NIM : 1907349
sains dan teknologi. Banyak permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari memerlukan informasi ilmiah dalam pemecahannya. Oleh karena itu, literasi
sains menjadi kebutuhan bagi setiap individu agar memiliki peluang yang lebih
besar untuk menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan (Putra, dkk., 2016).
memahami ilmu sains, namun literasi sains juga didefinisikan sebagai kemampuan
untuk memahami dan menerapkan prinsip sains (Miller & Czegan, 2016).
(PISA). Berdasarkan hasil PISA 2018 pada bidang literasi sains, Indonesia berada
sains anak Indonesia adalah 396, padahal rata-rata skor OECD adalah 457,6.
Rendahnya literasi sains dan pandangan konsumtif terhadap teknologi yang
dimiliki oleh peserta didik salah satunya merupakan dampak dari kurang baiknya
pandangan peserta didik terhadap hakikat sains dan teknologi (View of Nature of
Science and Technology atau VNOST) (Aikenhead & Ryan, 1989; Bencze, 1999).
VNOST merupakan salah satu bagian dari unsur utama dimensi literasi
sains. Tairab (2014) mengajukan empat aspek utama yang menjadi bagian penting
dari VNOST yaitu: karakteristik sains dan teknologi, tujuan sains dan penyelidikan
ilmiah, karakteristik pengetahuan ilmiah dan teknologi ilmiah, dan hubungan antara
sains dan teknologi. Keempat aspek tersebut menjadi acuan dalam mengembangkan
VNOST. Sehingga jika VNOST berkembang maka literasi sains siswa pun akan
berkembang.
dipandang sebagai masalah serius dan dicarikan jalan pemecahannya dengan baik
kegiatan yang dirancang sedemikian rupa sehingga para guru praktikan dapat
mengekspresikan konsepsi mereka tentang hakikat ilmu pengetahuan (NOS)
melalui beberapa cara representasi yaitu gambar, tulisan, atau diagram (Colagrande,
2016) dan peta aliran NOS (Oh, 2018) dapat mengarahkan para guru praktikan ke
melalui metode praktikum. Salah satu penunjang praktikum yang dapat digunakan
sebuah percobaan yang berbeda (Farida & Helsy, 2015). Kit dapat digunakan
dengan tujuan yang diharapkan jika terdapat penuntun dalam kegiatan tersebut
salah satunya adalah petunjuk praktikum. Hofstein, dkk. (2005) menyatakan bahwa
perlu adanya instruksi dari guru maupun suatu panduan yang dapat digunakan untuk
masalah yang dapat menuntun peserta didik dalam merancang dan melakukan
dapat menunjang keterampilan proses sains salah satunya adalah lembar kerja
mandiri peserta didik serta meningkatkan kemampuan mereka dalam literasi sains.
penyusunan bahan ajar berupa kit dan lembar kerja praktikum inkuiri terbimbing.
Salah satu konteks aplikasi sains dalam teknologi yang akan dikaji pada penelitian
ini adalah electrolyte fuel cell. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian berjudul “Kontruksi Kit dan Lembar Kerja Inkuiri Terbimbing Konteks
lembar kerja inkuiri terbimbing konteks electrolyte fuel cell dalam mengembangkan
kemampuan view nature of science and technology (VNOST) peserta didik SMA?”