Anda di halaman 1dari 20

Morfologi dan Anatomi Hewan Vetebrata

Munandar islamy
1815140005
Abstrak: Keberagaman dan keunikan bentuk dari makhluk hidup erat kaitannya
dengan keberagaman bentuk penyusun tubuh makhluk hidup tersebut. Dimana jaringan yang
menyusun tubuh makhluk hidup berkumpul membentuk suatu organ yang memiliki fungsi
tertentu dalam tubuh. Anatomi setiap jenis makhluk hidup mempunyai perbedaan dan juga
persamaan. Anatomi makhluk hidup dapat dibagi secara garis besar yaitu anatomi tumbuhan
dan anatomi hewan. Untuk anatomi hewan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar
yaitu anatomi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan anatomi hewan tak bertulang
belakang (invertebrata). Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
bentuk, warna dan juga hubungan organ yang satu dengan organ lainnya. Adapun objek
dalam percobaan ini adalah katak (rana cancarivora). Katak merupakan salah satu spesies
dari kelas Amphibi. Nama Amphibi berasal dari kata Yunani (Amphi= rangkap + bios =
hidup). Sebagian besar dari kelas ini menunjukkan bahwa mempunyai fase kehidupan di air
dan kemudian mempunyai fase kehidupan di darat. Pada kedua fase ini menunjukkan sifat
antara ikan dan reptilia dan menunjukkan bahwa amphibia merupakan suatu kelompok
chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan dalam air. Dalam mengamati anatomi
hewan diperlukan suatu proses pembedahan. Hal ini bertujuan agar dapat memudahkan kita
pada saat proses pengamatan. Khususnya untuk memudahkan kita mengamati bentuk,
kedudukan dan hubungannya dengan organ lain yang akan diamati
A. Pendahuluan
Latar belakang dari praktikum ini yaitu Tuhan menciptakan bumi dengan segala isinya
tidaklah sia-sia, semua mempunyai fungsi dan ciri masing-masing. Manusia berbeda dengan
hewan begitupun dengan tumbuhan. Beranjak dari hal inilah manusia diharuskan untuk terus
belajar, mencari apa yang belum diketahui, mengelola dan mengembangkan yang sudah ada.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan rasa ingin tahu yang tinggi, akhirnya para
ilmuwan mengkaji lebih jauh mengenai anatomi makhluk hidup, bagaimana struktur dan
fungsinya masing-masing. Manusia terdiri dari triliun sel yang merupakan bagian terkecil.
Sel-sel ini yang kemudian saling berkaitan membentuk jaringan, jaringan kemudian
membentuk organ dan organ akan membentuk sistem organ. Makhluk hidup terdiri dari
beberapa sistem organ yang berfungsi dalam setiap aktivitasnya masing-masing.
Keberagaman dan keunikan bentuk dari makhluk hidup erat kaitannya dengan
keberagaman bentuk penyusun tubuh makhluk hidup tersebut. Dimana jaringan yang
menyusun tubuh makhluk hidup berkumpul membentuk suatu organ yang memiliki fungsi
tertentu dalam tubuh. Anatomi setiap jenis makhluk hidup mempunyai perbedaan dan juga
persamaan. Anatomi makhluk hidup dapat dibagi secara garis besar yaitu anatomi tumbuhan
dan anatomi hewan. Untuk anatomi hewan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar
yaitu anatomi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan anatomi hewan tak bertulang
belakang (invertebrata). Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana bentuk, warna dan juga hubungan organ yang satu dengan organ lainnya. Adapun
objek dalam percobaan ini adalah katak (rana cancarivora). Katak merupakan salah satu
spesies dari kelas Amphibi. Nama Amphibi berasal dari kata Yunani (Amphi= rangkap +
bios = hidup). Sebagian besar dari kelas ini menunjukkan bahwa mempunyai fase kehidupan
di air dan kemudian mempunyai fase kehidupan di darat. Pada kedua fase ini menunjukkan
sifat antara ikan dan reptilia dan menunjukkan bahwa amphibia merupakan suatu kelompok
chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan dalam air. Dalam mengamati anatomi
hewan diperlukan suatu proses pembedahan. Hal ini bertujuan agar dapat memudahkan kita
pada saat proses pengamatan. Khususnya untuk memudahkan kita mengamati bentuk,
kedudukan dan hubungannya dengan organ lain yang akan diamati
Kajian teori, Diawal periode Kambrium, sekitar 530 juta tahun lalu, berbagai macam
hewan menghuni samudera-samudera di Bumi. Predator menggunakan cakar dan mandibula
yang tajam untuk menusuk mangsa. Banyak hewan memiliki duri atau zirah atau bagian
mulut termodifikasi yang memungkinkan pemiliknya menyaring makanan dari air.
Myllokunmingia fengjiaoa, walaupun tidak memiliki zirah dan tonjolan, hewan-hewan ini
