NIM : 1907349
3) Menjodohkan, yaitu suatu bentuk tes yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama
adalah pokok soal atau premis. Kolom kedua adalah kolom jawaban. Tugas
pesertadidik adalah menjodohkan pernyataan di bawah kolom premis dengan
pernyataan-pernyataan yang ada di bawah kolom jawaban.
(Referensi: Jumanta Hamdayama. (2017). Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara)
Contoh:
Pernyataan Pilihan
CH4 mempunyai bentuk molekul Linier
BeF2 mempunyai bentuk molekul Segitiga Planar
H2O mempunyai bentuk molekul Tetrahedral
SF6 mempunyai bentuk molekul Bipiramidal Trigonal
PCl5 mempunyai bentuk molekul Oktahedral
4) Isian singkat, yaitu tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisi perkataan,
ungkapan, atau kelimat pendek sebagai jawaban terhadap kalimat yang tidak lengkap,
atau jawaban atas pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan.
Contoh:
Pergerakan partikel koloid oleh karena pengaruh medan listrik disebut dengan
peristiwa....
b. Komunikasi Personal
Assesment komunikasi personal digunakan untuk memperoleh informasi penting tentang
prestasi siswa dengan cara berkomunikasi dengan siswa. Dalam hal ini, prestasi siswa
tidak hanya meliputi prestasi belajar semata tetapi juga prestasi siswa dalam proses
pembelajaran. Assesmen komunikasi personal dapat digunakan untuk menilai pengetahuan
reasoning, keterampilan, dan produk serta afektif siswa.
(Stiggins. J. Richard (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York:
McMiller College Publishing Co.).
Macam-macam komunikasi personal:
1) Pertanyaan dan Jawaban Instruksional
Sebagai proses instruksi, baik guru atau siswa sendiri mengajukan pertanyaan untuk
orang lain untuk menjawab. Kegiatan ini mempromosikan pemikiran dan
pembelajaran, dan juga memberikan tentang prestasi. Guru mendengarkan jawaban,
menafsirkannya dalam hal standar yang dipegang secara internal, dan menarik
kesimpulan tentang tingkat pencapaian responden.
2) Konferensi dan Wawancara
Guru dan siswa berbicara secara langsung dan terbuka tentang tingkat pencapaian
siswa, kenyamanan dengan materi yang akan dikuasai, kebutuhan spesifik, minat, dan
keinginan, dan / atau topik terkait prestasi lainnya yang berkontribusi pada lingkungan
belajar mengajar yang efektif. Akibatnya, guru dan siswa berbicara bersama untuk
memahami cara bekerja bersama secara efektif.
3) Diskusi Kelas
Diskusi adalah interaksi kelompok yang dipimpin oleh guru atau siswa di mana materi
yang akan dikuasai dieksplorasi dari berbagai perspektif. Guru mendengarkan
interaksi, mengevaluasi kualitas kontribusi siswa, dan menarik kesimpulan tentang
pencapaian individu atau kelompok siswa. Jelas, diskusi kelas memiliki efek simultan
mempromosikan pembelajaran siswa dan kemampuan mereka untuk menggunakan apa
yang mereka ketahui.
4) Ujian Lisan
. Guru merencanakan dan mengajukan latihan untuk siswa mereka yang merefleksikan
dan memberikan tanggapan lisan. Guru mendengarkan dan menafsirkan tanggapan
tersebut, mengevaluasi kualitas dan menarik kesimpulan tentang tingkat pencapaian.
5) Jurnal Dialog
Jurnal dialog menangkap percakapan antara siswa dan guru dalam arti yang sebenarnya
dari gagasan itu. Seiring proses belajar mengajar, siswa menulis pesan kepada guru
mereka untuk menyampaikan pemikiran dan gagasan tentang pencapaian yang
diharapkan, evaluasi diri terhadap kemajuan, poin-poin kebingungan, atau wawasan
baru yang penting.
Ini secara berkala diserahkan untuk dibaca oleh guru dan dijawab dalam jurnal. Ini
kemudian diubah kembali menjadi siswa dan mereka dapat membalas, berkomettar,
atau memulai dari awal.
6) Log Belajar
Tujuan dari pembelajaran log adalah untuk membuat siswa merenungkan,
menganalisis, menggambarkan, dan mengevaluasi pengalaman belajar mereka
(Stiggins, R.J. 2006. Student-centered Classroom Assesment. New York: Macmillan
College)
2) Macam-macam Rubrik:
a) Rubrik Holistik: penskoran dilakukan terhadap proses keseluruhan atau kesatuan
produk tanpa menilai bagian komponen secara terpisah.
Nilai Deskripsi
A Respons terhadap tugas sangat spesifik. Informasi yang diberikan
memberikan pemahaman yang utuh dari tugas. Jawaban jelas, singkat dan
langsung ke masalah yang diminta dengan menggunakan berbagai
informasi yang akurat. Pendapat dan kesimpulan mengalir secara baik
dan logis. Secara keseluruhan respons terhadap tugas lengkap dan sangat
baik
B Respons terhadap tugas sudah baik. Informasi yang diberikan cukup
akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Respons yang
dikemukakan dalam tulisan baik dengan pendapat serta kesimpulan yang
baik pula. Jawaban dan uraian tugas cenderung bertele-tele
C Respons yang diberikan kurang memuaskan. Informasi yang diberikan
akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi tetapi tidak ada
kesimpulan atau pendapat. Alur berpikir yang dikemukakan dalam tugas
kurang logis dan cenderung bertele-tele
D Respons tidak menjawab tugas yang diminta. Banyak informasi yang
tidak akurat karena tidak menggunakan sumber informasi. Tidak ada
kesimpulan dan pendapat. Secara keseluruhan respons tidak akurat dan
tidak lengkap
(Referensi: Yani Kusmarni. (2006). Bahan Ajar Pengembangan Asesmen Kinerja dan
Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah)
d. Asesmen Penalaran
Penalaran (reasoning) merupakan suatu konsep umum yang menunjuk pada salah satu
proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan
sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui. Asesmen
penalaran adalah salah satu bentuk asesmen untuk melihat cara pesertadidik memecahkan
permasalahan yang dihadapi.
Referensi:
1. Stiggins, R.J. 2006. Student-centered Classroom Assesment. New York: Macmillan
College
2. Lilis Lismaya. (2019). Berpikir Kritis dan PBL
b. Menghimpun Data
Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan menggunakan tes
atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan, wawancara atau angket
dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list,
interview guide atau angket. Ketika melakukan asesmen prestasi peserta didik, para guru
harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik
harus tenang dan nyaman. Selama proses asesmen berlangsung, guru juga harus
memonitor jalannya asesmen dan membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
3. Apa saja yang termasuk jenis kerangka kerja asesmen penalaran, dan bagaimana
mengintegrasikan asesmen penalaran ke dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
a. Jenis-jenis kerangka kerja asesmen penalaran dibagi menjadi 4, diantaranya:
1) Kerangka Kerja Taksonomi Bloom
Secara umum, Bloom menyatakan klasifikasi kemampuan hasil belajar terbagi
menjadi:
a) Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan kemampuan berpikir, kompetensi
memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau
penolakan terhadap suatu obyek.
c) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor Kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota
badan (berkaitan dengan gerak fisik).
Guru yang berusaha menilai dimensi pemikiran siswa disarankan untuk mengajukan
pertanyaan yang mencerminkan berbagai tingkatan. Tingkat "pengetahuan" yang
dianggap sebagai level terendah dan level evaluasi sebagai level tertinggi. Setiap level
berturut-turut dianggap sebagai penyajian tantangan kognitif yang lebih sulit. Hampir
semua level taksonomi bloom dapat dinilai menggunakan metode esai, penilaian
kinerja, dan komunikasi pribadi
2) Kerangka Norris-Ennis
Norris dan Enis menekankan proses berpikir kritis pada dimensi kognitif dan afektif
dengan tahapan melakukan klarifikasi masalah, mengumpulkan informasi dasar,
membuat kesimpulan, melakukan klarifikasi lanjut dan mencapai kesimpulan terbaik.
Norris dan Ennis memfokuskan kerangka kerjanya pada proses berpikir yang terlibat
dalam mengumpulkan informasi tentang suatu hal dan menerapkan kriteria yang tepat
untuk menilai dari berbagai tindakan atau sudut pandang yang berbeda. Jawaban
untuk evaluasi siswa tersebut dapat dipertimbangan satu sama lain dengan siswa
lainnya. Ketika siswa tersebut menginternalisasi visi dan merefleksikan pekerjaan
mereka sendiri, mereka akan menjadi pemikir kritis. Pemikiran kritis menurut Norris
dan Ennis difokuskan terhadap pemikiran dia yang secara sadar diarahkan pada suatu
tujuan. Tujuan berpikir kritis itu adalah untuk mengevaluasi tindakan atau
kepercayaan terbaik.
3) Kerangka Kerja Marzano
Marzona menggambarkan dimensi pembelajaran dengan tahapan yaitu:
a) Memperoleh dan mengintegrasi pengetahuan
b) Memperluas dan menyempurnakan pengetahuan,
c) Menggunakan pengetahuan bermakna
d) Kebiasaan berpikir.
Pada tahapan “memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan baru,” marzona
menyarankan penilaian yang mengandalkan komunikasi pribadi. Marzano sangat
tertarik pada bagaimana materi baru itu berasimilasi dengan struktur pengetahuan
pembelajar yang ada. Karena belajar adalah proses aktif membangun makna - proses
pribadi - Marzano ingin kita berdiskusi dengan siswa bagaimana proses itu
berlangsung di dalamnya. Pada tahap “memperluas dan menyempurnakan
pengetahuan”, memberikan lebih banyak pilihan pada mode respons penilaian yang
dipilih. Mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan, mampu mengkategorikan,
menggambar kesimpulan induktif atau deduktif, dan menemukan tema yang
mendasari semua adalah pondasi yang sangat baik untuk latihan tes pilihan ganda.
Pada tahap “menggunakan pengetahuan bermakna” dan "Kebiasaan pikiran",
Marzano mengarahkan pada hasil dari kompleksitas yang lebih besar dalam jenis
penalaran yang diperlukan, dan yang memicu pemikiran serius dari penilaian kinerja.
4) Kerangka Kerja Quellmalz
Quelmalz mengembangkan proses perilaku berpikir yang pada dimensi kognitif terdiri
atas:
a) Ingatan
Mengingat atau mengenal fakta-fakta kunci, defenisi, konsep.
b) Analisis
Memahami hubungan antara keseluruhan dan bagian- bagiannya dan antara sebab
dan akibat, gabungan dan pengelompokan, memahami bagaimana suatu proses
dan bagaimana bagian sesuatu sesuai bersamaan, memahami hubungan kausal,
mendapatkan informasi dari chart, grafik, diagram dan peta
c) Perbandingan.
Menjelaskan bagaimana sesuatu itu sama atau berbeda. Membandingkan antara
dua hal, sederhana ataupun rumit. Perbandingan sederhana didasarkan
pada beberapa sifat yang lebih nyata. Perbandingan rumit membutuhkan
pengujian yang lebih luas dari sejumlah karakteristik antara dua atau lebih suatu
hal yang ingin dibandingkan. Perbandingan dimulai dengan keseluruhan /
sebagian hubungan dalam kategori analisis dan membawanya ke tahapan
selanjutnya.
d) Kesimpulan.
Penalaran secara induktif atau deduktif. Dalam tugasdeduktif, penalaran siswa
dimulai dari generalisasi ke pemisalan spesifik dan diminta untuk mengenalkan
atau menjelaskan fakta-fakta. Dalam tugas induktif, siswa diberi pemisalan atau
uraian dan mampu menghubungkan dan mengintegrasikan informasi untuk
menuju ke generalisasi.
e) Evaluasi.
Mengungkapkan dan mempertahankan pendapat. Mengevaluasi memerlukan
siswa untuk mempertimbangkan kualitas, kredibilitas, harga atau kepraktisan yang
menggunakan kriteria yang telah ditetapkan dan menjelaskan bagaimana kriteria
tersebut cocok atau tidak.
