RMK Bab 6
RMK Bab 6
BAB 6
“ OBLIGASI ”
Disusun oleh :
Kelompok 2
JURUSAN AKUNTANSI
SURAKARTA
2019
6.1 DEFINISI OBLIGASI
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar kembali
pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Dari definisi ini dapat diartikan bahwa
obligasi adalah suatu utang atau kewajiban jangka panjang (bond), sedang utang jangka pendek
disebut dengan bill. Nilai utang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya. Obligasi
mempunyai jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu pelunasannya yang sudah ditentukan.
Bunga dari obligasi adalah tetap jika ada dan sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga
yang besarnya tetap, maka obligasi dikenal juga sebagai sekuritas pendapatan tetap, ada juga
obligasi yang tidak membayar bunga.
A A A A B B B C C D E E G
Keterangan:
AAA : singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi.
BBB : kode untu nomor obligasi yang diterbitkan
CC : suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi-opsi turunan.
D : tipe dari obligasi, yaitu B (Bonds), C(Convertible Bonds), W(Bonds with
warrants), T(Medium term notes), Y(Money Market) dan M(Miscellanous).
E : tipe dari suku bunga, yaitu F(Fixed Rate), Z(Zero Rate/Discount), dan
V(Variable dapat berupa floating rate, revenue sharing, fixed and floating
rate, dan lainnya).
FG : kode dari scriptless.
Tabel A.2 Sebagian Obligasi Pemerintah yang Tercatat di Bursa Efek Surabaya.
Nama Obligasi Suku
Kode di BES Nilai Total Tanggal Maturiti
Pemerintah Bunga
Obligasi Pem.Th.2002
GBRB0019NvBF 11.856.341.000.000 15 Juni 2013 14,25%
Seri FR0019
Obligasi Pem.Th.2002
GBRB0019NvBV 11.406.226.000.000 25 Des 2014 9,25%
Seri VR0019
Obligasi Pem.Th.2002
GBRB0020MyBV 9.899.007.000.000 25 April 2015 12,085%
Seri VR0020
Obligasi Pem.Th.2002
GBRB0020NvBF 11.856.341.000.000 15 Des 2013 14,275%
Seri FR0020
Untuk nilai kupon yang konstan, yaitu K1=K2=...=Kn=K, maka rumus di atas dapat
dituliskan sebagai berikut:
Obligasi dapat berupa coupon bond dan pure-discount bond (obligasi dengan diskon-
murni) merupakan obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga obligasi dijual dengan
harga diskon. Jika obligasi tidak membayar kupon, maka nilai intrinsik dari obligasi pada
saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus:
NO* = NJTn
(1+i)n
Notasi:
No* = nilai intrinsik dari obligasi.
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Dari tabel di atas beberapa obligasi tidak diperdagangkan selama satu minggu terakhir, tetapi
semua obligasi diperdagangkan selama 4 minggu terakhir. Misalnya obligasi dengan kode
TLKM01XXBFTW yang diterbitkan oleh perusahaan Telkom dengan bunga tetap sebesar 17%
setahun dengan tanggal jatuh tempo 16 Juli 2007 selama satu minggu terakhir diperdagangkan
sebesar Rp 11 miliar.
NO = K1 + K2 + ... + Kn
1 2
(1+YTM) (1+YTM) (1+YTM)n
Notasi:
NO* = nilai pasar sekarang dari obligasi
YTM = yield to marturity
Kt = nilai kupon ke-t dari t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon
dikalikan dengan nilai par obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Nilai dari YTM dapat dihitung dengan cara trial-and-error dengan menyamakan nilai
pasar sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai sekarang aliran-aliran kas. Dengan demikian
nilai dari YTM adalah nilai dari internal rate of return (IRR).
Kebalikannya untuk investor, obligasi yang mempunyai call provision merugikan investor,
sehingga harga obligasi ini akan lebih rendah dibandingkan dengan obligasi sejenis yang tidak
mempunyai hak tarik. Obligasi dengan call provision ini sebenarnya menyediakan suatu opsi kepada
perusahaan untuk dapat membeli kembali obligasinya sewaktu-waktu. Opsi ini sama dengan opsi
tarik (call option). Dengan demikian harga dari obligasi dengan call provision adalah nilai obligasi
yang tanpa call provision dikurangi dengan nilai call provision.
