Puji syukur penulis ucapkkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Keperawatan Komunitas” dengan sebaik-
baiknya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lencar
dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, seta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka penulis sampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik san saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penempuraan pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat di terapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Penyusun
1
DATAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………....1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………......2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….10
Saran…………………………………………………………………………………….10
DATAR PUSTAKA……………………………………………………………………....…11
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis,
rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa
alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan
yaitu:
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua
warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.
Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan
perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat
kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan
saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
5
integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual
secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigma keperawatan
berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan
budaya dan lingkungan spiritual.
2.2 Sejarah dan Perkembangan Keperawatan Komunitas
2.2.1 Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas
Perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia dimulai pada abad ke 16, yaitu dimulai
dengan adanya upaya pemberantasan penyakit cacat dan korela yang sangat dikatuti masyarakat.
Penyakit korela masuk ke indonesia tahun 1927, dan pada tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor.
Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke indonesia melalui singapura dan mulai berkembang di
indonesia, sehingga berawal dari wabah korela tersebut pemerintahan belanda melakukan upaya
kesehatan masyarakat. Gubernur jendral deandels pada tahun 1807 telah melakukan upaya pelatihan
dukungan bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan tingkat
kematian bayi yag tinggi. Namun, uoaya ini tidak bertahan lama akibat kangkanya tenaga pelatih
kebindanan. Baru kemudian ditahun 1930, program ini dimulailagi dengan didaftarkannya para dukun
bayi sebagai penolong dan perawat persalinan. Pada tahun 1851 berdiri sekolah dokter jawa oleh
dokter bosch dan dokter bleeker kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer indonesia. Sekolah ini
dikenal dengan nama STOVIA atau sekolah pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913, didirikan
sekolah dokter kedua di surabaya dengan nama NIAS. Pada tahun 1947, STOVIA berubah menjadi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
6
Patah. Selanjutnya menyusun pilot project usaha kesehatan masyarakat, yang kemudian
berkembang menjadi konsep Puskesmas.
Th 1997, World Health Assembly ( Sidang Kesehatan Dunia) Kesepalatan global untuk mencapai
“Kesehatan Bagi Semua (KBS) pada tahun 2000” atau “Health For All By The Year 2000”
Th 1978 (konferensi Alma Ata di Uni Sovyet Rusia) “Primary Health Care” atau PHC sebaga
strategi global untuk mencapai kesehatan bagi semua di tahun 2010 ( Indonesia mengikuti
persetujuan) Salah satu bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah PKMD, Posyandu Di luar
Indonesia dikenal dengan Growth monitoring, Oral rehydration, Brest feeding, Immunization, Female
education, Family planning, Food supplementation (GOBIFFF)
1. Pasca Perang Kemerdekaan Pelayanan prefentif mulai dipikirkan guna melengkapi upaya
(pelayanan) kuratif, serta lahirnya konsep Bandung Plan sebagai embrio dari konsep
Puskesmas.
2. Tahun 1960 Terbit Undang-Undang Pokok Kes No. 9 Th 1960 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan “tiap-tiap warga Negara berak mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dan wajib diikutsertakan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah”.
3. Pelita I Dimulai Pelayanan kesehatan melalui puskesmas
4. Pelita II Mulai dikembangkan PKMD, sebagai bentuk operasinal dari primary heatlh carea
(PHC). Pada saat ini juga mulai timbul kesadaran untuk keterlibatan partisipasi masyarakat
dalam bidang kesehatan
5. Pelita III Lahir SKN tahun 1982, menekankan pada:
Pendekatan kesistem
Pendekatan kemasyarakat
Kerja sama lintas program (KLP) & lintas sektoral (KS) Peran serta masyarakat
Menekankan pada pendekatan promotive & preventive
6. Pelita IV PHC/PKMD diwarnai dengan prioritas untuk menurunkan tingkat kematian bayi,
anak dan ibu serta menurunkan tingkat kelahiran, dan menyelanggarakan posyandu ditiap
desa
7. Pelita V Digalangkan dengan upaya peningkatan mutu posyandu, melaksanakan panca Krida,
Posyandu serta Sapta Krida Posyandu
8. Menjenlang tahun 2000 (tahun 1998) Pergeseran visi pembangunan kesehatan di Indonesia,
yng semua menganut paradigm sakit menjadi paradigm a sehat. Visi pembangunan kesehatan
dewasa ini adalah “Indonesia Sehat 2010” dengan misi sebagai berikut :
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
7
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Memelihara dan meningkatkan yankes yang bermutu, merata dan terjangkau
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan
a. kemanfaatan
semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi
komunitas. Intervensi atau penatalaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak,2005).
b. kerjasama
kerja sama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas dan lintas sektor (Riyadi, 2007).
c. secara langsung
asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan (Riyadi,2007).
d. keadilan
tindakan yang dilakukan dengan kemampuan atau kepastian dari komunitas itu sendiri. Dalam
pengertian melakukan upaya atau tinndakan seuai dengan kemampuan atau kepastian
komunitas (Mubarak, 2005).
e. otonimi
klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan mmasalah kesehatan yang ada (Mubarak,
2005).
model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang mewakili sesuatu
yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. model praktik keperawatan
didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl &Roy,1980 dalam Sumijatun,2006)
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care System (Betty
Neuman,1972). model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas
kepera!atan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis
8
pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009)
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang
terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat
konsep utama yang terkait dengan keperewatan komunitas adalah :
a. manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi,
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di harapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasisa keperawtan dapat
memperoleh ilmu yang lebih tentang keperawatan komunitas dan bagaimana penerapan pada
klien. Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan untuk
mahasiswa.
10
DAFTAR PUSTAKA
11