MODUL 11
ASPEK KEPERILAKUAN DALAM
PERSYARATAN PELAPORAN
Permintaan Pelaporan
Selama ini penelitian akuntansi perilaku kebanyakan membahas mengenai
bagaimana pemakai menggunakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Tetapi pada model ini akan dibahas mengenai kebalikannya, yaitu bagaimana
dampak permintaan pelaporan terhadap pihak yang diminta untuk melaporkan
informasi tersebut.
Esensi dari proses akuntansi adalah komunikasi antara informasi dengan
implikasi dari keuangan dan manajemen. Sejak pengumpulan dan pelaporan
informasi membutuhkan sumber Jaya, maka hal ini tidak lagi bersifat voluntary
kecuali pelapor percaya bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk
bertindak sesuai keinginan pelapor, contohnya iklan. Sebagian besar informasi
akuntansi dilaporkan ketika seseorang yang menjadi penerima informasi adalah
seseorang yang memiliki kekuasaan dan dapat meminta pelapor untuk
melaporkan informasi tersebut.
Pelaporan informasi menjadi hal yang penting dalam proses pengaturan dan
pengendalian dalam organisasi. Dan perlu dipahami bagaimana dampak dari
permintaan pelaporan karena hal ini menyangkut biaya dan kelazimannya.
permintaan pelaporan diharuskan oleh seseorang atau organisasi dalam berbagai
macam cara. Setiap orang yang terlibat dalam mendesain dan menggunakan. Sistem
informasi untuk memahami dampak yang mungkin terjadi pada pengirimen
informasi pada proses pelaporan, termasuk bagaimana memprediksi dan
mengidentifikasinya.
dilaporkan karena tidak hati-nati dun karena sistem informasi yang tidak
memadai.
Mekanisme untuk memastikan integritas dari informasi yang dilaporkan
adalah bagian terpenting dalam desain pelaporan keuangan. Cara untuk memastikan
akurasi informasi adalah apabila terjadi perubahan pada perilaku terutama pada
individu yang melaporkan.
Permintaan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku pelapor dalam berbagai
cara. Berbagai bentuk pengukuran digunakan dalam organisasi seperti audit dan
observasi langsung, yang memiliki dampak sama terhadap permintaan pelaporan,
selain efek spesifik mereka sendiri.
Waktu
Waktu merupakan salah satu faktor kritis dalam menentukan apakah
permintaan pelaporan akan dapat mengubah perilaku pengirim informasi,
sehingga pengirim harus mengetahui permintaan pelaporan sebelum melakukan
tindakan. Jika permintaan pelaporan terjadi setelah pengirim bertindak
menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk mengubah perilaku masa lalunya.
Meskipun demikian hampir seluruh permintaan pelaporan selalu berulang
sesuai dengan konteks manajemen itu sendiri. Jadi pada permintaan pelaporan
yang pertama kali dibuat akan menentukan perilaku reporter pada tempat dimana
ia membuat laporan tersebut. Reporter akan diketahui sejauh mana kemajuan
kemampuannya dengan melihat dari laporan-laporan selanjutnya yang akan ia
buat.
oleh penerima.
Selanjutnya, kemungkinan pengirim untuk mengubah perilakunya, sebagai
bentuk respon dalam permintaan pelaporan, secara relatif tergantung pada
a. Seberapa jelas hal tersebut menjadi keinginan penerima
b. Seberapa jelas hal tersebut merupakan inf6rmasi yang dibutuhkan oleh
penerima
c. Penghargaan/sanksi apa yang akar, diberikan penerima kepada pengirim
d. Penghargaan/sanksi yang mana yang akan digunakan oleh penerima
e. Seberapa banyak perubahan perilaku pada satudimensi akan
mempengaruhi kinerja pada dimensi lain
Mengarahkan Perhatian
Permintaan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah
perilakunya bahkan jika is tidak peduli terhadap respon penerima. Hal ini terjadi
karena informasimempunyai cara untuk mengarahkan perhatian kepada area yang
terkait dengannya yaitu pada perubahan perilaku.
Dampak dari pengarah perhatian biasanya terjadi pada situasi dimana
perilaku yang dilaporkan penting bagi sang pengirim dan terdapat slack dalam
sistem sehingga pengirim dapat mengubah perilakunya tanpa menyebabkan efek
negatif pada aspek kinerja lainnya.
Dampak dari perigarahan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari
pencatatan dan bukan dari pelaporan informasi karena hal tersebut muncul dari
kepentingan pengirim dan bukan karena informasi yang dilaporkan.
Akuntansi Keuangan
FASB dan FERF.(Financian Executives Research Foundation)
mendorong dan mendukung segala bentuk investigasi mengenai dampak dari
permintaan pelaporan. Pada awal tahtir. 1969, dikemukakan bahwa GAAP dapat
ITB AHMAD DAHLAN
Akuntansi Perpajakan
Aspek keperilakuan pada akuntansi perpajakan merupakan bidang yang
belum dieksplorasi karena beberapa orang meyakini bahwa permintaan pelaporan-
pajak yang sekarang telah melanggar hak konstitusional. Beberapa permintaan
pelaporan telah ditetapkan tidak hanya kepada subjek pajak, melainkan beberapa
pihak lain seperti karyawan dengan tujuan supremasi hukum.
ITB AHMAD DAHLAN
Akuntansi Sosial
Karena akuntansi sosial ekstemal masih bersifat sukareia, maka tidak
terdapat dampak apapun terhadap permintaan pelaporan sehingga sangat panting
untuk menggabungkan permintaan pelaporan dengan pedoman perilakuan dan
sanksi ketidakpatuhan secam eksplisit.
Akuntansi Manajemen
Manajemen sebenamya dapat menetapkan permintaan pelaporan internal
apapun yang dia harapkan untuk para bawahan. Item-item yang dilaporkan secara
internal tersebut dapat berupa laporan financial, operasional, social maupun
gabungan unsur-unsur tersebut. Namun, adajuga sebagian kecil data
akuntansimanajemen yang tersedia untuk publik karena terkadang data tersebut
dilaporkan untuk pihak-pihak di luar organisasi. Sangat sulit untuk
menggeneralisasikan hal tersebut karena setiap organisasi memiliki sister
akuntansi manajemen, permintaan pelaporan dan hubungan organisasional
masing-masing, yang berbeda satu sama lain.
Hasil dari beberapa penalitian tentang masalah ini menitik beratkan pada
satu hal yaitu adanya suatu proses yang sangat kompleks dimana permintaan
pelaporan berinteraksi dengan sejumlah variable dan proses organisasional
lainnya. Kesimpulan yang paling masuk akal yang dapat diambil dari penelitian-
penelitian yang telah dilakukan adalah permintaan pelaporan terkadang
menghasilkan dampak yang dapat diamati (observable effect) pada perilaku
pembuat laporan namun terkadang dampak tersebut tidak muncul. Beragamnya
faktor yang mungkin harus dipertimbangkan membuat sulit untuk memprediksi
kapan dan dampak yang akan muncul.
V. T. Ridgeway merupakansalah satu peneliti pertama yang menaruh
perhatian terhadap ape yang disebut "konsekuensi disfungsional dari penilaian
kinerja." Peringatannya bahwa pengukuran numerikal tunggal biasanya tidak
dapat menangkap hal-hal penting tentang operasi organisasi yang masih relevan
sampai sekarang. Dia meneliti sebuah kantor penempatan tenaga kerja yang
menggunakan jumlah wawancara yang telah dilakukan sebagai sebuah indikator
ITB AHMAD DAHLAN
tersebut tidak selalu secara akurat .mencerminkan perilaku mereka. Para pembuat
laporan mungkin saja sengaja berbohong, atau mungkin mereka sendiri salah
dalam mempersepsikan perilaku mereka. Kesalahan-kesalahan semacam ini
mungkin saja terjadi pada kedua metode di atas, para pembuat laporan mungkin.
berpikir mereka telah mengubah perilaku mereka padahal sebenamya tidak, atau
sebaliknya.
Cara yang paling pasti dalam menentukan apakah permintaan pelaporan
mengubah perilaku pembuat laporan adalah dengan melakukan observasi perilaku
setelah dan sebelum oermi;ntaan pelaporan. Metode ini seharusnya. dilakukan
dengan eksperimen terkendali dimana petrubahan hanya'terjadi pada permintaan
pelaporan (centeris paribus). Namun, jika hasil yang didapat akan memberikan
manfaat, menjadi suatu hal yang penting bahwa setting eksperimental harus
menyerupai setting sebenarnya (natural setting) dimana permintaan pelaporan
tersebut ada.Hal ini selalu tidak mullah untuk dicapai
Sebenarnya terdapat beberapa pendekatan yang dapat dipakai untuk keadaan
yang sebenamya (natural setting). Ketikamengukur perilaku dalam keadaan
dijumpai akses langsung kepada para pembuat laporan dan setidaknya terdapat
beberapa variable yang relevan yang dapat dikendalikan atau dimanipulasikan,
gunakanlah "quasi-experimental field study,"yang mana mengkompromikan
kepastian (certainty) dan keterkaitan (relevance). Metode ini merupakan metode
yang paling dekat denganeksperimen laboratorium dalam batasan pengendaliandan
metode ini juga mampu menyediakan sebuah uji kausalitas. Ketika pengirim
informati hanya dapat diamati (tidak terdapat relevan variabel yang dapat
dikendalikan atau dimanipulasi), maka ini adalah sebuah
'studi kasus.' Pada beberapa konteks akuntansi, khususnya keuangan, tidak
terdapat kontrol yang dapat digunakan, maka data atapun yang ada dapat
digunakan untuk menjelaskan perilaku pengirim berita. Metode ini disebut "post-
hoc analysis of secondary data."
Permasalahan yang ada padanatural setting adalah bahwa beberapa hal
lain juga ikut berubah ketika permintaan pelaporannya berubah. Kondisi ini
menyulitkan, menentukan penyebab dari perilaku yang diamati itu adalah
ITB AHMAD DAHLAN