Anda di halaman 1dari 5

2.1.

Pengertian Aktiva Tetap


Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap
adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun
terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Aktiva tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relative permanen dan
digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan.

2.2. Kriteria Aktiva Tetap


Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa tidak setiap asset perusahaan dapat
dikelompokkan sebagai aktiva tetap. Agar dapat dikelompokkan sebagai aktiva tetap, suatu asset
harus memiliki kriteria tertentu, yaitu :
a. Berwujud
Ini berarti asset tersebut berupa barang yang memiliki wujud fisik, bukan sesuatu yang tidak
memiliki bentuk fisik seperti goodwill, hak paten, dan sebagainya.
b. Umurnya Lebih dari Satu Tahun
Asset ini harus dapat digunakan dalam operasi lebih dari satu tahunatau satu periode akuntansi.
Walaupun memiliki bentuk fisik, tetapi jika masa manfaatnya kurang dari satu tahun sperti kertas,
tinta printer, pensil, penghapus, selotif, dan sebgainya tidak dapat dikategorigakan sebagai aktiva
tetap. Dan yang dimaksudkan dengan umur asset tersebut adalah umur ekonomis, buka umur
teknis, yaitu jangka waktu dimana suatu asset dapat digunakan secara ekonomis oleh perusahaan.
c. Digunakan dalam Operasi Perusahaan
Barang tersebut harus dapat digunakan dalam operasi normal perusahaan, yaitu dipakai untuk
menghasilkan pendapatan bagi organisasi. Jika suatu asset memiliki wujud fisik dan berumur lebih
dari satu tahun tetapi rusak dan tidak dapat diperbaiki sehingga tidak dapat digunakan untuk
operasi perusahaan, maka asset tersebut harus dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap.

d. Tidak diperjualbelikan
Suatu asset berwujud yang dimiliki perusahaan dan umurnya lebih dari satu tahun, tetapi dibeli
perusahaan dengan maksud untuk dijual lagi, tidak dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap dan
harus dimasukkan kedalam kelompok persediaan.
e. Material
Barang milik perusahaan yang berumur lebih dari saru tahun dan digunakan dalam operasi
perusahaan tetapi nilai atau harga per unitnya atau harga totalnya relative tidak terlalu besar
disbanding total asset perusahaan, tidak perlu dimasukkan sebagai aktiva tetap.
f. Dimiliki perusahaan
Asset berwujud yang bernilai tinggi yang digunakan dalam operasi dan berumur lebih dari satu
tahun, tetapi di sewa perusahaan dari pihak lain, tidak boleh dikelompokkan sebagai aktiva tetap.

2.3. Pengelompokan Aktiva Tetap


Aktiva tetap dapa berupa kenderaan, mesin, bangunan, tanah, dan sebagainya. Dari
berbagai jenis aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, untuk tujuan akuntansi dapat dikelompokan
ke dalam kelompok :
a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah tempat kantor atau bangunan pabrik
berdiri, lahan pertanian, lahan perkebunan, dan lahan peternakan. Aktiva tetap jenis ini adalah
aktiva tetap yang dapat digunakan secara terus menerus selama perusahaan menghendakinya tanpa
harus memperbaiki atau menggantinya.
b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa manfaatnya bisa ganti dengan
asset lain yang sejenis, seperti bangunan, mesin, kenderaan, computer, mebel, dan sebagainya.
Aktiva tetap kelompok kedua adalah jenis aktiva tetap yang memiliki umur ekonomis maupun
umur teknis yang terbatas.
c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sdudah habis masa manfaatnya tidak dapa ganti
dengan yang sejenis, seperti tanah pertambangan dan hutan. Kelompok aktiva tetap yang ketiga
merupakan aktiva tetap sekali pakai dan tidak dapat diperbaharui karena kandungan atau isi dari
asset itulah yang dibutuhkan, bukan wadah luarnya.

2.4. Penilaian dan Penyajian


Aktiva tetap yang diliki perusahaan biasanya memiliki nilai yang cukup material
dibandingkan dengan total asset yang dimiliki perusahaan tersebut. Karena itu, metode penilaian
dan penyajian aktiva tetap sebuah perusahaan akan bepengaruh terhadap laporan keuangan
perusahaan bersangkutan.
Berkaitan dengan penilaian dan penyajian aktiva tetap, IFRS mengizinkan salah satu dari
dua metode yang dapat digunakan, yaitu :
a. Berbasis Harga Perolehan (Biaya)
Ini adalah metode peniaian asset yang didasarkan paa jumlah pengorbanan ekonomis yang
dilakukan perusahaan untuk meperoleh asset tetap tertentu sampai asset tetap tersebut siap
digunakan. Itu berarti nilai asset yang disajikan dalam laporan keuangan adalah jumlah rupiah
historis pada saat memperoleh asset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan (jika
ada).
b. Berbasis Revaluasi (Nilai Pasar)
Ini adalah metode penilaian asset yang di dasarkan pada harga pasar ketika laporan keuangan
disajikan. Penggunaaan metode ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai
asset yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu tertentu. Karena nilai suatu aktiva tetap tertentu
sering kali sudah tidak relevan lagi dengan kondisi ketika laporan keuangan disajikan oleh
perusahaan. Sebagai contoh, sebidng tanah yang dibeli perusahaan 10 tahun yang lalu harganya
pasti sudah berlipat-lipat ganda pad saat ini. Jika tanah tersebut disajikan dengan menggunakan
biaya historis, maka dianggap tidak mencerminkan lagi kondisi actual aktiva tetap perusahaan
ketika laporan keuangan.

Dilihat dari kemudahan untuk medapatkan informasi tentang harga pasar (market Value)
suatu aktiva tetap, asset dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu :
- Asset yang harganya selalu tersedia setiap saat dan mudah diketahui, seperti harga surat berharga
di bursa efek. Harga berbagai saham dan obligasu yang terdaftar di bursa efek Jakarta dapat dengan
mudah diketahui oleh siapa saja kapan pun diperlukan. Aktiva dalam kelompok ini mudah sekali
menggunakan nilai pasar sebagai dasar penilaian dan penyajiannya karena ketersediaan data serta
cukup objektif nilainya.
- Asset yang harganya tidak selalu tersedia saetiap saat dan tidak langsung diketahui dengan mudah,
seperti harga property dan berbagai mesi yang dimiiki perusahaan. Tanah dan bangunan yang
dimiliki perusahaan memang selalu memiliki nilai pasar, tetapi harganya akan selalu berbeda
antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan asset tersebut. Untuk menilai harga asset tersebut
datanya tidak selalu tersedia setiap saat.
- Asset yang harga pasarnya tidak tersedia dan tidak mudah diketahui. Asset semacam ini biasanya
dimiliki oleh sebuah perusahaan karena pesanan khusus akibat keunikan usaha perusahaan
tersebut, atau karena hibah yang diberikan pihak lain. Contohnya mencakup aktiva tetap berupa
gudang pembeku daging atau ikan. Gedung pembeku semacam itu biasanya di bangun secara
khusus untuk kebutuhan perusahaan penasok daging atau ikan yang harganya tidak akan tersedia
di pasar. Perusahaan yang memiliki bidang usaha yang berbeda tidak akan memerlukan aktiva
tetap semacam itu, karena itu, aktiva tetap semacam itu sulit untuk menggunakan dasar market
value dalam penyajian aktiva tetapnya di laporan keuangan.

2.5. Harga Perolehan


Untuk memperoleh aktiva tetap, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah uang yang tidak
hanya dipakai untuk membayar barang itu sendiri sesuai yag tercantum di dalam faktur, tetapi juga
untuk bahan pengiriman, pemasangan, perantara, balik nama, dan sebagainya. Keseluruhan uang
yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut disebut dengan harga perolehan,
sedangkan di laporan posisi keuangan, aktiva tetap dicatat sebesar nilai bukunya.
Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memperoleg suatu
aktiva tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.
Karena itu, harga perolehan meliputi harga faktur asset tersebut, beban angkut, beban
pemasangan, bea impor, bea balik nama, komisi perantara, dan sebagainya.
Asset tetap yang dimiliki perusahaan dicatat dan diakuui sebesar nilai bukunya, yaitu harga
perolehan aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan aktiva tetap.
Sementara itu, nilai buku adalah nilai bersih suatu asset seperti yang tercantum dalam
laporan posisi keuangan, yaitu harga perolehan aktiva tetap tersebut setelah dikurangi dengan
akumulasi penyusutanyya. Akumulasi penyusustan berarti kumpulan dari seluruh eban penyusutan
selama beberapa periode akuntansi.
2.6. Cara-cara Memperoleh Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan
itu akan mempengaruhi penentuan harga perolehan aktiva tetap tersebut. Cara perolehannya antara
lain :
- Pembelian tunai
Aktiva tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat dalam buku dengan jumlah sebesar
uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut, yaitu mencakup harga faktur
aktiva tetap, bea balik nama, beban angkut , beban pemasangan, dan lain-lain.
- Pembelian angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan aktiva tetap tersebut
tidak termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dibebankan sebagai beban bunga
periode akuntansi berjalan. Sedangkan yang dihitung sebagai harga perolehan adalah total
angsuran ditambah beban tambahan seperti beban pengiriman, bea balik nama, beban pemasangan
dan lain-lain.
- Perolehan Melalui Pertukaran
a) Ditukar dengan Surat-surat Berharga
b) Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau Obligasi perusahaan, dicatat
dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.
c) Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
d) Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar-menukar atau sering disebut “tukar
tambah”. Dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru ada dua jenis
pertukaran yaitu : pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis, pertukaran aktiva tetap yang sejenis
- Diperoleh sebagai Donasi
Jika aktiva Tetap diperoleh sebagai donasi, maka asset tersebut dicatat dan diakui sebesar harga
pasarnya.

Anda mungkin juga menyukai