Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI ASPEK PRODUKTIVITAS PENGOLAHAN

KOPRA DI KEBUN PERCOBAAN SELAKAU


KECAMATAN SELAKAU
TAHUN 2013

Karya Tulis ini Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Terbuka

OLEH

NAMA : RUSDI
NIM : 012884366
Email : rusdi03@gmail.com

POKJAR SMK PERTIWI


UPBJJ UT PONTIANAK
UNIVERSITAS TERBUKA
2014
ABSTRAK
IMPLEMENTASI ASPEK PRODUKTIVITAS PENGOLAHAN
KOPRA DI KEBUN PERCOBAAN SELAKAU
KECAMATAN SELAKAU
TAHUN 2013

OLEH :
NAMA : RUSDI
NIM : 012884366

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) telah menjadi bagian penting bagi kehidupan
masyarakat Indonesia umumnya. Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan budayanya. Disamping itu, arti penting
tanaman ini tercermin dari luasnya areal perkebunan rakyat yang mencapai 98% dari total
3,74 juta ha luas areal kelapa dan melibatkan lebih dari 3 juta rumah tangga petani dalam
pengelolaan tanaman ini (Novarianto, 2005).
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) di
daerah berupaya melakukan peningkatan efisiensi usahatani sebagai salah satu sub sistem
agribisnis bukan hanya menyangkut masalah teknologi, tetapi melainkan juga
menyangkut sistem manajemen dan penguasaan sumberdaya dan modal. Efisiensi
manajemen berkaitan skala ekonomi yang ditentukan pula oleh kemampuan memecahkan
masalah pewilayahan dan konsentrasi komoditas yang diusahakan. Di lain pihak masalah
penguasaan sumberdaya dan modal terkait langsung dengan masalah kelembagaan,
organisasi dan partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan. Disini jelas
betapa pentingnya membina keterpaduan antara kegiatan di lapangan, termasuk
keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi, perkembangan ilmu dan teknologi (IPTEK),
peningkatan sumberdaya manusia, dan inovasi teknologi yang tepat guna.
Kebun Percobaan Selakau yang memiliki lahan pasang surut salin, dan berpotensi dalam
pengembangan tanaman kelapa, memiliki beberapa jenis kelapa jenis unggul yang
merupakan hasil pengembangan pada masa KP Selakau masih merupakan Unit dari Balai
Penelitian Kelapa (Balitka). Hal tersebut disesuaikan dengan lahan di KP Selakau yang
relatif Salin, dan tanaman yang cocok dan banyak ditanam oleh masyarakat sekitar Kebun
Percobaan.
Kata Kunci : Produktivitas, Kopra, Komoditas, Produk Hilir, Aspek
Manajemen

2
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia. Indonesia
merupakan merupakan negara tropik yang terletak di daerah khatulistiwa,
sehingga banyak tanaman dapat tumbuh di Indonesia termasuk salahah
satunya adalah tanaman kelapa.
Tanaman kelapa adalah salah satu tanaman yang bernilai ekonomis
tinggi, sehingga tidak heran terdapat banyak tanaman kelapa di Indonesia.
Indonesia sebagai Negara yang mempunyai areal luasan penanaman kelapa
yang paling besar di dunia yaitu sebesar 3,7 juta Ha. Namun sangat
disayangkan, ekspor produk kelapa indonesia masuh dibawah negara
Filipina. Ekspor produk kelapa Indonesia hanya sekitar 228,8 ribu US $
masih dibawah filipina yang mencapai 757.3 US $. Hal ini terjadi akibat
rendahnya kualitas produk kelapa negara Indonesia, sehingga kalah
bersaing dengan produk asal Filipina dan Malaysia.
Kopra merupakan salah satu produk turunan tanaman kelapa yang
sangat penting. Pada tahun 2005 volume ekspor kopra hampir mencapai 50
ribu ton, dan nilai ekspor kopra menempati peringkat tiga setelah minyak
kelapa dan minyak goreng dalam volume dan nilai ekspor produk turunan
kelapa.
Peningkatan kualitas dan kuantitas serta efisiensi dalam kegiatan
produksi kopra dinilai merupakan suatu hal yang harus dilakukan agar nilai
ekspor kopra dapat terus ditingkatkan. Sehingga dapat dijadikan sebagai
sumber devisa tambahan bagi negara Indonesia.
Saat ini BPTP Kalimantan Barat mempunyai tiga Kebun Percobaan
(KP), yaitu KP. Sungai Kakap yang awalnya merupakan Visitor
Plot Sungai Kakap, KP. Selakau yang awalnya IP2TP Selakau dan KP.
Simpang Monterado yang awalnya adalah IP2TP Simpang Monterado.
BPTP Kalimantan Barat merupakan suatu unit pelaksana teknis (UPT)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, sebagai atasan
langsungnya dan dikoordinasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sosial Ekonomi Pertanian.

3
Kebun Percobaan Selakau yang memiliki lahan pasang surut salin
dan berpotensi dalam pengembangan tanaman kelapa, memiliki beberapa
jenis kelapa jenis unggul yang merupakan hasil pengembangan pada masa
KP Selakau masih merupakan Unit dari Balai Penelitian Kelapa (Balitka).
Hal tersebut disesuaikan dengan lahan di KP Selakau yang relatif Salin,
dan tanaman yang cocok dan banyak ditanam oleh masyarakat sekitar
Kebun Percobaan.
1.2. Kerangka Dasar Teori
Sebagai salah satu negara yang berada di daerah tropis Indonesia
merupakan negara yang kaya akan komoditas perkebunannya dengan
komoditas perkebunan terbesar di Indonesia adalah kelapa. Kelapa
merupakan salah satu komoditas yang penyebarannya paling luas karena
dapat tumbuh secara sengaja oleh manusia maupun secara alamiah di
daerah yang kurang penduduknya (Amin, 2009).
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) telah menjadi bagian penting
bagi kehidupan masyarakat Indonesia umumnya. Hampir semua bagian
tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,
sosial, dan budayanya. Disamping itu, arti penting tanaman ini tercermin
dari luasnya areal perkebunan rakyat yang mencapai 98% dari total 3,74
juta ha luas areal kelapa dan melibatkan lebih dari 3 juta rumah tangga
petani dalam pengelolaan tanaman ini (Novarianto, 2005).
Namun masalahnya, selama ini komoditas kelapa hanya
dimanfaatkan produk primernya saja, baik dalam bentuk kelapa segar
maupun kopra untuk bahan baku minyak goreng. Pengembangan dan
pemanfaatan produk hilir kelapa belum banyak dilakukan, demikian pula
pemanfataan hasil samping. Upaya pengembangan produk dan
pemanfaatan hasil samping akan meningkatkan nilai tambah produk kelapa
yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani kelapa
(Brotosunaryo, 2003; Mentan RI, 2008).
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat adalah Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Badan Litbang Pertanian) di daerah berupaya melakukan peningkatan

4
efisiensi usahatani sebagai salah satu sub sistem agribisnis bukan hanya
menyangkut masalah teknologi, tetapi melainkan juga menyangkut sistem
manajemen dan penguasaan sumberdaya dan modal. Efisiensi manajemen
berkaitan skala ekonomi yang ditentukan pula oleh kemampuan
memecahkan masalah pewilayahan dan konsentrasi komoditas yang
diusahakan. Di lain pihak masalah penguasaan sumberdaya dan modal
terkait langsung dengan masalah kelembagaan, organisasi dan partisipasi
masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan. Disini jelas betapa
pentingnya membina keterpaduan antara kegiatan di lapangan, termasuk
keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi, perkembangan ilmu dan
teknologi (IPTEK), peningkatan sumberdaya manusia, dan inovasi
teknologi yang tepat guna.
Kopra adalah daging buah yang dikeringkan. Kopra merupakan
salah satuproduk turunan kelapa yang sangat penting. Pada tahun 2005
volume ekspor kopra hampir mencapai 50 ribu ton, dan nilai ekspor kopra
menempati peringkat tiga setelah minyak kelapa dan minyak goreng dalam
volume dan nilai ekspor produk turunan kelapa.
Teknik pengolahan kopra ada empat macam, yatiu Sun drying
copra, smoke dried copra, kombinasi antara sun drying copra dengan
smoke dried copra, dan pengolahan kopra dengan aliran udara kering.
Kopra yang baik sebaiknya hanya memiliki kandungan air 6% - 7%
agar tidak mudah terserang organisme pengganggu. Kerusakan yang
terjadi pada kopra pada umumnya disebabkan oleh serangan bakteri dan
serangan cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air
dalam kopra tinggi, kelembaban udara mencapai 80% atau lebih dan
suhu atmosfer mencapai 30°C. Cendawan yang sering menyerang kopra
adalah cendawan Rhizopus sp, Aspergillus niger, dan Penicillium
glaucum. Terdapat 4 kualitas kopra, yang diantaranya adalah highgrade
copra dan mixed copra.
1.3. Pemikiran
Adapun yang menjadi landasan pemikiran dalam penulisan karya
ilmiah ini antara lain :

5
1. Bagaimana aspek manajemen upaya pengolahan kopra yang ada di
Kebun Percobaan Selakau Kecamatan Selakau di Kabupaten Sambas ?
2. Bagaimana implementasi pembagian bidang manajemen dalam
pengolahan kopra di Kebun Percobaan Selakau Kecamatan Selakau di
Kabupaten Sambas ?
3. Bagaimana aspek tehnik pengolahan kopra yang ada di Kebun
Percobaan Selakau Kecamatan Selakau di Kabupaten Sambas ?
1.4. Ide/Gagasan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
karya ilmiah ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi upaya pengolahan kopra yang ada di Kebun
Percobaan Selakau Kecamatan Selakau di Kabupaten Sambas,
2. Mengidentifikasi implementasi aspek manajemen dalam pengolahan
kopra di Kebun Percobaan Selakau Kecamatan Selakau di Kabupaten
Sambas, dan
3. Mengidentifikasi aspek tehnik pengolahan kopra yang ada di Kebun
Percobaan Selakau Kecamatan Selakau di Kabupaten Sambas.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observatory participant (observasi
partisipatif). Observasi partisipatif dimaksudkan untuk mengamati,
mendengarkan dan menelaah sebanyak mungkin aktivitas pada obyek penelitian.
Dimana obyek penelitian yang diamati adalah Kebun Percobaan Selakau dalam
pengolahan kopra. Data primer berupa hasil wawancara, pengamatan langsung di
lapangan, pengukuran yang akan dipadukan dengan data sekunder yang telah
dianalisis.
Data ini digunakan untuk mendeskripsikan kondisi aktual di Kebun
Percobaan Selakau. Dari hasil analisis permasalahan maka akan didapat alternatif
penyelesaiannya berupa aspek manajemen, bidang manajemen dan aspek tehnik
pengolahan kopra. Alternatif penerapan yang dipilih merupakan feedback
(umpan balik) yang berasal dari keinginan lembaga Kebun Percobaan Selakau
dan merupakan bagian dari upaya penanganan dampak di wilayah kerjanya.

