OLEH :
NADILLAH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas diskusi dari bidang keilmuan dengan
membuat tugas ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pembangunan pelabuhan
Kijing yang menjadi calon gerbang ekspor dan impor di Kalimantan Barat.
Karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada saya setiap saat.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi. Harapan penulis, semoga
makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Dari sisi geografis, Pelabuhan Kijing, cukup strategis. Berdasarkan studi kelayakan,
pelabuhan ini berada di Selat Karimata, yang jadi penghubung Sumatera dan Kalimantan. Posisi
Kijing juga berdekatan dengan Singapura, Selat Malaka, dan Laut China Selatan. Wacananya,
terbangun pusat smelter, aspal, distribusi CPO, dan transshipment bahan bakar.
Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing akan menjadi pelabuhan
berstandar internasional terbesar di Kalimantan. Pada tahap pertama, IPC membangun lapangan
penumpukan, gudang, tank farm, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, dan
jembatan timbang. Pada tahap II, IPC mengembangkan 4 terminal dan KEK.
Terminal kijing akan dibangun di atas areal seluas 10 hektare. Pembangunan Terminal
Kijing tahap I meliputi terminal peti kemas di sisi laut seluas 100 ribu meter persegi, lapangan
operasional di sisi darat, serta trestle (jalan penghubung) sepanjang sekitar 3,5 kilometer. Direktur
Utama PT Pelindo II atau IPC, Elvyn G. Masassya pernah mengatakan, terminal peti kemas yang
sedang dibangun ini, nantinya mampu menangani bongkar muat peti kemas sebanyak 1,95 juta
peti kemas per tahun. Kapasitas terminal cair mencapai 12,1 juta ton per tahun, dan kapasitas curah
kering 15 juta ton per tahun. Sedangkan kapasitas terminal multipurpose sebesar 1 juta ton per
tahun. Tapi untuk tahapan initial Kijing akan terbangun petikemas 500,000 TEUs dan
multipurpose: 500,000 ton..
Terminal Kijing yang terletak di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sudah dimulai
pada April 2018. Diperkirakan akan memakan biaya sekitar Rp 14 triliun. Pelabuhan ini nantinya
akan menjadi pelabuhan paling modern di Kalimantan, hal tersebut dijelaskan Direktur Utama PT
Pelindo II atau IPC Elvyn G Masassya, terminal ini akan dikembangkan dengan konsep digital
port yang dilengkapi peralatan bongkar muat modern. Saat ini proyek Pelabuhan Kijing sudah
mencapai sekitar 30 persen. Adapun pekerjaan yang sudah dilakukan berupa land clearing,
pematangan tanah dan pemasangan tiang pancang.
2.3 Manfaat Pembanguan Terminal Kijing Kalimantan Barat dalam Kegiatan Ekspor
Impor
Dalam beberapa kali pembahasan oleh Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan dan Kepala
Bappenas Bambang Brodjonegoro, Pelabuhan Kijing dicalonkan menjadi salah satu dari
tujuh hub utama di Indonesia. Untuk membangkitkan kargo, kawasan industri harus dibangun di
sekitar Kijing. Administrasi pengajuan proposal kawasan ekonomi khusus (KEK) sedang diproses.
Dengan ketersediaan lahan 200 hektare, KEK nantinya menjadi daerah asal kargo (hinterland),
khususn Dengan besarnya potensi bauksit, CPO, timber, karet, dan produk ikan, di Kalimantan
Barat ini, Terminal Kijing dirancang untuk memberikan kemudahan berbisnis one stop services
bagi para investor, akan dilengkapi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seluas kurang lebih
5.000 hektare. KEK tersebut akan dibangun secara bertahap.
IPC telah sepakat dengan Antam yang bersama Inalum dan investor asal China mendirikan
pabrik smelter alumina di Mempawah. IPC juga sudah sepakat dengan pabrik-pabrik pengolahan
kelapa sawit di Kalbar untuk mengapalkan hasil produksinya lewat Kijing.
Berdasarkan studi kelayakan, lokasi pelabuhan berada di Selat Karimata yang menjadi
penghubung Sumatra dan Kalimantan.
Posisi Kijing juga berdekatan dengan Singapura, Selat Malaka, dan Laut China Selatan. Ini
poros Laut China Selatan. Kalau mau bikin pusat smelter, aspal, distribusi
CPO, transshipment bahan bakar, pusatnya di situ.
Sementara itu, soal nasib Pelabuhan Pontianak, akan menjadi feeder bagi Kijing. Pasalnya,
dengan luas opperasional hanya 5 hektare, daya dukung Pelabuhan Pontianak tidak
memungkinkan lagi bagi peningkatan kargo pada masa depan.
Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing akan menjadi pelabuhan
berstandar internasional terbesar di Kalimantan.
a. Kelebihan
1. Keberadan terminal (pelabuhan) yang akan memperkuat konektivitas antar pulau. Pelabuhan
dengan standar Internasional terbesar di Kalimantan.
3. Kijing menjadi solusi atas keterbatasan lahan serta tingginya tingkat sedimentasi sungai yang
menyebabkan kapal besar sulit bersandar di pelabuhan Dwikora Pontianak.
b. Kekurangan