Anda di halaman 1dari 20

Nama : Sevilla Arita Abdul Jalil

NIM : 1907349

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


ASESMEN PEMBELAJARAN KIMIA
1. Jelaskan dan uraikan maknanya, macam-macamnya (jika ada) dan beri contohnya dari istilah
berikut ini dalam konteks asesmen pembelajaran kimia;
Jawaban:
a. Selected respon asesmen
Selected Response Assessment merupakan salah satu bentuk asesmen, dimana peserta tes
memilih satu diantara jawaban yang disediakan, menyocokkan, atau mengisi jawaban
singkat, yang termasuk termasuk ke dalam bentuk asesmen ini adalah pilihan ganda
(multiple-choice items), benar-salah (true-false items), menjodohkan atau mencocokkan
(matching exercises), dan isian singkat (short answer fill-in items). Respon terpilih dapat
digunakan untuk menilai aspek pengetahuan, pemikiran, dan afektif.
(Referensi: Stiggins, R.J. 2006. Student-centered Classroom Assesment. New York:
Macmillan College)

Macam-macam Selected Response Assessmen:


1) Pilihan ganda, yaitu salah satu betuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau
pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menjawab atau menyelesaikannya
harus dipilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada
tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.
(Referensi: Anas Sudijono. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada)
Contoh:
Contoh koloid di bawah ini, yang merupakan sistem koloid padat dalam gas adalah....
A. Kabut
B. Embun
C. Asap
D. Buih
E. Spons
2) Benar salah, yaitu pernyataan yang memiliki dua kemungkinan jawaban yaitu benar
atau salah. Pesertadidik diminta untuk menentukan pilihan-pilihannya mengenai
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan cara seperti yang diminta
dalam petunjuk mengerjakan soal.
(Referensi: M. Ilyas Ismail, dkk. (2019). Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran.
Makasar: Cendikia Publisher).
Contoh:
Pernyataan Benar Salah
Suatu hari Sevilla menambahkan tawas pada air yang keruh,
lama kelamaan air tersebut menjadi jernih. Hal ini karena
terjadinya adsorpsi

3) Menjodohkan, yaitu suatu bentuk tes yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama
adalah pokok soal atau premis. Kolom kedua adalah kolom jawaban. Tugas
pesertadidik adalah menjodohkan pernyataan di bawah kolom premis dengan
pernyataan-pernyataan yang ada di bawah kolom jawaban.
(Referensi: Jumanta Hamdayama. (2017). Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara)
Contoh:
Pernyataan Pilihan
CH4 mempunyai bentuk molekul Linier
BeF2 mempunyai bentuk molekul Segitiga Planar
H2O mempunyai bentuk molekul Tetrahedral
SF6 mempunyai bentuk molekul Bipiramidal Trigonal
PCl5 mempunyai bentuk molekul Oktahedral

4) Isian singkat, yaitu tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisi perkataan,
ungkapan, atau kelimat pendek sebagai jawaban terhadap kalimat yang tidak lengkap,
atau jawaban atas pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan.
Contoh:
Pergerakan partikel koloid oleh karena pengaruh medan listrik disebut dengan
peristiwa....

b. Komunikasi Personal
Assesment komunikasi personal digunakan untuk memperoleh informasi penting tentang
prestasi siswa dengan cara berkomunikasi dengan siswa. Dalam hal ini, prestasi siswa
tidak hanya meliputi prestasi belajar semata tetapi juga prestasi siswa dalam proses
pembelajaran. Assesmen komunikasi personal dapat digunakan untuk menilai pengetahuan
reasoning, keterampilan, dan produk serta afektif siswa.
(Stiggins. J. Richard (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York:
McMiller College Publishing Co.).
Macam-macam komunikasi personal:
1) Pertanyaan dan Jawaban Instruksional
Sebagai proses instruksi, baik guru atau siswa sendiri mengajukan pertanyaan untuk
orang lain untuk menjawab.  Kegiatan ini mempromosikan pemikiran dan
pembelajaran, dan juga memberikan tentang prestasi.  Guru mendengarkan jawaban,
menafsirkannya dalam hal standar yang dipegang secara internal, dan menarik
kesimpulan tentang tingkat pencapaian responden.
2) Konferensi dan Wawancara 
Guru dan siswa berbicara secara langsung dan terbuka tentang tingkat pencapaian
siswa, kenyamanan dengan materi yang akan dikuasai, kebutuhan spesifik, minat, dan
keinginan, dan / atau topik terkait prestasi lainnya yang berkontribusi pada lingkungan
belajar mengajar yang efektif.  Akibatnya, guru dan siswa berbicara bersama untuk
memahami cara bekerja bersama secara efektif. 
3) Diskusi Kelas 
Diskusi adalah interaksi kelompok yang dipimpin oleh guru atau siswa di mana materi
yang akan dikuasai dieksplorasi dari berbagai perspektif.  Guru mendengarkan
interaksi, mengevaluasi kualitas kontribusi siswa, dan menarik kesimpulan tentang
pencapaian individu atau kelompok siswa.  Jelas, diskusi kelas memiliki efek simultan
mempromosikan pembelajaran siswa dan kemampuan mereka untuk menggunakan apa
yang mereka ketahui.  
4) Ujian Lisan
.   Guru merencanakan dan mengajukan latihan untuk siswa mereka yang merefleksikan
dan memberikan tanggapan lisan.  Guru mendengarkan dan menafsirkan tanggapan
tersebut, mengevaluasi kualitas dan menarik kesimpulan tentang tingkat pencapaian. 
5) Jurnal Dialog
Jurnal dialog menangkap percakapan antara siswa dan guru dalam arti yang sebenarnya
dari gagasan itu. Seiring proses belajar mengajar, siswa menulis pesan kepada guru
mereka untuk menyampaikan pemikiran dan gagasan tentang pencapaian yang
diharapkan, evaluasi diri terhadap kemajuan, poin-poin kebingungan, atau wawasan
baru yang penting.
Ini secara berkala diserahkan untuk dibaca oleh guru dan dijawab dalam jurnal. Ini
kemudian diubah kembali menjadi siswa dan mereka dapat membalas, berkomettar,
atau memulai dari awal.
6) Log Belajar
Tujuan dari pembelajaran log adalah untuk membuat siswa merenungkan,
menganalisis, menggambarkan, dan mengevaluasi pengalaman belajar mereka
(Stiggins, R.J. 2006. Student-centered Classroom Assesment. New York: Macmillan
College)