Y = Y ̍ + ƛ .Pd
1 – Pd
Notasi:
Y = YTM yang dijanjikan
Y̍ = YTM diharapkan
Pd = probabilitas obligasi akan gagal
ƛ = nilai obligasi yang tidak terbayar relatif terhadap harga pasar sekarang.
Peringkat obligasi (bond rating) adalah simbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen
peringkat untuk menunjukkan risiko dari obligasi. Dua buah agen peringkat obligasi terkenal di
dunia adalah Standard & Poor’s (S&P) Corporation dan Moody’s Investor Service Inc. Di Indonesia
obligasi diperingkat oleh PT PEFINDO yang didirikan tanggal 21 Desember 1993 (lihat lebih lanjut
di www.pefindo.com) dan PT. KASNIC Credit Rating (lihat lebih lanjut di www.kasnicrating.com)
6.12 TEOREMA PENILAIAN OBLIGASI
Teorema penilaian obligasi akan menjelaskan bagaimana hubungan antara harga obligasi
akibat perubahan-perubahan suku bunga, maturiti, dan nilai kupon. Untuk ilustrasi akan digunakan
suatu obligasi dengan tingkat kupon sebesar 14% setahun dengan nilai par-nya sebesar Rp 1 juta
dibayar pada saat jatuh tempo. Harga obligasi akan berubah dengan berubahnya suku bunga dan
lamanya maturiti. Hasil pasar atau market yield menunjukkan hubungan antara perubahan suku
bunga terhadap harga obligasi. Tabel 6.7 berikut ini menunjukkan perubahan harga obligasi dengan
perubahan-perubahan suku bunga menurun dari 14% menjadi 10%, menaik dari 14% menjadi 18%
dengan perubahan beberapa waktu maturiti dari 15 tahun sampai 0 tahun maturiti.
Tabel A.7. Harga Obligasi dengan Kupon 14% Setahun dengan Waktu Jatuh Tempo dan Suku
Bunga Bervariasi.
Waktu Sampai Suku Bunga Diskonto
Jatuh Tempo 10% 12% 14% 16% 18%
15 1.304.243,18 1.136.217,29 1.000.000,00 888.490,88 796.336,90
14 1.294.667,50 1.132.563,36 1.000.000,00 890.649,42 799.677,54
13 1.284.134,25 1.128.470,97 1.000.000,00 893.153,32 803.619,50
12 1.272.547,67 1.123.887,48 1.000.000,00 896.057,86 808.271,01
11 1.259.802,44 1.118.753,98 1.000.000,00 899.427,11 813.759,79
10 1.245.782,68 1.113.004,46 1.000.000,00 903.335,45 820.236,55
9 1.230.360,95 1.106.565,00 1.000.000,00 907.869,12 827.879,13
8 1.213.397,05 1.099.352,80 1.000.000,00 913.128,18 836.897,37
7 1.194.736,75 1.091.275,13 1.000.000,00 919.228,69 847.538,90
6 1.174.210,43 1.082.228,15 1.000.000,00 926.305,28 860.095,90
5 1.151.631,47 1.072.095,52 1.000.000,00 934.514,13 874.913,16
4 1.126.794,62 1.060.746,99 1.000.000,00 944.036,39 892.397,53
3 1.009.474,08 1.048.036,63 1.000.000,00 955.082,21 913.029,08
2 1.069.421,49 1.033.801,02 1.000.000,00 967.895,36 937.374,32
1 1.036.363,64 1.017.857,14 1.000.000,00 982.758,62 966.101,69
0 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00
Teorema 1 : Harga dari obligasi akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar (market yield).
Seperti halnya hubungan suku bunga (market yield) dengan harga saham, hubungan suku
bunga dengan harga obligasi dengan bunga (kupon) tetap adalah berlawanan arah, yaitu semakin
meningkatnya (menurunnya) suku bunga, semakin menurunnya (menaiknya) harga obligasi.
Hubungan negatif ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Secara matematik, dapat diihat dari rumus valuasi menghitung nilai intrinsik obligasi. Nilai
suku bunga beranda sebagai denominator (pembagi) di rumus tersebut.
a. Jika suku bunga meningkat, maka nilai pembagi akan semakin besar dana hasil yang
dibagi akan menjadi semakin kecil, akibatnya nilai harga obligasi semakin turun.
b. Demikian juga sebaliknya, yaitu dengan menurunnya suku bunga, maka nilai
pembagi akan semakin kecil dan nilai yang dibagi akan menjadi semakin besar
dengan akibat nilai harga obligasi semakin naik.
Teorema 2 : Dengan maturiti konstan, penurunan suku bunga akan menaikkan harga obligasi
dengan basis presentasi lebih besar dibandingkan dengan peningkatan suku bunga yang sama
besarnya yang akan menurunkan harga obligasi.
Teorema ini menunjukkan dengan maturiti konstan, presentasi perubahan harga obligasi
akan lebih besar untuk penurunan suku bunga dibandingkan untuk peningkatan suku bunga yang
sama besarnya.
Teorema 3: Untuk suatu perubahan suku bunga yang tertentu, besarnya perubahan harga
obligasi akan berhubungan positif dengan waktu maturiti, yaitu semakin lama maturitinya,
semakin besar perubahan harga obligasinya.
Teorema 1 dan 2 menunjukkan keadaan maturiti yang konstan. Teorema 3 menunjukkan
bagaimana jika maturiti berubah. Teorema ini menunjukkan bahwa harga obligasi jangka panjang
akan lebih tinggi dibandingkan dengan untuk obligasi jangka lebih pendek.
Teorema 4: Perubahan Harga yang terjadi akibat hubungan antara maturiti obligasi dan
volatilitas harganya akan semakin besar dengan tingkat menurun (increases at a diminishing
rate) sejalan dengan meningkatnya maturiti.
Sebagai contoh adalah obligasi dengan jangka waktu 10 tahun, penurunan suku bunga dari
14% menjadi 10% akan mengakibatkan harga obligasi naik dari Rp 1 juta menjadi Rp1.245.782,68
dengan kenaikan sebesar Rp245.782,68 atau 245,578%. Sedang untuk obligasi dengan maturiti yang
lebih pendek, misalnya 5 tahun, maka penurunan suku bunga dari 14% menjadi 10% mengakibatkan
kenaikan harga obligasi lebih kecil menjadi Rp151.631,47 atau 15,163%. Untuk maturiti 10 tahun,
walaupun umur obligasi 2 kali dibandingkan dengan maturiti 5 tahun, tetapi kenaikan harga
obligasinya hanya 24,578% tidak mencapai 2 kali dari 15,163%.
Teorema 5: Persentasi Perubahan Harga obligasi akibat dari perubahan suku bunga akan
lebih kecil jika tingkat kupon lebih tinggi.
Obligasi dengan tingkat kupon 14% jika terjadi penurunan suku bunga sebesar 2% menjadi
12%, maka harga obligasi ini menjadi Rp1.136.217,29 atau naik sebesar 11.362%. Untuk obigasi
dengan tingkat kupon yang lebih tinggi yaitu 18%, jika terjadi penurunan suku bunga sebesar 2%
menjadi 16%, maka harga obligasi ini menjadi Rp1.111.509,12 atau naik sebesar 11.151%.
Perubahan persentase kenaikan harga akibat penurunan suku bunga yang sama yaitu 2% akan lebih
kecil untuk obligasi dengan tingkat kupon yang lebih tinggi.
Teorema kelima ini tidak berlaku untuk obligasi yang mempunyai waktu maturiti hanya satu
tahun saja. Teorema kelima ini juga tidak berlaku untuk obligasi yang tidak mempunyai jatuh waktu
yang disebut dengan perpetuiti.
6.15 IMUNISASI
Imunisasi (immunization) adalah strategi investasi di obligasi yang menyamakan durasi dari
obligasi atau portofolio obligasi dengan waktu lamanya investasi untuk menghilangkan risiko
perubahan suku bunga. Misalnya investor akan menginvestasikan dananya selama dua tahun
karena di akhir tahun kedua dia membutuhkan kembali dana tersebut. Untuk maksud ini,
imunisasi dapat dilakukan oleh investor dengan menginvestasikan dananya ke suatu obligasi
yang mempunyai durasi yang sama dengan periode investasinya, yaitu selama dua tahun.