Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep dasar kebutuhan (nyeri akut)


1. Pengertian
Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang
tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala
2. Anatomi dan fisiologi
Rata-rata manusi dewasa terdiri dari 2% berat badan tubuh, dengan kisaran 1,2-1,4 kg.
Otak meruppakan organ yang sangat vital dan sangat penting untuk kehidupan dan
fungsi tubuh kita. Oleh karna itu, otak mengkomsumsi jumlah besar dari volume darah
yang beredar seperenam dari semua keluaran jantung melewati otak ketika sedang
beristirahat.
Otak terdiri dari serebrum, serebelum, dan bagian otak yang dibentuk oleh
mesensefalon, pons, dan medulla oblongata. Bila kalvaria dan dura meter disingkirkan,
dibawah lapisan arachoid meter kranialis dan piamater karanialis terlihat gyrus sulkus
dan fisura koteks serebri. Sulkus dan fisura konteks membagi hamifer serebri mejnadi
daerah yang lebih kecil yang disebut lobus.
Otak terdiri dari tiga bagian yaitu.
a. Serebrum (otak besar)
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang teridiri dari dua hemifer. Hemifer
kanan berfungsi u ntuk mengontrol bagian tubuh sebelah kiri dan hemifer kiri
berfungsi mengontrol tubuh bagian kanan.
b. Cerebellum (otak kecil)
Serebelum atau otak kecil adalah komponen terbesar kedua otak sebelum terletak
bagian dibagian bawah belaakang kepala, berada dibelakang otak dan dibawah
lobus okspital dekat dengan ujung leher bagian atas.
c. Batang otak
Batang otak berada didalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan
memanjang sampai medula spinalis.
3. Patofisiologi
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringanya
konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi)
terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam. Seperti trauma
pukulan benda yang tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala
membentur objek yang secarav relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah
kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-
tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar
dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubah posisi rotasi pada kepala,
yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada subtansi alba dan batang otak.

4. Pemeriksaan fisik
a. Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas, (kusmaull, cheyene stokes, biot,
hiperventilasi, ataksik)
b. Kardiovaskuler: pengaruh pendarahan organ atau pengaruh PTIK
c. Sistem saraf:
 Kesadaran GCS
 Fungsi serat kranial trauma mengenai / meluas kebatang otak akan
melibatkan penurunan fungsi saraf kranial.
 Fungsi sensori-motorik adalah kelumpuhan, rasa baal, nyeri, gangguan
dikriminasi suhu, anestensi, hipestesia, hipegraglesia, riwayat kejang.

d. Sistem pencernaan
 Bagaimana sensori adanya makanan dimulut, refleks menelan, kemampuan
mengunya, adanya refleks batuk, mudah tersedak. Jika pasien sadar
tanyakan pola makan?
 Waspada fungsi ADH, aldosteron: retensi natriumdan cairan.
 Retensi urine, konstiopasi, inkontinensia.
e. Kemampuan bergerak: kerusakan area motorik hemiperasis/plegia, gangguan ferak
volunter, ROM, kekuatan otot.
f. Kemampuan komunikasi: kerusakan pada hemifer dominan disfagia atau afasia
akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.
g. Psikososial data ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat dari pasien.
5. Pemeriksaan diagnostik
 X-ray tengkorak
Peralatan diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi fraktur dari dasar
tengkorak atau rongga tengkorak.
 CT-Scan
Penemuan awal computed tomoghyraphy scanner (CT Scan) penting dalam
memperkirakan diagnosa cidera kepala berat.
 Magnetic resonance imaging (MRI)
Megnetic resonance imaging (MRI) juga sangat berguna didalam menilai
prognasa.
6. Tindakan dan penanganan
 Observasi 24 jam
 Jika pasien masi muntah di puaskan terlebih dahulu
 Berikan terapi intaven bila ada indikasi
 Pasien diistirahatkan atau tirah baring
 Profilaksis diberikan jika ada indikasi
 Pemberian obat-obat untuk vaskulasisasi
 Pemberian obat-obat analgetik
 Pembedahan bila ada indikasi
7. Komplikasi
 Pendarahan ulang
 Kebocoran cairan otak
 Infeksi pada luka atau sepsis
 Timbulnya edema serebri
 Timbulnya edema pulmonum neurogenik, akibat peninggian TIK
 Nyeri kepala setelah penderita sadar.
B. Konsep keperawatan
1. Tanda dan gejalah masalah pada kebutuhan
 Adanya benjolan pada kepala bagian kanan
 Mata membengkak dan merah
 Pusing
 Mual/muntah
 Mudah mengantuk dan tidur melebihi biasanya.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul
 Nyeri akut
 Ansietas
 Defisit nutrisi
3. Rencana tindakan keperawatan.
 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Tujuan:Tingkat nyeri menurun
Kriteria hasil:
a. tanda-tanda vital normal
b. kelainan nyeri menurun
c. meringis menurun
 Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
Tujuan: Tingkat ansietes menurun
Kriteria hasil
-verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
-prilaku gelisa menrun
 Defisist nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
Tujuan: Tingkat defisit nutrisis membaik
Kriteria hasil:
-verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi
-pengetahuan tentang makanan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai