Chapter II PDF
Chapter II PDF
Kambing kacang
Potensinya adalah mudah pemeliharaan dan bisa kawin secara alami. Potensi
lainnya adalah daging dan kotoran. Sebagai penghasil daging, ternak ini digunakan
Capra, Spesies: Capra hircus, Capra ibex, Capra caucasia, Capra falconesi, Capra
populasi yang cukup tinggi dan tersebar luas. Kambing kacang memiliki ukuran
tubuh yang relatif kecil, memiliki telinga yang kecil dan berdiri tegak. Kambing ini
telah beradaptasi dengan lingkungan setempat, dan memiliki keunggulan pada tingkat
kelahiran. Beberapa hasil pengamatan menunjukkan bahwa litter size nya adalah 1.57
Menurut Setiawan dan Arsa (2005), pakan merupakan bahan pakan ternak
yang berupa bahan kering dan air. Bahan pakan ini harus diberikan pada ternak
sebagai kebutuhan hidup pokok dan produksi. Dengan adanya pakan maka proses
pertumbuhan, reproduksi dan produksi akan berlangsung dengan baik. Oleh karena
itu, pakan harus terdiri dari zat – zat pakan yang dibutuhkan ternak berupa
Pada dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam
daun - daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun - daunan lebih disukai
daripada rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu
tua dan belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki
kandungan PK (protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada musim
hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis
ternak, umur, fase pertumbuhan (dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal,
sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperature, kelembaban, nisbi udara) serta
komponen yang penting dalam makanan adalah energi, kebutuhan energi ini
tergantung dari proses fisiologis ternak. Tillman et al. (1989) menambahkan bahwa
hewan yang sedang tumbuh membutuhkan energi untuk pemeliharaan tubuh (hidup
pokok), memenuhi kebutuhan akan energi mekanik untuk gerak otot dan sintesa
dari pakannya. Kebutuhan nutrisi kambing dapat dilihat pada tabel berikut:
Kulit buah kakao merupakan hasil ikutan tanaman kakao dengan proporsi
mencapai 75% dari buah segar. Kulit buah kakao segar mengandung kadar air yang
tinggi sehingga mudah menjadi busuk. Penggunaan kulit buah kakao sebagai mulsa
menimbulkan masalah dalam penanganan hasil ikutan tanaman kakao karena secara
dalam dan 5 dangkal) berselang seling. Permukaan buah ada yang halus dan ada yang
kasar, warna buah beragam ada yang merah hijau, merah muda dan merah tua.
Efektivitas pemanfaatan kulit buah kakao dibatasi oleh komposisi nutrisi yang kurang
baik, terutama kandungan protein yang rendah dan komponen lignoselulosa yang
Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak akan memberikan dua
baik.Namun dalam pemanfaatan sebagai bahan pakan ternak memiliki kendala utama
yaitu berupa kandungan lignin yang tinggi dan protein yang rendah (Nelson dan
Suparjo, 2011).
Kandungan lignin dalam bahan pakan dan kecernaan bahan kering pakan
sangat berhubungan erat, oleh karena itu untuk mempermudah proses pencernaan
kulit buah kakao oleh mikroba rumen, maka diperlukan suatu teknologi yang dapat
mendegradasi ikatan lignin dengan selulosa dan hemiselulosa dengan selulosa yaitu
(Kuswandi, 2011).
Tabel 2. Kandungan nutrisi kulit buah kakao
Zat-zat Makanan Kandungan (%)
Bahan kering % 18,4
Protein % 12,9
Lemak % 1,32
Serat kasar % 24,7
TDN % 53,2
Ca 0,21
P 0,13
Sumber: Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat (2010).
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup
banyak jumlahnya. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata,
hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak
seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan
memiliki nilai jual yang menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan
Untuk mengurangi permasalahan limbah pisang ada beberapa cara yang yang
dapat dilakukan, salah satunya mengolah limbah pisang supaya dapat digunakan
sebagai salah satu campuran bahan baku pakan ternak atau sebagai pupuk tanaman.
Untuk memudahkan dalam hal pengolahan limbah pisang ini, maka limbah harus
dipisahkan antara limbah yang mudah busuk dan yang sulit busuk . Limbah yang
mudah busuk seperti kulit pisang, buah pisang dan rontokan pisang yang busuk.
Sedangkan limbah pisang yang sulit busuk seperti tangkai pisang dan daun pisang
Demikian halnya dengan kulitnya. Kulit pisang yang baik berasal dari pisang yang
beraroma tajam seperti halnya kulit pisang raja yang mempunyai kulit tebal, ada
yang berwarna kuning berbintik cokelat, ada juga yang berkulit tipis berwarna
kuning kecoklatan yang sangat cocok sekali dimanfaatkan sebagai pakan ternak
( Widyastuti, 1995).
Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak,
protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur -unsur gizi
inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia
(Munadjim, 1988).
Fermentasi
mikroorganisme yang biasanya terjadi dalam keadaan anaerob dan diiringi dengan
pembebasan gas. Proses fermentasi tidak akan berlangsung tanpa adanya enzim
katalis spesifik yang akan dapat dikeluarkan oleh mikroorganisme tertentu. Proses
dengan jalan merombak bahan yang memberikan zat-zat nutrisi atau mineral bagi
berfungsi dalam pengawetan bahan dan merupakan suatu cara untuk menghilangkan
zat antinutrisi atau racun yang terkandung dalam suatu bahan makanan. Selama
serta perubahan gizi yang mencakup terjadinya peningkatan protein dan penurunan
Bioaktivator
nitrogen dalam jumlah banyak dan bermacam - macam bentuk. Termasuk protein dan
asam amino. Beberapa contoh aktivator alami adalah fungi (jamur), fermentasi dari
kompos yang matang, kotoran ternak, tanah yang kaya humus, bakteri asam laktat
dan lain-lain. Bahan bioaktivator yang lain dapat diperoleh dari limbah pemotongan
hewan, substrat campuran yang kaya nitrogen seperti kotoran ternak, cairan rumen,
(dekomposer), yeast atau ragi, spora jamur, bakteri fotosintetik, serta bakteri
alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikro organisme yang
berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau sebagai
dekomposer dan sebagai aktivator/ atau tambahan Nutrisi bagi tumbuhan yang
air, air tebu, ragi tape, ragi tempe dan yoghurt. Semuanya dimasukkan ke galon,
lubangnya ditutup dengan kantong plastik ukuran 1 kg dan dibiarkan selama 3 hari.
Guna ditutup dengan kantong plastik adalah untuk mendapatkan indikasi apakah
berarti terjadi reaksi positif dari mikroorganisme dalam tahapan inokulan cair
Bakteri Rumen
Ada tiga macam mikroba yang terdapat di dalam cairan rumen, yaitu bakteri,
protozoa dan sejumlah kecil jamur . Volume dari keseluruhan mikroba diperkirakan
meliputi 3,60% dari cairan rumen (Bryant, 1970) . Bakteri merupakan jumlah besar
yang terbesar sedangkan protozoa lebih sedikit yaitu sekitar satu juta/ml cairan
rumen. Jamur ditemukan pada ternak yang digembalakan dan fungsinya dalam rumen
Selanjutnya (Yokoyama dan Johnson, 1988) menyatakan bahwa terdapat tiga bentuk
bakteri yaitu bulat, batang dan spiral dengan ukuran yang bervariasi antara 0,3-50
mikron . Kebanyakan bakteri rumen adalah anaerob, hidup dan tumbuh tanpa
kehadiran oksigen . Walaupun demikian masih terdapat kelompok bakteri yang dapat
hidup dengan kehadiran sejumlah kecil oksigen, kelompok ini dinamakan bakteri
fakultatif yang biasanya hidup menempel pada dinding rumen tempat terjadi difusi
Probiotik Starbio
Probiotik starbio adalah koloni bibit mikroba (berasal dari lambung sapi) yang
dikemas dalam campuran tanah dan akar rumput serta daun-daun atau ranting-ranting
yang dibusukkan. Menurut Suharto dan Winantuningsih (1993) dalam koloni tersebut
terdapat mikroba khusus yang memiliki fungsi yang berbeda, misalnya Cellulomonas
karbohidrat (selulosa, hemiselulosa, lignin) dan protein serta lemak. Manfaat starbio
dalam ransum ternak adalah meningkatkan daya cerna, penyerapan zat nutrisi dan
efisiensi penggunaan ransum. starbio juga dapat menghilangkan bau kotoran ternak.
komposisi PK dari 9,15% menjadi 14,9%, dan juga terjadi penurunan komposisi serat
dari 32,7% menjadi 24,7%. Disamping adanya peningkatan kandungan protein dari
hasil fermentasi, KBK juga dapat disimpan dalam jangka panjang untuk pakan ternak
dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan
oleh jaringan-jaringan tubuh. Saluran pencernaan dari semua hewan dapat dianggap
sebagai tabung yang dimulai dari mulut sampai anus yang fungsinya dalam saluran
dan mencampur ingesta bagi fermentasi mikroba. Rumen adalah bagian perut yang
paling besar dengan kapasitas paling banyak. Rumen berfungsi sebagai tempat
bentuk permukaan menyerupai sarang tawon, dengan struktur yang halus dan licin
serta berhubungan langsung dengan rumen. Omasum merupakan bagian perut yang
sebagai penggiling makanan dan menyerap sebagian besar air. Abomasum adalah
bagian perut yang terakhir sebagai tempat hasil pencernaan untuk diserap oleh tubuh
(Aurora, 1995).
Konsumsi Pakan
dipengaruhi oleh palatabilitas. Selain itu Ensminger (1990) menjelaskan faktor yang
(kecerahan warna hijauan, rasa, tekstur pakan), kandungan nutrisi dan kandungan
kimia pakan. Konsumsi bahan kering (BK) dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
faktor pakan meliputi daya cerna dan palatabilitas dan faktor dari ternak itu sendiri
meliputi bangsa, jenis kelamin, umur dan kondisi kesehatan ternak (Lubis, 1993).
ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal
Kecernaan Pakan
dalam feses sehingga diasumsikan bagian tersebut diserap oleh tubuh hewan.
kecernaan biasanya dinyatakan dalam dasar bahan kering dan apabila dinyatakan
Koefisien daya cerna digunakan untuk mengetahui nilai bahan kering, protein,
serat kasar, ekstrak eter, bahan ekstrak tanpa nitrogen, energi, selulosa dan lain-lain
(Lassiter dan Edwards, 1982). Semakin tinggi kehilangan energi melalui feses
daya cerna rendah. Lignin yang merupakan komponen ADF sukar dicerna oleh ternak
ruminansia.
kecernaan pakan antara lain komposisi pakan dan jumlah pakan yang diberikan.
Ransum yang proteinnya rendah , umumnya mempunyai kecernaan yang rendah pula
protein bahan pakan dan banyaknya protein yang masuk dalam saluran bahan pakan.
nilai cerna suatu bahan merupakan usaha untuk menentukan jumlah nutrient dari
suatu bahan yang didegradasi dan diserap dalam saluran pencernaan. Daya cerna
merupakan persentase nutrient yang diserap dalam saluran pencernaan yang hasilnya
akan diketahui dengan melihat selisih antara jumlah nutrient yang dikonsumsi dengan
ternak. Konsumsi bahan kering bergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah
kecernaan bahan kering pakan, kandungan energi metabolis dan kandungan serat
merupakan jumlah yang dapat dicerna. Kualitas dan kuantitas bahan kering harus
jumlah konsumsi pakan. Kualitas dari bahan kering akan mempengaruhi kualitas
bahan organik dan mineral yang terkandung dalam bahan pakan. Konsumsi bahan
kering merupakan faktor penting untuk menunjang asupan nutrien yang akan
tingginya zat nutrisi yang dicerna terutama yang dicerna oleh mikroba rumen.
Semakin tinggi nilai persentase kecernaan bahan pakan tersebut, berarti semakin baik
mempengaruhi kecernaan bahan kering, yaitu jumlah ransum yang dikonsumsi, laju
perjalanan makanan di dalam saluran pencernaan dan jenis kandungan gizi yang
kecernaan bahan kering ransum adalah tingkat proporsi bahan pakan dalam ransum,
komposisi kimia, tingkat protein ransum, persentase lemak dan mineral. Salah satu
bagian dari bahan kering yang dicerna oleh mikroba di dalam rumen adalah
karbohidrat struktural dan karbohidrat non struktural (Osuji dan Khalili, 1993).
Kecernaan Bahan Organik
Bahan organik merupakan bahan kering yang telah dikurangi abu, komponen
bahan kering bila difermentasi di dalam rumen akan menghasilkan asam lemak
terbang yang merupakan sumber energi bagi ternak. Kecernaan bahan organik dalam
bahan organik seperti karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Bahan-bahan organik
yang terdapat dalam pakan tersedia dalam bentuk tidak larut, oleh karena itu
diperlukan adanya proses pemecahan zat-zat tersebut menjadi zat-zat yang mudah
larut. Faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan organik adalah kandungan serat
kasar dan mineral dari bahan pakan. Kecernaan bahan organik erat kaitannya dengan
kecernaan bahan kering, karena sebagian dari bahan kering terdiri dari bahan organik.
Dedak Padi
Dedak padi adalah hasil ikutan pengolahan padi (Oriza sativa) menjadi beras
terutama terdiri dari lapisan kulit ari. Penggunaan dedak padi sebagai makanan ternak
Ketidakstabilan ini terutama disebabkan oleh adanya enzim lipase dan enzim
tolerasi aflatoxin. Persyaratan mutu standar dedak padi yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut:
Bungkil Kedelai
protein bungkil kedelai sekitar 48% dan merupakan sumber protein yang amat bagus
sebab keseimbangan asam amino yang terkandung didalamnya cukup lengkap dan
tinggi (Wahyu, 1992). kandungan zat nutrisi bungkil kedelai dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
dalamnya. Molases sering juga disebut tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan
tebu menjadi molases yang bentuk fisiknya berupa cairan kental dan berwarna hitam
protein dan mineralnya masih cukup tinggi dan dapat digunakan 2-5% untuk pakan
Onggok
Onggok yang berasal dari ubi singkong merupakan limbah padat dari
pengolahan tepung tapioka. Sebagai ampas pati singkong yang mengandung banyak
40 % (Kuswandi, 2011). Kandungan nutrisi dari onggok dapat dilihat dalam tabel
dibawah.
Tabel 7. Kandungan nutrisi onggok
Zat Nutrisi Kandungan Nutrisi
Ampas Tahu
Ampas Tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan
tahu dari kedelai. Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan
sebagai sumber protein. Kandungan protein dan lemak pada ampas tahu yang cukup
tinggi namun kandungan tersebut berbeda tiap tempat dan cara pemprosesannya.
Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber
protein. Ampas tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai
(Tarmidi, 2004).
garam akan menyebabkan retensi air sehingga menimbulkan odema. Defisiensi garam
lebih sering terdapat pada hewan herbivora daripada hewan lainnya, karena hijauan
dan butiran mengandung sedikit garam. Gejala defisiensi garam adalah bulu kotor,
makan tanah, keadaan badan yang tidak sehat, nafsu makan yang hilang dan produksi
menurun sehingga bobot badan juga menurun. Oleh karena itu pada setiap pemberian
Mineral Mix
memenuhi kebutuhan ternak juga memasok kebutuhan mikroba rumen. Tubuh ternak
ruminansia terdiri atas kurang lebih 4 % mineral. Bahan pakan ini biasanya
digunakan dalam jumlah sedikit untuk tujuan melengkapi atau mengkoreksi zat gizi
mikroba rumen membutuhkan 15 jenis mineral esensial yaitu 7 jenis mineral esensial
makro yaitu Ca, K, P, Mg, Na, Cl dan S. Mineral mikro ada 4 yaitu Cu, Fe, Mn, dan
Zn dan 4 jenis mineral esensial langka yaitu I, Mo, Co dan Se (Siregar, 2008).
Urea
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hydrogen,
oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2 CO. Penggunaan urea
dapat meningkatkan nilai gizi makanan dari bahan yang berserat tinggi serta
dicampur sehomogen mungkin dalam ransum dan perlu disertai dengan penambahan
mewakili 16 % dari protein atau bila dijabarkan protein setara dengan 6,25 kali