Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATA KULIAH

AKUNTANSI PERILAKU
PERTEMUAN KE-7
“ DAMPAK KEPERILAKUAN TERHADAP PERSYARATAN PELAPORAN
KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI”

Disusun oleh :

Nurul Hidayah (F0317078)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
BAB 16
DAMPAK KEPERILAKUAN TERHADAP PERSYARATAN PELAPORAN

16.1 SYARAT-SYARAT PELAPORAN

Istilah “pelapor” dan “pengirim” akan digunakan secara bergantian dan mengacu pada
individu, orgaisasi atau kelompok lain yang diharuskan untuk melaporkan informasi.
Intisari dari pelaporan akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi
keuanganatau manajemen. Karena pengumpulan dan pelaporan informasi mengonsumsi
sumberdaya, biasanya hal yang mana tidak dilakukan dengan suka rela kecuali pelapor yakin bahwa
hal ini memberikan si penerima informasi berperilaku sebagaimana yang diinginkan pelapor.
Informasi pula yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengendalian
organisasi. Penting untuk memahami dampak dari persyaratan pelaporan karena kelaziman dan
biayanya.
Persyaratan pelaporan dikenalkan dan dipaksakan oleh beraneka ragam prang dan organisasi
dengan cara yang beraneka rupa. Perusahaan-perushaan yang dimiliki oleh publik diharuskan untuk
melaporkan secara ekstensif kepada BAPEPAM dan publik untuk status keuangan dan operasinya.

16.2 BAGAIMANA PERSYARATAN PELAPORAN MEMPENGARUHI PERILAKU

Gagasan bahwa persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku pelaporan bukanlah sesuatu


yang baru atau bagi manajemen dan akuntansi. Manajer dan badan reguer secara aktif mencoba
untuk memberikan tuntunan kepada orang lain guna membuat mereka berperilaku dengan cara
tertentu. Manajer dan badan regulasi menggunakan persyaratan pelaporan baik menggunakan
tuntutan seacam itu dan untuk menediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi prilaku
dan kinerja.
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi prilaku pelaporan dalam beberapa cara. Bentuk
lain dari pegukuran yang digunakan dalam organisasi seperti audit dan pengamatan langsung, juga
memiliki banyak dampak ang sama terhadap persyaratan pelaporan, setelah dampak spesifiknya
sendiri.