c. Task dan Rubrik


1) Task
Kegiatan siswa yang terlibat dalam tugas-tugas dalam bentuk dimana mereka akan
terlibat langsung dalam kehidupan di luar kelas atau suatu kegiatan seperti para ilmuan
yang sesuai dengan data yang dikumpulkan.
2) Rubrik
Sebuah rubrik adalah seperangkat kriteria untuk karya siswa yang mencakup deskripsi
dari tingkat kualitas kinerja pada kriteria. Skala skor digunakan untuk menilai kinerja
siswa bersama satu set tugas-kriteria yang spesifik.
Suatu rubrik secara umum ialah patokan penskoran yang digunakan dalam asesmen
subjektif. Suatu rubrik mengharuskan adanya suatu aturan tentang penetapan kriteria
pada sistem asesmen yang harus diikuti pada evaluasi. Rubrik dapat berbentuk
deskripsi eksplisit tentang karaktersitik performans tertentu pada suatu rentangan skala.
Rubrik penskoran secara eksplisit menunjukkan kualitas performans yang diharapkan
menurut rentang skala, atau definisi tentang suatu titik skor tertentu pada skala.
Referensi:
1) Brookhart. Susan M. (2013). “How to Create and Use Rubrics for Formative
Assessment and Grading” ASCD;Learn, Teach, Lead.
2) Mueller, Jon. (2006). “Authentic Assesment”. North Central College.

Macam-Macam asesmen Task dan Rubrik beserta contohnya:


1) Macam-macam Task
a) Computer adaptive testing, yakni tes yang sepanjang tidak berbentuk tes objektif
menuntut peserta tes mengekspresikan diri sehingga dapat menunjukkan tingkat
kemampuan nyata;
b) Tes pilihan ganda yang diperluas, yaitu bentuk tes objektif yang menuntut peserta
didik untuk berpikir tentang alasan mengapa memilih jawaban tersebut sebagai
jawaban yang benar;
c) Extended-response atau open ended question, dapat digunakan asal tidak hanya
menuntut adanya jawaban benar yang berpola;
d) Group performance assessment, yakni tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta
didik secara berkelompok;
e) Individual performance assessment, yakni tugas-tugas individual yang harus
diselesaikan secara mandiri oleh peserta didik misalnya kegiatan membaca buku-
buku, jurnal, majalah, koran atau internet;
f) Interview, yakni peserta didik harus merespons pertanyaan-pertanyaan lisan dari
guru;
g) Observasi, yakni guru meminta peserta didik melakukan suatu tugas. Selama
melaksanakan tugas tersebut peserta didik diamati baik secara terbuka maupun
tertutup atau observasi partisipasi;
h) Portofolio,yakni satu kumpulan hasil karya peserta didik yang disusun berdasarkan
urutan waktu maupun  urutan kategori kegiatan. Bagian ini akan dibahas secara
mendalam pada kegiatan belajar 4, 5 dan 6;
i) Project, exhibition, atau demontrasi, yakni penyelesaian tugas-tugas yang kompleks
dalam suatu jangka tertentu yang dapat memperlihatkan penguasaan kemampuan
sampai pada tingkatan tertentu pula;
j) Short answer, yakni menuntut jawaban singkat dari peserta didik, tetapi bukan
memilih jawaban dari alternatif jawaban yang telah disediakan

2) Macam-macam Rubrik:
a) Rubrik Holistik: penskoran dilakukan terhadap proses keseluruhan atau kesatuan
produk tanpa menilai bagian komponen secara terpisah.
Nilai Deskripsi
A Respons terhadap tugas sangat spesifik. Informasi yang diberikan
memberikan pemahaman yang utuh dari tugas. Jawaban jelas, singkat dan
langsung ke masalah yang diminta dengan menggunakan berbagai
informasi yang akurat. Pendapat dan kesimpulan mengalir secara baik
dan logis. Secara keseluruhan respons terhadap tugas lengkap dan sangat
baik
B Respons terhadap tugas sudah baik. Informasi yang diberikan cukup
akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Respons yang
dikemukakan dalam tulisan baik dengan pendapat serta kesimpulan yang
baik pula. Jawaban dan uraian tugas cenderung bertele-tele
C Respons yang diberikan kurang memuaskan. Informasi yang diberikan
akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi tetapi tidak ada
kesimpulan atau pendapat. Alur berpikir yang dikemukakan dalam tugas
kurang logis dan cenderung bertele-tele
D Respons tidak menjawab tugas yang diminta. Banyak informasi yang
tidak akurat karena tidak menggunakan sumber informasi. Tidak ada
kesimpulan dan pendapat. Secara keseluruhan respons tidak akurat dan
tidak lengkap

