Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS II

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN PREGNANCY INDUCED


HYPERTENSION (PIH)

Dosen Pengampu: Ns. Marlinda, S.kep., M.Kep.,Mat.

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Anggi Pradita (142012018003)


2. Maya Safira (142012018003)
3. Nur Afifah (142012018003)
4. Rika Asmita (142012018003)
5. Sindy Katarani Rose (142012018003)
6. Titin Triyanti (142012018003)
7. Yuni Wulandari (142012018003)

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab
kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis
yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi,
diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK). PTM merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak
kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti hipertensi, diabetes, stroke,
dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut
(Kemenkes RI, 2018).
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia dengan jumlah
penderita lebih satu milyar orang. Data World Health Organization (WHO) tahun
2013 menunjukkan bahwa sekitar satu milyar orang penduduk dunia menderita
hipertensi dan angka tersebut akan semakin meningkat pada tahun-tahun
berikutnya. Prevalensi hipertensi meningkat di negara-negara Afrika sebesar 46%
dan lebih rendah di negara maju sebesar 35% (WHO, 2013). Di Amerika Serikat
prevalensi hipertensi 31%, laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan (39% dan
23%). Insidensi hipertensi meningkat 10% pada umur 30 tahun dan meningkat
30% pada umur 60 tahun (Kaplan and Rose, 2010).
Hipertensi merupakan faktor risiko utama peningkatan angka kesakitan dan
kematian karena penyakit kardiovaskular, serebrovaskular dan gagal ginjal tahap
akhir (Sutter, 2017; Kaplan, 2015). Menurut data National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) 2011-2012 sepertiga penduduk dewasa di
Amerika Serikat adalah penderita hipertensi, hampir separuhnya tidak terkontrol.
Dengan kontrol tekanan darah akan menurunkan insiden penyakit jantung koroner
sebesar 20-25%, stroke 30-35% dan payah jantung 50% (Sutter, 2017).
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan penyebab utama
kematian ibu melahirkan, serta memiliki efek serius lainnya saat melahirkan.
Hipertensi pada kehamilan terjadi pada 5% dari semua kehamilan (Karthikeyan,
2015). Di Amerika Serikat angka kejadian kehamilan dengan hipertensi mencapai
6-10 %, dimana terdapat 4 juta wanita hamil dan diperkirakan 240.000 disertai
hipertensi setiap tahun.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipertensi dalam kehamilan?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang hipertensi dalam kehamilan
2. Untuk mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan hipertensi

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
nifas.
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan
berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20
minggu usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah
mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan
tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Junaidi, 2010).

B. Etiologi
Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga
disebut hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi
merupakan akibat sekunder proses penyakit lainnya, seperti ginjal; defek adrenal;
komplikasi terapi obat.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah:
1) Hipertensi esensial: penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor
herediter, faktor emosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2) Penyakit Ginjal: Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat
dijumpai pada wanita hamil adalah :
a) Glomerulonefritis akut dan kronik
b) Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)
C. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
a) Hipertensi esensial.
b) Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced
hypertension.
c) Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH).
d) Pre-eklamsia.
e) Eklamsia.

4
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
 Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
 Proteinuria samar sampai +1
 Peningkatan enzim hati minimal

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:

 Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih


 Proteinuria + 2 persisten atau lebih
 Nyeri kepala
 Gangguan penglihatan
 Nyeri abdomen atas
 Oliguria
 Kejang
 Kreatinin meningkat
 Trombositopenia
 Peningkatan enzim hati
 Pertumbuhan janin terhambat
 Edema paru

Gejala hipertensi pada ibu hamil :

a) Sakit kepala
b) Mudah lelah
c) Mual, MuntaH
d) Sesak napas
e) Gelisah
f) Perdarahan dari hidung
g) Wajah kemerahan
h) Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan CT Scan menunjukkan hepar hematom
subkapsularis di hepar. Hasil pemeriksaan MRI memungkinkan diperolehnya

5
resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar tentang lesi-lesi masih belum
terungkapkan.

F. PATOFISIOLOGI
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang
pertama kali dianjurkan oleh volhard, didasarkan pada pengamatan langsung
pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva
bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang
tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan
resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial.
Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan
pada pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi.
Perubahan-perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan
kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan
konstituen darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di
subendotel. Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia
jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan
kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang
berat.
G. KOMPLIKASI
 Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload
jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh
berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan.
 Perubahan hematologis
 Gangguan fungsi ginjal
 Edema paru

Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit


tersebut. Prognosis untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit
ini adalah penyakit paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan
janinnya. Angka kematian ibu akibat hipertensi ini telah menurun selama 3
dekade terakhir ini dari 5% -10% menadi kurang dari 3% kasus.

6
H. PATOFISIOLOGI

faktor emosi (Stress) dan


lingkungan (pola hidup)
Konstriksi
vaskuler Peningkatan
angiostensin II
Kontraksisel
Retensi aliran endotel
darah

Kerusakan & kebocoran


hipertensi sel endotel

Pengendapan
konstituen darah

TD meningkat

Transport darah ke paru Kerusakan & kebocoran Pembuluh darah otak Pembengkakan epitel
mnrun sel endotel pecah endotel glomerulus

Paru2 bkrja lebih kras u/ Perubahan hemodinamik lesi Gangguan fungsi ginjal
mningkatkan laju darah
Gagal ginjal
Pembekuan darah
hipoperfusi
Edema paru terganggu

Integritas ego
sesak
Transport nutrisi + O2 jg
terganggu
MK: ansietas
MK: gangguan pola MK: Resti
pernafasan cidera
Gangguan perfusi
jaringan

Pd ibu: sianosis Pd janin: kurang nutrisi

MK: Fetal
disstress

Kematian janin

7
I. Faktor Resiko
Hipertensi dalam kehamilan merupakan gangguan multifaktorial.
Beberapa faktor risiko dari hipertensi dalam kehamilan adalah (Katsiki N et
al., 2010) :
1. Faktor maternal
a. Usia maternal
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia
20-30 tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan
pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada
kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Dampak dari
usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan.
Setiap remaja primigravida mempunyai risiko yang lebih besar
mengalami hipertensi dalam kehamilan dan meningkat lagi saat usia
diatas 35 tahun.
b. Primigravida
Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada
kehamilan pertama. Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam
kehamilan, graviditas paling aman adalah kehamilan kedua sampai
ketiga (Katsiki N et al., 2010).
c. Riwayat keluarga
Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan.
Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan
hipertensi dalam kehamilan (Muflihan FA, 2012).
d. Riwayat hipertensi
Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan
dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
dimana komplikasi tersebut dapat mengakibatkan superimpose
preeclampsi dan hipertensi kronis dalam kehamilan.
e. Tingginya indeks massa tubuh
Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi karena
kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor
risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes
melitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung koroner,
reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan
kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan dengan adanya timbunan lemak
berlebih dalam tubuh (Muflihan FA, 2012).

8
f. Gangguan ginjal
Penyakit ginjal seperti gagal ginjal akut yang diderita pada ibu
hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan. Hal tersebut
berhubungan dengan kerusakan glomerulus yang menimbulkan
gangguan filtrasi dan vasokonstriksi pembuluh darah (Muflihan FA,
2012).
2. Faktor kehamilan
Faktor kehamilan seperti molahilatidosa, hydrops fetalis dan
kehamilan ganda berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan.
Preeklampsi dan eklampsi mempunyai risiko 3 kali lebih sering terjadi
pada kehamilan ganda. Dari 105 kasus bayi kembar dua, didapatkan
28,6% kejadian preeklampsi dan satu kasus kematian ibu karena
eklampsi.

J. Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaannya antara lain :

1) Deteksi Prenatal Dini: Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4


minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu
hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2) Penatalaksanaan Di Rumah Sakit: Evaluasi sistematik yang dilakukan
mencakup :
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk
mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat
b. Berat badan saat masuk
c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak
setiap 2 hari
d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali
antara tengah malam dan pagi hari
e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit,
dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh
keparahan hipertensi
f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik
secara klinis maupun USG
g. Terminasi kehamilan: Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak
membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin

9
demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi
dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan
hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio
sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
3) Terapi Obat Antihipertens: Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya
memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada
kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan
telah lama menjadi perhatian.
4) Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat: Wanita dengan hiperetensi
berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun
terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan
yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat
yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan
konservatif atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan
tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

1) PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
Data-data yang perlu dikaji adalah berupa
 Identitas klien
 Keluhan Utama:
o Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan
berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata
dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria
(protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
 Riwayat Penyakit Sekarang:
o Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan
diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak
hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas
(epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan
sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita
diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau
skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan
atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut
 Riwayat Penyakit Dahulu:
o Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti
kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas,
ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan
sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari
pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan
yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru
mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi
 Riwayat Penyakit Keluarga
o Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung

11
hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah
diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan
meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
 Riwayat Psikososial: Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya,
bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien
terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya
 Pengkajian Sistem Tubuh:
o B1 (Breathing): Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas,
batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan
obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis
o B2 (Blood): Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya
berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat
hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan
volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah
terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas
adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain
seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi
adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang
bunyi jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD,
nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin.
o B3 (Brain): Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak
akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan
dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema
vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga
memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang
yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego
meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka
tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit
kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh,
gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis,
kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral
o B4 (Bladder): Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus,
riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada

12
glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas
terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi.
Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan
pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut
endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta
dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan
penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum
o B5 (Bowel): Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai
terutama yang mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak,
dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya
edema.
o B6 (Bone): Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul
pada tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen,
nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara
berjalan, parestesia, hipotensi postural
2) DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap


hasil pengkajian. Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan
gangguan hipertensi pada kehamilan meliputi hal-hal berikut.

1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d perdarahan


2. Risiko tinggi cedera ibu dan janin b.d insufisiensi utero plasenta atau
kelahiran premature atau solusio plasenta atau intoksikasi MgSO4
3. Ansietas :ringan, sedang , berat,panik pada ibu b.d ancaman keselamatan
pada bayi sebelum lahir
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan menggantikan kehilangan
5. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress

3) INTERVENSI

Diagnosa Tujuan dan Intervensi keperawatan Rasional


keperawatan Kriteria Hasil
1. Perubahan Tujuan : dengan 1. Berikan tirah baring total 1. Tirah baring dalam
perfusi intervensi dengan posisi miring secara posisi miring
jaringan b.d. keperawatan selang-seling. menyebabkan
Perdarahan mandiri dan 2. Pantau pemberian infus sirkulasi darah feto

13
kolaborasi (MgSO4 MgSO4 50 mg +D5 % 1000 maternal tidak
50 mg dalam cc agar habis dalam 24 jam mengalami gangguan
1000cc D 5%) per . dan ibu terbebas dari
parenteral dengan 3. Pantau urine output bahaya hipotensi
tetesan 12 tetes 4. Monitor tanda-tanda vital supinasi.
permenit dalam 2. MGSO4 adalah obat
waktu 24 jam anti kejang bekerja
hipertensi akan pada sinap muoneoral
terkontrol sampai dan merelaksasi
ambang batas vasospasme sehingga
toleransi untuk ibu menyebabkan
dan janin. peningkatan perkusi
Kriteria hasil : ginjal, mobilisasi
 Tekanan cairan ekstraseluler
darah (edema dan dieresis)
130/90 3. Pemeberian infus
mmHg. D5%+ MgSO4 akan
 Ibu tidak meningkatkan GFR
merasa ginjal , sehingga urine
pusing. 24 jam sebagai acuan
 Pandangan untuk rehidrasi
tidak kabur. 4. Tanda –tanda vital

 Djj 130-140 menggambarkan

x/ menit. keadaan umum ibu

 Urine output dan status

sesuai dengan hemodinamik.

berat badan
ibu.
2. Risiko tinggi Tujuan : gawat 1. Pantau tanda-tanda vital 1. Tanda –tanda vital
cedera ibu janin dan 2. Kaji adanya protein uria menggambarkan
dan janin b.d intosikasi setiap hari selama keadaan umum ibu
insufisiensi MgSO4 dapat pemberian MgSO4 dan dan status
utero diantisipasi selama hipertensi moderat hemodinamik
plasenta atau dengan 3. Pantau pemeberian IV 2. Kehilangan banyak
kelahiran intervensi MgSO4 protein
premature keperawatan 4. Periksa reflek profunda mengakibatkan

14
atau solusio selama 24 jam pada ibu banyak penurunan
plasenta atau pemberian 5. Monitor djj setiap jam tekanan onkotik kolod
intoksikasi MgSO4. selama ibu mengalami dan peningkatan
MgSO4. Kriteria Hasil : hipertensi moderat tekanan hidrostatistik
 Tanda- 6. Tanyakan pada ibu kapan yang mengakibatkan
tanda merasakan adanya gerakan udema anasarka
vital ibu janin yang terakhir 3. Pemberian MgSO4
dalam 7. Berikan lingkungan yang yang berlebihan dapat
rentang tenang dengan menepatkan mengakibatkan
normal ibu dalam ruang isolasi intoksikasi pada ibu
 Urine 4. Hasil pemeriksaan
output ibu reflek profunda (-)
dalam selama pemberian
rentan MgSO4 merupakan
normal tanda ibu mengalami
 Ibu tidak intoksikasi MgSO4
merasakan 5. Denyut jantung janin
adanya 120-160 x/menit
kontraksi merupakan indikasi
uterus dan bahwa janin dalam
nyeri keadaan sejahtera .
abdomen 6. Janin tang sehat

 Djj dalam sedikitnya ibu akan

rentan 120- merasakan gerakan

160x/menit bayi nya 10x dalam

 Ibu sehari

merasakan 7. Lingkungan yang

adanya tenang mengurangi

gerakan stimulasi dan ibu

janin dapat istirahat dengan


tenang
3. Ansietas Tujuan : 1. Kaji tingkat ansietas pasien, 1. Memahami tingkat
:ringan, kecemasan perhatikan tanda depresi ansietas klien
sedang , ibu dapat dan pengingkaran merupakan modal
berat,panik diturunkan 2. Dorong dan berikan dasar mengatasi
pada ibu b.d sampai kesempatan klien untuk masalah ansietas

15
ancaman ambang mengekspresikan 2. Mengekspresikan
keselamatan batas perasaanya masalah merupakan
pada bayi adaptif 3. Temani klien untuk cara mengurangi
sebelum lahir dengan beberapa saat dan psikologis dan
intervensi dengarkan keluhan klien membuat perasaan
keperawata dengan empati terbuka untuk bekerja
n 15 menit 4. Jelaskan pada ibu bahwa ibu sama memberi
dengan ditangani oleh para informasi yang akan
kriteria profesional di bidang nya membantu mengatasi
hasil : pemahaman klien yang masalah
 Ibu mampu positif pada orang-orang 3. Ditemani dan
mengekspre yang menangani menambah didengarkan keluhan
sikan rasa kepercayaan diri dan nya membuat orang
kecemasan meningkatkan mptivasi ibu merasa dihargai dan
nya secara untuk sembuh membangkitkan
konstruktif 5. Kaji tanda- tanda vital ibu kepercayaan diri
 Ibu dapat 4. Pemahaman klien
memahami yang positif terhadap
dan orang-orang yang
menerima menangani menambah
dampak kepercayaan diri dan
dari meningkatkanmotivas
hipertensi i untuk sembuh
kehamilan 5. Tanda-tanda vital
 Tanda- dalam rentang normal
tanda vital menggambarkan
ibu dalam kodisi fisik dan psikis
rentang dalam keadaan baik
normal
 Ekspresi
wajah rileks
4. Perubahan Tujuan 1. Kaji status nutrisi klien, 1. Membuat pedoman untuk
nutrisi  Mengung kondisi rambut dan kuku, menentukan kebutuhan
kurang dari kapkan dan berat serta tinggi badan diet dan pendidikan klien
kebutuhan pemaham sebelum hamil .mal nutrisi dapat
tubuh b.d an 2. Berikan informasi tentang menjadi faktor pemberat

16
intake tidak tentang penambahan berat badan pada awitan
cukup untuk kebutuha normal pada kehamilan 2. HKK khusunya bila klien
memenuhi n diet modifikasi supaya dapat mengikuti diet rendah
kebutuhan individu memenuhi kebutuhan klien protein, dengan maukan
metabolik  Mendemons 3. Berikan informasi kalori tidak cukup,dan
dan trasikan verbal/tertulis tentang kelebihan berat badan
menggantika pengetahuan diet tindakan dan penggunaan atau kekurangan berat
n kehilangan yang tepat protein dan perannya dalam badan 20% atau lebih
seperti di pengembangan HKK sebelum hamil
buktikan oleh 4. Berikan informasi mengenai 3. Klien dengan berat badan
pengembangan efek tirah baring dan kurang memerlukan diet
rencana diet penurunan aktivitas pada dengan kalori lebih
dengan sumber kebutuhan protein tinggi; klien gemuk harus
keuangan sendiri menghindari diet karna
 Menunjjuka ini membuat janin resiko
n penambahan ketosis
berat badan yang 4. 1,5 g/kg masukan setiap
tepat hari cukup untuk
menggantikan kehilahgan
protein dalam urine dan
memungkinan tekanan
onkotik serum normal

5. Resiko tinggi Tujuan : 1. Monitor DJJ sesuai indikasi 1. Peningkatan DJJ


cedera pada tindakan 2. Kaji tentang pertumbuhan sebagai indikasi
janin b.d fetal keperawata janin terjadinya hipoxia,
distress n tidak 3. Jelaskan adanya tanda-tanda premature, dan
terjadi fetal solutio plasenta (nyeri perut, solusio plasenta.
distress pendarahan, rahim tegang, 2. Penurunan fungsi
pada janin aktivitas janin menurun). plasenta mungkin
.kriteria 4. Kaji respon janin pada ibu diakibatkan karena
hasil : – DJJ yang diberi SM hipertensi sehingga
( + ) : 12- 5. Kolaborasi dengan medis timbul IUGR.
12-12 dalam pemeriksaan USG 3. Ibu dapat mengetahui
dan NST. tanda dan gejala
solutio plasenta dan

17
tahu akibat hipoxia
bagi janin
4. Reaksi terapi dapat
menurunkan
pernapasan janin dan
fungsi jantung serta
aktivitas janin
5. USG dan NST untuk
mengetahui keadaan
atau kesejahteraan
janin.

18
BAB 1V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler


yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada
permulaan nifas.

Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga


disebut hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus
hipertensi merupakan akibat sekunder proses penyakit lainnya, seperti ginjal;
defek adrenal; komplikasi terapi obat. Gejala hipertensi pada ibu hamil adalah,
Sakit kepala, Mudah lelah Mual, MuntaH, Sesak napas, Gelisah, Perdarahan
dari hidung, Wajah kemerahan, Pandangan menjadi kabur sebab adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

19
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokeran Edisi ketiga Jilid Pertama.
2005. Jakarta: Media Aesculapius

http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/

20

Anda mungkin juga menyukai