akan meninggalkan warisan yang tak terkira. Mereka memunculkan salah satu kelompok
hewan yang paling berhasil yang dapat berenang, berjalan, melata, atau terbang : vertebrata
(vertebrate), yang memperoleh namanya dari vertebra, rangkaian tulang-tulang yang
menyusun colomna vertabralis, atau tulang belakang (Campbell, 2012).
Ada sekitar 3000 spesies amphibia hidup di dunia, yang di kelompokkan Dalam 3
golongan yaitu anura (katak dan kodok), caudata atau urodela (salamander) dan
gymnophiona atau apoda (caecilia). Hanya ada sekitar 60 spesies caecilia dan sekitar 200
jenis salamander. Jadi sebagian besar amphibia terdiri atas katak dan kodok (Sukiya, 2003).
Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam
melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Anatomi katak dapat memberikan
gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata. Pengamatan anatomi suatu
hewan diperlukan pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk, kedudukan dan
hubungannya dengan organ lain. Yang akan diamati dalam praktikum ini adalah sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem ekskresi dan sistem
reproduksi. (Penuntun Praktikum Biologi Dasar, 2018).Vetebrata dengan berbagai inovasi
tambahan muncul selama priode Ordovisium, silur, dan devon. vertebrata-vertebrata ini
memiliki sirip yang berpasangan dan telinga dalam dengan dua kanal semisirkular yang
menyedia indra keseimbangan. Walaupun mereka juga tidak memiliki rahang, vertebrata
tersebut memfaring berotot, yang mungkin digunakan untuk mengiorganisme penghuni dasar
perairan atau. Mereka juga dilindungi oleh zirah yang terbuat dari tulang yang
termineralisasi, yang menutupi berbagai bagian tulang. Zirah tersebut, yang pada beberapa
spesies juga mencakup duri, mungkin memberikan perlindungan dari predator. Walaupun
terdapat banyak spesies vertebrata yang berenang, berzirah, dan tak berahang ini. semua
punah pada pengujung Periode Devon (Campbell, 2010).
Amphibi adalah salah satu hewan bertulang belakang (vertebrata) yang suhu tubuhnya
tergantung pada suhu lingkungan, mempunyai kulit licin dan berkelenjar (Pough, 1998).
Amphibi terdiri dari tiga ordo, yaitu Caecilia, Caudata dan Anura. Anura merupakan ordo
yang biasa dikenal dengan istilah katak atau kodok. Salah satu famili dari ordo Anura adalah
Rhacoporidae dengan spesies Polypedates leucomystax. (Hadi Addaha, Djong Hon Tjong2
dan Wilson Novarino, 2014). Sistem yang menyusun tubuh katak adalah sebagai berikut:
yang pertama Sistem Pencernaan: Katak air butuh sedikit kelenjar oral, karena makanan
mereka bereda di air sehingga tidak memerlukan banyak kelenjar mucus di mulut. Kelenjar-
kelenjar ini banyak terdapat pada katak dan kodok darat, khususnya pada lidah yang
digunakan untuk menangkap mangsa.Amphibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari
pada dinding mulutnya. Ada beberapa amphibia yang lidahnya tidak bergerak, tetapi
sebagian besar bangsa ini mempunyai lidah yang dapat dijulurkan keluar (protrusible tongue)
serta pada katak dan kodoklidah digulung ke belakang bila tidak digunakan. Esofagus pendek
dapat dibedakan dari lambung. Usus menunjukkan berbagai veriasi, pada kodok dan katak
terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka ke kloaka (Sukiyah, 2003).
Yang kedua Sistem Pernapasan: Katak mengalami metamorfosa. Awal hidupnya, katak
berupa berudu yang hidup di air dan bernafas menggunakan insang. Lalu setelah dewasa,
katak bernafas menggunakan paru-paru. Katak dewasa melakukan pertukaran gas pernafasan
melalui kulit dan paru-paru, sehingga larva harus timbul ke permukaan air untuk menghirup
udara. Paru-paru pada katak berbentuk kantung dan luas permukaan internalnya agak
diperluas oleh lipatan seperti saku. Tetapi luas permukaan itu jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan vertebrata tingkat tinggi. Paru-paru diventilasi dengan pompa tekan.
Kelenturan paru-paru itulah yang menyebabkan udara keluar. Amphibi menambah respirasi
paru-paru ini dengan pertukaran udara melalui kulitnya yang tipis dan basah (Sukiya, 2003).
Ketiga Sistem Sirkulasi Darah: Sebagian besar ampibi mempunyai masalah untuk mengisi
jantung yang menerima darah dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung
oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah tersebut,
bahwa ampibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional. Jantung
mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikular dan pembagian konus arterious dalam
pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonari. Darah dari tubuh masuk ke atrium kanan dari
sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan ventrikel, dan dari sini di pompa ke paru-paru.
Darah yang mengandung oksigen dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena pulmonalis
kemudian menuju ke sisi kiri ventrikel untuk selanjutnya darah di pompa menuju ke seluruh
tubuh (Kimball, 1993). Sistem Urogenitalia: Sistem urogenitalia pada kotok merupakan dua
sistem yang berkaitan, yaitu sistem ekskretoris (pengeluaran) dan sistem genital (kelamin).
Sistem ekskretoris terdiri dari rongga ginjal (ren), sepasang berwarna merah kecoklatan dan
terletak pada bagian dasar dari rongga tubuh, di sebelah kiri dan kanan dari tulang vertebrata.
Pada permukaan ventral dari ren terdapat kelenjar adrenal (glandula suprarenalis),
merupakan kelenjar endokrin yang dapat menghasilkan hormon adrenalin. Sedangkan sistem
genitalia terdiri dari alat kelamin betina dan alat kelamin jantan. Alat kelamin betina terdiri
dari saluran telur, uterus, dan badan-badan lemak. Alat kelamin jantan terdiri dari testis, vasa
efferentia, dan ductusurospermaticus (Sukiya, 2003). Struktur tubuh amfibi pada Bufo sp
terdiri atas kepala dan badan. Pada kepala terdiri atas kelopak mata, membrane nikitan, mulut
serta lubang hidung. 2 lubang hidung/nares exterma yang kecil dekat ujung hidung yang
berfungsi dalam pernapasan. Sepasang mata berfungsi sebagai alat penglihatan. Membran
nikitan yaitu suatu selaput atau membran yang fungsinya melindungi mata katak sewaktu
berada di air. Juga terdapat lidah dan mulut yang berfungsi untuk mengunyah makanan. Pada
rongga mulut katak, terdapat lidah yang panjang dan dapat dijulurkan keluar yang fungsinya
untuk menangkap mangsa. Di bagian samping kepala katak terdapat membrane timpani
berfungsi sebagai penerima suara dan kemudian diteruskan oleh saluran eutaschii. Saluran
eutaschii terhubung dengan rongga mulut dan telinga pada katak, terdaopat perut, kaki depan
yang terdiri atas lengan atas, lengan bawah, telapak tangan dan jari yang berjumlah 4 buah.
Sedangkan pada kaki belakang, terdiri atas paha, betis, telapak kaki, jari-jari kaki serta
selaput renang yang berada di antara jari-jari kaki. Fungsi dan selaput renang ini berfungsi
membantu katak berenang sewaktu dalam air dengan memberi keseimbangan dan kecepatan
pada katak saat berenang. Pada katak juga terdapat kloaka yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan. (Biologi Umum Jilid 3, 2010). Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas
hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung
empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung
dan usus dua belas jari (duadenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon
yang bermuara pada duodenum Kelompok amphibia, misalnya katak, merupak jenis hewan
ovipar. Katak betina dan katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak
juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan
ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan
perut katak betina. Kemuidan katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap
ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin.
Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu
corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat opangkal
oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung
telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk
berkelok-kelok dan bermuara di kloaka (Zoologi Umum Edisi Keenam, 2009).
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna
dan letak organ serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ. Dan Adapun
manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum ini diharapkan agar mahasiswa dapat
mengenali bentuk, warna dan letak organ serta hubungannya dengan organ lain pada suatu
sistem organ
B. Metode Praktikum
Praktikum ini ber judul “Morfologi dan Anatomi Hewan Vertebrata” yang dilaksanakan
pada hari Jumat tanggal 16 November 2018 pukul 15.50 sampai 17.15 WITA yang
bertempat di Laboratorium Jurusan Biologi Lantai 3 Barat Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. Alat yang digunakan pada praktikum ini
yaitu botol pembunuh, baki bedah, alat bedah yang terdiri dari gunting, pinset, jarum, dan
skalpel. Kemudian bahan yang digunakan yaitu, katak sawah (Rana cancrivora), kapas, dan
kloroform(pembius).
Cara kerja yang pertama adalah mematikan katak terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke
dalam botol pembunuh, sesegera pula memasukkan katak ke dalam botol tersebut, yang
didalamnya terdapat segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan) yang telah masukkan
kloroform lalu tutup dengan rapat sampai katak mati, katak yang telah mati dikeluarkan dan
diletakkan di atas baki bedah, kemudian mengamati bagian luar katak mulai dari mata,
lubang hidung luar, selaput pendengar, celah mulut, tungkai depan, tungkai belakang, dan
meraba kulit serta memperhatikan warnanya. Yang kedua adalah pembedahan, katak
diletakkan pada punggungnya di atas baki bedah, kemudian dipakukan keempat jarinya
dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah goyang. Menggunakan pinset untuk menjepit
secara membujur kulit perut dekat paha, diangkat sedikit lalu digunting melintang di bawah
pinset, sehingga terbentuk celah pada kulit perut, melalui celah kulit itu, ujung gunting yang
tumpul dimasukkan dan digunting kulitnya hingga ke arah kepala sampai gunting tertumbuk
lalu membalik ke celah tadi, dan menggunting kearah pangkal kedua paha,kemudian ke arah
samping kiri dan kanan sehingga kulit perut bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit
pada jaringan otot. Hanya pada tempat tertentu kulit melekat pada otot sehingga terbentuk
semacam kantong (saccus). Kemudian memperhatikan bagian tengah otot perut, tampak
garis putih membujur sepanjang otot perut (disebut linea alba), lalu jepit pinset otot perut di
samping linea alba, dan gunting melintang, sehingga terbentuk celah, lalu memasukkan
ujung gunting yang tumpul ke dalam celah otot perut dan mulai menggunting kearah kepala
sampai ke bawah rahang sampai pangkal paha, singkap jaringan otot perut ke samping kiri
dan kanan sehingga terbuka rongga perut tampak jeroan.
Langkah yang ketiga yaitu mengamati sistem pencernaan, buka rongga mulut dengan
scalpel dan pinset, sehingga rongga mulut terbuka. Amati bentuk gigi, raba dengan jari pada
rahang atas dan gigi vomer pada langit-langit, lalu dengan pinset tarik lidahnya keluar, amati
bentuk dan perlekatannya, kemudian dialnjutkan pengamatan rongga perut yang berisi
jeroan. Amati bentuk dan warnanya. Hati sebelah kanan, ada beberapa lobus; cari kantung
empedu, dan bagaimana warnanya. Lambung di sebelah kiri hati; angkat sedikit akan
tampak duodenum dan pankreas. Lalu terus usus halus sampai usus besar, perhatikan
pertemuannya. Rektum yang belok ke kloaka.
Langkah keempat yaitu mengamati sistem peredaran darah, dari arah kepala dari hati,
tampak jantung dalam selaput. Lalu tusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum scalpel
sampai pecah, amati bentuk dan bagian dari bilik (ventrikel), serambi kiri dan kanan,
pembuluh nadi utama (truncus arterious) yang keluar dari ventrikel kemudian bercabang
menjadi dua aorta (kiri dan kanan). Langkah yang kelima mengamati sistem ekskresi dan
reproduksi (urogenitalia), dimulai dari melepaskan organ-organ pencernaan mulai pada
lambung sampai pada rektum, serta mesentrium (jaringan ikat) yang memegangnya. Akan
tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian belakang rongga perut,
selanjutnya mengamati ginjal dan kelenjar adrenal (garis keputihan), badan lemak (corpus
adiposum) kekuningan berjumbai, dan saluran ginjal (ureter) dari ginjal menuju ke kantong
kemih. Pada katak jantan, ureter ini disebut juga ductus urospermaticus. Testis terletak di
sebelah atas ginjal, bulat lebih kecil berhubungan dengan ginjal melalui vasa efferensia.
Pada katak betina, ada sepasang ovarium dibagian kiri dan kanan. Angkat sedikit ovarium,
akan tampak oviduk berupa saluran yang berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka
sedang ujungnya berupa corong (ostium) ada di dekat jantung. Setelah mengamati, gambar
morfologi dan anatomi dari kodok yang dibedah, setelah itu bersihkan semua alat-alat bedah
seperti pinset, gunting, scalpel, dan baki bedah hingga bersih, lalu buang ke tempat sampah
kodok yang telah dibedah.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
No Morfologi Keterangan
Bagian Gambar Tangan Gambar Pembanding
1. Dorsal 1. Mulut
(Punggung) 2. Hidung
3. Mata
4. Membran
tympani
5. Brachium
6. Ante
brachium
7. Kulit
8. Digiti
9. Kloaka

Sumber: www.slideshare.com
No Morfologi Keterangan
Bagian Gambar Tangan Gambar Pembanding

1. Mulut
2. Vetral (Mulut 2. Manus
sampai perut) 3. Digiti
4. Ante
brachium
5. Brachium
6. Pas
7. Digiti
10.Kloaka
11.Alat
gerak
bawah

Sumber: www.slideshare.com
No Anatomi Keterangan
Sistem Organ Gambar Tangan Gambar Pembanding
1. Anatomi 1. Paru-paru
katak (Rana 2. Ginjal
cancrivora) 3. Usus besar
4. Kloaka
5. Empedu
6. Lambung
7. Kantung
kemih
8. Hati
9. Jantung

Sumber:
www.dokterhewan.2012.com
2. Anatomi 1. Maxilla
mulut 2. Palatum
3. Lingua
4. Mandibulla

Sumber: slideshare.net
3. Sistem 1. Mulut
pencernaan 2. Lambung
3. Empedu
4. Hati
5. Usus besar
6. Usus halus
7. Usus
dua belas
jari
8. Kloaka

Sumber: slideshare.net
4. Sistem 1. Jantung
peredaran
darah

Sumber: prsetyatoelsblog.com
5. Sistem 1. Hidung
pernapasan 2. Paru-paru
3. Mulut
4. Jantung
5. Kulit

Sumber: slideshare.net
6. Sistem Jantan:
reproduksi 1. Testis
2. Vakuola
seminalis
3. Kloaka

Betina:
1. Ovum
2. Oviduk

Sumber: slideshare.net

2. Pembahasan
Adapun Struktur Morfologi katak terdiri dari : Yng pertama yaitu sebuah Mulut,
terletak pada ujung anterior kepala, ukurannya lebar sekali, di batasi oleh rahang atas dan
mempunyai gigi yang kecil serta runcing. Lalu yang kedua Lubang hidung luar, pada kodok
sudah ada hubungan antara lubang hidung dan mulut, terletak pada rahang atas. Dan ketiga
Mata, ada sepasang terletak pada posrterodium dari lubang hidung luar. Bola mata
dilindungi oleh kelopak mata berupa kulit yang tidak dapat di gerakkan, kelopak mata ke
tiga berupa selaput tipis dan bening di sebut membran dan bergerak dari bawah ke atas yang
berguna untuk melindungi mata ketika hewan tersebut berada di dalam air. Selanjutnya
keempat Selaput pendengaran (timpanium), selaput ini berfungsi menerima gelombang
suara. Kemudian Tungkai depan terdiri dari: Lengan atas (brancium), Lengan bawah (ante
brancium), Telapak (manus), Jari-jari (digiti) yang berjumlah 4. Dan terakhir Tungkai
belakang terdiri dari :Paha (lemur), Betis (crus), Telapak kaki (manus), Jari-jari berselaput
renang, berjumlah 5 dan Kloaka, terdapat di atas paha.
Adapun sistem pencernaan pada kodok yaitu sebagai berikut : yang pertama Mulut,
pada rongga ini makanan mulai di cerna dengan baik secara mekanis maupun kimiawi.
Dalam rongga mulut terdapat berbagai alat yang membantu berlangsungnya pencernaan
seperti gigi,lidah, kelenjar air ludah, yang membantu menelan mangsa. Lalu yang kedua
Kerongkongan, berupa saluran pendek yang meneju ke lambung, pada kerongkongan terjadi
gerak peristaltic yang membantu mendorong makanan dari rongga mulut ke lambung. Dan
ketiga Lambung, terletak ke kiri dari rongga tubuh dan berdiding tebal yang bentuknya
seperti huru J capital. Kemuadian keempat Usus, pada usus halus pencernaan secara kimiawi
yaitu, pencernaan dengan bentuan enzim, pada usus besar makanan yang lumat akan terserat
oleh pembuluh kapiler untuk di edarkan ke seluruh tubuh. Dan terakhir Kloaka, lubang
pelepasan sisa makan yang busuk.
Sistem peredaran darah pada katak yaitu Jantung kodok terdiri dari satu bilik dan dua
serambi yaitu antriom kiri dan kanan. Aorta merupakan percabangan pembulu nadi utama
yang keluar dari pentrikel yang terdiri atas aorta kiri dan kanan. Antrium kiri dan kanan
merupakan organ peredaran darah di mana darah dari antrium ini akan masuk kedalam bilik.
Bilik table, Campurannya darah dari antrium kiri yang kaya dengan oksigen dan darah dari
antrium kanan yang kaya dengan CO2
Sistem pernapasan yaitu Paru-paru pada kodok terdiri dari satu yang elastic berisi
lipatan yang membentuk kamar-kamar kecil yang di sebut alvidah yang masing-masing di
hubungkan dengan lubangnya yang disebut glottis. Pernapasan melalui kulit di lakukan pada
waktu hibernasi. Sedangkan pernapasan berudu melakukan pernapasan dengan
menggunakan insan. Kodok dewasa bernapas dengan menggunakan paru-paru.
Sistem eksresi dan reproduksi kodok jantan yaitu Terdiri dari testis, testis adalah
kenjer kelamin jantan warnanya kuning ada sepasang, besarnya kira-kira setengah besar
dari ginjal. Di ujungnya terdapat jaringan lemak padat dan berwarna kuning serta berbentuk
seperti jari-jari testis ini terikat oleh jaringan ikat yang mengantungkan testis tersebut pada
ginjal. Jarigan tersebut di sebut mesorkim. Pada jaringan ikat ini, melekat saluran,saluaran
kakus dan testis dan bermuara pada saluran ginjal.
Sistem ekskresi dan reproduksi dari betina Terdiri dari ovarium yang terletak pada
rongga perut sepasang ginjal yang berfungsi menyaring darah dan zat sisa yang diambil.
Ginjal akan di salurkan melalui ureter menuju kanrong kemih yang berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan urin sementara, moara saluran urin. Saluran kelamin dan saluran
percernaan menyatuh yang di sebut dengan kloaka. Salutran telur yang berupa saluran yang
berlipat-lipat dengan ujung anterior yang menyempit dan terbuka ujungnya bermuara dalam
cela.
D. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
didapatkan saat pembedahan Kodok (Bufo sp) kita dapat menyimpulkan bahwa morfologi
bufo sp terdiri atas lubang hidung, mata, jari-jari (jari-jari tungkai depan 4 dan jari-jari
tungkai belakang 5 yang berselaput renang), lengan bawah, lengan atas, paha, betis, selaput
renang, kloaka, tungkai belakang, dan tungkai depan. Dimana celah mulut bufo sp terdiri
atas maxilla, neres external, denta maxillaries, neres interna, denta vomerin, pallatun,
mandibulla, dan lingua. Anatomi bufo sp terdiri atas jantung, paru-paru, hati, usus besar,
intestinum crasum, kloaka, dan usus halus. Dari melihat anatomi dari bufo sp kita juga dapat
melihat berbagai sistem yang menyusun tubuhnya yaitu sistem pencernaan, sistem
pernapasan, sistem sirkulasi darah, sistem reproduksi dan sistem urogenitalia dan adapun
Saran yaitu Untuk laboratorium: Agar sebaiknya alat-alat yang disediakan diperhatikan
kualitasnya, agar praktikan dapat memaksimalkan kerja saat melakukan praktikum, Untuk
asisten: Agar sebaiknya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam setiap kegiatan
praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama
praktikum berlangsung, Untuk praktikan: Agar sebaiknya mempelajari terlebih dahulu
langkah dalam proses pembedahan hewan dengan benar sebelum masuk laboratorium.
Referensi

Campbell, A Nell. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2 . Jakarta : Erlangga.

Addaha, Hadi. 2014. Variasi Morfologi Katak Pohon Bergaris Polypedates leucomystax
Gravenhorst, 1829 (Anura; Rhacophoridae) di Sumatera Barat. Sumatera Barat: Online
Jurnal of Natural Science. Vol. 4(3), no. 348-358.
Kimball, John W. 1983. Biologi Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata (Common Text Book). Yogyakarta: Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.

Tim Penyusun, 2018 . Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar Jurusan Biologi FMIPA
UNM.
Villee.Walker. Barnes. 2009. Zoologi Umum Edisi Keenam Jilid 1.Jakarta: Penerbit Erlangga

Waluyo, Joko. Jaya, Arifuddin. Sutrisno. 2010. Biologi Umum. Jember, Jawa Timur: Universitas
Jember
LAMPIRAN

1. Mengapa katak (rana cancanivora) digolongkan ke dalam kelas amphibi?


Jawab:
Katak digolongkan kedalam kelas amphibi karena katak dapat hidup di dua tempat, yaitu
katak muda hidup di dalam air dan katak dewasa hidup di darat.
2. Mengapa warna katak mudah berubah-ubah? Faktor apakah yang biasa mempengaruhi
perubahan itu?
Jawab:
Warna kulit katak berubah-ubah karena katak mempunyai kromatophor (sel pigmen) yang
terdiri atas :
a. Xantopras mengandung pigmen kuning.
b. Melanfora mengandung pigmen melanin menyebabkan warna coklat dan hitam.
c. Guanfora mengandung kristal guanin yang menyebabkan warna biru.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perubahan ini adalah :
a. Intern
b. Ekstern
3. Dimanakah melekat pangkal lidah katak? Apakah manfaat bagi katak dengan melekatkan
lidah seperti itu?
Jawab:
Pangkal lidah katak melekat pada ujung crinial dari rahang bawah, manfaat nya adalah agar
lidah katak cepat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsanya.
4. Hati dan pankreas, bukan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam sistem pencernaan.
Mengapa demikian?
Jawab:
Hati dan pankreas bukan merupakan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam sistem
pencernaan karena pada hati dan pankreas terdapat enzim yang dapat melumatkan makanan
sehingga dapat dicerna oleh usus halus.
5. Apa sebabnya katak tidak dapat melakukan pernapasan perut? Bagaimanakah cara kita
menarik dan mengeluarkan napas?
Jawab:
Katak tidak dapat melakukan pernapasan perut karena katak tidak terdapat tulang rusuk dan
sekat rongga dan mekanisme pernafasannya hanya diatur oleh otot-otot rahang bawah dan
otot perut.
Cara katak menarik dan mengeluarkan nafas adalah :
a. Inspirasi, apabila rongga mulut mengecil maka udara masuk ke celah-celah terbuka menuju
ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas sehingga oksigen di ikat oleh darah yang ada
didalam kapiler dinding paru-paru.
b. Eksresi, apabila rongga mulut mengecil, maka udara didalam paru-paru yang banyak
mengandung karbondioksida keluar melalui koana.
6. Jelaskan mengapa dikatakan darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak bercampur
ketika meninggalkan jantung?
Jawab:
Darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak bercampur ketika meninggalkan jantung
karena hanya memiliki satu ventrikel (bilik) sehingga darah dari tubuh yang akan keluar
melalui aorta bercampur.
7. Pada katak terjadi fertilisasi internal atau eksternal? Jelaskan mengapa demikian.
Jawab:
Pada katak terjadi vertilisasi eksternal karena pada katak pembuahan terjadi di luar tubuh.

Anda mungkin juga menyukai