1. Restoran adalah Fasilitas penyedia makanan dan/ atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, bar, dan sejenisnya termasuk juga jasa boga dan catering
2. Warung adalah Fasilitas penyedia makanan dan/ atau minuman
dengan dipungut bayaran yang berada di Lingkungan Pemukiman Masyarakat dan sejenisnya;
3. Kantin adalah Fasilitas penyedia makanan dan/ atau minuman
dengan dipungut bayaran yang berada di Lingkungan Kantor, Sekolah, Pabrik, Rumah Sakit dan sejenisnya.
4. Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan Restoran
dengan pembayaran;
5. Subjek Pajak Restoran adalah Orang Pribadi atau Badan yang
melakukan pembayaran kepada Restoran;
6. Wajib Pajak Restoran adalah Orang Pribadi atau Badan sebagai
Pemilik atau Pengusaha Restoran;
7. Masa Pajak Restoran adalah jangka waktu yang lamanya 1(satu)
bulan kalender
b.Tarif Pajak Restoran :
1. Dasar Pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang
diterima atau yang seharusnya diterima Restoran.
2. Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (Sepuluh persen) dari
dasar pengenaan pajak.
3. Tarif Pajak kantin dan warung ditetapkan sebesar 5% (lima persen)
dari dasar pengenaan pajak.
c.Wilayah Pungutan, Masa Pajak, Perhitungan dan Saat Pajak
Terutang :
1. Pajak Restoran yang terutang dipungut dalam wilayah Kota
Pekanbaru.
2. Masa Pajak Restoran adalah 1 (satu) bulan kalender setelah
pembayaran kepada Restoran yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang. 3. Besarnya Pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif Pajak.
E. Upaya Pemerintah Daerah Untuk Mengoptimalkan Pendapatan
Pajak Hotel Dan Restoran
Di tengah krisis saat ini, langkah-langkah intervensi Pemerintah
khususnya Pemerintah Daerah sangat dibutuhkan untuk mendorong terciptanya keseimbangan perekonomian di daerah dalam menjawab tantangan otonomi daerah. Konsep berpikir yang lebih mendorong terciptanya peran Pemerintah Daerah sebagai regulator yang melahirkan kebijakan fiskal di daerah guna mengatasi masalah pengangguran dan resesi. Dunia usaha khususnya usaha pengelolaan hotel kini benar-benar harus mengurangi jasa pelayanan sebagai dampak melemahnya permintaan dari masyarakat. Dunia usaha juga dihadapkan pada sulitnya mencari sumber pembiayaan dari perbankan. Perbankan tidak lagi berani memberikan kredit dengan bunga bersaing pada dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Di sisilain, upaya Pemerintah Daerah dalam menggunakan anggarannya ternyata juga belum maksimal. Padahal, utilisasi dari penggunaan Anggaran Pembangunan Pemerintahan Daerah sangatlah penting, karena hal itu akanmendorong terciptanya kondisi bisnis yang lebih sehat. Apabila anggaran tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur, misalnya, bagi dunia usaha perhotelan, hal itu menjadi peluang untuk lebih efisien dalam melakukan distribusi usahanya. Kelancaran tersebut akan berimbas pada berkurangnya ekonomi biaya tinggi yang selama ini dirasakan oleh duniausaha jasa perhotelan.Peran Pemerintah Daerah sebagai regulator yang melahirkan kebijakan fiskal guna meningkatkan permintaan agregat. Salah satu langkah untuk meningkatkan permintaan agregat adalah melaluipemotongan pajak dan pemotongan kenaikan belanja Pemerintah Daerah. Hal tersebut penting untuk mengatasi masalah resesi.