Bendung Karet Sebagai Teknologi Tepat (Rubber Dam)
Bendung Karet Sebagai Teknologi Tepat (Rubber Dam)
Tepat Guna
Posted onJuly 30, 2014 by juzailahth
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia banyak terdapat sumberdaya air, baik yang berupa air tanah, sungai, maupun
laut. Tentu saja tidak mudah untuk mengolah sumberdaya-sumberdaya tersebut, banyak
permasalahan yang harus diselesaikan dalam mengolah sumberdaya tersebut, misalnya
masalah kekeringan saat kemarau melanda, bagaimana kita harus menyediakan air baku dan
air untuk irigasi ketika kekeringan melanda, dan permasalahan lainnya. Salah satu solusi yang
tepat adalah dengan membuat Bendung Karet. Untuk itu, dalam makalah ini saya akan
membahas apa itu Bendung Karet agar kita bisa menerapkan teknologi tepat guna dengan
baik.
Rumusan Masalah
1. Apa itu Bendungan
2. Bagian-Bagian Bendungan
3. Apa itu Bendungan Karet
4. Macam-Macam Bendung Karet
5. Pertimbangan dalam Pemilihan Bendung Karet
6. Persyaratan dan Perencanaan
7. Komponen Bangunan
8. Kriteria Bendung yang Baik
9. Perencanaan Instalasi
10. Sistem Otomatisasi
11. Penerapan
12. Dampak Positif Pembangunan Bendung Karet
13. Dampak Negatif Pembangunan Bendung Karet
Tujuan Makalah
1. Mengetahui apa itu Bendungan dan Bendungan Karet
2. Mengetahui Bagian-Bagian Bendungan, Persyaratan, serta Kriteria Bendung Karet.
3. Memberikan Informasi Kepada Pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Bendungan
Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,
danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan Air ke
sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Bagian-Bagian Bendungan
Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
Badan Bendungan (Body of Dams)
Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya
memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu atau tanggul
digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik.
Kekuatan air memberikan listrik dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan
listrik bagi jutaan konsumen.
Pondasi (Foundation)
Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.
Angker (Anchorage)
Adala baja atau besi yang ditanam didalam beton dan digunakan untuk menahan rangka
pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi
beton.
Hoist
Adalah alat untuk menggerakan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
1. Alternatif penerapan bendung jenis lain yang lebih murah tanpa mengabaikan
efektifitasnya bagi tujuan dibangunnya bendung;
2. Bendung karet hanya diterapkan pada kondisi yang apabila digunakan bendung tetap akan
menimbulkan peningkatan ancaman banjir yang sulit diatasi;
3. Alternatif bendung karet dipilih apabila bendung gerak jenis lain tidak bisa menjamin
kepastian pembukaan bendung pada saat banjir datang, mengingat daerah yang harus
diamankan terhadap ancaman banjir merupakan kawasan Penting.Persyaratan dan
Perencanaan
Persyaratan dan Perencanaan
Persyaratan Pembangunan Bendung Karet
1. Kondisi Alur Sungai;
2. Memiliki aliran subkritik;
3. Tidak terjadi sedimentasi yang sedemikian berat sehingga mengganggu mekanisme
kembang-kempisnya tabung karet;
4. Tidak mengangkut sedimen kasar;
5. Aliran sungai tidak mengangkut sampah yang besar dan keras;
6. Air sungai tidak mengandung limbah kimia yang bisa bereaksi dengan karet.
7. Bahan
8. Tabung karet terbuat dari bahan yang elastis, kuat, kedap udara, tidak mudah terabrasi,
dan tahan lama;
9. Perencanaan bahan karet baik jenis, kekuatan maupun dimensi hendaknya disesuaikan
dengan kemampuan produsen untuk menyediakannya;
Persyaratan Operasi dan Pemeliharaan
Agar operasi bendung karet dapat terlaksana dengan baik disyaratkan hal-hal berikut.
1. Kondisi bendung dapat mengembang dan mengempis dengan baik dan tidak bocor.
2. Instalasi pengembangan/pengempisan dan pompa udara dapat berfungsi dengan baik.
3. Tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik sesuai dengan fungsi
dan manfaat bendung karet.
4. Operasi bendung harus dilakukan mengikuti pola yang sudah ditetapkan.
5. Tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi bendung karet.
Pemeliharaan bendung karet, terutama bagian karetnya, harus dilakukan dengan intensitas
tinggi mengingat gangguan yang sepele terhadap karet bisa berakibat bendung tidak
berfungsi sama sekali. Untuk mendukung keberhasilan pekerjaan pemeliharaan
diperlukan:
Bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan
pemeliharaan (lihat Pedoman perencanaan teknis bendung karet).
Bahan karet berkualitas tinggi (kuat, elastis, tahan lama).
Petugas yang diserahi pekerjaan harus cakap dan bertanggung jawab.
Fasilitas pemeliharaan harus terpenuhi.
Radiasi sinar ultraviolet terhadap karet tubuh bendung harus dikurangi semaksimal
mungkin.
Bendung karet harus diamankan dari gangguan manusia yang tidak bertanggung
jawab.
Perencanaan Tubuh Bendung
Bahan karet
Lembaran karet terbuat dari bahan karet asli atau sintetik yang elastik, kuat, keras, dan tahan
lama. Pada umumnya bahan karet yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Kekerasan
Tes abrasi menggunakan metode H18 dengan beban 1 kg pada putaran 1000 kali tidak
melampaui 0,8 m3/mil
1. Kuat Tarik
Kuat tarik pada suhu normal ≥ 150 kg/cm2
Kuat tarik pada suhu 100o ≥ 120 kg/cm2
Bahan karet diperkuat dengan susunan benang nilon yang memberikan kekuatan tarik sesuai
dengan yang dibutuhkan untuk menahan gaya seperti diuraikan pada butir Bahan dasar karet
umumnya digunakan karet sintetis seperti ethylene propylene diene
monomer (EPDM), chloroprene rubber (CR), dan lain-lain. Untuk mengurangi goresan oleh
benda tajam/keras, permukaan luar karet bisa dilapisi dengan bahan keramik.
2. Kekuatan
Kekuatan lembaran karet harus mampu menahan gaya tekanan air dikombinasikan dengan
gaya tekanan udara dari dalam tubuh bendung. Tebal lembaran karet ditentukan oleh tebal
susunan benang nilon ditambah lapisan penutup di kedua sisinya untuk menjamin kedap
udara. Lapisan penutup sisi luar dibuat lebih tebal untuk pengamanan terhadap goresan
ataupun abrasi oleh benda keras. Biasanya tebal lapisan penutup diambil sekitar 3 mm di
permukaan dalam dan 7 mm di permukaan luar.
Komponen Bangunan
Tubuh bendung, yang berupa tabung karet yang dikembangkan, sebagai bangunan utama
yang berfungsi untuk membendung air.
Bangunan dasar, yang berupa fondasi untuk perletakan tubuh bendung yang dirangkaikan
dengan lantai hilir sebagai dasar kolam peredam energi dan lantai hulu yang direncanakan
untuk pengamanan terhadap erosi dasar pondasi.
Pilar dan tembok tepi, yang berfungsi sebagai batas tepi panel bendung dan penahan
tanah tebing sungai.
Saluran dan pintu pembilas, yang berfungsi untuk pembilas sedimen di sekitar mulut
bangunan pengambilan dan untuk fasilitas dewatering pada pekerjaan perbaikan tubuh
bendung.
Instalasi pemompaan udara, yang terdiri dari generator atau jaringan suplai listrik,
pompa blower, pipa penghubung, dan instalasi pipa dalam tubuh bendung serta peralatan
kontrol tekanan tubuh bendung
Sistem otomatisasi pengempisan bendung, yang berupa sensor muka air dan alat pembuka
tutup lubang pengeluaran udara.
Rumah operasi, yang berfungsi sebagai tempat peralatan pemompaan udara dan
otomatisasi pengempisan bendung serta ruangan bagi operator. Jembatan penyeberangan,
yang berfungsi untuk jalan penyeberangan orang/kendaraan antar kedua sisi sungai
sekaligus untuk menghindari orang melintas pada tubuh bendung dan untuk melindungi
tubuh bendung dari sengatan sinar matahari.
Pagar pengaman, yang menutup jalan masuk ke tubuh bendung.
1. Bisa dikembangkan dengan baik tanpa mengalami kebocoran dengan mercu sesuai
dengan elevasi yang direncanakan.
2. Bisa mengempis secara otomatis pada kondisi yang direncanakan dan bisa di kempiskan
secara manual.
3. Tersedia landasan yang bisa dilakukan dewatering dengan mudah untuk keperluan
4. penambalan karet.
5. Tubuh bendung terlindungi dari sengatan sinar matahari, misalnya dengan jembatan
penyeberangan.
6. Tubuh bendung aman terhadap gangguan publik dan transportasi sungai.
7. Tubuh bendung tahan terhadap abrasi sedimen aman terhadap arus air dan angkutan
sedimen/sampah.
Sistem Otomatisasi
Prinsip kerja sistem otomatisasi adalah apabila muka air sungai di hulu bendung sudah
mencapai muka air pengempisan yang direncanakan, akan terjadi aliran masuk ke dalam
sistem, yang diatur untuk menggerakan tuas pembuka tutup saluran udara dari tabung karet.
Sistem penggerak tuas yang biasa digunakan, antara lain sebagai berikut.
1. Sistem ember, aliran air ditampung dalam suatu ember yang diikatkan pada kotak
otomatisasi. Dengan makin besar berat ember, posisi ember akan turun hingga memutar
tuas pembuka tutup saluran udara.
2. Sistem pengapungan, aliran air ditampung dalam suatu bak yang di dalamnya dipasang
pelampung. Pelampung diikat dengan tali yang dihubungkan dengan kotak otomatisasi.
Jika muka air naik, pelampung ikut naik dan menggerakkan tuas pembuka tutup.
Penerapan
Pola pengoperasian
Pada dasarnya bendung karet berada dalam keadaan mengembang untuk memenuhi
fungsinya sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun menahan intrusi air laut.
Tekanan udara dalam tubuh bendung harus dipertahankan diatas batas minimum agar
bendung cukup kaku dan tidak boleh melampaui tekanan maksimum agar bendung terhindar
dari kerusakan. Apabila terjadi banjir, untuk menghindari peningkatan ancaman banjir,
bendung di kempiskan secara otomatis melalui sensor muka air hulu mencapai muka air
pengempisan. Bendung karet bisa di kempiskan secara manual untuk melayani suatu
keperluan tertentu. Pengembangan kembali bendung karet diperlukan apabila muka air sungai
turun hingga di bawah muka air normal. Pada bendung karet yang berfungsi untuk menahan
intrusi air laut, pengembangan kembali harus segera dilakukan sebelum terjadi aliran air asin
ke hulu bendung.
Pola pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan pencegahan maupun perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi
pada bendung karet.
Saran
Pembuatan bendung harus dilakukan lebih baik lagi agar tepat guna, dan sebaiknya membuat
penelitian kembali tentang metode ini agar bisa membuat bendungan tanpa banyak merusak
ekosistem daerah sekitar sungai. Setiap pilihan memang ada resikonya, tapi kita harus
berusaha memperkecil resiko tersebut agar keseimbangan tetap terjaga.
Share this: