Badan Usaha Dalam Perekonomian Indonesia
Badan Usaha Dalam Perekonomian Indonesia
A. BADAN USAHA
1. Pengertian Badan Usaha
Badan usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor produksi yang
bertujuan mencari laba atau memberi layana kepada masyarakat.
Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha umumnya berbadan hukum. Disebut kesatuan
ekonomis karena faktor-faktor produksi yang terdiri dari atas sumber daya alam, modal, dan
tenaga kerja yang dikombinasikan untuk mendapat laba atau memberi layanan kepada
masyarakat.
Badan usaha yang yang bertujuan mencari laba pada umumnya dimiliki oleh pihak swasta, seperti
PT Astra Internasional.
2. Persekutuan komanditer (CV) didirikan oleh beberapa orang yang terbagi dalam sekutu aktif
dan pasif. Sekutu aktif adalah orang atau kelompok orang yang mengelola badan usaha.
Sedangkan kelompok sekutu pasif orang atau kelompok orang yang tidak mengelola badan
usaha, namun menyediakan modal bagi pendirian dan keberlangsungan badan usaha. Dalam CV
adanya pemisahan tanggung jawab antara sekutu aktif dan pasif.
d. Sebagai penambah kas negara dan pemacu pendapatan nasional. Kas negara bertambah
melalui pajak dan laba BUMN yang bermitra dengan badan usaha swasta. Tersedianya lapangan
kerja di sektor swasta membuat pendapatan masyarakat meningkat sehingga secara otomatis
turut meningkatkan pendapatan nasional.
c. Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi
kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip
gerakanekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
1. Prinsip koperasi
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrakyang merupakan petunjuk untuk membangun
koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International
Cooperative Alliance(Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah
· Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
· Pengelolaan yang demokratis,
· Partisipasi anggota dalam ekonomi,
· Kebebasan dan otonomi,
· Pengembangan pendidikan, pelatihan, daninformasi.
Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi
menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah :
· Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
· Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
· Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing
anggota
· Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
· Kemandirian
· Pendidikan perkoperasian
· Kerjasama antar koperasi
2. Bentuk dan Jenis Koperasi
3. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya
bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan
pekerja koperasi.
4. jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota,
misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai
pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single purpose
cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi
serba usaha (multi purpose cooperative).
b. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
1. Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan.
2. Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah
kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
· koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
· gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat
· induk koperasi - adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi
4. Pengurus
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Ada
kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan
anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-
kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi
yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka
yang bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi
akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota).
a. Gabungan vertikal
Badan usaha yang bergabung secara vertikal adalah badan usaha yang disatukan karena urut-
urutan hubungan kegiatan. Keuntungannya :
1. Ketersediaan bahan dasar pasti
2. Persaingan dapat dikurangi
b. Gabungan horizontal
Gabungan badan usaha horizontal adalah penggabungan dari beberapa badan usaha yang
memiliki kegiatan yang sama untuk tujuan tertentu. Berikut nama-nama gabungan dari badan
usaha :
1. Trust, gabungan dari beberapa badan usaha yang dilebur dan disatukan menjadi badan usaha
yang baru yang lebih besar dan kuat.
2. Kartel, gabungan dari beberapa badan usaha untuk tujuan tertentu. Tujuan
penggabungannya dapat berupa keseragaman harga, jumlah produksi tiap badan usaha, dan
pembagian daerah pemasaran. Jenis-jenis kartel :
a. Kartel daerah, badan usaha yang bergabung membagi daerah-daerah pemasaran atau
sumber bahan mentah.
b. Kartel produksi, badan usaha yang bergabung menetapkan kuota produksi (jumlah yang
dapat diproduksi) masing-masing anggota.
c. Kartel harga, badan usaha yang bergabung sepakat untuk menetapkan harga minimum.
Yang telah ditetapkan.
d. Kartel kondisi (syarat), badan usaha yang bergabung membuat kesepakatan tentang harga,
syarat pembayaran, dan syarat penyerahan.
3. Holding company, adalah penggabungan badan usaha dengan badan usaha lainnya dengan
cara membeli sebagian besar saham. Badan usaha yang membeli sebagian besar saham badan
usaha dapat mempengaruhi badan usaha di bidang pemasaran dan keuangan. Kebebasan badan
usaha yang membeli saham dengan badan usaha yang sebagian besar sahamnya dibeli masih
tetap seperti semula.
4. Concern, adalah penggabungan beberapa badan usaha terutama ditujukan untuk mengatasi
masalah pembelanjaan.
b. Fungsi Operasional
Fungsi operasional berkaitan dengan aktivitaas badan usaha yang harus bisa mengelola dengan
baik unsur personalia, produksi, pemasaran, dan pembelanjaan.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial berhubungan dengan manfaat badan usaha secara langsung atau tidak langsung
terhadap kehidupan masyarakat. Fungsi sosial badan usaha diperlihatkan dalam kegiatan
penyediaan lapangan pekerjaan, alih teknologi dan pengetahuan pekerja perusahaan, dan
perbaikan lingkungan hidup.