Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DISKUSI

PELABUHAN KIJING CALON GERBANG EKSPOR DAN IMPOR DI


KALIMANTAN BARAT

OLEH :
NADILLAH

ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN MEMPAWAH


UTIN CHANDRAMIDI
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas diskusi dari bidang keilmuan dengan
membuat tugas ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pembangunan pelabuhan
Kijing yang menjadi calon gerbang ekspor dan impor di Kalimantan Barat.

Karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada saya setiap saat.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi. Harapan penulis, semoga
makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.

Pontianak, 1 Februari 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudra, sungai dan danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang di dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Sering pula disekitarnya dibangun
fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemprosesan barang. Peraturan Pemerintah
RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsinya serta
penyelenggaraanya.
Pelabuhan merupakan salah satu prasarana transportasi yang cukup penting bagi
sebuah negara, terutama pada negara maritim seperti Indonesia sebab pelabuhan dapat
membantu meningkatkan eknomi negara. Dengan adanya pelabuhan maka kegiatan
ekonomi suatu negara akan dapat berjalan lebih lancar, karena berdasarkan pada fakta
yang ada pada beberapa negara, barang-barang ekspor dan impor sebagian besar dikirim
melalui jalur laut. Hal tersebut dapat meningkatkan jumlah barang yang dapat di angkut
dibanding menggunakan armada lain.
Tinjauan mengenai pengaruh pelabuhan terhadap perkembangan ekonomi suatu
negara dijelaskan juga oleh Abdul Haris (2011) infrastruktur berpengaruh penting bagi
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, antara lain peningkatan
produktivitas tenaga kerja, serta peningkatan kemakmuran masyarakat sekitar. Dengan
adanya pelabuhan maka barang-barang dagang banyak masuk ke sebuah negara, hal ini
bertujuan untuk memenuhi keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang tersebut.
Mengingat sekarang ini merupakan jaman pasar global, maka tingkat keinginan untuk
mengkonsumsi barang-barang yang sedang menjadi trend-center pun meningkat,
walaupun barang tersebut bukan berasal dari negaranya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pelabuhan terminal Kijing Kalimantan Barat?
2. Bagaimana proses pembangunan pelabuhan terminal?
3. Apa manfaat pembangunan pelabuhan bagi kegiatan ekspor impor di
Kalimantan Barat?
4. Apa keuntungan dan kerugian bagi pembangunan terminal Kijing?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui informasi mengenai pelabuhan terminal Kijing di Kabupaten
Mempawah, Kecamatan Sungai Kunyit Kalimantan Barat.
2. Untuk mengetahui proses pembangunan terminal Kijing.
3. Untuk mengetahui manfaat pembangunan terminal Kijing dalam kegiatan ekspor
impor khususnya di Kalimantan Barat.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari pembangunan terminal Kijing.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelabuhan Kijing Kalimantan Barat

Menurut Undang-Undang Rebuplik Indonesia No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran,


Pelabuhan ialah tempat yang terdiri atas daratan dan/perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.

PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) atau IPC sedang menyelesaikan pembangunan


Pelabuhan Kijing di Mempawah Kalimantan Barat. Pelabuhan ini akan memiliki dermaga
dengan panjang 5 km dengan kedalaman pelabuhan sekitar 15 meter. Sebagai salah satu
pelabuhan hub, nantinya Terminal Kijing akan menjadi gerbang utama ekspor/impor barang dari
dan ke Kalimantan.

Dari sisi geografis, Pelabuhan Kijing, cukup strategis. Berdasarkan studi kelayakan,
pelabuhan ini berada di Selat Karimata, yang jadi penghubung Sumatera dan Kalimantan. Posisi
Kijing juga berdekatan dengan Singapura, Selat Malaka, dan Laut China Selatan. Wacananya,
terbangun pusat smelter, aspal, distribusi CPO, dan transshipment bahan bakar.

Pemerintah menyebut, Pelabuhan Internasional Kijing mendesak, terutama untuk


menurunkan biaya logistik di Kalbar. Sebelumnya, Kota Pontianak, mengandalkan Pelabuhan
Dwikora. Seiring waktu, lahan tak lagi memadai untuk pengembangan dan hanya bisa masuk kapal
relatif kecil ke pelabuhan.

Pelabuhan Kijing merupakan bagian dari pengembangan Pelabuhan Pontianak yang


kapasitas dan luasnya sudah terbatas. Selain itu Pelabuhan Pontianak juga hanya memiliki
kedalaman kurang lebih enam meter saja. Kapal besar tak bisa masuk ke Pelabuhan Pontianak,
karena kedalaman Sungai Kapuas hanya 6-7 meter. Untuk Pantai Kijing, kedalaman sekitar 12-15
meter, hingga bisa masuk kapal besar.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Mempawah


merubah nama pelabuhan Kijing yang sedang dibangun oleh pemerintah pusat di Kabupaten
Mempawah berganti nama menjadi pelabuhan Tanjungpura. Kata Kijing dalam bahasa Jawa
adalah batu nisan. Bagusnya diganti saja menjadi Tanjungpura, pinta Sutarmidji. Beliau juga
memiliki alasan terkait usulannya itu mengenai pergantian nama pelabuhan di Kabupaten
Mempawah.

Sebab, pelabuhan-pelabuhan di Pulau Jawa telah menggunakan nama pelabuhan seperti


misalnya Tanjung Priok, Tanjung Mas dan Tanjung Perak. Sementara Bupati Mempawah, Gusti
Ramlana menyambut baik dan mengaku setuju dengan Gubernur Kalbar terkait usulan perubahan
nama pelabuhan Kijing menjadi pelabuhan Tanjungpura. Penggunaan nama ini akan lebih
bermakna sejarah dan memotivasi semangat. Nanti kita akan kolaborasi dengan nama-nama
sejarah yang ada di Kabupaten Mempawah, ucap Gusti Ramlana setuju.

2.2 Proses Pembangunan Terminal Kijing

Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing akan menjadi pelabuhan
berstandar internasional terbesar di Kalimantan. Pada tahap pertama, IPC membangun lapangan
penumpukan, gudang, tank farm, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, dan
jembatan timbang. Pada tahap II, IPC mengembangkan 4 terminal dan KEK.

Terminal kijing akan dibangun di atas areal seluas 10 hektare. Pembangunan Terminal
Kijing tahap I meliputi terminal peti kemas di sisi laut seluas 100 ribu meter persegi, lapangan
operasional di sisi darat, serta trestle (jalan penghubung) sepanjang sekitar 3,5 kilometer. Direktur
Utama PT Pelindo II atau IPC, Elvyn G. Masassya pernah mengatakan, terminal peti kemas yang
sedang dibangun ini, nantinya mampu menangani bongkar muat peti kemas sebanyak 1,95 juta
peti kemas per tahun. Kapasitas terminal cair mencapai 12,1 juta ton per tahun, dan kapasitas curah
kering 15 juta ton per tahun. Sedangkan kapasitas terminal multipurpose sebesar 1 juta ton per
tahun. Tapi untuk tahapan initial Kijing akan terbangun petikemas 500,000 TEUs dan
multipurpose: 500,000 ton..
Terminal Kijing yang terletak di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sudah dimulai
pada April 2018. Diperkirakan akan memakan biaya sekitar Rp 14 triliun. Pelabuhan ini nantinya
akan menjadi pelabuhan paling modern di Kalimantan, hal tersebut dijelaskan Direktur Utama PT
Pelindo II atau IPC Elvyn G Masassya, terminal ini akan dikembangkan dengan konsep digital
port yang dilengkapi peralatan bongkar muat modern. Saat ini proyek Pelabuhan Kijing sudah
mencapai sekitar 30 persen. Adapun pekerjaan yang sudah dilakukan berupa land clearing,
pematangan tanah dan pemasangan tiang pancang.

2.3 Manfaat Pembanguan Terminal Kijing Kalimantan Barat dalam Kegiatan Ekspor
Impor

Pembangunan Pelabuhan Kijing di Pontianak menghabiskan anggaran Rp 14 triliun.


Pelabuhan ini nantinya akan menjadi pelabuhan paling modern di Kalimantan, hal tersebut
dijelaskan Direktur Utama PT Pelindo II atau IPC, Elvyn G. Masassya. Ia menjelaskan, terminal
ini akan dikembangkan dengan konsep digital port yang dilengkapi peralatan bongkar muat
modern. Sejak awal Terminal Kijing dirancang untuk memfasilitasi kegiatan bongkar muat kapal-
kapal besar. Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing akan menjadi pelabuhan
berstandar internasional terbesar di Kalimantan. Keberadaannya akan terintegrasi dengan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga akan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi.
Untuk pembangunan Terminal Kijing, IPC telah menunjuk PT Wijaya Karya (WIKA)
sebagai pelaksana. WIKA akan melaksanakan pembangunan terminal dari sisi konstruksi dermaga
laut, port management area, jembatan penghubung dan container yard dengan total dana investasi
Rp 2,7 triliun.

Dalam beberapa kali pembahasan oleh Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan dan Kepala
Bappenas Bambang Brodjonegoro, Pelabuhan Kijing dicalonkan menjadi salah satu dari
tujuh hub utama di Indonesia. Untuk membangkitkan kargo, kawasan industri harus dibangun di
sekitar Kijing. Administrasi pengajuan proposal kawasan ekonomi khusus (KEK) sedang diproses.
Dengan ketersediaan lahan 200 hektare, KEK nantinya menjadi daerah asal kargo (hinterland),
khususn Dengan besarnya potensi bauksit, CPO, timber, karet, dan produk ikan, di Kalimantan
Barat ini, Terminal Kijing dirancang untuk memberikan kemudahan berbisnis one stop services
bagi para investor, akan dilengkapi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seluas kurang lebih
5.000 hektare. KEK tersebut akan dibangun secara bertahap.
IPC telah sepakat dengan Antam yang bersama Inalum dan investor asal China mendirikan
pabrik smelter alumina di Mempawah. IPC juga sudah sepakat dengan pabrik-pabrik pengolahan
kelapa sawit di Kalbar untuk mengapalkan hasil produksinya lewat Kijing.
Berdasarkan studi kelayakan, lokasi pelabuhan berada di Selat Karimata yang menjadi
penghubung Sumatra dan Kalimantan.

Posisi Kijing juga berdekatan dengan Singapura, Selat Malaka, dan Laut China Selatan. Ini
poros Laut China Selatan. Kalau mau bikin pusat smelter, aspal, distribusi
CPO, transshipment bahan bakar, pusatnya di situ.

Sementara itu, soal nasib Pelabuhan Pontianak, akan menjadi feeder bagi Kijing. Pasalnya,
dengan luas opperasional hanya 5 hektare, daya dukung Pelabuhan Pontianak tidak
memungkinkan lagi bagi peningkatan kargo pada masa depan.

Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing akan menjadi pelabuhan
berstandar internasional terbesar di Kalimantan.

2.4 Keuntungan dan Kekurangan dari Pembangunan Terminal Kijing

a. Kelebihan

1. Keberadan terminal (pelabuhan) yang akan memperkuat konektivitas antar pulau. Pelabuhan
dengan standar Internasional terbesar di Kalimantan.

2. Mendekatkan citia-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia.

3. Kijing menjadi solusi atas keterbatasan lahan serta tingginya tingkat sedimentasi sungai yang
menyebabkan kapal besar sulit bersandar di pelabuhan Dwikora Pontianak.

b. Kekurangan

1. Masalah pembebasan lahan penduduk.


2. Di bagian laut sebagai arus mondar-mandir kapal, juga menimbulkan dampak sosial kepada
nelayan yang mencari tangkapan di daerah sekitar pembangunan pelabuhan terminal Kijing.

Anda mungkin juga menyukai