A. Antisipasi Penggunaan Informasi


Ketika persyaratan pelaporan dikenakan, adalah umum bagi si pengirim untuk paling
tidak berfikir, jika tidak bertanya “ mengapa mereka menginginkan informasi ini? Bagaimana
mereka akan menggunakannya?”. Karena si penerima menggunakan informasi yang dilaporkan
sebagai suatu dasar untuk evaluasi kinerja dan penilaian lainnya, pertimbangan si pengirim
mengenai penggunaan ang mungkin sangat berdasar.
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pengirim ketika
informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai prilaku pengirim atau sesuatu yang
dipengaruhi oleh si pengirim atau sesuatu untuk mana si pengirim bertanggung jawab.
1. Prediksi Si Pengirim Mengenai Penggunaan Si Pemakai.
Jika si pegirim bertanggung jawab kepada si penerima, apa yang diharuskan
untuk dilaporkan oleh pengirim adalah suatu tanda bagi pengirim sebelum tindakan
diambil, mengenai tindakan dan hasil yang penting bagi si penerima.
Dalam kasus-kasus lain, adalah jelas dari respon penerima, atau kurangnya
respon penerima, bahwa mereka tidak menggunakan informasi yang dilaporkan seperti
yang mereka katakan.
2. Insentif/ Saksi
Semakin besar potensi insentif dan sanksi yang diberikan oleh pihak manajemen
dalam suatu organisasi misalnya, maka si pembuat informasi akan semakin berhati – hati
dalam bertindak untuk memastikan bahwa informasi yang ia buta dapat diterima dan
sesuai dengan aturan yang berlaku.
3. Penetuan Waktu
Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan
akan menyebabkan perubahan dalam prilaku pengirim atau tidak. Supaya pelaporan
persyaratan dapat menyebabkan pengirim mengubah prilakunya, ia harus mengetahui
persyaratan pelaporan tersebut sebelum ia bertindak. Jika persyaratan pelaporan hanya
terjadi setelah pengiriman telah bertindak, maka ia ada peluang untuk mengubah perilaku
masa lalu.
4. Strategi Respon Iteratif.
Mengubah suatu perilaku memerlukan biaya yang bias dibilang mahal. Adanya
banyaj tuntutan, batasan, dan keinginan bersaing satu sama lain . perubahan apa pun itu
yang terjadi dalam perilaku melibatkan berbagai dimensi yang menghabiskan banyak
waktu ,tenaga , uang dan banyak hal lainnya.
Pertimbangan yang mempengaruhi pelapor merubah informasi:
 Seberapa jelas keinginanoenerima informasi yang mereka haraokan terjadi
 Seberapa jelas kegunaan informasi yang mereka harapkan akan digunakan.
 Penghargaan dan sanksi yang di berikan
 Penghargaan dan sanksi yang digunakan
 Seberapa besar perubahan satu dimensi akan mempengaruhi atau mengubah
dimensi lainnya.
5. Pegarah Perhatian
Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatan dan
bukannya dampak dari pelaporan informasi karena dampak tersebut timbul dari kepentingan
pengirim itu sendiri dan tidak bergantung kepada informsi yang dilaporkan kepada siapapu.
16.3 DAMPAK DARI PERSYARATAN PELAPORAN
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku di semua bidang akuntansi yang mana
diantaranya:
A. Akuntansi Keuangan
Adanya badan – badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan, seperti SEC,
FASB, GAAP. Beberapa prinsi akuntansi diterapkan setelah diperdebatkan terlebihdahulu
mengenai dampak penerapannya.
B. Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan adalah bidang yang sangat sensitive dalam kaitannya dalam
persyaratan pelaporan
C. Akuntansi Manajerial
Hanya terdapat sedikit data akuntansi manajemen yang tersedia bagi public karena
jarang dilaporkan diluar organisasi bersangkutan.
D. Akuntansi Sosial
Akuntansi social eksternal masih bersifat sukarela, dan menimbulkan banyak konflik
dengan kinerja perusahaan.

16.4 PENILAIAN DAMPAK TERHADAP PENGIRIM INFORMASI


Terdapat banyak cara untuk menilai dapak dari persaratan pelaporan terhadap pengiriman
informasi.
 Pegambilan keputusan deduktif, yang melibatkan pemikirab secara hati-hati mengenai
bagaimana persyaratan pelaporan akan berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan motivasional
lainnya guna membentuk prilaku manajer. Teknik ini sebaiknYa selalu digunakan sebelum
memberlakukan suatu persyaratan pelaporan.
 Menyatakan kepada para pelapor mengenai prilaku mereka.
Suatu cara formal untuk melakukan hal ini adalah dengan survei, yang dapat terdiri atas
pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau atas
pertanyaan-pertanyaan luas dengan kemungkinan jawaban yang terbuka atau atas gabungan
dari keduanya. Metode ini hanya memberikan apa yang rela dan mampu diberikan oleh
pelapor kepada anda mengenai proporsi mereka sendiri atas prilaku dan reaksinya terhadap
persaratan pelapor. Pelapor bisa berfikir bahwa mereka telah mengubah prilaku mereka
dengan cara-cara atau jumlah yang sebenarnya tidak mereka lakukan, atau sebaliknya.
BAB 17
KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

17.1 TEORI KOMUNIKASI

Komunikasi adalah proses dimana informasi dipertukarkan antara dua atau lebih sistem
yang ada dalam lingkungan umum. Sistem ini mungkin individu, organisasi sosial, hewan,
atau mesin. Informasi secara umum didefinisikan sebagai materi bermotif atau energi, yang
mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa depan sistem berinteraksi.

17.2 MODEL-MODEL KOMUNIKASI

A. Model Lasswell
Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh Harold
Lasswell meliputi :
1. Siapa….
2. Mengatakan apa….
3. Dengan Cara Apa….
4. Kepada Siapa….
5. Dengan Dampak Apa….
Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen yang
diperlukan uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi :
- akuntan (siapa)
- menyajikan informasi keuangan (mengatakan apa)
- pada umumnya dalam bentuk laporan tertulis (dengan cara apa)
- kepada pihak pengguna internal dan eksternal (kepada siapa),
- dengan tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan, dan tepat waktu untuk
mengambil keputusan bisnis yang berdasarkan informasi (dengan dampak apa).

B. Model Shannon-Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model matematis
dari komunikasi yang model tersebut dikembangkan untuk menjelaskan komunikasi melalui alat
perantara, seperti telepon atau korespodensi tertulis.
Dalam konteks akuntansi, sumber dapat berupa tenaga pembukuan atau klerek;
pengirim informasi, kontroler; penerima informasi, orang yang memperoleh dokumen tersebut,
akuntan; dan tujuan, pengguna akhir, yaitu klien. Model Shannon dan Weaver ini tidak memiliki
gagasan mengenai umpan balik-pertukaran informasi dan bukannya transfer informasi satu arah-
dan konteks atau lingkungan di mana proses tersebut terjadi.
C. Model SMCR Berlo
Model komunikasi sumber, pesan, saluran, dan penerima (source, message, channel,
receiver- SMCR) yang diajukan oleh David Berlo yang mempunyai beberapa
kesalahan yang sama seperti model-model sebelumnya. Model ini menyarankan arus
informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima tanpa umpan balik dan model ini juga
tidak memasukkan konsep gangguan. Gagasan-gagasan ini terutama penting untuk
perusahaan-perusahaan multinasional yang harus mempertimbangkan budaya dan sistem
sosial dari klien dan pelanggan.

D. Model Westley-MacLean
Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan satu model untuk riset
komunikasi. Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting. Model tersebut menjelaskan
cara-cara individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang akan dikomunikasikan dan
bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus dalam proses tersebut.

E. Model Pemusatan Komunikasi


Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model-model terdahulu karena model-model
tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh bias tersebut meliputi :
1. Model komunikasi hanya satu arah.
2. Menggambarkan hanya ada kebergantungan dari satu pihak.
3. Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi.
4. Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan
aspek waktu dari pesan itu.
5. Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah
persuasi dan bukannya pemahaman, konsesus, dan tindakan kolektif yang
menguntungkan.
6. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak psikologis dari komunikasi terhadap
individu bukan pada dampak sosial dan hubungan antar individu dalam suatu
komunitas
7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah dan bukannya
hubungan sebab akibat dua arah.
Sebagai alternatif Rogers dan Kincaid mengajukan Model Pemusatan Komunikasi.
Mereka menekankan pada kesatuan informasi dan tindakan. Semua informasi merupakan
konsekuensi dari tindakan; melalui pemrosesan informasi, tindakan mungkin menghasilkan
informasi tambahan. Model tersebut tidak mempunyai awal dan akhir. Hanya hubungan
yang saling mendefinisikan diantara para partisipan yang memberikan makna kepada
keseluruhan. Ketika informasi dibagi oleh dua atau lebih partisipan, pemrosesan informasi dapat
mengarah pada saling memahami, saling menyetujui, dan tindakan kolektif, seperti pemecahan
masalah bisnis.
17.3 VARIABLE-VARIABEL YANG BERPENGARUH PADA KOMUNIKASI
AKUNTANSI

A. Sumber
Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi yaitu :
1. Kredibilitas Sumber
Kredibilitas sumber merupakan suatu karakteristik dari sumber sebagaimana dipandang oleh
penerima. Hal ini adalah bagian dari citra sumber dan dapat bervariasi diantara
situasi komunikasi yang berbeda. Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang
multidimensional. Riset- riset empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber terdiri
atas tiga faktor.
a. Kewenangan- seberapa andal, terinformasi, memenuhi kualifikasi (melalui gelar
atau profesi), cerdas, atau ahli sumber itu dipandang.
b. Kejujuran - seberapa aman, jujur, ramah, menyenangkan, dan menariknya sumber
itu dipandang.
c. Kedinamisan- seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya sumber itu dipandang.
2. Kesamaan antara Penerima dan Sumber
Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan
penerima adalah serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan oleh dua
faktor, yaitu :
a. kesamaan kognitif (misalnya kesamaan dalam sikap, nilai, budaya, keyakinan, dan
lain-lain).
b. kesamaan demografi (misalnya usia, pendidikan, jenis kelamin, Negara, dan lain-
lain)

B. Pesan
Barlo mengidentifikasikan lima elemen pesan yang sebaiknya dipertimbangkan
ketika menganalisis komunikasi, yaitu:
( Diasumsikan bahwa isi adalah informasi atau materi keuangan yang berkaitan dengan
kebijakan manajemen. Elemen-elemen dari pesan adalah kata-kata, kalimat, paragraph, angka,
statistik, tabel, dan grafiknya. )

1. Organisasi Pesan
Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya tempat
informasi tersebut digunakan. Cara optimal untuk menyusun suatu pesan juga
bergantung pada latar belakang pendengar. Faktor, seperti sikap sebelumnya,
pendidikan, komitmen, keterampilan, harapan, perhatian, dan tingkat ketertarikan mereka
terhadap materi tersebut seluruhnya membantu menentukan cara terbaik untuk
mengorganisasi suatu pesan. Terdapat tiga strategi urutan pesan yang telah diinvestigasi,
yaitu : a. klimaks, informasi yang paling penting disajikan terlebih dahulu
b. antiklimaks, informasi terpenting ditempatkan diakhir.
c. antipiramida, informasi penting disajikan di tengah
2. Perlakuan Pesan
Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan
pemahaman atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta dan ide
penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti, atau mengorientasikan pembaca terhadap
fakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi pembaca. Pengulangan lintas
saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca semakin meningkat ketika fakta-fakta
dalam penyajian verbal disoroti dengan penarik perhatian, seperti garis bawah, huruf
besar, bagan, dan warna.
G. R. Klare (1977) menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi ini lebih
mudah dibaca mudah dimengerti. Kemudahan membaca materi merupakan fungsi dari
karakteristik kata-kata dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut menetapkan aturan untuk
menghasilkan dokumen yang mudah dibaca, yaitu:
1. Kata-kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca suatu
materi.
2. Kata-kata lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan mudah.
3. Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang berkaitan dengan
kata-kata lain yang muncul di bagian selanjutnhya dari teks sebaiknya digunakan.
4. Kata-kata yang konkret, dan bukannya kata-kata yang abstrak, membuat
membuat dokumen menjadi lebih mudah dibaca.
5. Kata-kata kerja aktif, dan bukannya bentuk nominalis meningkatkan kemudahan
membaca.
6. Penggunaan kata ganti dan anaphora harus dibatasi.
7. Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata penghubung, ia sebaiknya
menggunakan kata dan dibandingkan dengan tetapi atau kata karena.
8. Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.
9. Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat pasif.
Parameter-paramater berikut ini sebaiknya diinvestigasikan secara khusus
untuk materi-materi keuangan :
1. Kompleksitas struktur dan materi.
2. Keabstrakan.
3. Konsep baru.
4. Kebutuhan akan pengetahuan yang melatarbelakangi.
5. Beban kerja selama membaca.
6. Penggunaan waktu.
7. Sensitivitas terhadap gangguan dari luar.
8. Isi ingatan jangka panjang
C. Saluran
1. Dimensi Perbedaan Saluran Komunikasi
Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm (1973)
mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi.
a. Pancaindra yand dipengaruhi
b. Peluang untuk umpan balik
c. Besarnya kendali penerima
d. Jenis pengodean pesan
e. Kekuatan multiplikatif
f. Pelestarian pesan
2. Efek dari Sosial Media
a. Media memiliki kekuatan untuk memfokuskan perhatian dan menimbulkan diskusi
antarpersonal secara langsung.
b. Media memberikan status.
c. Komunikasi tatap muka lebih efektif untuk persuasi daripada menggunakan media
audiovisual.
d. Kombinasi komunikasi tatap muka dengan penggunaan media cenderung lebih
efektif daripada komunikasi dengan saluran tunggal.
e. Banyak efek social bergantung pada audience yang spesifik pada suatu titi waktu
tertentu.
f. Audience menggunakan media secara berbeda.

D. Penerima
Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu
mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang demografis
dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku, dan system atau lingkungan sosial
dimana mereka akan menggunakan informasi tersebut. Semakin serupa penerima dan sumber
mengenai faktor-faktor ini, maka semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.

1. Analisis Penerima
Komunikasi yang efektif dihasilkan ketika informasi didesain secara spesifik untuk
penerima. Akuntan sebaiknya menyelidiki penerima yang dimaksudkan, penerima actual,
dan penerima yang potensial sebelum menghasilkan dokumen. Para akuntan keprilakuan
sebaiknya juga menyelidiki pola pencarian informasi oleh klien mereka dan pengguna
lainnya dari laporan bisnis. Riset tersebut menyimpulkan bahwa orang hanya memberikan
sedikit usaha untuk pencarian informasi dan akan menggunakan sumber yang paling dapat
diakses.
2. Analisis Jaringan
Struktur jaringan yang optimal bervariasi dengan fungsi yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok yang terlibat dengan manifestasi tugas produktif akan dilaksanakan
fungsi mereka paling baik ketika mereka sangat terintegrasi. Mereka yang
berkepentingan dengan inovasi memerlukan sejumlah besar perluasan batasan dan
demikian mereka dapat melakukan fungsinya dengan paling baik ketika terhubung secara
longgar.
3. Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber dalam
menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran ide. Tujuan
komunikasi adalah pemahaman dan bukannya arus penyebaran informasi satu arah dari
sumber kepada penerima. Umpan balik memastikan komunikasi yang efektif- yaitu,
pemahaman ide di antara individu dalam jaringan sosial atau organisasi formal.

17. 4 IMPLIKASI

Lingkungan mungkin menhasilkan gangguan (noise) yang menurunkan ketepatan dari


pertukaran informasi. Noise dapat timbul karena :
- Ketidakjelasan pesan
- Factor psikologis dengan encoding dan decoding sebuah pesan
- Factor lain yang terdapat di lingkungan.

A. Komunikasi Organisasi
Lingkungan tempat informasi dihasilkan dan digunakan adalah dalam organisasi formal.
Untuk mencapai pertumbuhsan dan kemakmuran komunikasi dalam organisasi harus mencapai
tiga fungsi utama yaitu :
1. Fungsi Operasional, produksi dan berhubungan tugas.
2. Fungsi sosio-emosional atau pemeliharaan
3. Fungsi adaptif atau komunikatif

B. Muatan Informasi
Muatan informasi dapat menimbulkan efek pada keefektifan komunikasi, Overload atau
Underload.
 Overload  karyawan tidak memiliki waktu untuk mengecek ketepatan informasi dan
pengirim tidak memiliki kesempatan untuk mengirim pesan dengan baik.
 Underload  karyawan tidak peduli dengan adanya informasi atau menganggap individu
lain akan mengambil tanggung jawab tsb.

C. Audit Komunikasi
Audit komunikasi digunakan untuk menilai kesehatan komunikasi dalam organisasi.
Audit komunikasi memiliki 3 fase yaitu :
1. Kecukupan informasi dari sumber organisasi
2. Struktur komunikasi organisasi
3. Iklim atau hasil dari praktik komunikasi
Cara yang digunakan untuk menjalankan 3 poin diatas dapat dengan menggunakan
beragam metode, termasuk kuisioner dan interview karyawan serta anggota organisasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai