Anda di halaman 1dari 27

Pemanfaatan Limbah Plastik dan Inovasi pada Jalan Aspal untuk Mewujudkan

Pembangunan Berkelanjutan dalam Bidang Infrastruktur

KARYA ILMIAH YANG DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI PEMILIHAN

MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL

OLEH:

NAMA : FAJRIN NAJRI

NIM : 1721042032

JURUSAN : PEND. TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

FAKULTAS : TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Plastik
dan Inovasi pada Jalan Aspal untuk Mewujudkan Pembangunan
Berkelanjutan dalam Bidang Infrastruktur” dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada Bpk Dr. Anas


Arfandi, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa serta pihak-pihak
lain yang juga sudah memberi konstribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan karya ilmiah dalam rangka pemilihan mahasiswa
prestasi (Pilmapres) 2020 ini.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan


yang mendasar pada karya ini. Oleh karena itu, saran serta kritikan sangat
bermanfaat bagi penulis untuk memperbaiki tulisan serta diri pribadi penulis.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan
penulisan selanjutnya.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita sekalian.

Makassar, 19 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................... ii

Daftar Gambar .......................................................................................... iii

Daftar Tabel ............................................................................................... iv

Lembar Pengesahan .................................................................................. v

Ringkasan ................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................3
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................3
D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 3

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori ...................................................................................... 4


B. Kajian yang Relevan ............................................................................. 8

BAB III ANALISIS DAN SINTESIS ...................................................... 11

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan............................................................................................15
B. Rekomendasi .........................................................................................15

Daftar Pustaka ...........................................................................................16

Lampiran

i ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bentuk fisik jalan dari limbah plastik .................................... 12

Gambar 3.2 Grafik penentuan nilai KAO dengan


penambahan plastik bekas -0,5%................................................................ 13

Gambar 3.3 Grafik penentuan nilai kadar asal


optimum dicampur dengan kantong plastik bekas ..................................... 13

Gambar 3.4 Grafik penentuan nilai kadar asal


optimum dicampur dengan kantong plastik bekas ..................................... 14

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1
Tabel 3.1 Sifat-sifat campuran.....................................................................12

viv
v
RINGKASAN

Sustainable Development Goals (SDGs) or commonly referred to as


global development agendas which have broader and more inclusive
coverage than the Millennium Development Goals (MDGs) which ended in
2015. The MDGs are a concoction of experts from the Organization of
Economic Co-operation and Development (OECD) member countries and
several international institutions, while the SDGs are the result of an
agreement of 193 UN member states that involve the participation of civil
society and various stakeholders. Not surprisingly, the SDGs target more
diverse and detailed issues, and target all populations in all age groups and
backgrounds by promoting the principle of equality and anti-discrimination.
In addition, Sustainable Delevolution Goals (SDGs) are global
development agreements to implement sustainable development in facing
challenges in the development process. So far, development orientation has
only been directed to achieve high levels of GDP or economic growth
without regard to environmental sustainability. The orientation refers to 17
objectives within the framework of the SDGs which have been adapted by
UN member countries until 2030.
In making aggregate roads used are broken stones or split stones or
river stones or other materials. The binding material used is asphalt, cement
or clay. However, this innovation used asphalt binding material which is
mixed with plastic waste without reducing road tightness. the use of plastic

as an asphalt mixture will increase the strength of asphalt from


damage by 40 percent, compared to asphalt without plastic. The type of
plastic waste that is used also comes from dry crackle type waste and must
be clean.
1. Asphalt mixed characteristics:

vi
a. Stability
b. Durability
c. Flexibility
d. Endurance
e. Roughness
f. Ease of implementation
2. Advantages of waste plastic on asphalt:
a. Resistant to water
b. Higher durability stability
c. Increase strength
3. The disadvantages are:
when you add 10 percent plastic, the level of stability and
durability goes down. The plastic can not be on a large scale, and therefore
the use of plastic must be just right. besides that plastic also has different
colors if used will have different color variations
From the results of the data obtained the optimum asphalt content
(KAO) obtained based on parameter evaluation was 5.35%. The results of
the optimum plastic content ± 0.5% obtained based on parameter evaluation
are:
a. For KAO - 0.5 (4.85%) KPO is 2.81%
b. For KAO (5.35%) KPO is 3.00%
c. For KAO + 0.5 (5.85%) KPO is 3.30%
The best results of KPO taken were KAO + 0.5 (5.85%) was 3.30%
for the treatment of specimens with a immersion of 30 minutes and 24 hours
carried out at KAO + 0.5 and the best plastic variation ± 2%