Quellmalz dan Hoskyn (1988) memberikan solusi dalam menilai penalaran siswa
dengan memberikan kriteria kinerja yang dikembangkan untuk analisis evaluatif,
komparatif, inferensi, dan berpikir evaluatif seperti yang disajikan dalam tulisan itu.
Ketika siswa diberikan latihan menulis yang membutuhkan alasan semacam ini,
kriteria ini terbukti bermanfaat. Baik siswa dan guru dapat belajar menerapkan hal
tersebut. Ketika siswa membuat tulisan dan mengevaluasi tulisan yang telah dibuat
sendiri maka guru berperan dalam mengevaluasi dan memberikan umpan balik pada
tulisan siswa.
c. Faktor-faktor Konteks
Komunikasi personal memiliki beberapa teknik yang dapat digunakan dalam assesmen,
yaitu:
1) Membuat hubungan yang jelas dan kompleks antara strategi dan fokus pertanyaan pada
pengajaran.
2) Pertanyan yang sukar dapat diulang untuk menggali lebih dalam bagaimana pemikiran
siswa.
3) Asesmen komunikasi personal dapat dilakukan secara spontan.
4) Komunikasi personal hampir tidak terbatas kefleksibelannya dalam hal aplikasinya
sebagai asesmen kelas.
5) Untuk pengguna assessmen komunikasi personal yang penuh perhatian, reaksi siswa
yang nonverbal dapat memberikan arti yang mendalam tentang pencapaian dan
perasaan siswa terhadap materi yang dipelajari.
Faktor konteks yang penting untuk diperhatikan oleh penilai dalam menggunakan
komunikasi personal sebagai asesmen adalah:
1) Faktor pertimbangan lain.
2) Bahasa yang umum
3) Kelancaran lisan yang cukup
4) Kepribadian siswa
5) Waktu yang memadai
6) Keamanan lingkungan
7) Pemahaman siswa tentang pentingnya menunjukkan prestasi yang sebenarnya
8) Catatan yang akurat
d. Pengambilan Sampel
Kunci keberhasilan sampling dalam asesmen komunikasi personal adalah menanyakan
seperangkat pertanyaan yang representatif yang dapat dilakukan dengan cara :
1) Memilih sejumlah kecil pencapaian siswa yang representatif dalam kelompok dari
berbagai tingkatan.
2) Tanyakan sampel kecil tapi representatif tentang pertanyaan kunci dari tes kelompok
Setelah melakukan kedua hal tersebut, maka dapat disimpulkan penguasaan siswa
terhadap materi. Hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan guru untuk mengajar
ulang atau melanjutkan. Sebelum mengambil kesimpulan tersebut, harus diingat bahwa
sampel siswa dan pencapainnya harus representative dan cukup mendalam.
Referensi:
Stiggins, R.J.M. 1994. Student Centered Classroom Assesment. New York: McMiller College
Publishing Co.
5. Bagaimana strategi strategi penilaian yang harus dikembangkan agar penilaian proses dan
hasil pembelajaran kimia dapat sesuai dengan trend pembelajaran terkini seperti
pembelajaran berbasis HOTS, pembelajaran bermuatan STEM, pembelajaran sesuai revolusi
industri 4.0?
Jawaban:
Tuntutan Strategi Penilaian abad 21 diantaranya adalah:
a. Strategi penilaian harus digeser ke arah pengukuran keterampilan di lingkungan global
yang kompleks. Selain itu, penilaian harus beralih untuk mengukur kemampuan siswa
berpikir kritis, menyelesaian masalah, mengumpulkan informasi, dan membuat keputusan
secara ilmiah dengan memanfaatkan teknologi.
b. Selain menghadapi tantangan dunia nyata, penilaian harus memberikan tugas berbasis
pemecahan masalah. Dimana aspek keterampilannya difokuskan pada keterampilan
operasional siswa, seperti keahliannya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) secara tepat dan efisien.
c. Penilaian yang dikembangkan tidak hanya untuk memenuhi persyaratan atau tuntutan
pemerintah saja, tapi mempersiapkan anak-anak untuk memiliki kesiapan menghadapi
tantangan di lingkungan global yang kompleks di masa depan.
d. Penilaian pada siswa harus dilakukan dengan dasar penilaian yang mengarah pada
tindakan berbasis kelas. Hal ini dikarenakan penilaian tidak hanya dapat memberikan
penilaian pada siswa saja, namun juga membantu guru dan siswa untuk melakukan
evaluasi.
e. Menggunakan teknologi digital dalam melakukan semua jenis penilaian.
Kemudian khusus untuk menilai pemikiran tingkat tinggi hampir selalu melibatkan tiga
prinsip tambahan:
a. Menghadirkan sesuatu yang dipikirkan siswa, biasanya diberikan oleh guru bisa dalam
bentuk teks, visual, skenario, materi sumber, atau masalah.
b. Menggunakan material baru yang baru bagi siswa, yang belum dibahas dikelas.
c. Membedakan antara tingkat kesulitan (mudah versus keras) dan tingkat berpikir (berpikir
tingkat rendah atau mengingat versus pemikiran tingkat tinggi), dan kontrol untuk masing-
masing secara terpisah.
Kemudian alat penilaian yang dapat membantu guru mengembangkan lingkungan belajar
abad 21 di kelas diantaranya:
a. Rubrik
Rubrik adalah alat untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan siswa melalui
pemberian tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik memungkinkan guru untuk
mengukur keterampilan dan kemampuan tertentu yang tidak dapat diukur oleh sistem
pengujian standar untuk menilai pengetahuan siswa. Rubrik disusun berdasarkan
seperangkat kriteria yang menggambarkan suatu harapan dan menunjukkan tingkat
kualitas.
b. Penilaian Berbasis Kinerja
Penilaian berbasis kinerja yang dikembangkan harus fokus pada kemampuan berpikir dan
mengukur tingkat tinggi seperti: 1) Berpikir kritis; 2) Penyelesaian masalah; 3)
Kemampuan berkomunikasi; 4) Keaksaraan TIK; 5) Literasi informasi dan 6) Melek
media. Proses pengembangan penilaian seharusnyakolaboratif, tidak hanya melibatkan
penilaian ahli, namun praktisi, pemimpin pendidikan dan,bila sesuai, vendor dari luar yang
menyediakanlayanan dan produk terkait penilaian.
c. Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang dikumpulkan dari waktu ke waktu yang
terutama digunakan sebagai metode evaluasi sumatif. Portofolio mengukur kemampuan
seorang siswa untuk menerapkan pengetahuanya. Portofolio adalah salah satu bentuk
asesmen yang paling fleksibel karena mereka dapat diadaptasi secara efektif di seluruh
bidang studi, tingkat kelas dan konteks administratif (yaitu melaporkan kemajuan siswa
secara individu, untuk membandingkan prestasi di kelas atau sekolah dan untuk
meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran siswa) (National Research
Council, 2002).
d. Peer Assesment
Penilaian rekan kerja adalah strategi penilaian formatif yang memberi siswa sejawat untuk
mengevaluasi pembelajaran (Topping, 2005). Pendekatan penilaian rekan sejawat adalah
proses bagi peserta didik untuk mempertimbangkan dan memberi umpan balik kepada
peserta didik lainnya mengenai kualitas atau nilai pekerjaan mereka (Topping, 2009).
e. Student response system (SRS)
Sistem respon siswa (SRS), juga dikenal sebagai sistem respon kelas (classroom response
system/CRS), Audience Respon System (ARS) atau bahasa sehari-hari sebagai "clickers",
adalah istilah umum yang mengacu pada berbagai alat penilaian formatif berbasis
teknologi yang dapat digunakan, untuk mengumpulkan data siswa. Melalui kombinasi
perangkat keras (handheld clickers, receiver, PC, koneksi internet, proyektor dan layar)
dan perangkat lunak, para guru dapat meminta siswa berbagai macam pertanyaan (baik
tertutup maupun terbuka), siswa dapat merespon dengan cepat dan tanpa nama, dan
gurudapat menampilkan data secara langsung. Nilai SRS berasal dari guru yang
menganalisis informasi dengan cepat dan kemudian merancang solusi pedagogi real-time
untuk memaksimalkan pembelajaran
(Eny Winaryati. (2018). Penilaian Kompetensi Siswa Abad 21)