluang sulit dibuktikan dan tidak eksak apabila melihat dari sekali
kejadian atau sekali percobaan. Sehingga untuk menjelaskan hitung

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 8


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

peluang harus diberikan apersepsi untuk membangkitkan minat siswa


mempelajari peluang dengan memberikan contoh-contoh kontekstual.
Jelaskan pula hubungannya Hitung Peluang dengan materi bahasan
sebelumnya (kaidah pencacahan permutasi, dan kombinasi).
1) Jelaskan tentang kejadian komplementer, seperti Peluang lulus dan
peluang tidak lulus, minimal ada satu dengan tidak ada sama sekali.
2) Teori binomium Newton dengan contoh kontekstual seperti dalam
melempar 5 uang logam yang dilempar sekaligus.
3) Jelaskan kejadian saling bebas dan saling lepas, walaupun dapat dilihat
dari penggunaan kata “dan” dengan kata “atau” tetapi ada kata atau
yang menghubungkan kejadian yang tidak saling lepas, seperti dala
pelemparan sebuah dadu, berapa peluang nampak mata dadu prima
atau mata dadu bilangan genap. Prima dengan genap bukan kejadian
saling lepas karena ada irisannya, yaitu mata dadu 2.
4) Jelaskan suatu kejadian yang memuat sekaligus saling bebas dengan
saling lepas, seperti soal : Dari 1 lusin lampu ada 2 yang rusak, 3 orang
membeli lampu, tentukan peluang orang ketiga mendapat lampu rusak.

2. Untuk menyelesaikan permasalahan kedua dan ketiga tentang Dimensi Tiga:


Menentukan jarak antara titik ke garis, jarak antara dua garis bersilangan, garis
dengan bidang, dan bidang dengan bidang pada pokok bahasan Dimensi Tiga,
dan menentukan sudut antara dua garis bersilangan, garis dan bidang, antara
dua bidang.
a. Dimulai dari mengingat kembali konsep garis yang tidak terbatas
panjangnya dan konsep bidang yang tidak terbatas bidang. Garis AB bukan
dari A ke B tetapi garis yang melalui titik A dan titik B. Bidang ABC
berbeda dengan segitiga ABC, karena bidang ABC adalah bidang yang
luasnya tidak terbatas yang memuat titik A, B, dan C.
b. Visualisasi benda-benda ruang yang ada di sekiar kelas atau menggunakan
alat peraga, bangun kubus, bangun balok, bangun limas, dll. Visualisasi
bisa menggunakan bantuan multi media.
c. Perkuat konsep proyeksi titik pada garis dan proyeksi garis pada bidang,
karena dalam mencari jarak dan sudut pada dimensi tiga seringkali
digunakan.
d. Review materi kesejajaran, sudu-sudut yang sama, kesebangunan, tripel
Pythagoras, panjang diagonal bidang sebuah kubus dan panjang diagonal
ruang sebuah kubus.
e. Review perbandingan trigonometri, karena apabila menentukan sudut
antara garis dan bidang, atau garis dan garis, sering kali digunakan

3. Untuk memecahkan masaah keempat tentang menyelesaikan masalah


kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penerapan turunan.
a. Penjelasan pokok bahasan turunan (diferensial) harus dikaitkan dengan
penerapannya, bukan hanya sekedar rumus yang mudah dihapal. Banyak

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 9


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

siswa mengetahui cara menentukan turunan dari fungsi f(x) = axn tetapi
kada tidak faham arti dari turunan sebuah fungsi, seperti turunan kurva y =
axn artinya menentukan gradien garis singgung kura tersebut disebuah titik
tertentu.
b. Berikan contoh-contoh penerapan turunan pada fungsi aljabar dan
trigonometri yang berjenjang, dari turunan tak tentu sampai turunan
tertentu, seperti f’(2).
c. Kaitkan penggunaan turunan dengan mata pelajaran lain, seperti fisika yang
sudah mempelajari dan menggunakan turunan sebelum pada mata pelajaran
matematika diberikan.
d. Kaitkan titik ekstrim fungsi kuadrat yang menggunakan turunan dengan
menentukan nilai maksimum dan nilai minimum.

4. Untuk memecahkan persoalan kelima tentang menentukan integral tertentu


fungsi trigonometri.
a. Review rumus identitas trigonometri yang banyak digunakan dalam
pengintegralan fungsi trigonometri, seperti rumus mengubah bentuk
perkalian menjadi bentuk penjumlahan.
b. Biasakan penggunaan satuan sudut radian, termasuk nilai sinus, cosinus,
tangen sudut-sudut istimewa dalam satua radian.
c. Soal-soal integral yang harus diselesaikan menggunakan cara substitusi,
integral parsial, atau integral fungsi trigonometri biasa, diberikan secara
acak, tidak perlu dikelompokkan, agar mengetahui cara-cara yang tepat
untuk mengerjakan suatu soal integral fungsi trigonometri.
d. Berikan soal-soal menyelesaikan integral tertentu fungsi trigonometri
dengan batas sudut istimewa dalam radian yang banyak, untuk
membiasakan menentukan nilai fungsi trigonometri sudut-sudut istimewa
dalam radian.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 10


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Walaupun UN tidak lagi menjadi tolok ukur kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, masyarakat masih menilai bahwa salah satu indikator keberhasilan
sebuah sekolah (SMA) dapat dilihat dari hasil UN. Apalagi salah satu tujuan
diselenggarakannya UN adalah untuk pemetaan pendidikan, yang akan berdampak
munculnya motivasi dari setiap sekolah untuk menyelenggarakan UN dengan baik
dan memperoleh hasil yang baik.

Upaya-upaya untuk meningkatkan hasil UN, perlu diimbangi dengan peningkatan


kualitas soal-soal UN, sehingga hasil UN yang baik dapat mencerminkan kualitas
pendidikan yang baik. Dengan menyisipkan beberapa soal berkategori Higher
Order Thinking Skills (HOTS) yang makin tahun makin meningkat kualitas dan
kuantitasnya, kualitas soal-soal UN menjadi semakin meningkat.

Upaya sekolah harus dimulai dari upaya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya
dengan memberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan diri
melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Pelatihan bagi tenaga pendidik
dari sekolah yang memperoleh nilai UN di bawah standar, adalah salah satu upaya
pemerintah untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik.

B. Saran/Rekomendasi

Beberapa saran atau rekomendasi sbb.


1. Tingkatkan terus kualitas soal-soal UN dengan menambah soal-soal kategori
HOTS;
2. Tingkatkan kualitas tenaga pendidik di tingkat satuan pendidikan melalui upaya
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan
pemerintah pusat;
3. Persiapkan peserta didik dengan baik untuk menghadapi UN, dengan
memberikan pengertian pentingnya UN, pemahaman terhadap materi UN,
membiasakan soal-soal kategori HOTS.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 11


Panduan Pembahasan Soal Sulit Mapel Matematika

LEMBAR KERJA

Mata Pelajaran : .........................................

Materi dengan daya serap Perkiraan Faktor Penyebab Solusi


No 10 terendah pada UN 2016 (Sistematika dan langkah-
langkah pembelajaran)

10

..................... , .................... 2016

___________________________

©2016, Direktorat Pembinaan SMA Page 12

Anda mungkin juga menyukai