Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN MATA KULIAH

TEORI INVESTASI DAN PORTOFOLIO

BAB 6

“ OBLIGASI ”

Disusun oleh :

Kelompok 2

Alma Yulia Putri Azahari (F0317007)

Diah Dwi Fitriani (F0317036)

Nuri Amalina Ahadina (F0317076)

Nurul Hidayah (F0317078)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
6.1 DEFINISI OBLIGASI
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar kembali
pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Dari definisi ini dapat diartikan bahwa
obligasi adalah suatu utang atau kewajiban jangka panjang (bond), sedang utang jangka pendek
disebut dengan bill. Nilai utang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya. Obligasi
mempunyai jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu pelunasannya yang sudah ditentukan.
Bunga dari obligasi adalah tetap jika ada dan sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga
yang besarnya tetap, maka obligasi dikenal juga sebagai sekuritas pendapatan tetap, ada juga
obligasi yang tidak membayar bunga.

6.2 KODE OBLIGASI


Obligasi yang tercatat di pasar modal diberi kode. Kode obligasi ini dimaksudkan untuk
membedakan satu obligasi dengan obligasi yang lain, untuk kepentingan pencairan dan
organisasi data di komputer da untuk menunjukkan karakteristik dari obligasinya. Kode obligasi
ini adalah sebagai berikut ini:

A A A A B B B C C D E E G

Keterangan:
AAA : singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi.
BBB : kode untu nomor obligasi yang diterbitkan
CC : suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi-opsi turunan.
D : tipe dari obligasi, yaitu B (Bonds), C(Convertible Bonds), W(Bonds with
warrants), T(Medium term notes), Y(Money Market) dan M(Miscellanous).
E : tipe dari suku bunga, yaitu F(Fixed Rate), Z(Zero Rate/Discount), dan
V(Variable dapat berupa floating rate, revenue sharing, fixed and floating
rate, dan lainnya).
FG : kode dari scriptless.

6.3 OBLIGASI SERI DAN TERMIN


Obligasi dapat berupa serial bond (obligasi seri) dan term bond (obligasi termin) atau
kombinasi keduanya. Serial Bond (obligasi seri) adalah suatu kelompok obligasi yang obligasi-
obligasinya akan jatuh tempo periode berikutnya setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh
tempo (misalnya setiap satu tahun, setiap dua tahun dan seterusnya). Term Bond (obligasi
termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo bersamaan waktunya.

6.4 MACAM-MACAM OBLIGASI


Terdapat beberapa macam obligasi ditinjau dari penerbitnya, di antaranya yaitu obligasi
pemerintah (goverment bond), municipal bond, dan obligasi perusahaan (corporate bond).
6.4.1 Obligasi Pemerintah
Pemerintah juga membutuhkan dana untuk pembangunan negara. Salah satunya adalah
dengan meminjam jangka panjang kepada masyarakat. Surat utang pemerintah ini disebut dengan
SUN (Surat Utang Negara) atau umumnya dikenal dengan nama obligasi pemerintah (goverment
bond). Obligasi pemerintah mempunyai sifat yang sama dengan obligasi perusahaan, hanya bedanya
penerbitnya adalah pemerintah bukannya perusahaan swasta, sehingga obligasi pemerintah dianggap
lebih aman dibandingkan dengan obligasi perusahaan.

Tabel A.2 Sebagian Obligasi Pemerintah yang Tercatat di Bursa Efek Surabaya.
Nama Obligasi Suku
Kode di BES Nilai Total Tanggal Maturiti
Pemerintah Bunga
Obligasi Pem.Th.2002
GBRB0019NvBF 11.856.341.000.000 15 Juni 2013 14,25%
Seri FR0019
Obligasi Pem.Th.2002
GBRB0019NvBV 11.406.226.000.000 25 Des 2014 9,25%
Seri VR0019
Obligasi Pem.Th.2002
GBRB0020MyBV 9.899.007.000.000 25 April 2015 12,085%
Seri VR0020
Obligasi Pem.Th.2002
GBRB0020NvBF 11.856.341.000.000 15 Des 2013 14,275%
Seri FR0020

6.4.2 Munipical Bond


Municipal Bond adalah obligasi yang dikelurkan oleh pemerintah daerah, seperti misalnya
pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten. Pemerintah Daerah biasanya mengeluarkan obligasi ini
untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah sakit umum,
universitas dan lainnya. Pendapatan dari pembiayaan modal ini akan digunakan untuk membayar
kembali utang obligasinya. Bukan berarti pihak penerbit obligasi ini adalah pemerintah daerah,
maka obligasi ini tidak mengandung risiko sama sekali.

6.4.3 Obligasi Perusahaan


Obligasi Perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka panjang yang dikeluarkan
oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan
pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah ditentukan di kontrak utangnya. Obligasi
perusahaan biasanya dilindungi dengan bond indeture, yaitu janji perusahaan penerbit obligasi untuk
mematuhi semua ketentuan yang dituliskan kepada pihak tertentu yang dipercaya (trustee). Trustee
ini biasanya adalah suatu bank atau perusahaan trust yang akan bertindak mewakili pemegang
obligasi. Salah satu isi dari indeture ini misalnya adalah pembayaran kupon tepat waktu dan jika
perusahaan melanggarnya, maka pemegang obligasi berhak membatalkan obligasinya dengan
meminta kembali semua investasinya.
6.5 PASAR OBLIGASI
Obligasi diperdagangkan di pasar modal, khusunya di pasar obligasi. Di Indonesia, obligasi
diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya (BES). Berikut ini adalah data obligasi di pasar obligasi
BES selama tahun 2003, 2004 dan 2005.

Tabel A.3 Data Pasar Obligasi di Bursa Efek Surabaya.


31 Agustus 2005 2004 2003
Rp USD Rp USD Rp USD
Jumlah tercatat (termasuk obligasi baru:
Obligasi Perusahaan 24 2 243 2 180 2
Obligasi Pemerintah 50 0 48 0 52 0
Tambahan Obligasi Baru:
Obligasi Perusahaan 47 0 81 0 80 2
Obligasi Pemerintah 6 0 3 0 3 0
Jumlah Perusahaan
106 2 107 2 92 2
Penerbit Obligasi
Perdagangan (Rp dalam miliar, USD dalam juta):
Obligasi Perusahaan 18,010 4 15,776 1 13,511 6
Obligasi Pemerintah 464,432 0 512,989 0 314,059 0
Rerata Harian:
Obligasi Perusahaan 97 0 65 0 56 0
Obligasi Pemerintah 2,510 0 2,129 0 1,292 0
Kapitalis Pasar (Rp dalam miliar, USD dalam juta):
Obligasi Perusahaan 59,523 105 58,791 105 45,390 105
Obligasi Pemerintah 406,398 0 399,304 0 390,482 0
(Sumber: Bursa Efek Surabaya).

6.6 NILAI OBLIGASI


Nilai Obligasi dapat berupa nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
6.6.1 Nilai Maturiti Obligasi
Nilai Maturiti atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo adalah nilai yang dijanjikan
akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo. Nilai marturiti ini juga mewakili nominal atau
nilai par (par value) atau nilai tampang (face value) dari obligasi. Nilai jatuh tempo biasanya
sudah tertentu perusahaan lembarnya, misalnya US $1,000 atau misalnya Rp 1 juta.

6.6.2 Nilai Pasar Obligasi


Nilai Pasar Obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar di pasar
modal pada saat tertentu. Misalnya adalah kutipan nilai-nilai pasar beberapa obligasi yang
tercatat di New York Stock Exchange di surat kabar The Wall Street Journal.
Tabel A.4 Kutipan Nilai-Nilai Pasar Obligasi
Perubahan
Obligasi Hasil Sekarang Volume Nilai Tutup
Bersih
ATT 8.80s05 9.5 260 923/4 -1/2
ATT 85/8s07 9.6 284 901/4 -3/4
ATT 85/826 9.8 207 875/8 -7/8
Amoco 9.2s04 9.4 11 971/2 -1/2

Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut ini:


1. Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tampak di tabel di atas. Obligasi ini
diterbitkan oleh perusahaan American Telephone & Telegraph (AT&T) dengan membayarkan
kupon sebesar 8,80% setahunnya dan dibayar setengah tahunan (diberi kode “s” yang berarti
semiannually) dan jatuh tempo pada tahun 2005.
2. Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%. Hasil sekarang (current
yield) adalah nilai kupon sekarang dibagi dengan harga pasarnya, yaitu sebesar $88.00/$927.50
atau sebesar 9.5%.
3. Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak 260 volume obligasi.
4. Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah sebesar $927.50.
5. Nilai Penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau -1/2 poin dari nilai penutupan hari
sebelumnya.

