Oleh :
Risa Yolanda Matulessy, dr
011228076307
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN AKHIR
Oleh:
Risa Yolanda Matulessy, dr
ii
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL KOREKSI UJIAN HASIL PENELITIAN
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
HASIL PENELITIAN KARYA TULIS AKHIR
SUBTIPE KANKER PAYUDARA DAN PREDIKSI MASA BEBAS PENYAKIT PADA KANKER
PAYUDARA DINI
Untuk dipublikasikan atau disampaikan melalui internet atau media lain yaitu
Demikian pernyataan persetujuan publikasi hasil penelitian akhir ini saya buat
dengan sebenar-benarnya.
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
HASIL PENELITIAN KARYA TULIS AKHIR
SUBTIPE KANKER PAYUDARA DAN PREDIKSI MASA BEBAS PENYAKIT PADA KANKER
PAYUDARA DINI
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan hasil karya akhir
sendiri dan benar keaslianya serta berasal dari data dan bukan hasil rekayasa. Apabila
dikemudian hari penelitian ini mengandung plagiasi atau penjiplakan atas karya orang lain,
maka saya bersedia bertanggung jawab.
v
PRAKATA
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Bapa kami Tuhan Yesus Kristus,
karena berkat ijin, bimbingan dan karunia-Nya maka laporan penelitian ini dengan judul
“SUBTIPE KANKER PAYUDARA DAN PREDIKSI MASA BEBAS PENYAKIT PADA
KANKER PAYUDRA DINI “dapat terselesaikan dengan baik.
Selama menyusun laporan penelitian ini, kami mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tak langsung. Untuk itu dengan segenap
kerendahan hati ini, kami ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu, yaitu:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K),
atas izin dan kesempatannya dapat mengikuti program PPDS 1 Ilmu Bedah
2. Direktur RSUD dr. Soetomo Surabaya, dr. Harsono, atas izin, kesempatan dan fasilitas
dalam pelaksanaan penelitian ini.
3. Kepala Departemen/ SMF Ilmu Bedah, DR. Sahudi, Dr., Sp.B (K) KL dan Kepala
Program Studi, Dr. Edwin Dhanardono, Sp.B-KBD atas dorongan dan sarannya.
4. Pembimbing penelitian, Dr. Heru Purwanto, M.Epid.,Sp. B. (K) yang telah meluangkan
banyak waktu, kesabaran dalam membimbing, saran, motivasi demi terselesaikannya
penelitian ini.
5. Para penguji yang juga ikut ambil andil dalam menyempurnakan hasil peneliatan ini dr.
Eddy Herman Tanggo, dr. Sp.B(K)Onk., dr. Fendy Matulatan, Sp.B, Sp.BA (K), dr.
Dwi hari Susilo, Sp B (K) Onk-KL dan dr. Edwin Danar Dono Sp B(K) BD
6. Seluruh staf pengajar dan sekertariat Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memfasilitasi diskusi penelitian ini.
7. Seluruh teman sejawat PPDS 1 Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya terutama yang tergabung dalam “Team Medical Dragon”, dan adik-adik
MKDU
8. Perawat instalasi rawat jalan bagian bedah RSUD dr. Soetomo Surabaya
9. Petugas Poli Onkologi Satu Atap RSUD Dr. Soetomo
10. Kedua orang tua saya yang saya kagumi, Bapak P. R Matulessy dan Ibu Sartje R.Allo
yang selalu mendoakan dan mendukung penuh perjalanan ini, adik- adik saya tercinta
Mery Christiani Matulessy dan Nancy Jeanette Matulessy yang selalu mendukung
dalam suka dan duka, serta seluruh tim doa Gereja Protestan Palolo Sulawesi Tengah
dan Gereja Tiberias Jemaat Cito Subaya yang selalu medukung saya dalam doa.
vi
Kami menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu dengan senang hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan laporan penelitian ini.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA................................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 5
2.6.5 Keterlibatan Kelenjar Getah Bening (KGB) ............ Error! Bookmark not defined.
2.7 Masa Bebas Penyakit ( Disease Free Interval) .......... Error! Bookmark not defined.
ii
6.2 Saran .................................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. Error! Bookmark not defined.
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme kekambuhan kanker payudara .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.2 Outcome pasien berdasarkan subtipe ........... Error! Bookmark not defined.
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 Survival dan Overall Survival ................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
ii
SUBTIPE KANKER PAYUDARA DAN PREDIKSI MASA BEBAS PENYAKIT
PADA KANKER PAYUDARA DINI
Risa Yolanda Matulessy*, Heru Purwanto**
ABSTRAK
Studi meta analisis mengatakan 20%-30% penderita kanker payudara stadium dini
yang telah mendapatkan terapi prmer mengalami kekambuhan secara lokal, regional
maupun jauh dalam 2 tahun pertama. Secara umum, prognostik kanker payudara yang
operable yang dianggap mempengaruhi kekambuhan adalah umur penderita, ukuran tumor,
status kelenjar getah bening primer, gradasi histopatologi, status hormonal dan yang terakhir
adalah sifat molekuler kanker itu sendiri. Prognosis dari kanker payudara tidak hanya
ditentukan oleh faktor klinis dan histopatologi tetapi juga oleh subtipe kanker yang
didapatkan dari pemeriksaan imunohistokimia.
BREAST CANCER SUBTYPE AND DISEASE-FREE INTERVAL IN EARLY
STAGE BREAST CANCER
1
Residence of Surgery Program, 2Division of Oncology Surgery, Department
Surgery, Faculty of Medicine, Airlangga University, Dr Soetomo Hospital, Surabaya,
Indonesia
ABSTRACT
Several meta-analysis studies suggest that about 20% -30% of early-stage breast
cancer patients who have undergone primary treatment have recurrence either locally,
regionally or the fastest in the first 2 years. Generally, prognostic factors in operable breast
cancer that affect recurrence are age, tumor size, primary lymph node status, histopathology
gradation, hormonal status, and the molecular characteristic of the cancer. The prognostic
of breast cancer is not only determined by clinical and histopathological factors but also by
the subtype of cancer obtained from immunohistochemical examination. This study aims to
analyze subtypes of breast cancer affecting disease-free interval (DFI) in early stage breast
cancer. This is a cohort retrospective study. Authors collected data from medical record at
Dr Soetomo Hospital Surabaya. The subjects are early stage breast cancer patients who
undergone mastectomy and received additional therapy, evaluated by the presence of
recurrence on the clinical, radiological, pathological markers. In this study, recurrence
occurred in 31 subjects with 22 luminal and 9 subjects with nonluminal subtypes, which the
most frequent recurrence is lung as organ target. The two subtypes in the 12-month
observation had a different DFI where the luminal was 7 months and nonluminal 6 months,
but statistically both are not not significant (p=0.844). Based on this study, we concluded
that the subtype of early breast cancer did not statistically affect the DFI (p>0,005)
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Data dari Jakarta Cancer Registry menunjukkan bahwa kanker payudara merupakan
kanker memiliki insiden tertinggi yaitu 18.6 per 100.000 penduduk pertahun. (Wahidin, et
al. 2012) Jawa Timur menduduki urutan kedua untuk penderita kanker payudara di
Indonesia, berkisar 9.688 orang. (Infodatin 2015) Data sekunder sekitar 37% penderita
kanker payudara yang datang dalam stadium dini. Menurut data statistik pada penelitian
yang dilakukan oleh Cancer Researh UK tahun 2002-2006, survival rate pada pasien yang
datang pada stadium dini sebesar 90%-99% sedangkan stadium lanjut hanya 15%. (Jemal,
et al. 2011)
payudara stadium dini yang telah menjalani terapi pengobatan primer mengalami
kekambuhan baik lokal, regional maupun jauh paling cepat dalam 2 tahun pertama. (Clarke,
et al. 2005). Berbeda dengan data yang dipaparkan pada penelitian di RSUD Soetomo
Surabaya tahun 2015 dengan 193 penderita kanker payudara stadium dini dan lokal advance
yang observasi selama 3 tahun ditemukan bahwa kekambuhan terbanyak muncul pada 6
bulan sampai 1 tahun pertama setelah pembedahan. (Tanggo na Purwanto 2016) Menurut
penelitian yang dilakukan di Helsinki University Central Hospital, Filandia pada tahun 2000
sampai 2003 ditemukan 755 pasien dengan diagnosa kanker payudara dini dan telah
menjalani mastektomi, setelah selama 7 tahun follow up ditemukan sekitar 2,9% mengalami
kekambuhan lokal, yang rata-rata muncul pada bulan ke-27 dan memiliki survival rate
96.6%. Sedangkan 4,5% pasien didiagnosa kekambuhan lokoregional, muncul pada bulan
1
ke-29 dan memiliki angka survival rate yang tidak berbeda jauh yaitu 95,4%, sedangkan
Sampai saat ini secara umum faktor prognostik pada kanker payudara yang operable
yang dianggap mempengaruhi kekambuhan adalah umur penderita, ukuran tumor, status
kelenjar getah bening primer, gradasi histopatologi, status hormonal dan yang terakhir
adalah sifat molekuler kanker1 itu sendiri. (Cianfrocca M 2004) Tetapi pada penelitian
bivariate yang dilakukan tahun 2015 dan di RSUD Dr. Soetomo membuktikan bahwa hanya
ukuran tumor, status hormonal dan angioinvasi positif yang mempengaruhi kekambuhan,
sedangkan usia dan gradasi histopatologi tidak mempengaruhi angka kekambuhan pada
semua stadium kanker, sedangkan pada tahun 2017 juga dilakukan penelitian terhadap 240
penderita kanker payudara dini dengan data retrospektif sejak tahun 2011-2016 dan
dibuktikan bahwa status kelenjar kgb dan status hormonal tidak menjadi faktor prediksi dari
Prognosis dari kanker payudara tidak hanya ditentukan oleh faktor klinis dan
histopatologi tetapi juga oleh subtipe kanker yang didapatkan dari pemeriksaan
reseptor progesteron (PR) dan reseptor HER2 dan penentuan status Ki-67, dari pemeriksaan
itu maka subtipe kanker dibagi menjadi 4 kategori yaitu luminal A, luminal B, Her2-neu,
dan Triple Negatif. Pasien dengan kategori subtipe luminal A memiliki prognosa yang
paling baik oleh karena angka survival rate yang lebih tinggi dan respon terapi yang lebih
baik dibandingkan dengan subtipe Triple Negatif. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan di Colombia tahun 2010 dengan sampel 4,033 pasien yang menyatakan bahwa
pasien dengan subtipe kanker luminal A memiliki prognosa yang baik disertai dengan angka
1
Terdiri dari cancer stem cells, Epithelial-Mesenchymal Transition (EMT), β1-Intergrin, Notch Signaling,
Wnt Signaling, Hedgehog Signaling, miRNAs. (Ahmad 2013)
2
kekambuhan lokal dan regional yang rendah, setelah 10 tahun masa observasi dibandingkan
dengan subtipe non luminal A. Dalam sebuah penelitian terhadap 391 wanita yang
mendapat terapi masektomi dan radioterapi paska operatif yang dilakukan oleh Fredrikson
dkk didapatkan bahwa pasien dengan masa bebas penyakit yang pendek atau mengalami
kekambuhan dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun memiliki angka keberlangsungan
hidup yang rendah. Tinggi rendahnya survival rate pada kanker payudara sangat
dipengaruhi oleh masa bebas penyakit oleh karena semakin panjang DFI (Disease Free
Interval) atau masa bebas penyakit maka prognosa akan makin baik. Sampai saat ini belum
banyak jurnal yang membahas mengenai subtipe kanker payudara mempengaruhi lamanya
Apakah subtipe dari kanker payudara menentukan lamanya masa bebas penyakit
Penelitian ini akan menambah informasi dan referensi mengenai pengaruh subtipe
kanker terhadap masa bebas penyakit pada kanker payudara stadium dini yang telah
mendapat terapi pembedahan dan terapi lanjutan seperti kemoterapi di RSUD Dr Soetomo
Surabaya.
3
1.4.2 Manfaat Klinis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai subtipe kanker dan
faktor lain (klinis dan histopatologi) yang menjadi prediksi masa bebas penyakit pada
penderita kanker payudara, sehingga mengetahui prognosa awal pasien demi mendapatkan
terapi yang akurat dan mewaspadai angka rekurensi pada kanker payudara setelah
pengobatan dan secara tidak langsung ikut meningkatkan angka survival rate penderita,
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Insiden
angka kejadian tertinggi di Indonesia dengan insiden 18.6 per 100.000 penduduk pertahun.
(Wahidin, et al. 2012) Jawa Timur menduduki urutan kedua terbesar untuk penderita kanker
Data sekunder menyebutkan sekitar 37% penderita kanker payudara yang datang
dalam stadium dini. Menurut data register kanker di RS Kanker Dharmais tahun 2003-2007
hanya angka kejadian kanker stadium dini yang datang berkisar stadium I 6%, stadium II
18%, stadium III 44%. (Jemal, et al. 2011) (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi 2015)
Pengumpulan data tahun 2011-2016 di RSUD Dr Soetomo Surabaya ditemukan 377 pasien
kanker payudara dini yang datang dalam stadium dini. Beberapa penelitian menelaah jika
stadium kanker payudara sangat berkaitan dengan angka ketahanan hidup penderita. Hal ini
didukung dengan data statistik pada penelitian yang dilakukan oleh Cancer Researh UK
pada tahun 2002-2006, survival rate pada pasien yang datang pada stadium dini 90%-99%
2.2 Diagnosis
dan patologi. Pemeriksaan klinis dilakukan dengan anamnesis yang menyeluruh dan palpasi
payudara serta kelenjar getah bening lokoregional. Diagnosa klinis melalui pemeriksaan
fisik hanya dapat ditentukan pada tumor payudara yang berukuran cukup besar dan oleh
tenaga ahli yang sudah berpengalaman. (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi 2015)
5
Diagnosis pasti didasarkan pada pemeriksaan histopatologi yang didapatkan dari
spesimen biopsi core atau biopsi insisi. Diagnosis patologis akhir harus dibuat sesuai dengan
klasifikasi patologis saat ini, menganalisa semua jaringan yang diambil termasuk status
kelenjar limfe aksila (jumlah node), infiltrasi kapsuler dan level kelenjar yang terkena. (Ellis
2003)
Kasus kanker payudara tidak berbeda dengan kasus kanker pada lainnya, stadium
harus ditetapkan pada saat diagnostik telah ditegakkan. Saat ini klasifikasi stadium kanker
payudara yang digunakan AJCC (American Joint Committee On cancer) edisi VII tahun
2.2.1 Stadium
Stadium kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis
suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran
kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ke tempat lain.
Tujuan menilai stadium2 kanker adalah untuk mengetahui prognostik kanker serta untuk
Ukuran (T) secara klinis, radiologi dan mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam
2
klasifikasi untuk menentukan stadium kanker adalah TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International
Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer) yang
ditetapkan pada tahun 2010 (National Comprehensive Cancer Network 2016)
6
Tis : Karsinoma in situ
o T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.
T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang
a. Klinis:
7
N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya
kgb aksila.
kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb aksila, atau metastasis pada
kgb suplaklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila /
mamaria interna.
b. Patologi (pN)
pNx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya atau tidak
diangkat)
pN1 : Metastasis pada 1-3 kgb aksila dan atau kgb mamaria interna (klinis
8
o pN1b : Metastasis pada kgb mamaria interna (klinis negatif) secara
o pN1c : Metastasis pada 1-3 kgb aksila dan kgb mamaria interna secara
mikroskopis melalui diseksi sentinel node dan secara klinis negatif (jika
terdapat lebih dari 3 buah kgb aksila yang posistif, maka kgb mamaria
besarnya tumor).
pN2 : Metastasis pada 4-9 kgb aksila atau secara klinis terdapat pembesaran
o pN2a : Metastasis pada 4-9 kgb aksila ( paling kurang terdapat 1 deposit
pN3 : Metastasis pada 10 atau lebih kgb aksila, atau infraklavikula atau
metastasis kgb mamaria interna ( klinis ) pada 1 atau lebih kgb aksila yang
positif, atau pada metastasis kgb aksila yang positif lebih dari 3 dengan
supraklavikula.
o pN3a : Metastasis pada 10 atau lebih kgb aksila (paling kurang satu
deposit tumor lebih dari 2,0 mm) atau metastasis pada kgb
infraklavikula.
pada kgb aksila 1 atau lebih; atau metastasis pada kgb aksila 3 buah
9
o pN3c : Metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral.
Stadium T N M
0 Tis N0 M0
IA T1 N0 M0
T0 N1mi M0
IB
T1 N1mi M0
T0 N1 M0
IIA T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
IIB
T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
IIIA
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
T4 Setiap N M0
IIIB
Setiap T N3 M0
IV Setiap T Setiap N M1
Sumber : (National Comprehensive Cancer Network 2016)
Menurut National Cancer Institude, kanker payudara stadium dini adalah kanker
payudara yang penyebarannya belum melewati payudara maupun kelenjar getah bening
aksila. Kanker payudara stadium dini meliputi duktal karsinoma insitu, dan stadium I, II,
dan stadium IIIa dari kanker payudara. (American Cancer Society 2016)
10
2.3 Klasifikasi Patologi
1. Non-invasif karsinoma terdiri dari non-invasif duktal karsinoma dan lobular karsinoma
insitu
3. Paget's Disease
kanker payudara adalah penyakit yang sama. Tetapi dengan berkembangnya ilmu biologi
molekuler, kanker payudara dapat dikelompokkan dalam lima subtipe yang berbeda
berdasarkan biomolekuler tumor dan dikolerasikan secara klinis patologis. Hal ini
Penentuan status reseptor estrogen (ER), reseptor progesteron (PR) dan reseptor
HER2 wajib dilakukan, sedangkan status Ki-67 juga harus dipertimbangkan. Pemeriksaan
sekaligus menjadi faktor prognostik dari kanker payudara, ketetapan ini sudah didiskusikan
Kanker payudara adalah penyakit klinis heterogen. Tumor dengan histologis yang
sama mungkin memiliki prognosis yang berbeda dan mungkin memiliki respon terapi yang
berbeda. Perbedaan perilaku klinis ini karena perbedaan molekul tumor dengan histologis
yang sama. Teknologi DNA microarray dapat mengungkapkan perbedaan molekul tersebut.
Klasifikasi molekul kanker payudara berdasarkan profil ekspresi gen baru-baru ini
11
diusulkan. (Goldhirsch, et al. 2011) Analisis ekspresi gen telah menemukan beberapa
subtipe berbeda pada kanker payudara, karena tidak selalu mungkin untuk melakukan
pemeriksaan berbagai ekspresi gen, maka klasifikasi disederhanakan sesuai yang diusulkan
oleh Cheang dkk. Pendekatan ini menggunakan panel immunohistokimia estrogen reseptor
progesteron reseptor, HER2 reseptor, dan pelabelan Indeks Ki-67. (Sobri, et al. 2017)
Berdasarkan konsensus St. Gallen 2014, pembagian subtipe kanker payudara secara
Subtipe Definisi
Luminal A ER dan atau PR Positif, HER-2 negatif, Ki-67”low”
Luminal B1 ER dan atau PR Positif, HER-2 negatif, Ki-67”high”
Luminal B2 ER dan/atau PR (+), HER2 (+), Any Ki-67
HER2 ER dan PR Negatif, HER-2 Positif, Any Ki-67
Basal-like Triple Negative Ductal
ER dan PR absen
HER-2 negatif
tempat yang sama atau di tempat lain setelah penanganan primer kanker dikerjakan dan telah
melewati satu periode dimana sudah dinyatakan kanker tersebut hilang. (American Cancer
Society 2013-2014) Kekambuhan pada kanker payudara merupakan suatu faktor prognostik
yang kurang baik. Keberhasilan terapi kanker payudara dapat dimonitor dari meningkatnya
jumlah penderita kanker payudara yang dapat bertahan hidup tanpa adanya kekambuhan
baik lokal, regional maupun jauh. Risiko kekambuhan pada seluruh penderita kanker
payudara berkisar 40%, sebagian besar pasien meninggal karena kekambuhan. Puncak
kekambuhan terjadi pada tahun pertama dan kedua paska pembedahan dan menurun secara
12
13