MODUL 13
AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA:
SUATU OVERVIEW
Akuisisi SDM
Akuisisi SDM melibatkan perekrutan, seleksi dan penerimaan orang untuk
memenuhi kebutuhan tenaga menusia organisasi saat ini dan ekspektasi di masa
depan. Langkah pertama dalam akuisisi SDM adalah untuk memprediksikan
kebutuhan tenaga manusia. Ketika kebutuhan tersebut ielah diprediksikan,
manajemen harus menerjemahkan kebutuhan persona lianya ke dalam “anggaran
akuisisi personalia”. Hal ini pada dasamya adalah suatu proses estimasi biaya.
Auntansi SDM dapat berguna dalam menganggarkan akuisisi karyawan. Hal
tersebut dapat menyediakan pengukuran terhadap biaya, standar untuk merekrut,
ITB AHMAD DAHLAN
Alokasi SDM
Alokasi SDM adalah proses menempatkan orang ke berbagai peranan dan
tugas organisasional. Terdapat beberapa tujuan, yang kadang kala saling
berlawanan, yang terlibata dalam keputusan alokasi. Pertama, tugas harus dilakukan
sebaiknya diselesaikan denga cara yangpaling efektif. Hal ini dapat berarti bahwa
manajemen akan mengalokasokan orang yang “paling memiliki kualifikasi” ke
suatu pekerjaan. Tetapi, selain itu, SDM dari suatu organisasi harus
dikembangkan, sehingga manajemen dapat berharap untuk memberikan
ITB AHMAD DAHLAN
Konservasi SDM
Konservasi SDM adalah proses pemeliharaan kapabilitas manusia sebagai
individu-individu dan efektivitas dari sistem manusia yang dikembangkan oleh
suatu organisasi. Kegagalan untuk mengukur tingkat sampai sejauh mana
SDMdipelihara dalam suatu divisi, pabrik, atau departemen dapat menjadi mahal
bagi suatu organisasi. Dalam jangka pendek, misalnya, seorang manajerdivisi
dapat menekan orang-orang untuk meningkatkan produktivitas atau mengurangi
biayasecara temporer, tetapi tidak dapat mengukur dampaknya terhadap motivasi
dan sikap karyawan serta hubungan ketenagakerjaan. Sebagai akibatnya,
karyawan yang sangat terlatih dan terampil dapat menjadi tidak puss dan
meninggalkan organisasi. Biaya untuk menggantikan orang-orang tersebut dapat
menjadi cukup substansial.
Suatu organisasi harus memperhitungkan aset manusianya untukmencegah
terjadinya deplesi terhadap aktiva tersebut. Kalangan manajer harus dianggap
bertanggungawab terhadap konservasi SDM yang dialokasikan kepada mereka.
Sekarang ini, konservasi SDM diukur dalam hal tingkat perputaran. Meskipun
demikian, ukuran perputaran bukanlah indikator yang mencukup terhadap
ITB AHMAD DAHLAN
konservasi SDM karena dua alasan. Pertama, ukuran tersebut merupakan ukuran
historis dan oleh karena itu tidak tersedia bagi manajemen sampai setelah perputaran
tersebut terjadi. Dengan deinikian tingkat perputaran tidak dapat digunakan sebagai
sinyal peringatan dini untuk memberitahukan adanya kebutuhan akan usaha
khusus untuk melakukan konservasi. Kedua, tingkat perputaran tidak sepenuhnya
mencerminkan dampak ekonomi dari tingkat perputaranyang ditunjukkan secara
lebih realistis oleh ukuran moneter.
Akuntansi SDM uapat membantu manajemen dalam memelihara
organisasi manusia dengan menyediakan suatu sistem peringatan dini. Akuntansi
SDM dapat mengukur dan melaporkan indikator susio-psikologis dari kondisi
organisasi manusia. Manajemen kemudian dapat mengantisipasi tren dalam
variabel-variabel ini sebelum perputaran atau penurunan produktivitas banar-
benar terjadi. Tindakan korektif dengan demikian juga dapat dipertimbangkan
sebelum terjadi dan bukan sesudahnya.
Utilisasi SDM
Akuntansi SDM merupakan suatu proses penggunaan jasa manusia untuk
mencapai tujuan organisasi. Akuntansi SDM dapat membantu para manajer untuk
menggunakan SDM secara efektif dan efisien dengan menyediakan suatu paradigms
atau kerangka kerja konseptual bagi utilisasi SDM.
Saat ini, manajemen SDM dalam organisasi adalahkurang efektif
dibandingkan dengan spa yang seharusnya, karena tidak memiliki kerangka kerja
yang menyatukan sebagai pedomannya. Manajer tidak memiliki kriteria valid
untuk mengarahkan pengambilan keputusan yang memengaruhi manusia maupun
suatu metodologi untuk menilai konsekiensi yang sesungguhnya dari keputusan
semacam itu. Kriteria produktivitas dan kepuasan tidak sepenuhnya menolong
dalam berurusan dengan masalah yang berkaitan dengan pengelolaan manusia.
Secara serupa, adalah sangat sulit untuk mengukur produuktivitas dan kepuasan atau
untuk menilai timbal balik rasional yang sebaiknya diambil oleh seorang manajer
untuk meningkatkan yang satu dengan menurunkan yang lain. Oleh karena itu,
sering kali adalah tidak mungkin untuk memprediksikan konsekuensi
ITB AHMAD DAHLAN
ORIGINAL COST
Original cost atas sumber daya rianusia mengacu pada pengorbanan yang
sesungguhnya terjadi untuk memperoleh dan mengembangkan orang-orang. Hal
ini sejalan dengan konsep original cost pada aset lain. Contohnya, original cost
atas pabrik dan perlengkapan, adalah biaya yang muncul ketika memperoleh sumber
daya ini.
Original cost atas sumber daya manusia khususnya meliputi biaya
rekruitmen, seleksi, perekrutan, penempatan, orientasi dan on-the-job training
sebagaimana ditunjukkan daiam gambar 1. Beberapa item ini merupakan biaya
langsung, sementara yang lain adalah biaya tak langsung.Contotohnya, biaya
perekrutan dan penempatan merupakan biaya langsung sementaraporsi dari biaya
pengawas training adalah biaya tidak langsung.
REPLACEMENT COST
Replacement cost dari sumber daya manusia (SDM) mengacu pada
pengorbanan yang dapat muncul saat ini untuk mengganti SDM yang saat ini
dipekerjakan. Contohnya, bila seorang individu akan meninggalkan organisasi
mungkin akan muncul biaya untuk merekrut, menyeleksi dan mengatur penempatan.
Replacement cost atas SDM khususnya meliputi biaya-biaya yang
diakibatkan oleh pergantian pedawai seperti biaya perolehan, pengembangan dan
penempatan sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2. Replacement costmeliputi
baik biaya langsung maupun tidak langsung. Karena replacement cost ini
diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan manajerial, replacement cost
seharusnya meliputi komponen biaya kesempatan sama halnya dengan pengeluaran.
OPPORTUNITY COST
ITB AHMAD DAHLAN
Opportunity cost mengact pada nilai SDM dalam penggunaan yang paling
baik. Meskipun secara nominal ini merupakan suatu konsep biaya, gagsan tertang
tentang biaya SDM secara erat berhubunyan dengan nilai SDM. Hekimian dan
Jones, yang mengemukakan konsep ini telah menyatakan suatu sistem perintah yang
kompetitif untuk mengukumya.
Gambar 1
Model for Measurement of Original Human Resource Unit
Recruitment
Direct
Selection cost
Hiring
Acquisition
Placement costs
Promotion Indirect
orhiring cost
fromwithin
Origina
humar
Formal resoure
training and cost
Direct
orientation
cost
on-the-
jobtraining
Learning
costs
Gambar 2
Model for Measurement of Resource Replacement Costs
ITB AHMAD DAHLAN
Recruitment
Selection
Directcost
Hiring
Placement Acquisition
costs
Cost of promotion
orhiring Indirectcost
fromwithin firm
Positional
Formd training replacement
Directcost cost
and orientation
On-the-job
training
Learning
costs
Separation
Loss of efficiency costs
prior to separation
Indirectcost
Cost of vacant
position during
search
depan. Konsep atas SDM ini dapat diaplikasikan untuk individu, kelompok dan
sistem manusia total.
Dalam perkembangan akiantansi SDM, baik ukuran moneter maupun non
moneter atas nilai manusia, telah dikemukakan. Ukuran moneter dibutuhkan
karena uang merupakan angka yang umum dalam keputusan bisnis. Ukuran non
moneter dibutuhkan karena kadang-kadang ukuran ini lebih sesuai daripada
ukuran moneter dan ukuran non moneter bisa dinyatakan sebagai pengganti ketika
ukuran moneter tidak tersedia.
Gambar 3
Revised Model of the Dereminants of an Individual's
Value to a Formal Organization
Instrumental
individual
Individual
determinants Element of
attributes conditional value
Activation Productivity
Level Individual’s
condition value
Personality Individual’s
traits Transferability expected
Atidus realizable
value to a
formal
Probality of organization
Satisfaction with maintaring
Organizational Role organization organizational
structure membership
Rewards
Management
style Instrumental
organizational
determinants
Organizational
attributes
ITB AHMAD DAHLAN
mengkonversi dari kuantitatif menjadi model berdagarkan nilai biaya. Hal ini
memungkinkan pengembangan kapabilitas sistein IV.
Tabel 1
Sistem IN Aku itansi Sumber Daya Manusia