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) atau yang biasa


disebut dengan agenda pembangunan global yang mana memiliki
cakupan yang lebih luas dan inklusif daripada Tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015 lalu. MDGs
merupakan ramuan para pakar negara-negara anggota Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) dan beberapa
lembaga internasional, sedangkan SDGs merupakan hasil kesepakatan
193 negara anggota PBB yang melibatkan partisipasi masyarakat sipil
serta berbagai pemangku kepentingan. Tak mengherankan jika SDGs
membidik masalah-masalah yang lebih beragam dan detail, serta
menyasar seluruh penduduk pada semua kelompok usia dan latar
belakang dengan mengedepankan prinsip kesetaraan dan
antidiskriminasi.
Salah satu tujuan SDGs adalah Industri, inovasi dan infrastruktur –
membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi
berkelanjutan, dan mendorong inovasi. pembangunan infrastruktur
memiliki peran penting dalam mendukung salah satu tujuan
pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals. dalam
perwujudan ini mampu memberikan berbagai keuntungan bagi
masyarakat sipil salah satunya tersedianya sarana dan prasarana untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat
Berbicara mengenai infrastruktur ada banyak hal yang perlu untuk
ditingkatkan. diantaranya pembangunan jalan raya. seiring dengan
perkembangan transportasi jalan raya merupakan akses terbesar untuk
masyarakat maupun negara. namun melihat dari masalahnya ada banyak
1
jalan yang mengalami keretakan dan adanya lubang dimana-mana. Di
Indonesia, khususnya kota Makassar sering dijumpai fenomena-
fenomena tersebut yang dapat menganggu laju transportasi dan dapat
membahayakan masyarakat. untuk itu perlu adanya inovasi untuk
mengatasi masalah pada jalan tersebut
Bahan utama dari pembuatan jalan adalah campuran
antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan intuk melayani
beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau batu belah
atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai
adalah aspal, semen ataupun tanah liat. dari material tersebut aspal dan
semen merupakan material yang paling sulit dalam proses
pembuatannya. Oleh karena itu proses pembuatan material semen dan
aspal membutuhkan waktu yang lama, teknologi yang canggih dan biaya
yang cukup besar. selain itu dari dua material tersebut masalah terbesar
lainnya yaitu sampah. Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3
KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih menyebut total jumlah sampah
Indonesia telah mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan
akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.
Sampah memiliki komposisi utama 60 persen organik, plastiknya 14
persen. Berdasarkan data liputan6.com (2019), Indonesia berada di
peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai
sebesar 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton.
Melihat permasalahan tersebut, penulis memunculkan sebuah
inovasi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu memanfaatkan
limbah plastik sebagai bahan untuk mengatasi jalan yang mengalami
keretakan dan terdapat lubang. Sehingga penulis mengambil judul
“Pemanfaatan Limbah Plastik dan Inovasi pada Jalan Aspal untuk
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan dalam Bidang
Infrastruktur”

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi limbah plastik tersebut dapat dijadikan sebagai
bahan pada jalan aspal ?
2. Apa keuntungan menggunakan limbah plastik pada jalan aspal dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan dalam bidang infrastruktur
?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui inovasi limbah
plastik pada jalan aspal untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
dalam bidang infrastruktur
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah untuk mendapatkan informasi
tentang manfaat limbah plastik pada jalan aspal sehingga dapat
mempermudah dan mengurangi jumlah sampah demi terwujudnya
pembangunan berkelanjutan dalam bidang infrastruktur.

