Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI BISNIS

Daftar Istilah Interior yang Berkaitan dengan


Aturan-aturan di Pemerintah Daerah

Yossevani Sarah Sanjaya / 615170030

Dosen : Drs. Hafidh Indrawan, M. Sn.

Fakultas Seni Rupa dan Desain

Universitas Tarumanagara

2020
1. Bangunan Deret/ Rapat
Bangunan yang diperbolehkan rapat dengan batas perpetakan atau batas pekarangan pada
sisi samping.

2. Bangunan Tunggal
Bangunan yang harus memiliki jarak bebas dengan batas perpetakan atau batas pekarangan
pada sisi samping dan belakang.

3. Bangunan Rendah
Bangunan dengan ketinggian bangunan sampai dengan 4 lapis.

4. Bangunan Sedang
Bangunan dengan ketinggian bangunan 5 sampai dengan 8 lapis.

5. Bangunan Tinggi
Bangunan dengan ketinggian bangunan diatas 8 lapis.

6. Daerah Perencanaan
Bagian lahan/ pekarangan yang terletak dalam satuan perpetakan atau terletak didalam
batas-batas perpetakan dan atau dibelakang GSJ.

7. GSB (Garis Sempadan Bangunan)


Garis batas imajiner yang tidak boleh dilampaui oleh bangunan.

8. GSJ (Garis Sempadan Jalan)


Garis rencana jalan yang ditetapkan dalam rencana kota.

9. GSS (Garis Sempadan Sungai)


Garis batas luar pengaman yang ditetapkan dalam mendirikan bangunan dan atau pagar yang
ditarik pada jarak tertentu dari baru parit atau sungai.

10. IMB (Izin Mendirikan Bangunan)


Perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemilik bangunan gedung untuk
membangun sesuai persyaratan administrasi dan teknis yang berlaku.

11. IPB (Izin Penggunaan Bangunan)


Izin yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum setelah bangunan selesai
dilaksanakan sesuai IMB dan telah memenuhi persyaratan fungsi perlengkapan bangunan,
tapi istilah IPB sekarang sudah diganti menjadi SLF (sertifikat Laik Fungsi).

12. IPTB (Izin Pelaku Teknis Bangunan)


Izin yang diberikan oleh Dinas kepada pelaku teknis bangunan gedung yang terdiri dari
perencana, pengawas pelaksanaan, pemelihara, dan pengkaji teknis bangunan gedung.

13. Jarak Bebas Belakang


Ruang terbuka minimal pada sisi belakang bangunan terhadap batas pekarangan dengan
panjang ruang tertentu, yang harus dipenuhi sesuai jenis peruntukan dalam rencana kota.
14. Jarak Bebas Samping
Ruang terbuka minimal pada sisi samping bangunan terhadap GSB dan batas perpetakan/
pekaranga, yang harus dipenuhi sesuai jenis peruntukan dalam rencana kota.

15. KDB (Koefisien Dasar Bangunan)


Batas maksimal lahan yang diperbolehkan untuk dibangun dalam suatu tapak/site. Angka
persentase perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas perpetakan atau
luas daerah perencanaan.

16. KDH (Koefisien Dasar Hijau)


Angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka diluar bangunan gedung
yang diperuntukkan bagi pertamanan atau penghijauan dan Luas Lahan Perpetakan atau
Lahan Perencanaan yang dikuasai sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Detil Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi.

17. KLB (Koefisien Lantai Bangunan)


Angka perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas perpetakan atau luas
daerah perencanaan.

18. KMB (Kelayakan Menggunakan Bangunan)


Izin yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum setelah habis masa berlakunya
IPB ( yaitu 5 tahun untuk bangunan Non Rumah Tinggal dan 10 tahun untuk bangunan
Rumah Tinggal ) dan telah dilakukan pengkajian bangunan oleh konsultan pengkaji
bangunan serta dinilai memenuhi persyaratan kelayakan untuk berfungsinya bangunan,
istilah KMB sekarang sudah diganti menjadi SLF (sertifikat Laik Fungsi).

19. KTB (Koefisien Tapak Basemen)


Persentase perbandingan antara luas tapak basemen dan luas lahan/tanah yang dimiliki. Hal
ini hanya berlaku untuk bangunan yang memiliki basemen.

20. Perpetakan atau Kapling


Bidang tanah yang ditetapkan ukuran dan batas-batasnya sebagai satuan-satuan yang sesuai
dengan rencana kota.

21. Peruntukan
Ketetapan guna fungsi ruang dalam lahan/lingkungan tertentu yang ditetapkan dalam
rencana kota. Peruntukan lokasi ini menentukan jenis-jenis bangunan yang dapat didirikan
pada lokasi tersebut.

22. Kkt (Peruntukan Karya Perkantoram)


Jenis peruntukan tanah/lokasi yang dapat didirikan bangunan Kantor/Perkantoran atau
sejenisnya.

23. Kpd (Peruntukan Karya Perdagangan)


Jenis peruntukan tanah/lokasi yang dapat didirikan bangunan Toko/Pertokoan atau
sejenisnya.
24. Banyak jenis-jenis peruntukan lain, seperti WKT (Wisma Kantor), WDG (Wisma Dagang), KIN
(Karya Industri), KPG (Karya Pergudangan), SPD (Suka Sarana Pendidikan), SSK (Suka Saran
Kesehatan), SRO (Suka Rekreasi dan Olahraga), PHT (Penyempurna Hijau Taman), dsb.

25. RMJ (Ruang Milik Jalan)


Ruang yang terdapat pada badan jalan tersebut, yang berbatasan termasuk pedestrian atau
trotoar dan saluran.

26. SIPPT (Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah)


Surat Izin dari Gubernur untuk penggunaan tanah bagi bangunan bila kepemilikan tanah yang
luasnya 5.000 M2 atau lebih.

27. SLF (Sertifikat Laik Fungsi)


Sertifikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah terhadap Bangunan Gedung yang telah
dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan berdasar hasil
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai syarat untuk dapat dimanfaatkan
sesuai fungsi bangunannya.

Anda mungkin juga menyukai