Anda di halaman 1dari 12

MODUL 01 SISTEM KOMUNIKASI

Iman Manarul Arifin (13211009)

Asisten: Marini Nur Izzah (13210060)


Tanggal Percobaan: 12/02/2014
EL3216 – Praktikum Sistem Komunikasi
Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak
Pada poercobaan kali ini praktikan melakukan percobaan dengan menggunakan instrumen NI ELVIS. NI ELVIS
merupakan instrumen yang memiliki modul esensial dalam pengukuran seperti generator sinyal, catu daya, multimeter digital,
dan Osiloskop. Selain itu, terdapat pula modul pendukung lain seperti adder, multiplier, master signal, voltage controlled
oscillator, dan lainnya yang mendukung pemrosesan sinyal dalam komunikasi. Hasil pengukuran diperoleh melalui pembacaan
data digital pada PC yang diakuisisi dari NI ELVIS. Pada percobaan modulasi sinyal, dilakukan analisis AM dan
DSBSC sinyal pada domain waktu dan frekuensi untuk memperoleh karakteristik setiap sinyal. Hasil yang diperoleh sudah
mendekati karakteristik ideal dari setiap sinyal.
Kata kunci: AM, amplituda, DSBSC, modulasi, NI ELVIS

1. PENDAHULUAN
Pada modul ini dilakukan percobaan mengenai penenalan instrumen NI ELVIS dan prinsip dasar
modulasi. Tujuan dari modul percobaan ini adalah :
1. Memahami konsep pengukuran dengan menggunakan instrumentasi NI ELVIS
2. Memperoleh karakteristik modulasi sinyal AM dan DSBSC

2. STUDI PUSTAKA

2.1 MODULASI AMPLITUDA


Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal
informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi. Pada jenis
modulasi ini amplituda sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplituda sesaat
sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.

Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan sebagai gelombang sinusoidal juga,
dengan persamaan matematisnya:

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 1


dimana, Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal
pembawa Em = amplituda maksimum sinyal pemodulasi ωm = 2π fm dengan fm adalah frekuensi
sinyal pemodulasi Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplituda, diturunkan dari :

menjadi,

sehingga index modulasi (m) :

index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal pembawa.
Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi AM akan cacat dan apabila
index modulasi terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal termodulasi tidak maksimal. Untuk
menghindari keadaan overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih dari
100 %, maka kita harus dapat membatasi besar-kecilnya modulasi yang terjadi. Hal ini dapat diatasi
dengan cara menentukan nilai index modulasi (m). Pengaruh indeks modulasi terhadap proses
modulasi sinyal pembawa dapat di pahami dari gambar berikut: Pengaruh Indeks Modulasi

Kondisi index modulasi m = 1 adalah kondisi ideal, dimana proses modulasi amplituda menghasilkan
output terbesar di penerima tanpa distorsi. Spektrum sinyal AM dapat digambarkan sebagai berikut:

Spektrum Sinyal AM Dari gambar diatas terlihat, modulasi amplituda memerlukan bandwidth 2x
bandwidth sinyal pemodulasi (= 2fm). Daya total sinyal AM dapat dituliskan dalam persamaan
matematik sebagai berikut :

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 2


dimana Pc adalah daya sinyal pembawa. adalah daya total sideband (LSB +USB) Dari persamaan
-persamaan tersebut di atas dapat kita diketahui bahwa lebar pita frekuensi (band width) dalam sebuah
proses modulasi amplitudo (AM) adalah dua kali frekuensi sinyal informasi.

3. HASIL DAN ANALISIS

3.1 PERCOBAAN 1 : INTRODUCTION TO NI ELVIS TEST EQUIPMENT

3.1.1 NI ELVIS MULTIMETER DIGITAL DAN CATU DAYA DC

NI ELVIS menyediakan data akuisisi hasil pengukuran tegangan DC pada instrumen menjadi data
digital sehingga dapat dilakukan pembacaan melalui PC. Hasil pengukuran multimeter digital untuk
tegangan minimum dan maksimum terdapat pada tabel dibawah. Nilai ideal tegangan output positif
adalah 0 V – 12 V sementara tegangan output negatif -12 V – 0 V sesuai skala yang tertulis pada
instrumen pengukuran. Data yang diperoleh sudah menunjukkan nilai yang tepat dengan galat
maksimum sebesar 5%. Hal ini dapat disebabkan oleh sinyal DC yang secara praktikal akan memiliki
tegangan ripple sangat kecil walaupun secara ideal memiliki nilai konstan. Pada NI ELVIS, terdapat
skala pembacaan tertentu seperti pada multimeter analog. Hal ini mengakibatkan pembacaan ‘error’
pada saat pengesetan skala yang lebih kecil dari nilai pengukuran.

Parameter Tegangan Minimum Output (V) Tegangan Maksimum Output (V)

Output Positif 0,62 V 12,659`

Output Negatif -103,7 m -12,526

3.1.2 NI ELVIS OSILOSKOP


Pembacaan nilai hasil pengukuran melalui osiloskop ditunjukkan pada tabel dibawah. Pembacaan
nilai melalui osiloskop tidak dapat dilakukan bersamaan dengan pembacaan multimeter karena
keduanya merupakan instrumen pengukuran. Tampilan virtual osiloskop NI ELVIS mirip dengan
tampilan osiloskop digital, sehingga pembacaan nilai parameter langsung dapat diperoleh melalui
data digital dengan mengeset source control pada osiloskop.

Parameter Nilai

Tegangan RMS (V) 1,355

Frekuensi (KHz) 2,083

Tegangan peak-to-peak (VPP) 3,720

Perioda (s) 4,8.10-4

3.1.3 NI ELVIS GENERATOR SINYAL


NI ELVIS juga menyediakan pembangkit gelombang AC dengan tampilan virtual seperti generator
sinyal. Nilai tegangan output hasil pengukuran ditulis pada tabel dibawah. Skala tertera pada
generator adalah 0 – 5 VPP.

Parameter Nilai (VPP)

Output Minimum (V) 0

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 3


Output Maksimum (V) 5

3.2 PERCOBAAN 2 :INTRODUCTION TO DATEX EXPERIMENTAL ADD-IN MODULE


3.2.1 MASTER SIGNAL, SPEECH, AND AMPLIFIER MODULES
Pada NI ELVIS terdapat modul-modul yang berkaitan dengan prinsip komunikasi dan
telekomunikasi. Modul tersebut secara teori berbentuk blok seperti penguat, filter, dan lainnya. Master
signal adalah generator sinyal AC atau osilator dengan output sinyal pada nilai frekuensi tertentu.
Hasil pengukuran untuk master signal modul adalah sebagai berikut :

Spesifikasi Tegangan Output (VPP) Frekuensi (KHz)

2 KHz Sinyal Sinus 3,822 2,083

100 KHz Sinyal Cosinus 3,95 100

100 KHz Sinyal Sinus 3,78 100

Dari hasil pengukuran, sinyal tersebut memilki nilai frekuensi yang sesuai dengan pilihan spesifikasi
pada instrumen. Selain modul generator sinyal, instrumen ini memiliki speech module yang
membangkitkan sinyal input dari lingkungan dan suara pengguna yang ditransmisikan sebagai salah
satu proses dari sistem komunikasi. Sinyal akan memiliki frekuensi dan amplituda yang berubah
tergantung input suara dari pengguna. Berikut adalah tampilan sinyal input tersebut :

Modul lain yang diujicobakan dalam percobaan ini adalah amplifier. Pada NI ELVIS nilai penguatan
dapat berubah sesuai kontrol dari pengguna. Dengan variasi kontrol amplifier dan input dari master
signal, hasil pengukuran ditulis pada tabel dibawah. Selain input dari master signal, sinyal input dapat
berupa suara dari pengguna. Suara pengguna yang didengar melalui headphone menjadi relatif lebih
keras atau lemah ketika gain kontrol diubah-ubah.
Spesifikasi Control Gain Module Tegangan Input (VPP) Tegangan Output (VPP) Penguatan
Half-Position 3,798 12,980 3,409
Fully Anti-clockwise 3,799 619,83 m 0,163
Fully Clockwise 3,799 21,034 5,537

3.2.2 ADDER AND PHASE SHIFTER MODULES

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 4


Modul lain yang diujicobakan adalah modul adder yang berfungsi untuk menggabungkan beberapa
sinyal. Sinyal input yang dibangkitkan dari master signal adalah sinyal sinus 2KHz. Hasil pengukuran
melalui salah satu port input pada percobaan ini, yaitu input A adalah sebagai berikut :
Tegangan Input Tegangan
Spesifikasi Penguatan
(VPP) Output (VPP)
Maksimum 3,671 7,718 2,102
Input A
Minimum 3,695 138,84 m 0,037
Dengan memindahkan input dari port input A ke port input B, diperoleh hasil pengukuran sebagai
berikut :
Tegangan Input Tegangan
Spesifikasi Penguatan
(VPP) Output (VPP)
Maksimum 3,672 7,730 2,105
Input B
Minimum 3,696 138 m 0,037
Nilai keluaran dengan variasi gain pada setiap port input menunjukkan nilai yang hampir sama
karena memiliki sumber input yang sama. Kemudian, sinyal input dari master signal dihubungkan ke
masin-masing port input A dan port input B secara bersamaan pada gain kontrol maksimum. Output
menunjukkan nilai seperti pada tabel, yaitu 14, 852 VPP. Nilai ini merepresentasikan hasil penjumlahan
dari setiap port input A dan input B, yaitu : 7,73 + 7,718 = 15,44 VPP. Galat yang terjadi ketika input
terpisah dan digabungkan adalah 3,96%.
Spesifikasi Tegangan (VPP)
Tegangan Output Adder 14,852
Modul lain yang diujicobakan adalah phase shifter. Phase shifter digunakan untuk melakukan
pergeseran fasa pada sinyal. Pada NI ELVIS, phase shift dapat diatur dengan mengubah kontrol phase
adjust sehingga nilai fasa akan berubah sesuai kontrol untuk setiap phase change 0 0 dan 1800. Kontrol
posisi 00 dan 1800 memperlihatkan perbedaan posisi kedua sinyal sesuai fasa tersebut. Hasil percobaan
adalah sebagai berikut :

3.2.3 VOLTAGE CONTROLLED OSCILLATOR


Hasil pengukuran frekuensi awal dengan input langsung dari generator sinyal adalah sebagai berikut :
Spesifikasi Frekuensi (Hz)
Output awal Generator Sinyal 51,40
Pada percobaan selanjutnya input dimasukkan melalui port variable DC. Voltage Controlled Oscillator
adalah generator sinyal dengan DC input dengan nilai yang dapat dikontrol. Pada pengukuran ini
Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 5
grafik sinyal output memiliki scope DC positif sehingga akan naik ketika variable power supplies’
positive output voltage dinaikkan. Sebaliknya, scope DC negatif akan turun ketika variable power
supplies’ negative output voltage dinaikkan.
Spesifikasi Frekuensi (Hz)
Output akhir Generator Sinyal 44,52 K
Berikut adalah diagram blok dari variable controlled oscillator yang merepresentasikan sistem kerja
dari modul ini :

Variable Controlled Oscillator memiliki sensitivitas ketika nilai frekuensi sinyal diubah. Hal ini
mengakibatkan pembacaan frekuensi yang berbeda dari pengaturan yang ditetapkan, sehingga
pembacaan baru akan menunjukkan nilai yang sesuai dengan pengaturan frekuensi pada timebase
sinyal tertentu. Berikut adalah pengukuran sensitivitas untuk beberapa contoh pengaturan :
Spesifikasi Generator Sinyal Sensitivity
500 Hz Setting 540 Hz saat timebase 10 ms/div
50 KHz Setting 54,98 KHz saat timebase 200 s/div

3.3 PERCOBAAN 3 : AMPLITUDE MODULATION


3.3.1 GENERATING AM SIGNAL USING A SIMPLE MESSAGE
Modulasi Amplitudo merupakan proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier)
sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan)
sinyal informasi namun dengan frekuensi tetap selama proses modulasi. Pada proses ini sinyal yang
dimodulasi memiliki frekuensi 2 KHz 1 VPP yang dibangkitkan dari master signal dengan DC offset
1,149 VPP. Kemudian sinyal ini ditumpangkan kepada sinyal carrier 100 KHz 4 VPP melalui multiplier
modul sehingga menghasilkan grafik sinyal output modulasi sebagai berikut :

Dari grafik sinyal modulasi dan nilai parameter dibawahnya, sinyal ini memenuhi persamaan : AM =
(1 V DC + 1 VPP 2KHz sinewave) x 4 VPP 100KHz sinewave
Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 6
3.3.2 GENERATING AM SIGNAL USING SPEECH
Sinyal dalam proses modulasi pada praktiknya juga memodulasi sinyal pembawa yang dibangkitkan
melalui suara pengguna atau lingkungan. Berikut adalah grafik sinyal modulasi dengan sinyal
pembangkit suara pengguna :

