Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR TETAP HEMODIALISA

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
HD/01/01 -0-
Ditetapkan oleh
TanggalTerbit Direktur RSU Aghisna Medika
STANDAR Kroya
OPERASIONAL
PROSEDUR dr. Rahmat Basuki, MH
PENGERTIAN Tindakan pengobatan dengan tujuan mengeluarkan sisa
metabolisme melalui proses pertukaran antara bahan yang ada
salam darah dan dialisat melewati membran sei permeble secara
difusi konveksi dan ultrafiltrasi
TUJUAN Menolong pasien dengan gangguan funsi ginjal yang sudah tidak
bisa diobati dengan terapi konservatif
KEBlJAKAN Dilakukan pada setiap pasien gagal ginjal terminal
PROSEDUR A. PERSIAPAN SEBELUM HEMODIALISA
1. Persiapan pasien
a. Instruksi dari dokter penanggung jawab ruang
Hemodialisa untuk tindakan HD
b. Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan Hd
c. Riayat penyakit yang pernah diderita
d. Keadaan umum pasien
e. Keadaan psikososial
f. Keadaan fisik
g. Data laboratorium :Hb, Ureum, creainin,HbsAg
h. Kesiapan pasien
2. Persiapan mesin
a. Listrrik
b. Air yang sudah diubah dengan cara : filtrasi,
softeing, deionisasi, Reverse Osmosis
c. Sistem sirkulasi dialisat
d. Sirkulasi darah : dializer, priming
3. Persiaan alat
a. Dializer
b. Infus set/ tranfusi set
c. Normal salin 0,9 %
d. AVBL
e. AV Fistula
f. Spuit
g. Heparin
h. Lidocain
i. Kasa steril
j. Sarung tangan
k. Duk
l. Disinfektan
m. Klem
n. Matkan
o. Timbangan
p. Tensimeter
q. Oplastik
r. Perlak kecil
4. Langkah-langkah
a. Setting dan priming
1) Hidupkan mesin
2) Lakukan setting dengan cara keluarkan dializer
dan AVBL dari bungkusnya, juga selag infus
dan Nacl
3) Sambunkan normal salin dengan set infus, set
infus dengan selang arteri, selang darah arteri
dengan dializer, dializer dengan selang darah
venous
4) Masukan selang segmen kedalam pompa darah,
putar pump dengan menekan tombol start
5) Buka klem pada set infus, alirkan Nacl keselang
darah arteri dan tampung di matkan
6) Klem selang arteri
b. Lakukan priming dengan kondisi dializer biru
(outlet) di atas dan merah (inlet) dibawah
1) Tekan tombol start pada pompa darah, tekan +
atau – untuk menentukan angka yanng di
inginkan
2) Setelah selang dan dializer terisi semua dengan
normal salin, habiskan normal salin sebanyak
500 cc.
3) Lanjutkan priming sebanyak 1000cc. Putaran Qb
dan rpm
4) Sambungkan ujung selang darah arteri dan
ujung selang darah venouslakukan sirkulasi
dalam. Caranya
5) Semua klem dibuka kecuali klem heparin
6) Setelah priming, mesin akan ke posisi dialysis,
start layer menunjukan “preparation” artinya :
consertrate dan RO telah tercampur dengan
melihat petunujuk conductuvity. Pada keadaan
“preparation” selang concrentrat boleh
disambung ke dializer.
7) Lakukan sirkulasi dalam. Caranya : sambung
ujung blood line arteri vena
a) Ganti cairan noral saline dengan yang baru
500cc
b) Tekan tomnol UFG 500 dan time life 10
menit
c) Putar kecepatan (pump) 350 rpm
d) Hidupkan tombol UF ke poisisi “on” mesin
akan otomatis melakukan ultrafiltasi (cairan
normal saline akan berkurangan 500cc dalam
waktu 10 menit.
e) Setelah UV mencapai 500 cc, akan muncul
pada layar “UFG reached” artinya UFG
sudah tercapai
8) Permberian heparin pada selang arteri
Berikan heparin sebanyak 1500 ui sampai 2000
ui pada selang arteri. Lakukan sirkulasi 1500
slama 5 menit agar heparin mengisi seluruh
selang dan dializer. Berikan kecepatan 100 rpm
c. Dialyzer siap pakai ke pasien
Sambil menungu pasien, matikan flow dialisat agar
concetrat tidak boros

Catatatan : jika dialyzer reuses, priming 500 cc dengan Qb 100 rpm


sirkulasi untuk membuang formalin (UFG 500, time left 20 menit
dengan QB 350 rpm) bilas dengan Nacl 2000 cc

B. PUNKSI AKSES VASKULER


1. Tentukan tempat akses
2. Alasi dengan perlak kecil dan atur posisi
3. Dekatkan alat
4. Cuci tangan , pakai handscoon
5. Beritahu bila akan dilakukan punksi
6. Pasang duk, sebelumnya desinfeksi daerah yang akan di
punksi dengan betadine dan alchohol
7. Ambil fistule dan punksi outlet terlbih dahulu. Bila
perlu lakukan anastesi
8. Penksi inlet dengan cara yang sama

C. MEMULAI HEMODIAISA
Sebelum melakukan punksi , ukur tanda-tanda vital dan
berat badan pre hemodialisa
1. Stelah selesai punksi, sirkulasi dihentikan, pompa
dimatikan, ujung AV Blood line diklem
2. Lakukan reset data untuk menghapus program yang
telah dibuat, mesin otomatis menunjukan angka nol
pada UV, UFR, UFG dan left time
3. Tentukan program pasien dengan menghitung BB
kering
4. Tekan tombol UFG = cairan yang akan ditarik
5. Tekan tombol left time
6. Atur concentrat sesuai keutuhan pasien
7. Tekan tombol temeratur (36 C-37 C)
8. Buat profil yang sesuai kondisi pasien
9. Berikan kecepatan 100 rpm
10. Menyambung selang fistula inlet dengan selang darah
arteri
- Klem selang infus
- Sambungan selang arteri dengan fistula arteri (inlet)
- Ujung selang venous masukan ke gelas ukur
- Hidupka pompa darah dan tekan tombol + / -
- Perhantiakn aliran cimino apakah lancar, fixasi
- Perhatikan darah, buble trap tidak boleh penuh/
kosong. Di isi ¾ bagian
- Cairan normal salin yang tersisa ditampung dalam
gelas ukur namanya cairan sisa priming
- Setelah darah mengisi semua selang darah dan
dialyzer, Matikan pompa darah
11. Menyambungkan selang darah venous dengan fistula
outlet
- Sambung selang darah venous ke ujung AV Fistule
outlet
- Klem pada selang arteri dan venous dibuka,
sedangkan klem infus ditutup
- Pastikan pada selang venous tidak ada udara. Lalu
hidupkan kembali bloodpump
- Tekan tombol UF pada layar monitor terbaca
“dialisys”
- Selama proses hemodialis ada 7lampu hijau yang
menyala
- Rapikan peralatan

D. PENATALAKSANAAN SELAMA HEMODIALISA


1. Memprogram dan memonitor hemodialisa
a. Lamanya HD
b. QB 150 -250 cc/menit
c. QD 500 cc/menit
d. Temperatur dialisat 37 C
e. UFR dan TMP otomatis
f. Heparinisasi
1) Dosis awal : 20 – 50 unit/kgBB
a) Diberikan pada waktu punksi
b) Sirkulasi extra corporal 1500 unit
c) Dosis maintenance 500 – 2000 unit/jamm
diberikan pada waktu HD berlangsung
2) Dosis maintenance 500 – 2000 ui/jam
Diberikan pada waktu HD Berlangsung
Cara pemerian dosis :
a) Kontinyu : diberika terus menerus sampai
dengan 1 jam sebelum selesai HD
b) Intermitten : diberika 1 jam setelah HD
berlangsung dan selanjutnya diberikan setiap
selang 1 jam
c) Minimal heparin : heparin dosis awal kurang
lebih 200 unit, selanjutnya diberikan kalau
perlu
g. Pemeriksaan
h. Pemberian obat-obatan, tranfusi dll
i. Monitor tekanan ( fistule, arteri, venous, dialisat,
detektor)

2. Observasi keadaan umum pasien dan keluhan

E. MENGAKHIRI HEMODIALISA
1. Perawat mencuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Mesin menggunakan UFG reached
4. Sebelum 3 menit selesai lakukan TTV
5. Kecilkan kecepatan sampai 100 rpm lalu matikan
6. Klem pada fistule artei dan selang darah arteri
7. Cabutlah fistule outlet, tekan bekas tusukan dengan kasa
betadin
8. Bilas fistula, selang darah dan dializer dengan normal
saline sampai bersih denan kecepatan 100 rpm
9. Cabutlah fistula outlet tekan dengan kasa betadine
10. Berilah fixasi
11. Observasi TTV
12. Kembalikan alat ketempat semula
13. Lepas sarung tangan
14. Cuci tangan

UNIT TERKAIT - Rawat Jalan


- HD
- IGD
- Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai