Anda di halaman 1dari 7

Syamsu Bahar: Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak Ruminansia

Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak Ruminansia

Syamsu Bahar
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Jl. Raya Ragunan No.30 Pasarminggu Jakarta 12540
Email: syamsubahar@pertanian.go.id
syamsubahar@yahoo.com

ABSTRAK ABSTRACT

Pakan adalah kebutuhan mutlak Feed is an absolute necessity that


yang harus selalu diperhatikan dalam should always be considered in the
pemeliharaan ternak ruminansia yaitu maintenance of ruminants ie cattle,
sapi, kerbau, kambing dan domba. buffaloes, goats and sheep. However
Namun keterdiaan pakan selalu availability feed always be a con-
menjadi kendala terutama di saat straint, especially in the dry season,
musim kemarau, pakan berupa hijauan
segar sulit didapatkan, yang ada hanya there are only the remains of plants
sisa-sisa tanaman berupa jerami. Satu such as straw. One of them is the
diantaranya adalah jerami jagung maize straw that has excellent poten-
yang menjadi potensi besar sebagai tial as a food source, it’s just low qual-
sumber pakan, hanya saja kualitasnya
rendah. Untuk meningkatkan kualitas of corn straw will require technology
dan manfaat jerami jagung maka that is easy and simple to do farmer. It
diperlukan teknologi yang mudah is therefore necessary treatment so that
dan sederhana yang dapat dilakukan quality can be improved among others
petani. Oleh karena itu diperlukan by ammoniation technology-molasses.
perlakuan agar kualitasnya dapat Ammoniation is a way of improving
ditingkatkan antara lain dengan the quality of the feed through the pro-
teknologi amoniasi-molase. Amoniasi vision of urea as NPN (non-protein
adalah cara perbaikan mutu pakan nitrogen), while molasses is a byprod-
melalui pemberian urea sebagai NPN uct of agro-industries in the manu-
(Non protein nitrogen), sedangkan facturing process of sugar (molasses)
molase adalah hasil samping agro- are useful as a source of energy that is
industri dalam proses pembuatan gula needed by cattle.
(tetes tebu) yang bermanfaat sebagai
sumber energi yang sangat dibutuhkan Keywords: corn straw, feed, livestock
oleh ternak. ruminants

Kata Kunci: Jerami jagung, Pakan,


Ternak ruminansia
PENDAHULUAN

Jagung adalah tanaman semusim


dan termasuk jenis rumputan/
graminae yang mempunyai batang

25
Syamsu Bahar: Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak Ruminansia

tunggal, meski terdapat kemungkinan semakin berkembangnya areal


munculnya cabang anakan pada pertanaman jagung tersebut maka
beberapa genotipe dan lingkungan semakin meningkat pula ketersediaan
tertentu. Batang jagung terdiri atas limbahnya. Potensi limbah tanaman
buku dan ruas. Daun jagung tumbuh jagung pada saat ini masih belum
pada setiap buku, berhadapan satu dimanfaatkan sepenuhnya sebagai
sama lain. Bunga jantan terletak pada pakan ternak. Bila dilihat dari
bagian terpisah pada satu tanaman potensinya maka dapat dimanfaatkan
sehingga lazim terjadi penyerbukan secara maksimal sebagai pakan
silang. Jagung merupakan tanaman hari ternak yang akan meningkatkan
pendek, jumlah daunnya ditentukan kapasitas tampung ternak. Semakin
pada saat inisiasi bunga jantan, dan berkembangnya usaha pertanian
dikendalikan oleh genotipe, lama khususnya tanaman jagung sekaligus
penyinaran, dan suhu. Secara umum merupakan peluang yang dapat
jagung mempunyai pola pertumbuhan dimanfaatkan sebagai salah satu
yang sama, namun interval waktu strategi dalam pengembangan usaha
antartahap pertumbuhan dan jumlah ternak ruminansia mengingat limbah
daun yang berkembang dapat berbeda. atau hasil samping berupa jerami
Limbah yang dihasilkan yang cukup potensil dijadikan sebagai
diantaranya adalah jerami, klobot, sumber pakan ternak. Pendapatan
dan tongkol jagung yang biasanya usahatani sistem integrasi tanaman
tidak dipergunakan lagi ataupun jagung dan sapi dapat memperoleh
nilai ekonominya sangat rendah. nilai ganda, sehingga sistem integrasi
Jerami jagung/brangkasan adalah tanaman jagung dan sapi potong
bagian batang dan daun jagung yang merupakan usahatani aneka panen.
telah dibiarkan mengering di ladang Tetes tebu atau yang dikenal
dan dipanen ketika tongkol jagung dengan molase merupakan salah satu
dipetik. Jerami jagung seperti ini hasil dari proses kristalisasi gula. Sum-
banyak diperoleh di daerah sentra ber molase terdiri dari 2 macam yaitu
tanaman jagung yang ditujukan
gula tebu dan juga gula bit. Namun,
untuk menghasilkan jagung bibit
atau jagung untuk keperluan industri molase yang paling sering digunakan
pakan; bukan untuk dikonsumsi untuk pakan ternak ataupun pertanian
sebagai sayur. Kulit buah jagung/ adalah molase yang berasal dari gula
klobot jagung adalah kulit luar buah tebu. Nantinya, dari hasil pengolahan
jagung yang biasanya dibuang. Kulit gula tebu akan menghasilkan 3 jenis
jagung manis sangat potensial untuk molase yaitu molase berwarna ben-
dijadikan silase karena kadar gulanya ing, molase berwarna hitam (Dark),
cukup tinggi. Tongkol jagung/janggel dan molase berwarna coklat tua atau
adalah limbah yang diperoleh ketika pekat (black strap). Selain itu, harga
biji jagung dirontokkan dari buahnya. dari molase ini juga terbilang sangat
Akan diperoleh jagung pipilan sebagai murah karena molase merupakan ba-
produk utamanya dan sisa buah yang
disebut tongkol atau janggel. gian dari limbah produksi gula. Tidak
Pengembangan tanaman heran, jika banyak orang dan petani
jagung merupakan salah satu program yang menghampiri pabrik gula untuk
yang dilaksanakan oleh pemerintah mengambil molase yang nantinya di-
dalam upaya meningkatkan produksi gunakan untuk pertanian dan peter-
jagung nasional. Seiring dengan nakan mereka. Salah satu manfaat dari

26
Syamsu Bahar: Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak Ruminansia

molase adalah untuk penggemukkan keuntungan Rp 3.573.655 dengan


sapi. Cara menggunakan molase untuk nilai R/C adalah 1,49. Hasil analisis
proses penggemukan sapi sangatlah pendapatan ini menunjukkan bahwa
mudah yaitu dengan menambahkan usaha penggemukan dalam sistem
molase dengan bahan pakan lainnya. integrasi tanaman jagung dan sapi
potong perlu diperbaiki baik dalam
skala peningkatan bobot badan
sapi (minimal 5 ekor per periode
BEBERAPA HASIL PENELITIAN penggemukan) sehingga petani
berminat untuk melakukan usaha
Umiyasih dan Anggraeny (2005) tani integrasi tanaman jagung dan
mengemukakan bahwa produksi bahan sapi potong. Syamsu, et al (2007)
kering (BK) jerami jagung bervariasi melaporkan bahwa berdasarkan hasil
antara 2,19 t/ha/panen sampai dengan survey diperoleh rata-rata produksi
3,2 t/ha/panen. Dari data produksi segar dan produksi kering jerami
BK dan dengan asumsi 1 unit ternak jagung adalah 9,74 ton/ha dan 6,82
(UT) membutuhkan BK sebanyak ton/ha. Produksi bahan kering jerami
1.825 kg/UT/tahun, maka mampu jagung dalam kisaran 5,14 - 7,25 ton
menampung 1,2 - 1,62 UT/ha/panen. BK/ha dengan rata-rata produksi
Jika luas panen jagung 3.121.000 ha adalah 6,00 ton BK/ha. Berbagai cara
maka dapat diasumsikan menampung panen jagung seperti jagung yang
3.745.200 - 5.056.020 UT/panen. dipanen pada umur relatif muda, dan
Selanjutnya Umiyasih dan Wina saat biji dan tanaman telah kering
(2008) mengemukakan bahwa limbah mengakibatkan terjadinya variasi
tanaman jagung dan agroindustrinya produksi bahan kering jerami jagung.
cukup potensial sebagai pakan ternak Hasil survey yang dilaporkan oleh
ruminansia. Namun karena nilai Fakultas Peternakan UGM, diperoleh
nutrisi yang terkandung di dalamnya rata-rata produksi bahan kering jerami
pada umumnya rendah, sebaiknya jagung sebesar 1,53 ton BK/ha.
dikombinasikan/ disuplementasi Dari segi kualitas jerami jagung
dengan bahan pakan lain sebagai berdasarkan hasil analisa proksimat
sumber protein. diketahui memiliki rata-rata kualitas
Menurut Sariubang, et al (2007) untuk Protein kasar 6,38 %, Serat
bahwa potensi jerami jagung per kasar 30,19 %, Lemak kasar 2,81
hektar rata-rata 10,8 ton kering panen. %, BETN 51,69 %, Abu 8,94 % dan
Konsumsi sapi 6,009 - 6,444 kg/ekor/ kandungan TDN (Total Digestible
hari untuk mendapatkan pertambahan Nutrient) 53,12 %. Hidayat (2015)
bobot badan harian (PBBH) 0,309 - mengemukakan bahwa kandungan
0,391 kg/ekor/hari. Produksi jerami nutrisi jerami berbeda-beda,
kering panen di Kabupaten Takalar perbedaan ini disebabkan karena
Sulawesi Selatan varietas Bisma tempat lokasi percobaan yang tingkat
adalah 11,364 ton/ha/panen (35 ton kesuburan tanahnya, irigasi, umur
berat segar) dengan jarak tanam 75 cm tanam, pemupukannya berbeda. Selain
x 40 cm, dapat memenuhi kebutuhan itu juga kandungan nutrisi yang paling
pakan sapi jantan 3 - 5 ekor dalam baik dari semua jenis jerami jagung
waktu 6 bulan. Sistem integrasi yang diuji adalah jenis jerami jagung
tanaman jagung dan sapi potong Manis. Andini dan Firsoni (2010)
pada luas 1 ha dengan pemeliharaan mengemukakan bahwa fermentasi
sapi 3 ekor selama 6 bulan diperoleh dapat meningkatkan kualitas jerami

27
Syamsu Bahar: Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak Ruminansia

Tabel 1. Hasil penelitian pengolahan berapa jenis bahan pakan melalui proses
ammoniasi urea dan pengaruhnya terhadap peningkatan PK (protein
kasar).

jagung baik dari pH media in vitro, serat kasar. Lama peram 2 minggu
produksi amonia, TVFA, BK, BO, dan dalam proses fermentasi memberikan
produksi gas untuk produksi massa hasil yang terbaik, karena mempunyai
mikroba sehingga layak dan aman kadar protein tertinggi dan serat
untuk pakan ruminansia. Islamiyati, kasar yang rendah, serta mempunyai
et al (2013) mengemukakan bahwa lama waktu peram yang paling cepat.
level pemberian RAC 3% (karbohidrat Puastuti (2010) mengemukakan
mudah tersedia) pada jerami jagung bahwa Penggunaan urea dalam
yang diinokulasi fungi Trichoderma pakan baik melalui proses amoniasi
sp. dapat menurunkan NDF, ADF dan maupun sebagai suplemen dapat
ada kecenderungan meningkatkan meningkatkan kecernaan bahan kering
protein kasar. Andayani (2010) dan meningkatkan kadar proteinnya.
mengemukakan bahwa penggunaan Penggunaan urea dalam pakan
kulit buah jagung amoniasi untuk perlu diimbangi dengan pemberian
menggantikan rumput lapangan sumber energi yang fermentabel guna
dalam ransum ternak sapi dapat mendukung daya fermentasi di dalam
meningkatkan kecernaan secara rumen.
in vitro. Astuti (2004) melaporkan Jerami jagung yang menjadi
bahwa amoniasi janggel jagung 2,5 potensi besar sebagai sumber pakan,
%, 5 % dan 7,5 % dapat meningkatkan hanya saja kualitasnya rendah. Oleh
kualitas gizi terutama protein kasar, karena itu diperlukan perlakuan agar
sedangkan penggantian rumput kualitasnya dapat ditingkatkan antara
dengan janggel jagung teramoniasi lain dengan cara amoniasi-molase.
urea menunjukkan koversi pakan yang Amoniasi adalah cara perbaikan mutu
cukup rendah. Hastuti, et al (2011) pakan melalui pemberian urea sebagai
mengemukakan bahwa perlakuan Non protein nitrogen (NPN) yaitu
perbedaan lama waktu pemeraman urea yang hanya dapat dimanfaatkan
(1, 2, 3 dan 4 minggu) berpengaruh oleh ternak ruminansia terutama
meningkatkan kadar protein kasar dan kambing dan sapi, sedangkan ternak
kadar abu, serta menurunkan kadar monogastrik seperti kuda tidak cocok

28
Syamsu Bahar: Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak Ruminansia

diberikan sebagai pakan. Tujuannya Untuk meningkatkan daya guna


adalah untuk meningkatkan kandungan dan manfaat jerami jagung maka
protein dalam ransum, sehingga diperlukan teknologi yang mudah dan
mutu pakan dapat ditingkatkan. sederhana yang dapat dilakukan oleh
Perlu diperhatikan bahwa urea yang petani di desa dengan syarat-syarat
digunakan hanya dalam jumlah
antara lain :
sedikit, karena kalau berlebihan akan
1. Praktis dan ekonomis untuk usaha
berakibat fatal bagi ternak. skala kecil
Molase adalah hasil samping agro- 2. Hasil olahan lebih murah dibanding
industri dalam proses pembuatan
pakan komersil di luaran.
gula (tetes tebu). Manfaat molase
3. Peralatan membuat sederhana atau
adalah sebagai sumber energi yang di dapat di desa.
sangat dibutuhkan oleh ternak. Molase 4. Kelestarian lingkungan terjaga
dicampurkan pada jerami jagung yang
telah diamoniasi, sehingga diperoleh Bahan dan alat yang digunakan dalam
pakan yang memenuhi nutrisi protein proses pengolahan adalah :
dan energi. 1. Jerami jagung kering (batang,
daun, tongkol dan kelobot)
2. Urea 0,5 % atau 500 gram per 100
CARA SEDERHANA kg jerami jagung
PENGOLAHAN JERAMI 3. Molase 20 % atau 20 kg per 100 kg
JAGUNG UNTUK PAKAN jerami jagung
TERNAK RUMINANSIA 4. Air 10 liter untuk melarutkan urea
5. Timbangan gantung kapasitas 50
Karakteristik umum jerami jagung : kg, 1 buah
1. Kandungan air tinggi utamanya 6. Timbangan duduk kapasitas 3 kg,
pada saat panen 1 buah
2. Kandungan serat kasar tinggi 7. Karung goni (karung gabah) 10
3. Kandungan protein dan mineral lembar
rendah 8. Terpal plastik ukuran 4m x 5m, 1
4. Masih potensil sebagai sumber lembar
energi untuk ternak ruminansia 9. Ember kapasitas 10 liter, 1 buah

Tabel 2. Kandungan gizi molase.


Zat Nutrisi Kandungan (%)
Kadar Air 15 - 25
Protein kasar 2,5 - 4,5
Abu 7 - 11
Serat kasar 0,38 - 0,60
Lemak kasar 0,08 - 0,90
TDN 81,0
Ca 1,5
P 0,02
Keterangan: Diambil dari berbagai sumber

29
Syamsu Bahar: Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak Ruminansia

10. kambing dewasa sebanyak 250


Cara pembuatan untuk membuat gram per ekor per hari dan untuk
campuran adonan 100 kg yaitu : sapi dewasa sebanyak 1 kg per
1. Persiapkan jerami jagung kering ekor per hari. Selebihnya diberikan
lapang yang terdiri dari batang, pakan hijauan berupa rumput-
daun, tongkol dan kulit jagung. rumputan.
2. Jerami jagung di cacah dengan 10. Pakan ini tidak cocok untuk
ukuran 3 cm kemudian dimasukkan kuda, karena kuda bukan ternak
ke dalam karung-karung dan ruminansia (tidak memamah-
ditimbang keseluruhannya hingga biak).
mencapai 100 kg.
3. Timbang urea 500 gram kemudian
dilarutkan ke dalam 10 liter air. KESIMPULAN
4. Jerami kering yang sudah dicacah Pengelolaan jerami jagung
di hamparkan di atas terpal plastik untuk dijadikan sebagai pakan ternak
kemudian dipercikkan larutan urea ruminansia sangat berpotensi sebagai
secara merata. Lakukan sedikit- sumber pakan alternatif selain rumput,
demi sedikit hingga semua jerami utamanya di wilayah yang beriklim
cukup lembab. kering dengan musim kemarau yang
5. Masukkan kembali jerami ke dalam panjang. Selain potensi yang melimpah
karung-karung dan ditutup rapat maka perbaikan mutu jerami jagung
dengan terpal plastik hingga proses perlu ditingkatkan dengan perlakuan
amoniasi berlangsung sampai 3 amoniasi-molase.
minggu.
6. Setelah proses amoniasi maka jerami
dikeluarkan dari dalam karung dan
hamparkan diatas terpal plastik DAFTAR PUSTAKA
untuk di angin-anginkan selama 6
jam agar bau amonia berkurang. Andayani, J. 2015. Evaluasi Kecernaan
7. Selanjutnya jerami dilumuri In Vitro Bahan Kering, Bahan
dengan molase (tanpa dicampur Organik dan Protein Kasar
air). Lakukan sedikit demi sedikit Penggunaan Kulit Buah
hingga semua jerami jagung Jagung Amoniasi dalam
terlumuri secara merata. Ransum Ternak Sapi. Jurnal
8. Setelah jerami dilumuri molase maka Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan
proses pembuatan pakan sudah Februari, 2010, Vol. XIII, No.
selesai kemudian dimasukkan 5. 252. Fakultas Peternakan
kembali ke dalam karung untuk Universitas Jambi.
disimpan dan siap diberikan ke Andini, L dan Firsoni. 2010. Uji kualitas
ternak. jerami jagung fermentasi
9. Takaran pemberian pakan untuk dengan menggunakan cairan
Tabel 3. Formulasi pakan.

Jerami jagung kering Urea Air Molase


100 kg 500 gram 10 liter 20 kg
10 kg 50 gram 1 liter 2 kg

30
Syamsu Bahar: Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak Ruminansia

rumen kerbau secara in- Prosiding Seminar dan


vitro. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau
Lokakarya Nasional Kerbau 2010. Puslitbang Peternakan
2010. peternakan.litbang. Bogor
p e r t a n i a n . g o . i d / f u l l t e k s/ Sariubang, M., S. N. Tambing dan
lokakarya/lkerbau10-12.pdf Sahardi. 2007. Pengkajian
Astuti, P. 2004. Pengaruh janggel sistem integrasi tanaman
jagung teramoniasi dalam jagung-sapi potong di lahan
ransum terhadap performan kering, Sulawesi Selatan.
domba. J. Indon. Trop. Anim. Prosiding Seminar Nasional
Agric. 29(1) March 2004. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sulawesi Selatan,
Iskandar M. 2011. Pengaruh Makassar 2-3 Agustus 2007.
Perlakuan Teknologi Amofer Syamsu, J. A., R. Haryani dan
(Amoniasi Fermentasi) Pada A. B. Lompengan. 2007.
Ketersediaan jerami jagung
Limbah Tongkol Jagung
sebagai sumber pakan ternak
Sebagai Alternatif Pakan
ruminansia di Sulawesi Selatan.
Berkualitas Ternak Ruminansia. Prosiding Seminar Nasional
Jurnal Ilmu – ilmu Pertanian Balai Pengkajian Teknologi
MEDIAGRO 55 Vol. 7. No. 1, Pertanian Sulawesi Selatan,
2011: Hal. 55-65. Makassar 2-3 Agustus 2007.
Hidayat, H. 2015. Komposisi nutrisi Umiyasih, U. dan Y, Anggraeny. 2005.
jerami jagung di Kecamatan Evaluasi limbah dari beberapa
Gerung Kabupaten Lombok varietas jagung siap rilis sebagai
Barat untuk Pakan Sapi. Skripsi pakan sapi potong. Prosiding
Program Studi Peternakan Seminar Nasional Teknologi
Fakultas Peternakan Universitas Peternakan dan Veteriner
Mataram. di Bogor tahun 2005. Pusat
Islamiyati, R., S. Rasjid, dan A. Penelitian dan Pengembangan
Asriany (2013). Fraksi serta Peternakan Bogor. Hal. 125-
dan protein kasar jerami 130.
jagung yang diinokulasi Umiyasih, U. dan E. Wina. 2008.
fungi Trichoderma sp. dan Pengolahan dan nilai nutrisi
RAC. Buletin Nutrisi dan limbah tanaman jagung sebagai
makanan Ternak 11(1) : 25-28. pakan ternak ruminansia.
Jurusan Nutrisi dan Makanan WARTAZOA Vol. 18 No. 3
Ternak Fakultas Peternakan Th. 2008. Pusat Penelitian
Universitas Hasanuddin. dan Pengembangan Peternakan
Puastuti, W. 2010. Urea dalam Bogor.
pakan dan implikasinya dalam
fermentasi rumen kerbau.

31

Anda mungkin juga menyukai