Dari grafik tersebut, grafik menunjukkan karakteristik yang sesuai dengan proses modulasi sinyal
seperti pada percobaan sebelumnya dengan menggunakan sinyal dari master signal module.
3.3.3 DEPTH OF MODULATION
Depth of modulation atau indeks modulasi merepresentasikan ukuran seberapa dalam sinyal
informasi memodulasi sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal
termodulasi AM akan buruk dan apabila index modulasi terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal
termodulasi tidak maksimal. Grafik pengukuran indeks modulasi adalah sebagai berikut :

Perhitungan nilai m adalah : m = dimana P adalah peak-to-peak maksimum dan Q adalah peak-
to-peak minimum sinyal modulasi, sehingga :

P Dimension (VPP) Q Dimension (VPP) m

5,844 1,844 0,5029

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 7


Saat amplituda message signal dinaikkan dengan memutar soft G controller, diperoleh nilai indeks
modulasi yang semakin besar dari 0,5029. Sehingga, semakin besar amplituda message signal, semakin
besar nilai m, dan jika m mendekati nilai 1, semakin baik kualitas modulasi yang dihasilkan.

3.4 PERCOBAAN 4 : DSBSC MODULATION


3.4.1 GENERATING DSBSC SIGNAL USING A SIMPLE MESSAGE
Pada sinyal modulasi DSBSC atau Double Sideband Suppressed Carrier, nilai tegangan DC offset
adalah 0V sehingga nilai indeks modulasi adalah tak hingga (m>>1). Pada modulasi ini, persamaan
sinyal modulasi direpresentasikan dengan : DSBSC = sinyal message x sinyal carrier = 4 VPP 2 KHz x 4
VPP 100 KHz pada percobaan ini. Grafik sinyal DSBSC dengan input dari master signal adalah sebagai
berikut :

Pada kondisi ini terjadi overmodulation sehingga sinyal modulasi mengalami distorsi dan
menyebabkan sinyal kualitas sinyal saat demodulasi menjadi buruk.
3.4.2 GENERATING DSBSC SIGNAL USING SPEECH
Grafik sinyal DSBSC dengan input suara pengguna melalui speech modul adalah sebagai berikut :

Sinyal ini memiliki karakteristik yang sama dengan DSBSC dengan input dari master signal, dimana
sinyal modulasi mengalami distorsi akibat nilai m>>1. Kondisi ini dapat diilustrasikan melalui gambar
berikut ini :

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 8


3.4.3 DEPTH OF MODULATION
Pada percobaan ini, nilai soft gain diubah-ubah untuk menghasilkan perbandingan P dan Q. Pada
DSBSC nilai Q bersinggungan langsung dengan sumbu dan sangat kecil. Melalui perbandingan
ekuivalen m = dengan tegangan DC yang sangat kecil, maka nilai indeks modulasi pada DSBSC
adalah m>>1 sehingga memiliki karakteristik tidak ideal.

3.5 PERCOBAAN 5 : OBSERVATIONS OF AM AND DSBSC SIGNAL IN THE FREQUENCY DOMAIN


3.5.1 SETTING UP AM MODULATOR
Pada percobaan ini, sinyal AM yang dibangkitkan direpresentasikan dengan : AM = (1 V DC + 1 VPP
2KHz sinewave) x 4 VPP 100KHz sinewave. Berikut blok diagram pembangkitan sinyal AM modulator
ini :

Berikut sinyal modulasi amplituda yang dihasilkan sesuai spesifikasi DC offset, sinyal pembawa dari
function generator, serta sinyal carrier dari master signal 100 KHz sine melalui multiplier :

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 9


3.5.2 SETTING UP NI ELVIS DYNAMIC SIGNAL ANALYZER
Dengan setting signal analyzer seperti tercantum pada modul, diperoleh spektrum sebagai berikut :

Spektrum magnituda dari AM modulation tersebut terdiri dari tiga titik puncak dengan masing-
masing puncak merupakan spektrum lower sideband, spektrum carrier, dan spektrum upper sideband
pada masing-masing frekuensi yang memenuhi persamaan :

Pada modulasi ini, spesifikasi sinyal pembawa adalah 1 VPP 10 KHz dan sinyal carrier adalah 4 VPP 100
KHz. Secara teori besar amplituda sinyal spektrum lower dan upper sideband adalah Vm/2 atau dalam
percobaan ini sebesar 0,5 VPP. Secara perhitungan teori :

Magnituda (dB) = 20 log = 20 log 0,5 = -6 dB.

Hasil ini cukup mendekati nilai yang ditunjukkan oleh grafik dimana puncak LSB dan USB mendekati
titik -6 dB.

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 1


0
3.5.3 SPECTRUM ANALYSIS OF AN AM SIGNAL

Parameter Nilai Pengukuran (Hz) Nilai Ideal (Hz)

LSB Frekuensi 89600 90000

Carrier Frekuensi 106060 100000

USB Frekuensi 109840 110000

Bandwidth 20075 20000

Secara teori besar nilai frekuensi LSB = fc – fm, frekuensi USB = fc + fm, frekuensi carrier = fc. Nilai
parameter pengukuran tersebut tercantum pada tabel dan sudah mendekati nilai idealnya. Galat yang
terjadi dapat disebabkan oleh sinyal lain dari lingkungan yang masuk ke dalam sistem dan
mengganggu proses modulasi.

Spesifikasi Nilai (Hz)

Bandwidht Saat f = 20 KHz 19950

Bandwidth Saat f = 30 KHz 19894

Pada variasi frekuensi generator sinyal dinaikkan, bandwidth dari sinyal modulasi akan semakin kecil
dari nilai idealnya. Nilai ini ditunjukkan oleh tabel saat frekuensi dinaikkan.
3.5.4 SETTING UP DSBSC MODULATOR
Pada percobaan ini, sinyal DSBSC yang dibangkitkan direpresentasikan dengan : DSBSC = (1 VPP
2KHz sinewave) x 4 VPP 100KHz sinewave (DC offset 0V). Berikut blok diagram pembangkitan sinyal
DSBSC modulator ini :

Pada percobaan ini, spektrum sinyal memiliki dua puncak yang bersesuaian dengan puncak LSB dan
MSB masing-masing. Spektrum sinyal mengalami distorsi yang menyebabkan spektrum puncak sinyal
carrier menghilang. Hal ini disebabkan oleh nilai offset DC yang bernilai 0 V pada percobaan DSBSC.

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 11


3.5.5 SPECTRUM ANALYSYS OF AN DSBSC SIGNAL

Parameter Nilai (Hz) Nilai Ideal (Hz)

LSB Frekuensi 89772 90000

USB Frekuensi 110227 11000

Bandwidth 20455 20000

Nilai bandwidth dari DSBSC spektrum adalah frekuensi USB – frekuensi LSB = 2B. Hasil pengukuran
menunjukkan bandwidth sebesar 110227 – 89772 = 20455 Hz. Nilai ini sudah mendekati nilai bandwidth
teoritis sebesar 20000 Hz. Dari grafik dapat diperoleh nilai bandwidth yang merupakan dua kali nilai
frekuensi sinyal pembawa.

4. KESIMPULAN

 Pengukuran dengan menggunakan NI ELVIS sangat memudahkan pembacaan data. Hal ini
disebabkan oleh data digital yang langsung diakuisisi ke PC melalui instrumen NI ELVIS.
Pengukuran dapat diset secara manual melalui instrumen atau melalui tampilan virtual
instrumen pada PC. Pengukuran menunjukkan nilai yang sudah sangat mendekati spesifikasi
percobaan.
 Pada modulasi sinyal, spektrum AM memiliki tiga puncak yang terdiri dari puncak left sideband,
puncak carrier, dan puncak upper sideband. Puncak sideband memiliki amplituda maksimum
sebesar Vm/2 dan identik satu sama lain dalam membawa informasi. Pada modulasi DSBSC,
spektrum memiliki dua puncak yang merupakan left sideband dan uppersideband. Pada
modulasi ini, sinyal carrier hilang yang diakibatkan oleh tidak adanya DC offset pada sinyal
modulasi sehingga sinyal mengalami distorsi. Pada spektrum modulasi, frekuensi LSB =
frekuensi carrier – frekuensi sinyal pembawa, sementara frekuensi USB = frekuensi carrier +
frekuensi sinyal pembawa. Besar bandwidth adalah dua kali dari frekuensi sinyal pembawa.

5. DAFTAR PUSTAKA

1. http://bowoschcnc.blogspot.com/p/servo-cnc-dan-pid.html tanggal 15/10/2013 diakses pada


11-Feb-2014 jam 20.00 WIB
2. Duncan, Barry. 2007 . Emona DATex Lab Manual. Emona Instrument Pty Ltd.

3. Haykin, Simon. 2009. Communication Systems. 5th Ed. John Wiley& Sons, Inc.

Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer – STEI ITB 12

Anda mungkin juga menyukai