b) Rubrik Analitik, penskoran mula-mula dilakukan atas bagian-bagian individual


produk atau penampilan secara terpisah, kemudian dijumlahkan skor individual itu
untuk memperoleh skor total.
Skor Peta Konsep Spesifikasi Rasional
4 Tampilan gambar Semua spesifikasi Rasionalisasi yang
memberikan visualisasi untuk yang diberikan diberikan jelas
memahami dan benar
mengkomunikasikan apa yang
telah dipelajari
3 Sebagian besar gambar yang Semua spesifikasi Penjelasan yang
ditampilkan cukup baik yang diberikan diberikan masih
benar membutuhkan
perbaikan
2 Beberapa gambar yang Hanya sebagian Rasional yang
ditampilkan cukup baik spesifikasi yang diberikan tidak
diberikan benar lengkap
1 Gambar yang disajikan hanya Spesifikasi yang Rasional yang
sebagian yang benar diberikan pada diberikan tidak benar
umumnya salah

(Referensi: Yani Kusmarni. (2006). Bahan Ajar Pengembangan Asesmen Kinerja dan
Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah)
d. Asesmen Penalaran
Penalaran (reasoning) merupakan suatu konsep umum yang menunjuk pada salah satu
proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan
sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui. Asesmen
penalaran adalah salah satu bentuk asesmen untuk melihat cara pesertadidik memecahkan
permasalahan yang dihadapi.
Referensi:
1. Stiggins, R.J. 2006. Student-centered Classroom Assesment. New York: Macmillan
College
2. Lilis Lismaya. (2019). Berpikir Kritis dan PBL

Macam-Macam Asesmen Penalaran:


1) Selected respons assessment 
2) Essay assessment 
3) Performance assessment
4) Personal communication
(Widya Wati. (2011). Bentuk-Bentuk Asesmen Penalaran)

2. Pertimbangan-pertimbangan apa yang harus dilakukan, agar target-target hasil pembelajaran


dapat diases sesuai dengan strategi-strategi asesmen yang sesuai?
Jawaban:
Proses asesmen tidak bisa dipisahkan dengan proses pembelajaran. Bahkan proses asesmen
itu sendiri harus sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga hasil akhir dari asesmen akan
mendorong lahirnya berbagai keputusan dan kebijakan yang akan meningkatkan kualitas
pembelajaran. Agar target-target hasil pembelajaran dapat diases dengan strategi asesmen
yang sesuai, asesmen pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil Belajar
Dalam merencanakan asesmen atau evaluasi hasil belajar, Anda perlu melakukan
setidaknya enam hal, yaitu:
1) Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen atau evaluasi, termasuk merumuskan tujuan
terpenting dari diadakannya asesmen. Hal ini perlu dilakukan agar arah proses asesmen
jelas.
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif, atau
psikomotor.
3) Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. Anda bisa menentukan apakah
akan menggunakan teknik tes ataukah non tes.
4) Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil belajar
para peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin digunakan adalah butir-butir soal
tes (test item), daftar cek (check list), rating scale, panduan wawancara, dan lain-lain.
5) Menentukan metode penskoran jawaban siswa. Dengan kata lain Anda harus
memutuskan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan dalam menginterpretasi data hasil evaluasi. Misalnya saja, apakah Anda akan
menggunakan Penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah menggunakan Penilaian
Beracuan Kelompok atau Norma (PAN).
6) Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan asesmen atau evaluasi (kapan, berapa kali,
dan berapa lama).
7) Mereviu tugas-tugas asesmen. Setelah Anda menyusun tugas asesmen, seyogyanya
Anda meminta bantuan pihak lain untuk mencermatinya sebelum mencantumkannya
pada instrumen asesmen. Dengan meminta bantuan pihak lain, Anda akan mengetahui
apakah kalimat Anda bisa dipahami orang lain, apakah struktur kalimat yang kita
gunakan sudah tepat, apakah tidak terjadi pengulangan, dan seterusnya.

b. Menghimpun Data
Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan menggunakan tes
atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan, wawancara atau angket
dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list,
interview guide atau angket. Ketika melakukan asesmen prestasi peserta didik, para guru
harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik
harus tenang dan nyaman. Selama proses asesmen berlangsung, guru juga harus
memonitor jalannya asesmen dan membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.

c. Melakukan Verifikasi Data


Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang “baik” (yakni data
yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi) dari
data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran mengenai peserta
didik).

d. Mengolah dan Menganalisis Data


Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang telah dihimpun.
Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa menggunakan teknik statistik
dan/atau teknik non statistik, berdasarkan pada mempertimbangkan jenis data.

e. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan


Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna yang
terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sejumlah
kesimpulan. Kesimpulankesimpulan yang dibuat tentu saja harus mengacu pada sejumlah
tujuan yang telah ditentukan di awal.

f. Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil Asesmen


Langkah keenam ini memang perlu disampaikan di sini untuk mengingatkan para guru,
sebab dengan demikian mereka dapat menghemat sebagian waktunya untuk hal-hal yang
lebih baik. Dengan disimpannya instrumen dan ringkasan dan jawaban siswa, termasuk
berbagai catatan tentang upaya memperbaiki instrumen, sewaktu-waktu Anda
membutuhkan untuk memperbaiki instrumen tes pada tahun berikutnya maka tidak akan
membutuhkan waktu yang lama. Tentu saja, perubahan disana-sini perlu dilakukan karena
isi dan struktur unit pelajaran yang dipelajari siswa juga telah berubah.

g. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi


Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan maka Anda
sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan
sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan penilaian. Dengan demikian, seluruh kegiatan
penilaian yang telah dilakukan akan membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai
perubahan dan atau perbaikan.
Selain itu, terdapat beberapa prinsip dalam menentukan prosedur asesmen. Prinsip ini dapat
dijadikan pedoman dalam memilih dan menggunakan asesmen pembelajaran secara
bermakna.
a. Sasaran pembelajaran yang akan dinilai asesmen harus jelas.
 Sebelum dapat melakukan asesmen terhadap seorang siswa, kita harus benar-benar
memahami apa yang dimaksud dengan pengetahuan (knowledge), kecakapan
keterampilan (skills), dan unjuk kerja (performance), karena informasi yang hendak
dikumpulkan terkait dengan ketiga aspek tersebut.
 Pengetahuan, keterampilan/kecakapan, dan unjuk kerja yang akan dipelajari atau
dilakukan peserta didik kadang-kadang disebut sebagai sasaran pembelajaran
(learning targets) atau standar pembelajaran (learning standards). Semakin jelas
sasaran pembelajaran yang akan kita capai, maka akan semakin baik pula proses
pemilihan teknik asesmen yang tepat
b. Teknik-teknik asesmen yang Anda pilih harus benar-benar sesuai dengan masing-masing
sasaran pembelajaran
 Apakah sebagai guru ingin menilai bagaimana siswa memecahkan masalah dalam
pembelajaran bidang studi tertentu? Atau hendak menilai bagaimana siswa
menyampaikan pendapatnya dan bagaimana menanggapi pendapat temannya di
dalam sebuah diskusi?
 Bila itu yang hendak dilakukan, berarti akan melakukan asesmen terhadap suatu
proses. Hal tersebut harus dipertimbangkan ketika hendak melakukan proses
asesmen, sehingga teknik asesmen yang dipilih bisa sepraktis dan seefisien mungkin,
kendati aspek kepraktisan dan efisiensi tidak bo|eh menjadi pertimbangan utama dan
mengalahkan aspek Iainnya.
c. Teknik-teknik asesmen yang dipilih harus benar-benar memenuhi kebutuhan pembelajan
 Pemilihan alat asesmen yang tepat tidak hanya mampu membantu kita untuk
memperoleh data atau informasi mengenai suatu proses dan hasil belajar, namun
juga akan sangat bermakna bagi peserta didik.
 Alat asesmen yang tepat akan memberikan petunjuk kepada peserta didik sehingga
sejak awal mereka bisa mengetahui berbagai kegiatan konkrit yang harus mereka
Iakukan di dalam proses pembelajaran.
 Teknik-teknik asesmen yang dipilih juga harus memberi kesempatan kepada
pembelajar untuk menentukan secara khusus apa yang telah dicapainya. dan apa
yang harus mereka Iakukan untuk memperbaiki unjuk kerja (performance) mereka.
Oleh karena itu, Anda harus bisa memilih metode asesmen yang memungkinkan
Anda dapat memberikan umpan balik yang bermakna terhadap pembelajar.
d. Jika memungkinkan, untuk masing-masing sasaran pembelajaran harus digunakan
berbagai indikator prestasi pembelajar
 Salah satu format asesmen (seperti pertanyaan dengan jawaban singkat atau latihan
mencarikan pasangan atau matching exercises) memberikan gambaran yang tidak
lengkap mengenai apa yang telah dipelajari oleh siswa.
 Karena suatu format asesmen cenderung memberi penekanan hanya pada satu aspek
dari sasaran pembelajaran yang kompleks, makayang terjadi biasanya format
asesmen tersebut tidak bisa menjangkau sasaran pembelajaran yang hendak dicapai
secara utuh.
Referensi:
1) Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2) Anas Sudijono. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Paja Grafindo Persada.

3. Apa saja yang termasuk jenis kerangka kerja asesmen penalaran, dan bagaimana
mengintegrasikan asesmen penalaran ke dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
a. Jenis-jenis kerangka kerja asesmen penalaran dibagi menjadi 4, diantaranya:
1) Kerangka Kerja Taksonomi Bloom
Secara umum, Bloom menyatakan klasifikasi kemampuan hasil  belajar terbagi
menjadi:
a) Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan kemampuan berpikir, kompetensi
memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau
penolakan terhadap suatu obyek.
c) Ranah Psikomotor 
Ranah psikomotor Kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota
badan (berkaitan dengan gerak fisik).
Guru yang berusaha menilai dimensi pemikiran siswa disarankan untuk mengajukan
pertanyaan yang mencerminkan berbagai tingkatan. Tingkat "pengetahuan" yang
dianggap sebagai level terendah dan level evaluasi sebagai level tertinggi. Setiap level
berturut-turut dianggap sebagai penyajian tantangan kognitif yang lebih sulit. Hampir
semua level taksonomi bloom dapat dinilai menggunakan metode esai, penilaian
kinerja, dan komunikasi pribadi
2) Kerangka Norris-Ennis
Norris dan Enis menekankan proses berpikir kritis pada dimensi kognitif dan afektif
dengan tahapan melakukan klarifikasi masalah, mengumpulkan informasi dasar,
membuat kesimpulan, melakukan klarifikasi lanjut dan mencapai kesimpulan terbaik.
Norris dan Ennis memfokuskan kerangka kerjanya pada proses berpikir yang terlibat
dalam mengumpulkan informasi tentang suatu hal dan menerapkan kriteria yang tepat
untuk menilai dari berbagai tindakan atau sudut pandang yang berbeda. Jawaban
untuk evaluasi siswa tersebut dapat dipertimbangan satu sama lain dengan siswa
lainnya. Ketika siswa tersebut menginternalisasi visi dan merefleksikan pekerjaan
mereka sendiri, mereka akan menjadi pemikir kritis. Pemikiran kritis menurut Norris
dan Ennis difokuskan terhadap pemikiran dia yang secara sadar diarahkan pada suatu
tujuan. Tujuan berpikir kritis itu adalah untuk mengevaluasi tindakan atau
kepercayaan terbaik.
3) Kerangka Kerja Marzano
Marzona menggambarkan dimensi pembelajaran dengan tahapan yaitu:
a) Memperoleh dan mengintegrasi pengetahuan
b) Memperluas dan menyempurnakan pengetahuan,
c) Menggunakan pengetahuan bermakna
d) Kebiasaan berpikir.
Pada tahapan “memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan baru,” marzona
menyarankan penilaian yang mengandalkan komunikasi pribadi. Marzano sangat
tertarik pada bagaimana materi baru itu berasimilasi dengan struktur pengetahuan
pembelajar yang ada. Karena belajar adalah proses aktif membangun makna - proses
pribadi - Marzano ingin kita berdiskusi dengan siswa bagaimana proses itu
berlangsung di dalamnya. Pada tahap “memperluas dan menyempurnakan
pengetahuan”, memberikan lebih banyak pilihan pada mode respons penilaian yang
dipilih. Mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan, mampu mengkategorikan,
menggambar kesimpulan induktif atau deduktif, dan menemukan tema yang
mendasari semua adalah pondasi yang sangat baik untuk latihan tes pilihan ganda.
Pada tahap “menggunakan pengetahuan bermakna” dan "Kebiasaan pikiran",
Marzano mengarahkan pada hasil dari kompleksitas yang lebih besar dalam jenis
penalaran yang diperlukan, dan yang memicu pemikiran serius dari penilaian kinerja.
4) Kerangka Kerja Quellmalz
Quelmalz mengembangkan proses perilaku berpikir yang pada dimensi kognitif terdiri
atas:
a) Ingatan
Mengingat atau mengenal fakta-fakta kunci, defenisi, konsep.
b) Analisis
Memahami hubungan antara keseluruhan dan bagian-  bagiannya dan antara sebab
dan akibat, gabungan dan  pengelompokan, memahami  bagaimana suatu proses
dan  bagaimana bagian sesuatu sesuai bersamaan, memahami hubungan kausal,
mendapatkan informasi dari chart, grafik, diagram dan peta
c) Perbandingan.
Menjelaskan bagaimana sesuatu itu sama atau berbeda. Membandingkan antara
dua hal, sederhana ataupun rumit. Perbandingan sederhana didasarkan
pada beberapa sifat yang lebih nyata. Perbandingan rumit membutuhkan
pengujian yang lebih luas dari sejumlah karakteristik antara dua atau lebih suatu
hal yang ingin dibandingkan. Perbandingan dimulai dengan keseluruhan /
sebagian hubungan dalam kategori analisis dan membawanya ke tahapan
selanjutnya.
d) Kesimpulan.
Penalaran secara induktif atau deduktif. Dalam tugasdeduktif, penalaran siswa
dimulai dari generalisasi ke pemisalan spesifik dan diminta untuk  mengenalkan
atau menjelaskan fakta-fakta. Dalam tugas induktif, siswa diberi pemisalan atau
uraian dan mampu menghubungkan dan mengintegrasikan informasi untuk
menuju ke generalisasi.
e) Evaluasi.
Mengungkapkan dan mempertahankan pendapat. Mengevaluasi memerlukan
siswa untuk mempertimbangkan kualitas, kredibilitas, harga atau kepraktisan yang
menggunakan kriteria yang telah ditetapkan dan menjelaskan bagaimana kriteria
tersebut cocok atau tidak.
Quellmalz dan Hoskyn (1988) memberikan solusi dalam menilai penalaran siswa
dengan memberikan kriteria kinerja yang dikembangkan untuk analisis evaluatif,
komparatif, inferensi, dan berpikir evaluatif seperti yang disajikan dalam tulisan itu.
Ketika siswa diberikan latihan menulis yang membutuhkan alasan semacam ini,
kriteria ini terbukti bermanfaat. Baik siswa dan guru dapat belajar menerapkan hal
tersebut. Ketika siswa membuat tulisan dan mengevaluasi tulisan yang telah dibuat
sendiri maka guru berperan dalam mengevaluasi dan memberikan umpan balik pada
tulisan siswa.

b. Mengintegrasikan asesmen penalaran ke dalam proses pembelajaran


Untuk mengintegrasikan asesmen penalaran ke dalam proses pembelajaran, tugas guru
adalah menghubungkan siswa dengan penalaran mereka sendiri dengan memberi mereka
pemahaman tentang proses penalaran mereka, kosakata yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi tentang proses-proses tersebut, dan alat yang mereka butuhkan untuk
mengevaluasi alasan mereka sendiri. Hal tersebut dapat ditempuh dengan cara:
1) Mintalah siswa berpikir keras ketika memecahkan masalah. Ini memungkinkan mereka
untuk mendengar proses pemikiran mereka, dan membuat proses itu lebih mudah untuk
direnungkan dan dibicarakan.
2) Pastikan siswa belajar memberi label dan memahami jenis-jenis pemikiran yang
ditekankan. Sajikan bahasa untuk digunakan dalam refleksi diri dan dalam komunikasi
tentang penalaran. Sebagai rutinitas di kelas, terus-menerus memberi contoh,
membuat, dan menjelaskan jenis-jenis penalaran yang diterapkan.
3) Mintalah siswa untuk menyelidiki alasan masing-masing.
4) Tawarkan kepada siswa kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan
sampel soal tes yang memanfaatkan berbagai jenis penalaran, dan untuk
menginterpretasikan hasil tes dalam hal informasi yang mereka berikan pada kinerja
dalam konteks pemecahan masalah yang berbeda.
5) Saat mengajukan pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pemikiran, pastikan
untuk menunggu jawaban. Penalaran membutuhkan waktu. Hindari pertanyaan selama
instruksi yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Ajukan pertanyaan yang
membutuhkan pemikiran dan komunikasi yang lebih lengkap.
6) Mintalah siswa menyusun esai atau latihan penilaian kinerja yang membutuhkan
penerapan berbagai jenis penalaran
7) Biarkan seluruh kelas terlibat dalam proses berpikir sebagai pemikir dan reflektor
dalam bernalar dengan memanggil non-sukarelawan, meminta mereka untuk parafrase,
dan meminta mereka untuk menambah pemikiran satu sama lain dan untuk menyadap
pemikiran satu sama lain dalam kelompok-kelompok kecil. membuat diagram meledak
untuk menyampaikan mereka
8) Menyiapkan tampilan kelas yang mencerminkan jenis penalaran yang dinilai, termasuk
pertanyaan sampel yang menggambarkan hasil yang ingin dituju.
9) Mintalah siswa membuat jurnal yang menjelaskan keefektifan penalaran dan
pemecahan masalah mereka. Ini memberikan pengalaman menggunakan bahasa
penalaran dan dalam bersikap reflektif.
10) Pada waktu penilaian, kita harus menyajikan bentuk latihan soal yang baru, sehingga
mereka dapat menggunakan alat penalaran mereka untuk bekerja.
Sumber:
Stiggins. J. Richard. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York.
Macmillan College Publishing Cmpany.
Widya wati. (2011). Bentuk-bentuk asesmen penalaran.

4. Bagaimana mengembangkan strategi asesmen komunikasi personal dalam pembelajaran agar


dapat dilakukan secara efektif dan objektif?
Jawaban:
Assesment komunikasi personal merupakan salah satu contoh dari assessment alternatif.
Assesment komunikasi personal digunakan untuk memperoleh informasi penting tentang
prestasi siswa dengan cara berkomunikasi dengan siswa. Penilaian melalui komunikasi
personal adalah metode penilaian lain yang sifatnya subjektif. Cara mengembangkan strategi
asesmen tersebut dalam pembelajaran agar dapat dilakukan secara efektif dan objektif adalah
sebagi berikut:
a. Subjektivitas dalam Komunikasi Personal
Untuk mengurangi subjektivitas dalam assesmen komunikasi personal kita dapat
berpegang pada aspek-aspek berikut ini: 1) Target pencapaian yang dibuat untuk siswa; 2)
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan; 3) Kriteria yang diterapkan dalam mengevaluasi
jawaban; 4) Catatan penampilan siswa yang disimpan; 5) Metode yang digunakan; 6)
Penafsiran yang dibuat dari hasil penilaian; 7) Berbagai macam cara guru dalam
menggunakan hasil tersebut. Selanjutnya hal-hal yang harus diperhatikan dalam assesmen
komunikasi personal diantaranya:
1) Permasalahan-permasalahan yang potensial: Menentukan alasan yang tepat tentang
komunikasi personal sebagai asesmen
2) Permasalahan lupa: Harus dipahami kesalahan pikiran manusia sebagai alat perekam
yang dapat membuat inkonsistensi.
3) Permasalahan filters: Kita harus memperhatikan dan berusaha memahami kepersonalan
dan professional filters dengan cara mendengarkan dan mengolah respon siswa. Filters
ini memiliki peranan dalam kualitas assesmen.
4) Tantangan pengambilan sampel (sampling): Untuk menghindari permasalahan
sampling (seperti kurangnya informasi yang diperoleh dan waktu yang terlalu lama
dalam mengumpulkan informasi), kita harus mencari informasi yang cukup dan tidak
berlebihan. Untuk dapat menghindari permasalahan yang berhubungan dengan
subjektivitas kita dapat berpatokan pada lima standar berikut ini yang digunakan
sebagai dasar dalam konteks komunikasi personal.
Tabel 2.1 Standar Kualitas dalam Komunikasi Personal Sebagai Assesmen
Atribut Kualitas Pertanyaan yang menetapkan
Target pencapaian yang jelas Apakah pertanyaan merefleksikan target pencapaian
yang akan diukur?
Tujuan yang jelas Mengapa menggunakan komunikasi personal sebagai
assesmen? Bagaimana hasilnya dapat digunakan?
Menjamin penyajian target Dapatkah target direfleksikan dengan teliti melalui
yang representasi komunikasi personal langsung dengan siswa?
Sampel hasil yang tepat Apakah kita mempunyai bukti-bukti yang cukup?
Mengontrol gangguan yang Apakah kita berhubungan dengan sumber potensi
tidak diinginkan dari penyimpangan, dan sudahkan kita
meminimalkan pengaruh personal dan prosesional
filters?
5) Menghindari Masalah Karena Subfektivitas: Kita dapat menghindari masalah karena
kesalahan pemikiran dan penyimpangan manusia hanya dengan memperhatikan lima
atribut penilaian yang ada, penting, dan mendasar sebagaimana diterapkan dalam konteks
komunikasi personal. Tabel 2.1 meninjau standar-standar ini ketika mereka berlaku
untuk komunikasi personal sebagai penilaian.

b. Mencocokkan Metode Dengan Target


1) Menilai pengetahuan: Kita dapat bertanya kepada siswa untuk melihat apakah mereka
mengusai materi melalui ingatan dan/atau melalui penggunaan material acuan yang
efektif.
2) Menilai Reasoning: Penanya yang mahir dapat mengukur reasoning siswa dan problem
solving ketika proses berpikir sedang berlangsung dan secara retrospektif, untuk
menganalisis bagaimana siswa memperoleh jalan keluarnya.
3) Menilai Keterampilan dan Produk: Untuk menilai keterampilan dan produk, kita dapat
meminta siswa untuk “melakukan dan membuat” sesuatu dan membandingkannya
dengan kualitas standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Menilai Afektif: Kunci untuk membuat komunikasi personal bekerja dalam menilai
affect siswa adalah dengan mempercayai dan membuka akses komunikasi. Jika siswa
merasa nyaman untuk mengatakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan, maka
mereka akan melakukannya.

c. Faktor-faktor Konteks
Komunikasi personal memiliki beberapa teknik yang dapat digunakan dalam assesmen,
yaitu:
1) Membuat hubungan yang jelas dan kompleks antara strategi dan fokus pertanyaan pada
pengajaran.
2) Pertanyan yang sukar dapat diulang untuk menggali lebih dalam bagaimana pemikiran
siswa.
3) Asesmen komunikasi personal dapat dilakukan secara spontan.
4) Komunikasi personal hampir tidak terbatas kefleksibelannya dalam hal aplikasinya
sebagai asesmen kelas.
5) Untuk pengguna assessmen komunikasi personal yang penuh perhatian, reaksi siswa
yang nonverbal dapat memberikan arti yang mendalam tentang pencapaian dan
perasaan siswa terhadap materi yang dipelajari.
Faktor konteks yang penting untuk diperhatikan oleh penilai dalam menggunakan
komunikasi personal sebagai asesmen adalah:
1) Faktor pertimbangan lain.
2) Bahasa yang umum
3) Kelancaran lisan yang cukup
4) Kepribadian siswa
5) Waktu yang memadai
6) Keamanan lingkungan
7) Pemahaman siswa tentang pentingnya menunjukkan prestasi yang sebenarnya
8) Catatan yang akurat

d. Pengambilan Sampel
Kunci keberhasilan sampling dalam asesmen komunikasi personal adalah menanyakan
seperangkat pertanyaan yang representatif yang dapat dilakukan dengan cara :
1) Memilih sejumlah kecil pencapaian siswa yang representatif dalam kelompok dari
berbagai tingkatan.
2) Tanyakan sampel kecil tapi representatif tentang pertanyaan kunci dari tes kelompok
Setelah melakukan kedua hal tersebut, maka dapat disimpulkan penguasaan siswa
terhadap materi. Hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan guru untuk mengajar
ulang atau melanjutkan. Sebelum mengambil kesimpulan tersebut, harus diingat bahwa
sampel siswa dan pencapainnya harus representative dan cukup mendalam.
Referensi:
Stiggins, R.J.M. 1994. Student Centered Classroom Assesment. New York: McMiller College
Publishing Co.

5. Bagaimana strategi strategi penilaian yang harus dikembangkan agar penilaian proses dan
hasil pembelajaran kimia dapat sesuai dengan trend pembelajaran terkini seperti
pembelajaran berbasis HOTS, pembelajaran bermuatan STEM, pembelajaran sesuai revolusi
industri 4.0?
Jawaban:
Tuntutan Strategi Penilaian abad 21 diantaranya adalah:
a. Strategi penilaian harus digeser ke arah pengukuran keterampilan di lingkungan global
yang kompleks. Selain itu, penilaian harus beralih untuk mengukur kemampuan siswa
berpikir kritis, menyelesaian masalah, mengumpulkan informasi, dan membuat keputusan
secara ilmiah dengan memanfaatkan teknologi.
b. Selain menghadapi tantangan dunia nyata, penilaian harus memberikan tugas berbasis
pemecahan masalah. Dimana aspek keterampilannya difokuskan pada keterampilan
operasional siswa, seperti keahliannya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) secara tepat dan efisien.
c. Penilaian yang dikembangkan tidak hanya untuk memenuhi persyaratan atau tuntutan
pemerintah saja, tapi mempersiapkan anak-anak untuk memiliki kesiapan menghadapi
tantangan di lingkungan global yang kompleks di masa depan.
d. Penilaian pada siswa harus dilakukan dengan dasar penilaian yang mengarah pada
tindakan berbasis kelas. Hal ini dikarenakan penilaian tidak hanya dapat memberikan
penilaian pada siswa saja, namun juga membantu guru dan siswa untuk melakukan
evaluasi.
e. Menggunakan teknologi digital dalam melakukan semua jenis penilaian.

Adapun prinsip-prinsip penilaian yang harus diperhatikan yaitu:


a. Menentukan dengan jelas dan tepat apa yang ingin dinilai.
b. Merancang tugas atau item tes yang mengharuskan siswa untuk menunjukkan
pengetahuan atau keterampilan.
c. Menentukan sejauh mana siswa telah menunjukkan pengetahuan atau keterampilan.

Kemudian khusus untuk menilai pemikiran tingkat tinggi hampir selalu melibatkan tiga
prinsip tambahan:
a. Menghadirkan sesuatu yang dipikirkan siswa, biasanya diberikan oleh guru bisa dalam
bentuk teks, visual, skenario, materi sumber, atau masalah.
b. Menggunakan material baru yang baru bagi siswa, yang belum dibahas dikelas.
c. Membedakan antara tingkat kesulitan (mudah versus keras) dan tingkat berpikir (berpikir
tingkat rendah atau mengingat versus pemikiran tingkat tinggi), dan kontrol untuk masing-
masing secara terpisah.

Kemudian alat penilaian yang dapat membantu guru mengembangkan lingkungan belajar
abad 21 di kelas diantaranya:
a. Rubrik
Rubrik adalah alat untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan siswa melalui
pemberian tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik memungkinkan guru untuk
mengukur keterampilan dan kemampuan tertentu yang tidak dapat diukur oleh sistem
pengujian standar untuk menilai pengetahuan siswa. Rubrik disusun berdasarkan
seperangkat kriteria yang menggambarkan suatu harapan dan menunjukkan tingkat
kualitas.
b. Penilaian Berbasis Kinerja
Penilaian berbasis kinerja yang dikembangkan harus fokus pada kemampuan berpikir dan
mengukur tingkat tinggi seperti: 1) Berpikir kritis; 2) Penyelesaian masalah; 3)
Kemampuan berkomunikasi; 4) Keaksaraan TIK; 5) Literasi informasi dan 6) Melek
media. Proses pengembangan penilaian seharusnyakolaboratif, tidak hanya melibatkan
penilaian ahli, namun praktisi, pemimpin pendidikan dan,bila sesuai, vendor dari luar yang
menyediakanlayanan dan produk terkait penilaian.
c. Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang dikumpulkan dari waktu ke waktu yang
terutama digunakan sebagai metode evaluasi sumatif. Portofolio mengukur kemampuan
seorang siswa untuk menerapkan pengetahuanya. Portofolio adalah salah satu bentuk
asesmen yang paling fleksibel karena mereka dapat diadaptasi secara efektif di seluruh
bidang studi, tingkat kelas dan konteks administratif (yaitu melaporkan kemajuan siswa
secara individu, untuk membandingkan prestasi di kelas atau sekolah dan untuk
meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran siswa) (National Research
Council, 2002).
d. Peer Assesment
Penilaian rekan kerja adalah strategi penilaian formatif yang memberi siswa sejawat untuk
mengevaluasi pembelajaran (Topping, 2005). Pendekatan penilaian rekan sejawat adalah
proses bagi peserta didik untuk mempertimbangkan dan memberi umpan balik kepada
peserta didik lainnya mengenai kualitas atau nilai pekerjaan mereka (Topping, 2009).
e. Student response system (SRS)
Sistem respon siswa (SRS), juga dikenal sebagai sistem respon kelas (classroom response
system/CRS), Audience Respon System (ARS) atau bahasa sehari-hari sebagai "clickers",
adalah istilah umum yang mengacu pada berbagai alat penilaian formatif berbasis
teknologi yang dapat digunakan, untuk mengumpulkan data siswa. Melalui kombinasi
perangkat keras (handheld clickers, receiver, PC, koneksi internet, proyektor dan layar)
dan perangkat lunak, para guru dapat meminta siswa berbagai macam pertanyaan (baik
tertutup maupun terbuka), siswa dapat merespon dengan cepat dan tanpa nama, dan
gurudapat menampilkan data secara langsung. Nilai SRS berasal dari guru yang
menganalisis informasi dengan cepat dan kemudian merancang solusi pedagogi real-time
untuk memaksimalkan pembelajaran
(Eny Winaryati. (2018). Penilaian Kompetensi Siswa Abad 21)

Anda mungkin juga menyukai