6.6.3 Nilai Intrinsik Obligasi


Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental atau nilai sesungguhnya dari suatu
obligasi adalah perkiraan nilai sebenarnya dari suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak mungkin
dihitung dengan tepat, hanya dapat diperkirakan. Nilai intrinsik suatu obligasi pada saat tertentu
dapat diperkirakan dengan rumus sebagai berikut ini:

NO* = K1 + K2 + ... + Kn + NJTn


1
(1+i) (1+i)2 (1+i)n (1+i)n
Notasi:
NO* = nilai intrinsik dari obligasi
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
Kt = nilai kupon ke-t dari t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon
dikalikan dengan nilai par obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.

Untuk nilai kupon yang konstan, yaitu K1=K2=...=Kn=K, maka rumus di atas dapat
dituliskan sebagai berikut:

NO* =n∑ t=1 K + NJTn


(1+i)t (1+i)n
Notasi:
No* = nilai intrinsik dari obligasi.
t = periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n.
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
K = nilai kupon tetap, yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan nilai par
obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.

Obligasi dapat berupa coupon bond dan pure-discount bond (obligasi dengan diskon-
murni) merupakan obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga obligasi dijual dengan
harga diskon. Jika obligasi tidak membayar kupon, maka nilai intrinsik dari obligasi pada
saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus:

NO* = NJTn
(1+i)n
Notasi:
No* = nilai intrinsik dari obligasi.
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.

6.7 LIKUIDITAS OBLIGASI


Likuiditas (liquidity) atau disebut juga dengan marketability dari suatu obligasi menunjukkan
seberapa cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus mengorbankan harga obligasinya.
Salah satu pengukuran dari likuiditas obligasi adalah rentang permintaan-penawaran (bid-ask
spread) yang menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual dan
penawaran terendah dealer mau membeli. Obligasi yang aktif diperdagangkan akan cenderung
mempunyai bid-ask spread yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak aktif
diperdagangkan.

Tabel A.5. Sebagian Transaksi Obligasi di BES


1 Minggu 4 Minggu
Coupon Tanggal Volume Volume
Kode Obligasi
(%) Marturiti Tinggi Rendah (Miliar Tinggi Rendah (Miliar
Rp) Rp)
ASGR01XXBFTW 13,375 27/10/2008 89,65 88 11,0
BABP01XXBFTW 13,500 25/04/2006 97,65 97,65 3,0
BBN101XXBFTW 13,125 10/07/2011 84 81,85 6,0
BBTN09XXBFTW 12,500 02/10/2008 89,1 87,5 51,0
BBTN10A 12,200 25/05/2009 84,25 84,25 50,0
BBTN10B 12,600 25/05/2014 84 84 1,5 84 79,6 7,5
BBTN11 12,000 06/07/2010 86 79,6 21,0
BDK104 12,500 17/06/2009 85,5 83 40,0
BEX102A 9,500 22/06/2006 95 95 5,0 95 95 5,0
BJBR04A 11,750 05/10/2007 92,6 92,35 2,0
TLKM01XXBFTW 17,000 16/07/2007 104,3 102,5 11,0 104,3 102,5 24,5
ULTJ02AXBFTW 18,750 14/03/2006 100 98,75 1,0
WOMF02B 13,250 07/06/2008 97,5 97,5 1,0
(Sumber: Bursa Efek Surabaya, diambil tanggal 26 Oktober 2005 jam 08:00 pagi

Dari tabel di atas beberapa obligasi tidak diperdagangkan selama satu minggu terakhir, tetapi
semua obligasi diperdagangkan selama 4 minggu terakhir. Misalnya obligasi dengan kode
TLKM01XXBFTW yang diterbitkan oleh perusahaan Telkom dengan bunga tetap sebesar 17%
setahun dengan tanggal jatuh tempo 16 Juli 2007 selama satu minggu terakhir diperdagangkan
sebesar Rp 11 miliar.

6.8 HASIL OBLIGASI


Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu obligasi. Beberapa
diantaranya adalah current yield, yield to maturity, dan yield to call.
1. Hasil Sekarang (current yield)
Hasil sekarang (current yield) diukur dengan nilai kupon setahun dibagi dengan nilai
pasar obligasi saat ini.
Contoh :
Obligasi Astra Graphia I dengan kode ASDR01XXBFTW yang jatuh tempo pada tanggal
27 Oktober 2008, membayar kupon sebesar 13,375% pada hari ini dijual dengan harga
89,25 poin. Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar Rp 133,750 / Rp
892,500 = 14,986%.

2. Hasil Sampai Marturiti (yield to maturity)


Hasil sampai marturiti (yield to marturity) adalah tingkat return dari obligasi yang
dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpan sampai jatuh tempo. Yield to marturity
(YTM) dapat diperoleh dengan mencari tingkat diskonto yang menyebabkan nilai sekarang
dari semua aliran kas sama dengan nilai pasar sekarang dari obligasi. Untuk obligasi yang
membayar kupon, YTM dapat dinyatakan dalam rumus:

NO = K1 + K2 + ... + Kn
1 2
(1+YTM) (1+YTM) (1+YTM)n

Notasi:
NO* = nilai pasar sekarang dari obligasi
YTM = yield to marturity
Kt = nilai kupon ke-t dari t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon
dikalikan dengan nilai par obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Nilai dari YTM dapat dihitung dengan cara trial-and-error dengan menyamakan nilai
pasar sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai sekarang aliran-aliran kas. Dengan demikian
nilai dari YTM adalah nilai dari internal rate of return (IRR).

3. Hasil Sampai Ditarik (yield to call)


Hasil Sampai Ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi dari sekarang sampai
dengan tanggal obligasi ditarik kembali. Yield to call mirip dengan yield to maturity dengan
perbedaan waktu dari obligasi. Kalau YTM waktu obligasi adalah dari sekarang sampai
jatuh tempo, sedang yield to call waktu obligasi adalah dari sekarang sampai kemungkinan
ditarik.

6.9 HAK TARIK


Penerbit Obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai pilihan untuk membayar obligasinya
pada nilai par sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo. Hak obligasi semacam ini disebut dengan hak
tarik atau provisi tarik (call provision). Beberapa keuntungan akan didapatkan oleh penerbit dengan
adanya hak ini:
1. Utang perusahaan dapat dikurangi sewaktu-waktu jika aliran kas perusahaan tersisa.
2. Obligasi dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti dengan obligasi lainnya
yang memberikan kupon lebih rendah jika bunga menurun.
3. Menyediakan sinyal baik bagi perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan
menguntungkan sehingga tersedia banyak aliran kas tersedia dan perusahaan beranggapan
bahwa obligasi adalah murah untuk ditarik kembali.
4. Menyediakan opsi tarik (call option) kepada perusahaan dengan gratis.

Kebalikannya untuk investor, obligasi yang mempunyai call provision merugikan investor,
sehingga harga obligasi ini akan lebih rendah dibandingkan dengan obligasi sejenis yang tidak
mempunyai hak tarik. Obligasi dengan call provision ini sebenarnya menyediakan suatu opsi kepada
perusahaan untuk dapat membeli kembali obligasinya sewaktu-waktu. Opsi ini sama dengan opsi
tarik (call option). Dengan demikian harga dari obligasi dengan call provision adalah nilai obligasi
yang tanpa call provision dikurangi dengan nilai call provision.

6.10 RENTANG HASIL


Rentang hasil (yield spread) adalah perbedaan antara yield to maturity (YTM) yang
dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan
waktu maturity yang sama. Premium gagal (default premium) adalah perbedaan hasil dari YTM
yang dijanjikan dengan YTM yang diharapkan. Premium risiko (risk premium) adalah perbedaan
antara YTM yang diharapkan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang
mempunyai nilai kupon dan waktu maturity yang sama. YTM diinginkan (Y) dapat dhitung dengan
suatu rumus sebagai berikut:

Y = Y ̍ + ƛ .Pd
1 – Pd
Notasi:
Y = YTM yang dijanjikan
Y̍ = YTM diharapkan
Pd = probabilitas obligasi akan gagal
ƛ = nilai obligasi yang tidak terbayar relatif terhadap harga pasar sekarang.

6.11 RISIKO OBLIGASI


Walaupun obligasi lebih rendah risikonya dibandingkan dengan saham, tetapi obligasi tetap
aktiva berisiko. Risiko dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak terbayar (default) Peringkat
obligasi (bond rating) dapat digunakan sebagai proksi dari risiko obligasi. Di tabel 6.1 terlihat
bahwa obligasi Astra Graphia I yang diterbitkan pada tahun 2003 mempunyai rating A-.

Tabel A.6. Peringkat Obligasi Menurut S&P


Peringkat Keterangan
AAA Mempunyai kemampuan sangat kuat untuk membayar bunga-bunga dan
membayar kembali prinsipal.
AA Mempunyai kemampuan sangat kuat untuk membayar bunga-bunga dan
membayar kembali prinsipal.
A Mempunyai kemampuan sangat kuat untuk membayar bunga-bunga dan
membayar kembali prinsipal tetapi lebih rentan terhadap kondisi-kondisi
yang berubah terbalik dibandingkan dengan kasus dari AA.
BBB Mempunyai kemampuan cukup untuk membayar bunga-bunga dan
membayar kembali prinsipal. Bahkan lebih rentan terhadap kondisi-kondisi
yang berubah terbalik dibandingkan dengan obligasi-obligasi peringkat A.
BB, B, Dianggap spekulatif terhadap kemampuan untuk membayar bunga-bunga dan
CCC, CC, C membayar kembali prinsipal. BB menunjukkan tingkat terendah dari
spekulasi dan C menunjukkan tingkat tertinggi dari spekulasi.
D Gagal (default). Pembayaran bunga-bunga dan pembayaran kembali prinsipal
tertunggak.
+ atau - Dapat digunakan untuk menunjukkan posisi relatif di dalam suatu kategori.

Peringkat obligasi (bond rating) adalah simbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen
peringkat untuk menunjukkan risiko dari obligasi. Dua buah agen peringkat obligasi terkenal di
dunia adalah Standard & Poor’s (S&P) Corporation dan Moody’s Investor Service Inc. Di Indonesia
obligasi diperingkat oleh PT PEFINDO yang didirikan tanggal 21 Desember 1993 (lihat lebih lanjut
di www.pefindo.com) dan PT. KASNIC Credit Rating (lihat lebih lanjut di www.kasnicrating.com)
6.12 TEOREMA PENILAIAN OBLIGASI
Teorema penilaian obligasi akan menjelaskan bagaimana hubungan antara harga obligasi
akibat perubahan-perubahan suku bunga, maturiti, dan nilai kupon. Untuk ilustrasi akan digunakan
suatu obligasi dengan tingkat kupon sebesar 14% setahun dengan nilai par-nya sebesar Rp 1 juta
dibayar pada saat jatuh tempo. Harga obligasi akan berubah dengan berubahnya suku bunga dan
lamanya maturiti. Hasil pasar atau market yield menunjukkan hubungan antara perubahan suku
bunga terhadap harga obligasi. Tabel 6.7 berikut ini menunjukkan perubahan harga obligasi dengan
perubahan-perubahan suku bunga menurun dari 14% menjadi 10%, menaik dari 14% menjadi 18%
dengan perubahan beberapa waktu maturiti dari 15 tahun sampai 0 tahun maturiti.

Tabel A.7. Harga Obligasi dengan Kupon 14% Setahun dengan Waktu Jatuh Tempo dan Suku
Bunga Bervariasi.
Waktu Sampai Suku Bunga Diskonto
Jatuh Tempo 10% 12% 14% 16% 18%
15 1.304.243,18 1.136.217,29 1.000.000,00 888.490,88 796.336,90
14 1.294.667,50 1.132.563,36 1.000.000,00 890.649,42 799.677,54
13 1.284.134,25 1.128.470,97 1.000.000,00 893.153,32 803.619,50
12 1.272.547,67 1.123.887,48 1.000.000,00 896.057,86 808.271,01
11 1.259.802,44 1.118.753,98 1.000.000,00 899.427,11 813.759,79
10 1.245.782,68 1.113.004,46 1.000.000,00 903.335,45 820.236,55
9 1.230.360,95 1.106.565,00 1.000.000,00 907.869,12 827.879,13
8 1.213.397,05 1.099.352,80 1.000.000,00 913.128,18 836.897,37
7 1.194.736,75 1.091.275,13 1.000.000,00 919.228,69 847.538,90
6 1.174.210,43 1.082.228,15 1.000.000,00 926.305,28 860.095,90
5 1.151.631,47 1.072.095,52 1.000.000,00 934.514,13 874.913,16
4 1.126.794,62 1.060.746,99 1.000.000,00 944.036,39 892.397,53
3 1.009.474,08 1.048.036,63 1.000.000,00 955.082,21 913.029,08
2 1.069.421,49 1.033.801,02 1.000.000,00 967.895,36 937.374,32
1 1.036.363,64 1.017.857,14 1.000.000,00 982.758,62 966.101,69
0 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00

Teorema 1 : Harga dari obligasi akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar (market yield).
Seperti halnya hubungan suku bunga (market yield) dengan harga saham, hubungan suku
bunga dengan harga obligasi dengan bunga (kupon) tetap adalah berlawanan arah, yaitu semakin
meningkatnya (menurunnya) suku bunga, semakin menurunnya (menaiknya) harga obligasi.
Hubungan negatif ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Secara matematik, dapat diihat dari rumus valuasi menghitung nilai intrinsik obligasi. Nilai
suku bunga beranda sebagai denominator (pembagi) di rumus tersebut.
a. Jika suku bunga meningkat, maka nilai pembagi akan semakin besar dana hasil yang
dibagi akan menjadi semakin kecil, akibatnya nilai harga obligasi semakin turun.
b. Demikian juga sebaliknya, yaitu dengan menurunnya suku bunga, maka nilai
pembagi akan semakin kecil dan nilai yang dibagi akan menjadi semakin besar
dengan akibat nilai harga obligasi semakin naik.

2. Secara logika dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Dengan meningkatnya suku bunga, maka tabungan akan semakin menarik karena
memberikan bunga tabungan yang meningkat.
b. Sebaliknya dengan menurunnya suku bunga, maka tabungan akan semakin kurang
menarik karena memberikan bunga tabungan yang menurun, akibatnya investor akan
menarik tabungannya dan mengalihkannya ke obligasi dengan bunga yang lebih tinggi.
Akibatnya permintaan (demand) obligasi meningkat dan karena suku bunga obligasi
lebih menarik, maka obligasi ini akan ditawarkan dengan premium, sehingga harga
obligasi akan meningkat.

Teorema 2 : Dengan maturiti konstan, penurunan suku bunga akan menaikkan harga obligasi
dengan basis presentasi lebih besar dibandingkan dengan peningkatan suku bunga yang sama
besarnya yang akan menurunkan harga obligasi.
Teorema ini menunjukkan dengan maturiti konstan, presentasi perubahan harga obligasi
akan lebih besar untuk penurunan suku bunga dibandingkan untuk peningkatan suku bunga yang
sama besarnya.

Teorema 3: Untuk suatu perubahan suku bunga yang tertentu, besarnya perubahan harga
obligasi akan berhubungan positif dengan waktu maturiti, yaitu semakin lama maturitinya,
semakin besar perubahan harga obligasinya.
Teorema 1 dan 2 menunjukkan keadaan maturiti yang konstan. Teorema 3 menunjukkan
bagaimana jika maturiti berubah. Teorema ini menunjukkan bahwa harga obligasi jangka panjang
akan lebih tinggi dibandingkan dengan untuk obligasi jangka lebih pendek.

Teorema 4: Perubahan Harga yang terjadi akibat hubungan antara maturiti obligasi dan
volatilitas harganya akan semakin besar dengan tingkat menurun (increases at a diminishing
rate) sejalan dengan meningkatnya maturiti.
Sebagai contoh adalah obligasi dengan jangka waktu 10 tahun, penurunan suku bunga dari
14% menjadi 10% akan mengakibatkan harga obligasi naik dari Rp 1 juta menjadi Rp1.245.782,68
dengan kenaikan sebesar Rp245.782,68 atau 245,578%. Sedang untuk obligasi dengan maturiti yang
lebih pendek, misalnya 5 tahun, maka penurunan suku bunga dari 14% menjadi 10% mengakibatkan
kenaikan harga obligasi lebih kecil menjadi Rp151.631,47 atau 15,163%. Untuk maturiti 10 tahun,
walaupun umur obligasi 2 kali dibandingkan dengan maturiti 5 tahun, tetapi kenaikan harga
obligasinya hanya 24,578% tidak mencapai 2 kali dari 15,163%.
Teorema 5: Persentasi Perubahan Harga obligasi akibat dari perubahan suku bunga akan
lebih kecil jika tingkat kupon lebih tinggi.
Obligasi dengan tingkat kupon 14% jika terjadi penurunan suku bunga sebesar 2% menjadi
12%, maka harga obligasi ini menjadi Rp1.136.217,29 atau naik sebesar 11.362%. Untuk obigasi
dengan tingkat kupon yang lebih tinggi yaitu 18%, jika terjadi penurunan suku bunga sebesar 2%
menjadi 16%, maka harga obligasi ini menjadi Rp1.111.509,12 atau naik sebesar 11.151%.
Perubahan persentase kenaikan harga akibat penurunan suku bunga yang sama yaitu 2% akan lebih
kecil untuk obligasi dengan tingkat kupon yang lebih tinggi.
Teorema kelima ini tidak berlaku untuk obligasi yang mempunyai waktu maturiti hanya satu
tahun saja. Teorema kelima ini juga tidak berlaku untuk obligasi yang tidak mempunyai jatuh waktu
yang disebut dengan perpetuiti.

6.13 DURASI OBLIGASI


Teorema nomor lima juga dapat diartikan bahwa untuk obligasi-obligasi yang mempunyai
lama maturiti yang sama tetapi dengan tingkat kupon yang berbeda akan beraksi berbeda akibat
perubahan dari suku-suku bunga tertentu. Maturiti mengukur umur hidup dari suatu obligasi, tetapi
maturiti belum mengukur umur hidup ekonomisnya. Untuk mengukur umur hidup ekonomis suatu
obligasi diperlukan pengukuran yang lain, yaitu durasi.
Obligasi-obligasi dengan durasi yang sama kemungkinan akan bereaksi dengan cara yang
sama akibat perubahan dari suku-suku bunga dibandingkan dengan obligasi-obligasi yang
mempunyai lama maturiti yang sama tetapi berbeda durasinya. Ini tidak mengherankan, karena lama
maturiti hanya menunjukkan waktu sampai pembayaran aliran kas obligasi terakhir jatuh tempo,
tanpa mempertimbangkan pola dan besarnya aliran-aliran kas keseluruhan.
Durasi didefinisikan sebagai pengukur dari umur hidup ekonomis dari suatu obligasi dengan
mempertimbangkan semua bentuk dan besarnya aliran kas keseluruhan dari obligasi sampai jatuh
temponya. Durasi dihitung dengan rata-rata tertimbang maturiti dari aliran-aliran kas obligasi
dengan basis nilai sekarang. Durasi berarti adalah rata-rata tertimbang, berbasis pada nilai sekarang,
dari waktu untuk menutup nilai-nilai kupon dan prinsipal dari suatu obligasi.
Dengan kata lain, durasi dapat diartikan sebagai discounted payback period dari investasi di
suatu obligasi, yaitu rata-rata tahun investor obligasi dapat memperoleh kembali investasinya dari
nilai-nilai kupon dan prinsipal yang diperoleh dari obligasi.

6.14 SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI DARI PERUBAHAN SUKU BUNGA


Mengestimasi nilai obligasi setiap saat merupakan hal yang penting. Nilai obligasi setiap saat
ini dapat dihitung dengan mengestimasi perubahan harga obligasi dari harga sebelumnya. Dengan
mengetahui perubahan harga obligasi, maka nilai obligasi sekarang dapat dihitung Persentase
perubahan harga obligasi dapat dihitung dengan rumus:

∆P/P ≈ - 3,76 . (15%-14%)


1+0,07
≈ - 3,514 x 1%
≈ - 3,514%
Dan perkiraan perubahan harga obligasi adalah sebesar:
∆P/P ≈ - 3,514% x P
≈ - 3,514% x Rp1.234.000,-
≈ - Rp 43.363,-
Maka harga obligasi sekarang akan turun sebesar Rp43.363,- sehingga harga sekarang
obligasi akibat kenaikan 1% suku bunga menjadi sebesar Rp1.234.000,- – Rp43.363,- =
Rp1.190.637,-

6.15 IMUNISASI
Imunisasi (immunization) adalah strategi investasi di obligasi yang menyamakan durasi dari
obligasi atau portofolio obligasi dengan waktu lamanya investasi untuk menghilangkan risiko
perubahan suku bunga. Misalnya investor akan menginvestasikan dananya selama dua tahun
karena di akhir tahun kedua dia membutuhkan kembali dana tersebut. Untuk maksud ini,
imunisasi dapat dilakukan oleh investor dengan menginvestasikan dananya ke suatu obligasi
yang mempunyai durasi yang sama dengan periode investasinya, yaitu selama dua tahun.

Anda mungkin juga menyukai