Anda di halaman 1dari 1

a.

Latar belakang
Indonesia memiliki 4 pilar dasar pancasila, salah satunya ialah bhinneka tunggal ika. Dari
jaman reformasi muncul berbagai masalah konsep pendidikan, peraturan dan anggaran. Hal
tersebut berdampak pada output hasil pendidikan di indonesia belum sesuai dengan tujuan
pendidikan indonesia. Masalah utama ialah moral, etos kerja, ketrampilan rendah, korupsi dan
angka pengangguran kalangan intelek. Penulis berpendapat jaman sekarang anak perlu
dipersiapkan menjadi generasi yang tangguh, siap bersaing dan kompeten ilmunya dalam
artian kreatif, mampu mengambil keputusan tepat, memecahkan masalah dan belajar
memanusiakan manusia
b. Tujuan
Penulis memfokuskan pada problematika pnddikan dari aspek epmbelajaran, sumber
problematika dan solusi dari masalah yang ada.
c. Pembahasan
1. Realita dan problematika pendidikan di Indonesia (podo nuril)
2. Sebab problem pembelajaran (podo nuril)
3. Solusi
Setelah apa yang saya baca dari jurnal “prblematika pendidikan di indonesia” penulis
nurul afifah M.Pd.I, dapat tercapai suatu pokok pembelajaran yang kompleks. Dimana
dasar dari penullis menjelaskan sebab dari problem ialah faktor pendekatan pembelajaran,
faktor kompetensi guru, dan faktor perubahan kurikulum.
Memang kurikulum sekarang ini K13 dalam perjalanan menunai kontrofersi diawal
karena kurikulum ini saat dijalankan banyak kompetensi guru yang belum bisa mengiutinya
dan tingkat kreatifitas guru menjadi dipertanyakan bila menuntut harus sesuai K13. Dalam
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yaitu guru
harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesial. Dari aturan itu
memang kompetensi guru seharusnya bisa berkembang lambat laun dengan
pembaharuan kurikulum K13, namun kebanyakan dari pendidikan di Indonesia ialah
tenaga yang mayoritas tingkat usia kurang produktif >50 Tahun. Sehingga untuk mengatasi
pokok bahasan penulis yaitu problematika di Indonesia serasa sulit dengan besar wilayah
Indonesia dan berbagai keberbedaan. Kurikulum dan guru bertanggung jawab besar dalam
dunia pendidikan di Indonesia
Dalam problem seperti ini dan kemajuan pendidikan juga harus banyak pembaharuan
maka solusi yang dapat saya tawarkan yaitu model blended learning. Blended learning
adalah menggabungkan keunggulan e-learning, keunggulan face-to-face, dan praktiknya.
Mendifinisikan blended learning sebagai gabungan online dan face-to-face pada kegiatan
pembelajaran. (Husamah, Moebs dan Weibelzahl, 2014). Dari model tersebut kita dapat
mencontoh negara tetangga kita. Pertama, kita harus memperbaiki sarana dan prasarana
penunjang didalam dunia pendidikan di Indonesia karena kita bhinneka tunggal ika, jadi
mau kita di jawa, sumatera, maupun papua harus sama penunjang pembelajarannya.
Kedua, dengan berjalannya waktu memodifikasi model blended learning ini guru akan
sangat mudah mempraaksarai suatu konsep pendidikan. Jadi saat guru tatap muka face-
to-face dengan siswa kompetensi guru dapat ditonjolkan dengan materi pembelajaran saat
itu. Dalam pertemua selanjutkan siswa dengan guru bertatap online membahas seberapa
besar tindakan siswa tanpa pengawasa penuh guru, sehingga hal ini dapat memperbesar
tanggungjawab siswa dan lingkungannya untuk menjadi manusia unggul kedepannya.
Ketiga, bila sapras dan guru sudah lengkap tinggal eksekusinya untuk kemajuan Indonesia.
Sementara ini saya lihat model blended learning efektif bagi kegiatan kemahasiswaan
yang lebih memiliki tingkat kognitif yang lebih, namun tidak ada salahnya jika siswa
sekarang dikenalkan teknologi yang basisnya lebih ke pendidikan yang positif. Indonesia
harus tetap mempertahankan panutan “Tut Wuri Handayani”
Kesimpulan (podo nuril)

Anda mungkin juga menyukai