3
BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan


(lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.
Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris,
sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana
memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. (Oman)
Sustainable Development Goals (SDGs ) ini adalah
pembaharuan tujuan serta indikator yang menjadi target universal
yang disepakati oleh negara yang menjadi anggota PBB. Jadi,
program SDGs ini bukan hanya akan melanjutkan program MDGs
sebelumnya melainkan juga bentuk pengembangan dan
penyempurnaan. Maka, sudah barang tentu SDGs ini memiliki nilai
lebih serta tentunya memiliki latar belakang masalah yang lebih luas
lagi.
Selain itu, Sustainable Delevolpment Goals (SDGs)
merupakan kesepakatan pembangunan global untuk melaksanakan
pembangunan yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan pada
proses pembangunan. Selama ini orientasi pembangunan hanya
diarahkan untuk meraih tingka PDB atau pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tanpa memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.
Orientasi tersebut mengacu kepada 17 tujuan dalam kerangka SDGs
yang telah diadaptasi oleh negara anggota PBB hingga tahun 2030.
Untuk mengawal pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tujuan
pembangunan berkelanjutan maka partisipasi masyarakat sipil harus
diberikan secara lebih terbuka. Salah satunya dengan pendekatan
4
Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Sustainable Livelihood
Approach(SLA) sehingga dapat menyelesaikan persoalan mendasar
yang dihadapi masyarakat dalam proses pembangunan. 17 Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan tersebut, adalah :
Tujuan 1
Tanpa kemiskinan – Mengentas segala bentuk kemiskinan di seluruh tempat.
Tujuan 2
Tanpa kelaparan – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan
pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang
berkelanjutan.
Tujuan 3
Kehidupan sehat dan sejahtera – menggalakkan hidup sehat dan
mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
Tujuan 4
Pendidikan berkualitas – Memastikan pendidikan berkualitas yang
layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup
bagi semua orang.
Tujuan 5
Kesetaraan gender – Mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan perempuan.
Tujuan 6
Air bersih dan sanitasi layak – Menjamin akses atas air dan sanitasi
untuk semua.
Tujuan 7
Energi bersih dan terjangkau – Memastikan akses pada energy yang
terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
Tujuan 8
Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi – Mempromosikan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan
yang layak untuk semua.
Tujuan 9
Industri, inovasi dan infrastruktur – Membangun infrastruktur kuat,
mempromosikan industrialisasi berkelanjutan, dan mendorong
inovasi.

5
Tujuan 10
Berkurangnya kesenjangan – Mengurangi kesenjangan di dalam dan
di antara negara.
Tujuan 11
Kota dan komunitas berkelanjutan – Membuat perkotaan menjadi
inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
Tujuan 12
Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab – Memastikan pola
konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Tujuan 13
Penanganan perubahan iklim – Mengambil langkah penting untuk
melawan perubahan iklim dan dampaknya.
Tujuan 14
Ekosistem laut – Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan
sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
Tujuan 15
Ekosistem darat – Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan
perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi
kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
Tujuan 16
Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh – Mendorong
masyarakat adil, damai, dan inklusif.
Tujuan 17
Kemitraan untuk mencapai tujuan – Menghidupkan kembali
kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur ini diharapkan adanya
keterlibatan masyarakat agar timbul rasa kepedulian terhadap akses
jalan dan kepedulian terhadap lingkungan agar tidak membuang sisa
sampah plastik ke sembarang tempat. Namun, memanfaatkan
sampah plastik tersebut sebagai inovasi untuk mengatasi masalah
terhadap kerusakan jalan. Selain itu, melibatkan masyarakat dalam
program ini secara tidak langsung akan memberikan edukasi terhadap
masyarakat mengenai pentingnya menjaga sarana dan prasarana serta
memanfaatkan sisa limbah plastik.

6
Material utama dalam pembuatan jalan adalah aspal. Aspal
ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna
hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering
juga disebut bitumen yang merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan
lentur. Aspal berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang
merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur,
oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan
lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal tampak padat pada suhu
ruang padahal adalah cairan yang sangaaat kental. Aspal merupakan
bahan yang sangat kompleks, dan secara kimia belum dikarakterisasi
dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh,
dan tak jenuh, alifatik, dan aromatic yang mempunyai atom karbon
sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen, dan karbon
yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan
beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal
adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen, dan
nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-
senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya
kecil), dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal
mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di
aspal adalah senyawa polar.
Dalam pembuatan jalan agregat yang dipakai adalah batu
pecah atau batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan
ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. Namun,
diinovasi ini digunakan bahan ikat aspal yang dicampur dengan
limbah plastik tanpa megurangi kekutan jalan. penggunaan plastik
sebagai campuran aspal akan menambah kekuatan aspal dari
kerusakan sebesar 40 persen, jika dibandingkan dengan aspal tanpa
plastik. Jenis sampah plastik yang digunakan pun berasal dari sampah
berjenis kresek kering dan harus dengan keadaan bersih.
1. Karakteristrik campuran beraspal :
a. Stabilitas

7
b. Durabilitas
c. Kelenturan
d. Ketahanan
e. Kekesatan
f. Kemudahan pelaksanaan
2. Keuntungan limbah plastik pada aspal :
a. Tahan terhadap air
b. Stabilitas keawetannya lebih tinggi
c. Meningkatkan kekuatan
3. Kelemahannya adalah :
ketika ditambah plastik 10 persen tingkat stabilitas dan
ketahanan menjadi turun. Plastiknya tidak bisa dalam
skala yang banyak, maka dari itu penggunaan plastik nya
harus pas. selain itu plastik juga memiliki warna yang
berbeda-beda jika digunakan akan memeliki variasi warna
yang berbeda.
Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Deded P Syamsudin
mengatakan aspal campur plastik juga mampu menahan gempuran air
yang selama ini membuat jalan rentan rusak. Hal tersebut setelah
dilakukan uji Laboratoium Badan Penilitian dan Pengembangan
(Balitbang) PUPR. Selain itu, jalan aspal bercampur plastik aman
terhadap racun. Karena sampah plastik baru akan menimbulkan racun
apabila suhu campuran keduanya melebihi batasan suhu aspal yang
ditetapkan.

B. Kajian yang Relavan


1. Limbah plastik adalah barang buangan yang
berupa plastik yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis. sampah plastik seiring dengan
bertambahnya penduduk dan produksi industri mengalami
peningkatan. Jika dibiarkan akan menggunung dan dapat

8
mencemari lingkungan. Untuk mengatasi efek buruk tersebut
maka limbah plastik ini perlu dimanfaatkan dengan
menjadikan limbah plastik sebagai bahan campuran dari
aspal. selain akan bernilai ekonomis juga merupakan bentuk
perhatian terhadap lingkungan. Pemanfaat plastik ini
diperkirakan mampu mengurangi limbah plastik karena
mempunyai sifat yang tahan elastis dan tahan akan deformasi
ketika dilewati kendaraan. Variasi kantong plastik bekas
sebagai aditif secara berturut-turut yaitu 2%, 4%, 6%, dan 8%
pada KAO-0,5, KAO dan KAO+0,5 dari KAO awal 5,35%.
Dari ketiga KAO tersebut diambil nilai yang tertinggi yaitu
pada KAO+0,5 sebesar 3,3% untuk pembuatan benda uji pada
persentase variasi plastik KPO ±2% dengan mendapatkan
nilai marshall dan durabilitas. Nilai stabilitas terus meningkat
pada persentase variasi kadar plastic bekas 1,3%, 3,3% dan
5,3% masing-masing sebesar 1470,48kg, 1476,28kg, dan
1489,28kg dengan rendaman 30 menit (suhu 600 C)
dan1286,42kg, 1316,35kg, 1345,41kg dengan rendaman 24
jam (suhu 600 C). Kondisi ini disebabkan oleh kandungan
dalam aditif yang bercampur dengan aspal di dalam campuran
menyebabkan daya lekat aspal dengan aregat menjadi lebih
baik hingga mencapai batas nilai tertentu.
2. ketersediaan agregat batu pecah dari sungai telah
mengganggu lingkungan, maka alternatifnya adalah batuan
dari gunung berupa batuan basalt untuk pengganti material
sungai yang semakin terbatas jumlahnya. Ada banyak inovasi
yang dilakukan untuk menambah daya lekat dan kekentalan
aspal, diantaranya penggunaan bahan lateks, penggunaan
meterial plastik bekas dan penggunaan ban karet bekas.
Tuntutan kualitas perkerasan aspal beton dalam melayani
intensitas beban lalu lintas yang semakin tinggi dan pengaruh
lingkungan yang ekstrim dapat menuntut para rekayasawan
bidang perkerasan jalan biasanya menambahkan material
tambahan (aditif). Salah satu cara untuk dapat meningkatkan

9
kualitas perkerasan lapisan beton aspal yang dihasilkan dari
campuran aspal dan batu gunung dapat ditambahkan dengan
persentase bahan aditif ke dalam aspal seperti kantong plastik
bekas. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu suatu alternatif
penggunaan material batu pecah dari gunung, walau diketahui
material batu pecah dari sungai memiliki kekuatan yang lebih
baik dibandingkan dengan material yang berasal dari gunung.

10
BAB III

ANALISIS DAN SINTESIS

Meningkat nya pertumbuhan penduduk diiringi dengan


jumlah peningkatan volume lalu lintas. Kondisi tersebut harus
didukung oleh konstruksi jalan yang berkualitas, terutama dari
kualitas lapis perkerasan untuk memberikan keamanan dan
kenyamanan dalam berkendara. Kerusakan jalan telah menjadi
permasalahan umum yang biasa dihadapi, hampir di setiap daerah
memiliki jalan yang rusak. Beberapa hal yang menjadi penyebab
kerusakan jalan di beberapa daerah yaitu kualitas jalan yang kurang
baik dan kondisi drainase permukaan jalan yang tidak memadai.
Aspal merupakan salah satu materian yang digunakan sebagai bahan
pembuatan jalan raya, material ini dipilih karena hasil akhirnya yang
baik dan nyaman sebgai perkerasan flekksibel. Untuk menekan
jumlah kebutuhan akan aspal yaitu dengan meminimalisir
penggunaan bahan dasar aspal, atau dengan peningkatan mutu aspal
dalam campuran seperti peningkatan stabilitas, durabilitas, dan
ketahanannya terhadap air dengan menambahkan bahan tambahan
dalam campuran yang sifat nya mampu mengatasi kelemahan yang
dimiliki aspal contoh nya limbah plastik.
Limbah plastik adalah barang buangan yang
berupa plastik yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai
sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Adapun kegunaan dari Limbah Plastik adalah :
1. Menghemat biaya dalam pengerjaan
2. Mengurangi limbah plastik
3. Tahan terhadap air
4. Menambah kekuatan jalan

11
Gambar 3.1 Bentuk fisik jalan dari limbah plastik

Tabel 3.1 Sifat-sifat campuran

Sumber : Hasil Pengujian


Jurnal Sipil Special Issue Vol.1 No.3, Januari 2018 (737-748) ISSN: 2088-9321

12
Gambar 3.2 Grafik penentuan nilai KAO dengan penambahan plastik
bekas -0,5%

Sumber : Hasil Pengujian


Jurnal Sipil Special Issue Vol.1 No.3, Januari 2018 (737-748) ISSN: 2088-9321

Gambar 3.3 Grafik penentuan nilai kadar asal optimum dicampur


dengan kantong plastik bekas

Sumber : Hasil Pengujian


Jurnal Sipil Special Issue Vol.1 No.3, Januari 2018 (737-748) ISSN: 2088-9321

13
Gambar 3.4 Grafik penentuan nilai KAO dengan penambahan plastik bekas +0,5%

Sumber : Hasil Pengujian


Jurnal Sipil Special Issue Vol.1 No.3, Januari 2018 (737-748) ISSN: 2088-9321

Dari data tersebut diperoleh Hasil kadar aspal optimum (KAO) yang
diperoleh berdasarkan evaluasi parameter adalah 5,35%. Hasil kadar plastik
optimum ± 0,5% yang diperoleh berdasarkan evaluasi parameter adalah:
a. Untuk KAO – 0,5(4,85%) KPO adalah 2,81%
b. Untuk KAO (5,35%) KPO adalah 3,00%
c. Untuk KAO + 0,5(5,85%) KPO adalah 3,30%
Hasil dari KPO diambil yang terbaik adalah KAO +0,5 (5,85%) adalah
3,30% untuk perlakuan benda uji dengan rendaman 30 menit dan 24 jam
yang dilakukan pada KAO +0,5 dan variasi plastik terbaik ±2%.

14
BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penulisan ini adalah bahwa salah satu


tujuan pembangunan berkelanjutan / SDGs (Sustainable
Development Goals) adalah di bidang infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur yang semakin pesat juga dapat
memunculkan banyak invosi untuk memecahkan berbagau
masalah pembangunan, salah satunya adalah pemanfaatan limbah
plastik pada jalan. Penggunaan limbah plastik dapat memberikan
keuntungan bagi kita dari segi biaya dan mengurangi sampah.

B. Rekomendasi
Dalam proses pembuatan jalan, salah satu material yang
digunakan adalah aspal, semen, dan tanah liat. fungsi aspal dalam
pembuatan jalan adalah bahan pengikat batuan agar tidak lepas
dari permukaan jalan akibat lalu lintas. selain itu Inodesia
merupakan penghasil sampah terbesar ke dua stelah cina. Oleh
karena itu, butuh asolusi untuk mengatasi hambatan tersebut.
Solusi tersebut adalah menemukan material yang bisa
mencampurkan aspal. Limbah plastik dapat menjadi alternatif
lain untuk bahan pembuatan jalan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Sipil Special Issue Vol.1 No.3, Januari 2018 (737-748) ISSN:
2088-9321 Jurnal Rekayasa, Vol. 20, No. 3, Desember 2016
Ngoyo Muhammad Fardan. 2015. Mengawal Sustainable Development
Goals(SDGs).

16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai