Anda di halaman 1dari 8

1.

Pemasangan ventilasi mekanik


Oleh: Lilis T, S. Kep., Ns.

A. Pengertian
Respirator adalah pemasangan alat yang digunakan untuk melakukan pernapasan bukan secara
mekanis.

B. Tujuan
1. Memberikan Kekuatan mekanis pada sistem paru untuk mempertahankan ventilasi fisiologis.
2. Memanipulasi air way dan corak ventilasi untuk memperbaiki efisiensi dengan oksigenisasi.
3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja napas.

C. Tahapan Prosedur

PROSEDUR :
A. PERSIAPAN ALAT : 1. Alat intubasi.
2. Tracheostomy set.
3. Respirator.
4. Sirkulasi respirator.
5. Humidifier.
6. Spirometer.
7. Air pipa (Bag valve mask).
8. Perlengkapan penghisap lendir.
9. Sarung tangan

B. PERSIAPAN PASIEN : 1. Persiapan mental.


2. Pengkajian :
a. Pemeriksaan AGD.
b. Pengukuran TTV.

C. PELAKSANAAN : 1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri.


2. Identifikasi pasien
3. Siapkan lingkungan dan jaga privasi pasien
4. Jelaskan pada pasien/keluarga mengenai tindakan yang akan
dilakukan
5. Cuci tangan
6. Atur posisi pasien.
7. Bantu pemasangan endotracheal tube atau tracheostomy tube
yang menggunakan balon (oleh dokter).
8. Siapkan ventilator :
a. Cek seluruh sirkuit sistem.
b. Cek inlet, oksigen dan air kemudian hubungkan ke
sumbernya.
c. Aktifkan mesin dengan menekan tombol on / off.
d. Tekan menu Utility, jalankan knop kalibrasi.
e. Lakukan tighnes tess (cek kerapatan dan kebocoran
pemasangan breathing set).
f. Lakukan sensor tersebut, (cek pemakaian flow sensor dan
pembersih air sisa di flow sensor).
g. Lakukan O² sell kalibrasi (cek kalibrasi O² sel).
h. Set mode ventilator sesuai kebutuhan pasien.
i. Muncul TB pada layar, tekan knop untuk mengaktifkan
default dari TB 160 cm, kemudian putar knopnya untuk
mengubah angka tersebut. Tekan knop sekali lagi untuk
mengkonfirmasi. Kursor secara otomatis akan pindah ke
“start ventilator” tekan knop untuk konfirmasi, nyalakan
mode yang tertera pada layar tersebut.
1) Set tidal Volume.
2) Set O² Konsentrasi.
3) Set rate pernapasan 12 – 14 kali / menit (bervariasi).
4) Set inspirasi : ekspirasi 1 : 2.

9. Pasang ventilator ke pasien.


10. Set alarm pada pasien otomatis fase pelaksanaan.
11. Hubungkan jalan napas pasien ke ventilator dengan baik.
12. Rapihkan pasien
13. Bereskan alat
14. Cuci Tangan
15. Dokumentasikan .

A. HAL-HAL YANG 1. Periksa kecepatan dan gerak dada pasien.


HARUS 2. Perhatikan bila ada perubahan dari status pernapasan pasien yang
DIPERHATIKAN : bias dilihat melalui hasil analisa gas darah, adanya penggunaan
otot pernapasan tambahan, warna muka atas tanda vital.
3. Perhatikan bunyi alarm.
4. Rubah posisi miring kiri atau kanan setiap 2 jam.
5. Napas dalam (sigh).
6. Berikan napas dalam dengan ambu bag 6 – 8 kali / menit. Bila
tersedia pada ventilator suatu mekanisme sigh.
7. Bila perlu lakukan pengisapan lender tiap 2 jam.
a. Auskultasi napas tiap 2 jam.
b. Humidifier :
8. Periksa permukaan air dari humidifier.
9. Kertas humidifier diganti bila bocor.
a. Periksa air way pressure tiap 4 jam atau lebih sering bila ada
indikasi.
b. Monitor fungsi cardiovaskuler, tensi dan nadi tiap 15 menit.
c. Monitor kemungkinan adanya infeksi paru.
d. Evaluasi apakah pasien memerlukan obat penenang /
muscle relaxasi.
e. Catat intake out put setiap hari untuk mencatat balance
cairan.
f. Monitor status gizi, evaluasi kemampuan makanan pasien.
g. Monitor fungsi pencernaan, periksa kemungkinan adanya
darah dalam faeces atau cairan lambung.
h. Siapkan alat komunikasi yang diperlukan, pasien yang
dipasang ventilator mengalami gangguan komunikasi verbal.
i. Beri dukungan mental, jelaskan situasi lingkungan dan
fungsi inspirator.
10. Periksa analisa gas darah setiap 6 jam, kecuali ada pembakaran
setting AGD diperiksa 20 menit setelah ada perubahan setting.
Nilai normal :
a. Pa CO² : 35 – 45 mm Hg.
b. Saturasi O² : 96 % - 97 %.
c. Pa O² : 80 – 100 mm Hg.
11. Buat foto thorax untuk melihat perkembangan klinis, letak
endrotracheal tube dan komplikasi yang terjadi akibat
pemasangan ventilator.
12. Observasi keadaan cardiovaskuler : nadi, tensi, cyanosis dan
temperatur setiap 15 menit.
13. Auskultasi paru.
14. Periksa keseimbangan setiap hari.
15. Periksa elektrolit setiap hari.
16. Air way pressure tidak boleh lebih dari 40 mm Hg.
17. Experied minute volume diperiksa setiap 2 jam.
18. Usahakan slang NGT tetap berfungsi.
19. Perhatikan kemungkinan terjadinya tension pneumothorax
dengan tanda-tanda gelisah, kesadaran menurun, cyanosis,
distensi vena leher trachea terdorong menjauhi lokasi tension
pneumothorax dan salah satu dinding thorax mengembung.

WEANING :
Weaning adalah usaha penyapihan pasien untuk dapat lepas dari
ventilator pada prinsipnya weaning dari respirator harus sedini
mungkin, mengingat semakin lama menggunakan respirator maka
akan semakin tinggi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Cara weaning ventilator :
1. Posisi mode adalah Simv + Psimv + dengan napas mandatorinya
4 – 5 bpm.
2. Posisi P 1 O² adalah 21- 40 %.
3. Posisi pressure support adalah 5 – 6 cm H²O.
4. Ubah mode ke spont dan perhatikan pada layar :
a. Tidal volume 6-8 ml x / BB.
b. Napas spontan 10 – 20 x / menit.
c. AGD pasien stabil.
Pasien dapat diexstubasi.

SOP Ventilator Hamilton-C2


 

1. Pasang seluruh sirkuit sistem (breathing sirkuit) sesuai dengan tipe pasien adult/pediatric/ neonate. 
2. Pasang inlet O2 ke sumber / supply oksigen. 
3. Sambungkan unit ke outlet listrik. 
4. Nyalakan unit dengan menekan tombol power on/off. 

Akan muncul tampilan seperti di bawah ini : 

Pilih tipe pasien (adult/pediatric atau neonatal), gender (male/female), kemudian masukkan tinggi badan
pasien, maka ventilator akan menghitung IBW pasien secara otomatis.

5. Tekan “Start ventilation” untuk mengaktifkan unit. 


6. Pilih menu “System” kemudian aktifkan “Tests & calib” 

7. Lakukan kalibrasi Tightness, Flow sensor dan O2 cell. 

Caranya adalah sebagai berikut : 


 Tightness 
Tujuan tes ini untuk mengkalibrasi kerapatan pada breathing set yang sudah dipasang, apakah ada
kebocoran (leakage) atau tidak. 

Prosedur : 
 Disconnect patient, artinya lepaskan breathing sirkuit pada sisi pasien dari flow sensor. 
 Tighten patient system, tutup bagian flex tube yang terbuka dengan sarung tangan steril. 
 Connect patient, pasang kembali sirkuit ke test lung/ pasien. 

 Pastikan tanda cek warna hijau muncul dalam kotak disamping Tightness. 

 Flow sensor 
Tujuan tes ini adalah untuk mengkalibrasi apakah flow sensor masih dapat digunakan atau harus diganti. 

Prosedur : 
 Disconnect patient, artinya lepaskan breathing sirkuit pada sisi pasien dari flow sensor. 
 Turn Flow Sensor, balik posisi pemasangan flow sensor, kemudian akan muncul pesan
maneuver in progress. 
 Turn Flow Sensor, balik lagi flow sensor kembalikan lagi ke posisi seperti semula. 
Maneuver in progress akan kembali muncul. 
 Connect patient, pasang kembali flex tube dan test lung. 

 Pastikan tanda cek warna hijau muncul dalam kotak disamping Flow Sensor. 

Apabila yang muncul tanda silang berwarna merah berarti kalibrasi gagal, ulangi sekali lagi prosedur
kalibrasi, jika masih gagal ganti dengan flow sensor yang baru. 

 O2 cell 
Tujuan tes ini adalah untuk mengkalibrasi O2 cell yang terpasang apakah dapat membaca/ menyensor
konsentrasi oksigen yang disetting dengan konsentrasi oksigen yang termonitor. 
Prosedur : 
 Dari menu Test & calib, pilih O2 cell. 
 Tunggu sekitar 2 menit, perhatikan kotak disamping menu O2 cell. Jika tercentang warna hijau
berarti kalibrasi berhasil. Apabila yang muncul tanda silang warna merah berarti kalibrasi gagal,
ulangi sekali lagi. Ganti O2 cell jika dibutuhkan (O2 cell defective).

8. Pilih modus ventilasi yang akan digunakan. 


9. Setting parameter dengan mengakses menu controls. 

10. Setting limit alarm dengan mengakses menu alarms. 

11. Intubasi/ pasang sirkuit ke pasien. 

Note: 

Untuk mematikan unit, tekan sebentar kemudian lepas tombol power on/off untuk mengakses menu
standby, kemudian tekan kembali tombol power >3 detik. 
Jika terjadi technical fault, tekan dan tahan tombol power selama >10 detik. 

Pemasangan Breathing Sirkuit pada Hamilton-C2 


Keterangan : 

1. From patient 
2. Expiratory valve membrane and cover 
3. Expiratory limb 
4. Flow sensor 
5. Y-piece 
6. Inspiratory limb 
7. Heater wire 
8. Humidifier 
9. Water trap 
10. Inspiratory filter 
11. Flow sensor connectors 
12. Nebulizer outlet 
13. To patient

2. Perawatan oral dengan ventilator


Oleh: Lilis T, S. Kep., Ns.
Tujuan :
1. Memberikan rasa nyaman
2. Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut pasien
3. Mencegah infeksi pada mulut dan saluran nafas

Ruang Lingkup :
Dilakukan oleh perawat pada pasien-pasien yang menggunakan ventilator dengan cairan clorhexidine
gluconat 0,2 %

Prosedur/Teknis Pelaksanaan :
A. Persiapan alat
1. Handuk/ pengalas
2. Oral hygiene set
3. Sikat gigi lembut/depper
4. Cairan pembersih mulut (chlorhexidine gluconate 0,2%)
5. Suction catheter no 12
6. Syringe 20cc
7. Spatel lidah/ laryngoscope
8. APD (sarung tangan bersih)

B. Persiapan pasien
1. Kaji kebutuhan pasien akan perawatan mulut : kondisi ETT, bibir, sudut mulut, lidah, langit-
langit dan sekret yang berlebihan
2. Kaji faktor-faktor yang dapat mengakibatkan komplikasi (perubahan posisi ETT, trauma tube
atau cuff)
3. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan termasuk tujuan dan manfaat tindakan yang akan
dilakukan

C. Langkah-Langkah
1. Cuci tangan sesuai prosedure dan gunakan APD
2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Pasang pengalas
4. Suction, jika ada indikasi, dan tandai batas tube pada bibir. Bila pasien sadar anjurkan membuka
mulut, bila tidak gunakan spatel mulut atau laryngoscope.
5. Bersihkan mulut dengan menggunakan depper / sikat gigi lembut yang telah dibasahi dengan
cairan clorhexidine gluconate 0,2 %, mulai dari gigi, lidah, langit-langit dan terakhir bibir. Sambil
melakukan pembersihan pada mulut, lakukan penghisapan cairan yang ada di dalam mulut
dengan menggunakan suction catheter.
6. Selama melakukan perawatan mulut perhatikan agar batas ETT di bibir tidak berubah
7. Setelah selesai bersihkan sekitar mulut, leher dan wajah klien. Lakukan pencukuran kumis dan
jenggot pada pria bila diperlukan
8. Rapihkan alat-alat dan atur kembali posisi tidur klien
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Lakukan auskultasi untuk meyakinkan bahwa ETT tepat pada posisinya
11. Dokumentasikan tindakan di lembar observasi dan implementasi harian ICU

Anda mungkin juga menyukai