OLEH:
NIM : 1721042032
FAKULTAS : TEKNIK
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Plastik
dan Inovasi pada Jalan Aspal untuk Mewujudkan Pembangunan
Berkelanjutan dalam Bidang Infrastruktur” dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Ringkasan ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan............................................................................................15
B. Rekomendasi .........................................................................................15
Lampiran
i ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.1 Sifat-sifat campuran.....................................................................12
viv
v
RINGKASAN
vi
a. Stability
b. Durability
c. Flexibility
d. Endurance
e. Roughness
f. Ease of implementation
2. Advantages of waste plastic on asphalt:
a. Resistant to water
b. Higher durability stability
c. Increase strength
3. The disadvantages are:
when you add 10 percent plastic, the level of stability and
durability goes down. The plastic can not be on a large scale, and therefore
the use of plastic must be just right. besides that plastic also has different
colors if used will have different color variations
From the results of the data obtained the optimum asphalt content
(KAO) obtained based on parameter evaluation was 5.35%. The results of
the optimum plastic content ± 0.5% obtained based on parameter evaluation
are:
a. For KAO - 0.5 (4.85%) KPO is 2.81%
b. For KAO (5.35%) KPO is 3.00%
c. For KAO + 0.5 (5.85%) KPO is 3.30%
The best results of KPO taken were KAO + 0.5 (5.85%) was 3.30%
for the treatment of specimens with a immersion of 30 minutes and 24 hours
carried out at KAO + 0.5 and the best plastic variation ± 2%
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi limbah plastik tersebut dapat dijadikan sebagai
bahan pada jalan aspal ?
2. Apa keuntungan menggunakan limbah plastik pada jalan aspal dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan dalam bidang infrastruktur
?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui inovasi limbah
plastik pada jalan aspal untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
dalam bidang infrastruktur
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah untuk mendapatkan informasi
tentang manfaat limbah plastik pada jalan aspal sehingga dapat
mempermudah dan mengurangi jumlah sampah demi terwujudnya
pembangunan berkelanjutan dalam bidang infrastruktur.
3
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
5
Tujuan 10
Berkurangnya kesenjangan – Mengurangi kesenjangan di dalam dan
di antara negara.
Tujuan 11
Kota dan komunitas berkelanjutan – Membuat perkotaan menjadi
inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
Tujuan 12
Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab – Memastikan pola
konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Tujuan 13
Penanganan perubahan iklim – Mengambil langkah penting untuk
melawan perubahan iklim dan dampaknya.
Tujuan 14
Ekosistem laut – Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan
sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
Tujuan 15
Ekosistem darat – Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan
perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi
kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
Tujuan 16
Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh – Mendorong
masyarakat adil, damai, dan inklusif.
Tujuan 17
Kemitraan untuk mencapai tujuan – Menghidupkan kembali
kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur ini diharapkan adanya
keterlibatan masyarakat agar timbul rasa kepedulian terhadap akses
jalan dan kepedulian terhadap lingkungan agar tidak membuang sisa
sampah plastik ke sembarang tempat. Namun, memanfaatkan
sampah plastik tersebut sebagai inovasi untuk mengatasi masalah
terhadap kerusakan jalan. Selain itu, melibatkan masyarakat dalam
program ini secara tidak langsung akan memberikan edukasi terhadap
masyarakat mengenai pentingnya menjaga sarana dan prasarana serta
memanfaatkan sisa limbah plastik.
6
Material utama dalam pembuatan jalan adalah aspal. Aspal
ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna
hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering
juga disebut bitumen yang merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan
lentur. Aspal berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang
merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur,
oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan
lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal tampak padat pada suhu
ruang padahal adalah cairan yang sangaaat kental. Aspal merupakan
bahan yang sangat kompleks, dan secara kimia belum dikarakterisasi
dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh,
dan tak jenuh, alifatik, dan aromatic yang mempunyai atom karbon
sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen, dan karbon
yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan
beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal
adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen, dan
nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-
senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya
kecil), dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal
mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di
aspal adalah senyawa polar.
Dalam pembuatan jalan agregat yang dipakai adalah batu
pecah atau batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan
ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. Namun,
diinovasi ini digunakan bahan ikat aspal yang dicampur dengan
limbah plastik tanpa megurangi kekutan jalan. penggunaan plastik
sebagai campuran aspal akan menambah kekuatan aspal dari
kerusakan sebesar 40 persen, jika dibandingkan dengan aspal tanpa
plastik. Jenis sampah plastik yang digunakan pun berasal dari sampah
berjenis kresek kering dan harus dengan keadaan bersih.
1. Karakteristrik campuran beraspal :
a. Stabilitas
7
b. Durabilitas
c. Kelenturan
d. Ketahanan
e. Kekesatan
f. Kemudahan pelaksanaan
2. Keuntungan limbah plastik pada aspal :
a. Tahan terhadap air
b. Stabilitas keawetannya lebih tinggi
c. Meningkatkan kekuatan
3. Kelemahannya adalah :
ketika ditambah plastik 10 persen tingkat stabilitas dan
ketahanan menjadi turun. Plastiknya tidak bisa dalam
skala yang banyak, maka dari itu penggunaan plastik nya
harus pas. selain itu plastik juga memiliki warna yang
berbeda-beda jika digunakan akan memeliki variasi warna
yang berbeda.
Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Deded P Syamsudin
mengatakan aspal campur plastik juga mampu menahan gempuran air
yang selama ini membuat jalan rentan rusak. Hal tersebut setelah
dilakukan uji Laboratoium Badan Penilitian dan Pengembangan
(Balitbang) PUPR. Selain itu, jalan aspal bercampur plastik aman
terhadap racun. Karena sampah plastik baru akan menimbulkan racun
apabila suhu campuran keduanya melebihi batasan suhu aspal yang
ditetapkan.
8
mencemari lingkungan. Untuk mengatasi efek buruk tersebut
maka limbah plastik ini perlu dimanfaatkan dengan
menjadikan limbah plastik sebagai bahan campuran dari
aspal. selain akan bernilai ekonomis juga merupakan bentuk
perhatian terhadap lingkungan. Pemanfaat plastik ini
diperkirakan mampu mengurangi limbah plastik karena
mempunyai sifat yang tahan elastis dan tahan akan deformasi
ketika dilewati kendaraan. Variasi kantong plastik bekas
sebagai aditif secara berturut-turut yaitu 2%, 4%, 6%, dan 8%
pada KAO-0,5, KAO dan KAO+0,5 dari KAO awal 5,35%.
Dari ketiga KAO tersebut diambil nilai yang tertinggi yaitu
pada KAO+0,5 sebesar 3,3% untuk pembuatan benda uji pada
persentase variasi plastik KPO ±2% dengan mendapatkan
nilai marshall dan durabilitas. Nilai stabilitas terus meningkat
pada persentase variasi kadar plastic bekas 1,3%, 3,3% dan
5,3% masing-masing sebesar 1470,48kg, 1476,28kg, dan
1489,28kg dengan rendaman 30 menit (suhu 600 C)
dan1286,42kg, 1316,35kg, 1345,41kg dengan rendaman 24
jam (suhu 600 C). Kondisi ini disebabkan oleh kandungan
dalam aditif yang bercampur dengan aspal di dalam campuran
menyebabkan daya lekat aspal dengan aregat menjadi lebih
baik hingga mencapai batas nilai tertentu.
2. ketersediaan agregat batu pecah dari sungai telah
mengganggu lingkungan, maka alternatifnya adalah batuan
dari gunung berupa batuan basalt untuk pengganti material
sungai yang semakin terbatas jumlahnya. Ada banyak inovasi
yang dilakukan untuk menambah daya lekat dan kekentalan
aspal, diantaranya penggunaan bahan lateks, penggunaan
meterial plastik bekas dan penggunaan ban karet bekas.
Tuntutan kualitas perkerasan aspal beton dalam melayani
intensitas beban lalu lintas yang semakin tinggi dan pengaruh
lingkungan yang ekstrim dapat menuntut para rekayasawan
bidang perkerasan jalan biasanya menambahkan material
tambahan (aditif). Salah satu cara untuk dapat meningkatkan
9
kualitas perkerasan lapisan beton aspal yang dihasilkan dari
campuran aspal dan batu gunung dapat ditambahkan dengan
persentase bahan aditif ke dalam aspal seperti kantong plastik
bekas. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu suatu alternatif
penggunaan material batu pecah dari gunung, walau diketahui
material batu pecah dari sungai memiliki kekuatan yang lebih
baik dibandingkan dengan material yang berasal dari gunung.
10
BAB III
11
Gambar 3.1 Bentuk fisik jalan dari limbah plastik
12
Gambar 3.2 Grafik penentuan nilai KAO dengan penambahan plastik
bekas -0,5%
13
Gambar 3.4 Grafik penentuan nilai KAO dengan penambahan plastik bekas +0,5%
Dari data tersebut diperoleh Hasil kadar aspal optimum (KAO) yang
diperoleh berdasarkan evaluasi parameter adalah 5,35%. Hasil kadar plastik
optimum ± 0,5% yang diperoleh berdasarkan evaluasi parameter adalah:
a. Untuk KAO – 0,5(4,85%) KPO adalah 2,81%
b. Untuk KAO (5,35%) KPO adalah 3,00%
c. Untuk KAO + 0,5(5,85%) KPO adalah 3,30%
Hasil dari KPO diambil yang terbaik adalah KAO +0,5 (5,85%) adalah
3,30% untuk perlakuan benda uji dengan rendaman 30 menit dan 24 jam
yang dilakukan pada KAO +0,5 dan variasi plastik terbaik ±2%.
14
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Dalam proses pembuatan jalan, salah satu material yang
digunakan adalah aspal, semen, dan tanah liat. fungsi aspal dalam
pembuatan jalan adalah bahan pengikat batuan agar tidak lepas
dari permukaan jalan akibat lalu lintas. selain itu Inodesia
merupakan penghasil sampah terbesar ke dua stelah cina. Oleh
karena itu, butuh asolusi untuk mengatasi hambatan tersebut.
Solusi tersebut adalah menemukan material yang bisa
mencampurkan aspal. Limbah plastik dapat menjadi alternatif
lain untuk bahan pembuatan jalan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Sipil Special Issue Vol.1 No.3, Januari 2018 (737-748) ISSN:
2088-9321 Jurnal Rekayasa, Vol. 20, No. 3, Desember 2016
Ngoyo Muhammad Fardan. 2015. Mengawal Sustainable Development
Goals(SDGs).
16
17
18
19