A. Pengertian
Respirator adalah pemasangan alat yang digunakan untuk melakukan pernapasan bukan secara
mekanis.
B. Tujuan
1. Memberikan Kekuatan mekanis pada sistem paru untuk mempertahankan ventilasi fisiologis.
2. Memanipulasi air way dan corak ventilasi untuk memperbaiki efisiensi dengan oksigenisasi.
3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja napas.
C. Tahapan Prosedur
PROSEDUR :
A. PERSIAPAN ALAT : 1. Alat intubasi.
2. Tracheostomy set.
3. Respirator.
4. Sirkulasi respirator.
5. Humidifier.
6. Spirometer.
7. Air pipa (Bag valve mask).
8. Perlengkapan penghisap lendir.
9. Sarung tangan
WEANING :
Weaning adalah usaha penyapihan pasien untuk dapat lepas dari
ventilator pada prinsipnya weaning dari respirator harus sedini
mungkin, mengingat semakin lama menggunakan respirator maka
akan semakin tinggi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Cara weaning ventilator :
1. Posisi mode adalah Simv + Psimv + dengan napas mandatorinya
4 – 5 bpm.
2. Posisi P 1 O² adalah 21- 40 %.
3. Posisi pressure support adalah 5 – 6 cm H²O.
4. Ubah mode ke spont dan perhatikan pada layar :
a. Tidal volume 6-8 ml x / BB.
b. Napas spontan 10 – 20 x / menit.
c. AGD pasien stabil.
Pasien dapat diexstubasi.
1. Pasang seluruh sirkuit sistem (breathing sirkuit) sesuai dengan tipe pasien adult/pediatric/ neonate.
2. Pasang inlet O2 ke sumber / supply oksigen.
3. Sambungkan unit ke outlet listrik.
4. Nyalakan unit dengan menekan tombol power on/off.
Pilih tipe pasien (adult/pediatric atau neonatal), gender (male/female), kemudian masukkan tinggi badan
pasien, maka ventilator akan menghitung IBW pasien secara otomatis.
Prosedur :
Disconnect patient, artinya lepaskan breathing sirkuit pada sisi pasien dari flow sensor.
Tighten patient system, tutup bagian flex tube yang terbuka dengan sarung tangan steril.
Connect patient, pasang kembali sirkuit ke test lung/ pasien.
Pastikan tanda cek warna hijau muncul dalam kotak disamping Tightness.
Flow sensor
Tujuan tes ini adalah untuk mengkalibrasi apakah flow sensor masih dapat digunakan atau harus diganti.
Prosedur :
Disconnect patient, artinya lepaskan breathing sirkuit pada sisi pasien dari flow sensor.
Turn Flow Sensor, balik posisi pemasangan flow sensor, kemudian akan muncul pesan
maneuver in progress.
Turn Flow Sensor, balik lagi flow sensor kembalikan lagi ke posisi seperti semula.
Maneuver in progress akan kembali muncul.
Connect patient, pasang kembali flex tube dan test lung.
Pastikan tanda cek warna hijau muncul dalam kotak disamping Flow Sensor.
Apabila yang muncul tanda silang berwarna merah berarti kalibrasi gagal, ulangi sekali lagi prosedur
kalibrasi, jika masih gagal ganti dengan flow sensor yang baru.
O2 cell
Tujuan tes ini adalah untuk mengkalibrasi O2 cell yang terpasang apakah dapat membaca/ menyensor
konsentrasi oksigen yang disetting dengan konsentrasi oksigen yang termonitor.
Prosedur :
Dari menu Test & calib, pilih O2 cell.
Tunggu sekitar 2 menit, perhatikan kotak disamping menu O2 cell. Jika tercentang warna hijau
berarti kalibrasi berhasil. Apabila yang muncul tanda silang warna merah berarti kalibrasi gagal,
ulangi sekali lagi. Ganti O2 cell jika dibutuhkan (O2 cell defective).
Note:
Untuk mematikan unit, tekan sebentar kemudian lepas tombol power on/off untuk mengakses menu
standby, kemudian tekan kembali tombol power >3 detik.
Jika terjadi technical fault, tekan dan tahan tombol power selama >10 detik.
1. From patient
2. Expiratory valve membrane and cover
3. Expiratory limb
4. Flow sensor
5. Y-piece
6. Inspiratory limb
7. Heater wire
8. Humidifier
9. Water trap
10. Inspiratory filter
11. Flow sensor connectors
12. Nebulizer outlet
13. To patient
Ruang Lingkup :
Dilakukan oleh perawat pada pasien-pasien yang menggunakan ventilator dengan cairan clorhexidine
gluconat 0,2 %
Prosedur/Teknis Pelaksanaan :
A. Persiapan alat
1. Handuk/ pengalas
2. Oral hygiene set
3. Sikat gigi lembut/depper
4. Cairan pembersih mulut (chlorhexidine gluconate 0,2%)
5. Suction catheter no 12
6. Syringe 20cc
7. Spatel lidah/ laryngoscope
8. APD (sarung tangan bersih)
B. Persiapan pasien
1. Kaji kebutuhan pasien akan perawatan mulut : kondisi ETT, bibir, sudut mulut, lidah, langit-
langit dan sekret yang berlebihan
2. Kaji faktor-faktor yang dapat mengakibatkan komplikasi (perubahan posisi ETT, trauma tube
atau cuff)
3. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan termasuk tujuan dan manfaat tindakan yang akan
dilakukan
C. Langkah-Langkah
1. Cuci tangan sesuai prosedure dan gunakan APD
2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Pasang pengalas
4. Suction, jika ada indikasi, dan tandai batas tube pada bibir. Bila pasien sadar anjurkan membuka
mulut, bila tidak gunakan spatel mulut atau laryngoscope.
5. Bersihkan mulut dengan menggunakan depper / sikat gigi lembut yang telah dibasahi dengan
cairan clorhexidine gluconate 0,2 %, mulai dari gigi, lidah, langit-langit dan terakhir bibir. Sambil
melakukan pembersihan pada mulut, lakukan penghisapan cairan yang ada di dalam mulut
dengan menggunakan suction catheter.
6. Selama melakukan perawatan mulut perhatikan agar batas ETT di bibir tidak berubah
7. Setelah selesai bersihkan sekitar mulut, leher dan wajah klien. Lakukan pencukuran kumis dan
jenggot pada pria bila diperlukan
8. Rapihkan alat-alat dan atur kembali posisi tidur klien
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Lakukan auskultasi untuk meyakinkan bahwa ETT tepat pada posisinya
11. Dokumentasikan tindakan di lembar observasi dan implementasi harian ICU