ABSTRAK
Gagal Ginjal Kronis merupakan penyakit tidak menular yang termasuk ke dalam 10 penyakit
terbanyak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien
Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif survei dengan menggunakan kuesioner. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan yakni
sebanyak 59 orang (55%) dan sebagian kecil adalah laki-laki yakni sebanyak 48 orang yakni (45%).
Selajutnya dari segi usia, sebagian besar responden berada pada kategori usia Lansia Awal yakni
sebanyak 38 orang (36%), dan sebagian kecil berada pada kategori usia Remaja Akhir yakni
sebanyak 6 orang (6%). Dari segi pendidikan, sebagian besar berada pada kategori tingkat
pendidikan Menengah yakni sebanyak 59 orang (55%) dan sebagian kecil berada pada kategori
tingkat pendidikan Tinggi yakni sebanyak 16 orang (15%). Dari segi Pengalaman, sebagian besar
berada pada kategori pengalaman hemodialisa <5 tahun yakni sebanyak 83 orang (78%) dan
sebagian kecil berada pada kategori pengalaman hemodialisa >10 tahun yakni sebanyak 2 orang
(2%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 59 orang (55%), kategori usia Lansia Awal sebanyak 38 orang (36%), kategori
pendidikan Menengah sebanyak 59 orang (55%) dan kategori pengalaman hemodialisa kurang dat 5
tahun sebanyak 83 orang (78%).
bertahan hidup (Couser, Remuzzi, Mendis, tidak boleh dibiarkan karena dapat
& Tonelli, 2011). mengganggu kesehatan pasien. Salah satu
Terdapat beberapa kondisi yang tindakan terapi yang dapat dilakukan yakni
dapat meningkatkan resiko untuk hemodialisa. Menurut Kumar, 2013
menderita GGK yakni sebagai berikut: prosedur hemodialisa dilakukan dengan
Diabetes Mellitus, Hipertensi, Penyakit cara mengambil darah dari tubuh pasien
Jantung, dan faktor keturunan (The melalui akses pembuluh darah seperti
National Institute of Diabetes and fistula arteriovenosa (koneksi yang
Digestive and Kidney Diseases, 2017). sengaja dibuat antara arteri dan vena di
Sedangkan menurut Satyanarayana R. lengan bagian bawah) atau sebuah kateter
Vaidya; Narothama R. Aeddula., 2019 vena yang dimasukkan ke dalam
kondisi lain yang dapat menjadi etiologi pembuluh darah utama di leher. Darah
penyakit GGK adalah sebaga berikut: diedarkan oleh mesin dialisis dengan
glomerulonefritis primer, tubulointerstitial kecepatan sekitar 200cc/menit, melewati
nephritis kronis, penyakit kistik atau ginjal buatan untuk menyaring produk sisa
keturunan, vaskulitis, sickle cell metabolisme dan kelebihan cairan. Darah
nephropathy. yang sudah "dibersihkan" lalu
Terdapat beberapa tanda dan gejala dikembalikan ke dalam tubuh pasien.
yan dikeluhkan pasien terkait penyakit Seorang pasien mungkin memerlukan 2
GGK, yakni sebagai berikut: nyeri dada, hingga 3 kali pengobatan hemodialisis per
kulit kering, gatal atau baal, kelelahan, minggu, dan setiap sesi pengobatan akan
nyeri kepala, urinasi menurun atau memakan waktu 4 hingga 6 jam.
mungkin berlebihan, kehilangan nafsu Perawat sebagai profesi kesehatan
makan, kram otot, mual, nafas pendek, yang paling lama kontak dengan pasien,
gangguan tidur, gangguan konsentrasi, memiliki peran penting dalam perawatan
mntah dan penurunan berat badan (The pasien dalam proses hemodialisa. Menurut
National Institute of Diabetes and Ridha Mutia, 2015 terdapat hubungan
Digestive and Kidney Diseases, 2017). antara peran perawat dengan kualitas
GGK ditandai dengan adanya hidup pasien GGK di unit hemodialisa.
kelebihan cairan, elektrolit dan produk sisa Berikut adalah peran perawat yang
metabolisme di dalam darah. Kondisi ini dimaksud yakni sebagai conforter,
2
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 3 Nomor 2, November 2019, Hal. 1 – 6
16 orang (15%). Dari segi Pengalaman, bertambahnya usia seseorang. Setelah usia
sebagian besar berada pada kategori 40 tahun, filtrasi ginjal semakin menurun
pengalaman hemodialisa <5 tahun yakni dari waktu ke waktu. Penurunan ini
sebanyak 83 orang (78%) dan sebagian diprediksi sekitar 1% per tahun (Centers
kecil berada pada kategori pengalaman for Disease Control and Prevention, 2019).
hemodialisa >10 tahun yakni sebanyak 2 Dari segi pendidikan, pada tabel 1
orang (2%). tampak bahwa sebagian besar berada pada
kategori tingkat pendidikan Menengah
PEMBAHASAN
yakni sebanyak 59 orang (55%) dan
Dari hasil penelitian pada tabel 1
sebagian kecil berada pada kategori
tampak bahwa sebagian responden yang
tingkat pendidikan Tinggi yakni sebanyak
menjalani hemodialisa adalah perempuan
16 orang (15%). Hasil penelitian ini
yakni sebanyak 59 orang (55%). Hal ini
tampaknya sesuai dengan hasil penelitian
sesuai dengan penelitian Chang et al.,
(Sri Sitiaga, 2015) bahwa tidak ada
2016 bahwa prognosis GGK berhubungan
hubungan antara tingkat pendidikan
dengan jenis kelamin. Pada perempuan
dengan asupan protein pada pasien GGK
prognosis GGK berhubungan dengan
di Unit Hemodialisa.
kurangnya kemampuan untuk mengontrol
Dari segi Pengalaman, pada tabel 1
gula darah, sedangkan pada laki-laki
tampak bahwa sebagian besar berada pada
prognosis GGK berhubungan dengan
kategori pengalaman hemodialisa <5 tahun
kurangnya kemampuan untuk mengontrol
yakni sebanyak 83 orang (78%) dan
proteinuria.
sebagian kecil berada pada kategori
Selajutnya dari segi usia, tampak
pengalaman hemodialisa >10 tahun yakni
pada tabel 1 bahwa sebagian besar
sebanyak 2 orang (2%). Jika dilihat satu
responden berada pada kategori usia
per satu bahwa lama pengalaman
Lansia Awal yakni sebanyak 38 orang
hemodialisa ini ada yang masih dalam
(36%), dan sebagian kecil berada pada
hitungan bulan dan atau dalam hitungan
kategori usia Remaja Akhir yakni
tahun di bawah 5 tahun. Menurut asumsi
sebanyak 6 orang (6%). Hal ini terjadi
peneliti, data tersebut menunjukkan bahwa
dikarenakan penyakit GGK ini semakin
terdapat penambahan jumlah penderita
meningkat resikonya dengan
GGK setiap waktunya. Hal ini sesuai
4
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 3 Nomor 2, November 2019, Hal. 1 – 6
Couser, W. G., Remuzzi, G., Mendis, S., The National Institute of Diabetes and
& Tonelli, M. (2011). The Digestive and Kidney Diseases.
contribution of chronic kidney (2017). Chronic Kidney Disease
disease to the global burden of major (CKD). Retrieved from
noncommunicable diseases. Kidney https://www.niddk.nih.gov/health-
International, 80(12), 1258–1270. information/kidney-disease/chronic-
https://doi.org/10.1038/ki.2011.368 kidney-disease-ckd/what-is-chronic-
kidney-disease
Kementerian Kesehatan. (2019). Situasi worldkidneyday.org. (2015). World
Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta. Kidney Day: Chronic Kidney
Disease. Retrieved from
Kumar, R. (2013). Gagal Ginjal Kronis. http://www.worldkidneyday.org/faqs
Dasar-Dasar Patofisiologi Penyakit, /chronic-kidney-
5(2), 499–505.
https://doi.org/10.1002/pds.4212.4.