6
3. HASIL PEMBAHASAN
Kebun Percobaan merupakan salah satu asset yang dimiliki oleh Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat yang merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan
Litbang Pertanian) di daerah.
BPTP Kalimantan Barat pada awalnya bernama Loka Pengkajian
Teknologi Pertanian (LPTP) Pontianak berdasarkan SK Menteri Pertanian RI
Nomor: 798/Kpts/ OT.210/01/1995 tanggal 20 Januari 1995. LPTP Pontianak
merupakan restrukturisasi dari:
1) Balai Informasi Pertanian (BIP) Kalimantan Barat, Badan Diklat Pertanian,
yang berdiri tahun 1985,
2) Kebun Percobaan Simpang Monterado, Balai Penelitian Tanaman Rempah
dan Obat-Obatan (Balittro) Bogor yang didirikan tahun 1987 yang berubah
menjadi Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP)
Simpang Monterado dan
3) Kebun Percobaan Selakau, Balai Penelitian Kelapa (Balitka) Manado yang
didirikan pada tahun 1987 yang selanjutnya berubah menjadi IP2TP
Selakau. Kemudian statusnya berubah menjadi BPTP Kalimantan Barat
yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian RI Nomor:
350/Kpts/OT.210/6/2001 tanggal 14 Juni 2001.
ASPEK MANAJEMEN DALAM USAHAPENGOLAHAN KOPRA
Struktur organisasi manajamen kebun percobaan Selakau sudah memadai
atau sesuai dengan kebutuhan (luas dan kompleksnya usaha) perusahan. Dengan
diketahuinya pembagian pekerjaan yang tepat dan baik maka akan mendukung
tercapainya optimalisasi usaha. Untuk itu perlu di perhatikan, apakah kebun
percobaan Selakau memiliki struktur organisasi beserta job description masing-
masing dan pada umumya terdapat sebagai berikut :
1. Kepala Kebun Percobaan
Kepala Kebun Percobaan merupakan Pelaksana manajemen yang berada di
kantor Kebun Percobaan Selakau (site)
2. Staf Teknisi

7
Bagian ini mempunyai tanggungjawab sejak hasil panen tiba di lokasi kebun
percobaan sampai menjadi produk olahan kopra. Seluruh kegiatan di pabrik
menjadi tanggung jawab bagian ini, temasuk tinggi rendahnya hasil kopra.
Dalam menjaga mutu dan tinggi rendahnya hasil kopra, maka bagian ini
mempunyai koordinasi tugas dengan bagian tanaman. Bagian ini juga
bertanggungjawab terhadap pengangkutan produk jadi dari tangki storage,
serta teknik yang menyangkut mekanikal dan elektrikal pabrik.
3. Staf Kebun
Bagian ini bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan bidang tanaman,
mulai dari pemeliharaan yang menyangkut pemupukan, pemberantasan hama
penyakit tanaman, pengawasan tanaman secara periodik dan intensif sampai
tanaman siap di panen. Bagian ini mempunyai wewenang untuk mengatur
segala kegiatan di lapangan yang menyangkut kepentingan tanaman, seperti
waktu panen dan kelapa yang sudah dapat dipanen serta mempunyai
koordinasi tugas dengan bagian pengolahan dan administrasi untuk
memperlancar kegiatan operasi perkebunan secara keseluruhan. Bagian ini
juga bertanggung jawab terhadap operasi peralatan kebun untuk pemeliharaan
dan peralatan pengangkutan TBS sampai ke pabrik pengolahan, termasuk
pemeliharaan sarana dan prasarana kebun.
4. Bagian Administrasi
Bagian administrasi adalah unit kerja yang bertanggungjawab terhadap
seluruh kegiatan keadministrasian kebun, kepersonaliaan kebun dan keuangan
perkebunan. Bagian ini mempunyai koordinasi tugas dengan bagian tanaman
dan pengolahan dalam membuat anggaran biaya per periode. Selain itu juga
melakukan internal audit terhadap pembiayaan-pembiayaan, membuat laporan
periodik keuangan, yang bersama dengan administratur mempertanggung
jawabkan ke direksi. Bagian ini juga bertanggungjawab terhadap administrasi
personalia dan pembiayaan gaji/upah, serta surat-menyurat. Seluruh bagian ini
dipimpin oleh seorang administratur. Setiap bagian masih dibantu assisten-
assisten sesuai dengan bidangnya yang bertanggung jawab terhadap tugas-
tugas yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan pengelolaan perkebunan
5. Sumber Tenaga Kerja

8
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam Kebun Percobaan Selakau, terutama
untuk pekerja harian lepas, dapat diperoleh dari desa-desa di sekitar lokasi
proyek. Hal ini dapat terpenuhi karena di desa-desa sekitar lokasi proyek
banyak dijumpai penduduk yang masih belum menggunakan hari kerjanya
secara optimal. Jika proyek mengalami kekurangan tenaga kerja, maka
perusahaan dapat mendatangkan tenaga kerja dari luar lokasi..
6. Pegawai Kebun Percobaan
Pegawai Kebun Percobaan yang ada merupakan PNS dan tenaga Honorer
Kebun Percobaan Selakau yang sudah lama berkecimpung di bidangnya dan
telah berpengalaman.
PEMBAGIAN BIDANG MANAJEMEN
Pembagian bidang kerja manajemen perusahaan dibentuk berdasarkan
kebutuhan operasi komersil. Bidang kegiatan yang dibutuhkan, meliputi :
1. Bidang Keuangan dan Administrasi
2. Bidang Pengolahan
3. Bidang Pemasaran
4. Bidang Teknik dan Produksi
Setiap bidang ini bekerja dengan satu koordinasi, karena setiap bidang ini
tidak dapat berdiri sendiri. Untuk kelancaran segala kegiatan diharapkan adanya
koordinasi secara periodik.
ASPEK TEHNIK PENGOLAHAN KOPRA YANG ADA DI KEBUN
PERCOBAAN SELAKAU KECAMATAN SELAKAU DI KABUPATEN
SAMBAS
Kopra merupakan putih lembaga dari buah kelapa segar yang dapat
dikeringkan dengan metode konvensional menggunakan sinar matahari (sun
drying), pengasapan atau mengeringkan di atas api terbuka (smoke drying or
drying over an open fire), pengeringan dengan pemanasan secara tidak langsung
(indirect drying) dan pengeringan dengan udara vakum (vacuum drying).
Pengolahan kopra meliputi proses penguapan air dari daging buah kelapa,
dimana kadar air awal daging buah kelapa segar yang mencapai 50% diturunkan
hingga kadar air 5-7% melalui proses pengeringan (Amin, 2009).

9
Standar mutu kopra di Indonesia adalah kadar air maksimum 5 %, kadar
minyak minimum 65 %, asam lemak bebas maksimum 5 %, serat maksimum 8
% dan tidak mengandung jamur. Proses pengolahan kopra rakyat memang cukup
sederhana. Pengolahan kopra rakyat banyak dilakukan oleh pabrik pengolahan
kopra, dengan bahan baku yang berasal dari kelapa rakyat. Dalam kehidupan
sehari-hari, beberapa cara pengeringan dikombinasikan sebagaimana yang
dilakukan oleh petani kelapa pada umumnya. Namun, pada tingkat petani kadar
air kopra yang dihasilkan tidak seragam sehingga tidak memenuhi standar yang
ditetapkan untuk ekspor kopra (Warisno, 2003).
Untuk itulah maka Kebun Percobaan Selakau berupaya memberi gambaran
kepada masyarakat di sekitar lokasi wilayah kerjanya agar dapat mengolah kopra
secara baik dan benar agar memiliki standar yang paling tidak mendekati atau
bahkan sesuai dengan standar untuk ekspor kopra.
Kebun Percobaan Selakau memiliki luas lahan sebesar 49.3 ha dengan
letak ketinggian tempat 0 m, dpl dengan iklim tipe A. Adapun Kebun Percobaan
Selakau masih banyak memiliki lahan yang belum digunakan.
Dalam pengolahan kopra yang telah dilakukan oleh masyarakat di sekitar
Kebun Percobaan Selakau dihasilkan data bahwa Berat kelapa sebesar 70 %
setelah penjemuran dirasa masih belum baik untuk disimpan menjadi kopra,
karena kandungan kadar airnya yang masih terlalu tinggi. Sehingga
dikhawatirkan akan mudah terserang organisme pengganggu seperti bakteri dan
cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air dalam kopra tinggi,
kelembaban udara mencapai 80% atau lebih dan suhu atmosfer mencapai 30°C.
Cendawan yang sering menyerang kopra adalah cendawan Rhizopus sp,
Aspergillus niger, dan Penicillium glaucum. Bahkan buah kelapa sudah ada yang
terserang organisme pemgganggu. Serangan ini membuat kelapa berwarna
orange dan lama-kelamaan berubah menjadi warna hitam. Dalam mengatasi
permasalahan ini, diperlukan perbaikan mutu kopra dan cara pengolahan minyak
kelapa yang praktis. Pengeringan kopra secara tidak langsung dengan suhu
terkendali akan menghasilkan kopra putih bermutu, dan pengolahan minyak
dapat dilakukan pada industri kelapa skala kecil-menengah. Uji teknis

10
pengolahan minyak kelapa dari kopra dapat dilakukan di unit pengolahan kelapa
terpadu dan analisis mutu minyak di Laboratorium.
Hasil pengolahan kopra masyarakat di sekitar lokasi Kebun Percobaan Selakau
Kopra yang diperdagangkan selama ini merupakan kopra hasil produksi petani
dengan cara pengasapan, Kopra dengan cara pengasapan kualitasnya rendah
dibandingkan dengan Kopra dengan cara penjemuran. Harga dengan cara
penjemuran harganya lebih tinggi dibandingkan harga kopra dengan cara
pengasapan.
4. PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Sebagai salah satu daerah penghasil kelapa di Indonesia, dalam hal
ini Kecamatan Selakau yang merupakan bagian wilayah Kabupaten
Sambas, dimana produksi kelapa pada tahun 2010 mencapai 10.600 ton
dengan areal tanaman kelapa 49,3 Ha dengan letak ketinggian tempat 0 m,
dpl dengan iklim tipe A.
Pentingnya aspek manajemen, bidang manajemen, dan aspek tehnik
pengolahan kopra yang ada diKkebun Percobaan Selakau Kecamatan
Selakau di Kabupaten Sambas diharapkan mampu meningkatkan dan
membantu kondisi perekonomian masyarakat sekitar Kebun Percobaan.
Dalam pengolahan kopra yang telah dilakukan oleh masyarakat di
sekitar Kebun Percobaan Selakau diketahui bahwa Berat kelapa sebesar 70
% setelah penjemuran dirasa masih belum baik untuk disimpan menjadi
kopra, karena kandungan kadar airnya yang masih terlalu tinggi. Sehingga
dikhawatirkan akan mudah terserang organisme pengganggu seperti
bakteri dan cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air
dalam kopra tinggi, kelembaban udara mencapai 80% atau lebih dan suhu
atmosfer mencapai 30°C. Cendawan yang sering menyerang kopra adalah
cendawan Rhizopus sp, Aspergillus niger, dan Penicillium glaucum.
Bahkan buah kelapa sudah ada yang terserang organisme pemgganggu.
Serangan ini membuat kelapa berwarna orange dan lama-kelamaan
berubah menjadi warna hitam.

11
Hasil pengolahan kopra masyarakat di sekitar lokasi Kebun
Percobaan Selakau Kopra yang diperdagangkan selama ini merupakan
kopra hasil produksi petani dengan cara pengasapan, Kopra dengan cara
pengasapan kualitasnya rendah dibandingkan dengan Kopra dengan cara
penjemuran. Harga dengan cara penjemuran harganya lebih tinggi
dibandingkan harga kopra dengan cara pengasapan.
4.2. SARAN
Dalam mengatasi permasalahan ini, diperlukan perbaikan mutu
kopra dan cara pengolahan minyak kelapa yang praktis. Pengeringan kopra
secara tidak langsung dengan suhu terkendali akan menghasilkan kopra
putih bermutu, dan pengolahan minyak dapat dilakukan pada industri
kelapa skala kecil-menengah. Uji teknis pengolahan minyak kelapa dari
kopra dapat dilakukan di unit pengolahan kelapa terpadu dan analisis mutu
minyak di Laboratorium.
5. Daftar Pustaka
Balitka, 2009. Laporan Khusus III Kegiatan Penelitian di KP Selakau
Ima. 2000. Kualitas Buruk, Harga Kopra Anjlok. http://www.kompas.com/. 12
Januari 2009
Pritawan, J. 2008. Jual Kopra Kualitas Tinggi Harga Rp 2.900 Franco Gudang
Pembeli.
http://www.gratisiklan.com/classifieds-ads/jual-kopra-kualitas-tinggiharga-
rp2900-franco-gudang-pembeli.html. 12 Januari 2009.
http://coconutmic.com/id/daftar-kepustakaan/prosesing-kelapa?start=4

12

Anda mungkin juga menyukai