Anda di halaman 1dari 7

A.

LATAR BELAKANG
Dewasa ini pemeriksaan radiologi telah memiliki peranan yang

besar dalam upaya penegakkan diagnosa penyakit. Pemeriksaan radiologi

adalah pemeriksaan yang memanfaatkan sinar-x untuk menampakkan

objek yang diperiksa melalui pembuatan radiograf yang memberikan

informasi diagnostik sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, diperlukan

kualitas radiograf yang optimum untuk menunjang hal tersebut. Pengaturan

factor eksposi yang tepat merupakan salah satu instrumen untuk

menghasilkan kualitas radiograf yang optimal. (Bushong, 2001)


Kualitas radiograf merupakan suatu ketepatan atau representasi

dari bagian anatomi pasien dalam radiograf. Sebuah radiograf yang mampu

menghasilkan gambaran struktur dan jaringan secara jelas dikatakan

memiliki kualitas yang baik, sedangkan kualitas radiograf yang buruk berisi

gambaran yang sulit untuk diinterpretasikan oleh mata manusia. Hal itu

dapat menyebabkan pengulangan pemeriksaan atau bahkan bisa terjadi

salah diagnosa. Kualitas radiograf dipengaruhi oleh factor kVp dan filtrasi,

sedangkan kuantitas radiograf dipengaruhi oleh factor kVp, mAs, FFD, dan

filtrasi. (Bushong, 2001)


Kecanggihan teknologi pencitraan digital untuk diagnostik telah

diaplikasikan dalam pelayanan diagnostik imejing di Rumah Sakit. Salah

satunya adalah penggunaan Computed Radiography (CR). Pada dasarnya

computed radiography sama dengan radiografi konvensional, hanya saja

penerima gambar yang digunakan adalah Imaging Plate (IP). Penggunaan

imaging plate ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1981 di Brussles,

sebagai pengganti kaset yang berisi film screen. (Ballinger, 2003).


Pada CR merk Fujifilm, indikator dari eksposi disebut dengan Indeks

Eksposure yang secara langsung sebanding dengan paparan radiasi pada


imaging plate. Sebuah eksposi dari 0,1 mR dapat menghasilkan nilai indeks

eksposure sebesar 1000, jika pada 1 mR menghasilkan nilai indeks

eksposure sebesar 2000 dan 10 mR menghasilkan indeks eksposure

sebesar 3000. Eksposi pada radiograf yang baik harus menghasilkan nilai

indeks eksposure dengan rentang 1800-2200. (Charlton, 2001)


Pengolahan citra radiograf yang menggunakan computed

radiography sangat membantu dalam mempermudah pengolahan gambar

dan menekan nilai reject film. Disini penulis menemukan masalah yang

terjadi dilapangan yaitu gambaran radiograf yang overexposure dan

underexposure. Sebenarnya apabila menggunakan factor eksposi yang

tepat maka tidak akan terjadi hal tersebut karena CR memiliki dinamyc

range yang lebar sehingga dapat meminimalisir terjadinya pengulangan

foto. Dalam hal ini, penulis ingin mencari factor eksposi yang tepat untuk

mendapatkan radiograf yang optimum, meminimalisir pengiditan, dan

meminimalisir dosis radiasi yang diterima oleh pasien.


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan menungkannya dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “HUBUNGAN VARIASI FAKTOR EKSPOSI (kV dan mAs)

DENGAN NILAI INDEKS EKSPOSURE COMPUTED RADIOGRAPHY DI

UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang mendasari penelitian karya tulis

ilmiah ini, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :


1. Bagaimana hubungan variasi factor eksposi (kV dan mAs) dengan

nilai indeks eksposure computed radiography di Unit Radiologi Rumah

Sakit Keluarga Sehat Pati?


2. Berapakah factor eksposi yang tepat untuk mendapatkan nilai indeks

eksposure computed radiography yang optimal di Unit Radiologi

Rumah Sakit Keluarga Sehat Pati?

C. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian dan Prinsip Dasar Computed Radiography (CR)
Computed Radiography merupakan proses digitalisasi gambar

yang menggunakan photostimulable plate untuk akuisisi data gambar.

Pada CR penerima gambar yang digunakan adalah photostimulable

phosphor plate atau Imaging Plate (IP) yang pertama kali

diperkenalkan pada tahun 1981 di Brussel. (Ballinger, 2003).


Proses terjadinya gambar pada CR dimulai ketika Imaging Plate

(IP) diekspose dengan sinar-x, maka akan menghasilkan gambar laten.

IP yang telah diekspose ini dimasukkan ke dalam slot pada Imaging

Plate Reader Device. IP kemudian di scan dengan helium-neon laser

(emini cahaya merah dengan panjang gelombang 633 nm), sehingga

krital pada IP menghasilkan cahaya biru-violet (panjang gelombang

390-400 nm). Cahaya ini kemudian dideteksi oleh photo-sensor dan

dikirim melalui Analog Digital Converter (ADC) ke computer untuk di

proses. Setelah gambar diperoleh, IP ditransfer kebagian lain dari

Imaging Plate Reader Device untuk menghapus sisa-sisa gambar agar

IP dapat digunakan kembali. (Papp, 2006).


2. Komponen Computed Radiography
Sistem radiografi digital membagi langkah pemotretan gambar

menjadi tiga bagian, yaitu sistem akuisisi gambar (Image Acquisition

System), sistem tampilan (display system), dan sistem penyimpanan

(storage system). (Ballinger, 2003).


3. Indikator Kualitas pada Display Computed Radiography
Berikut ini adalah indokator kualitas yang ada pada display CR,

dintaranya :
a) Graditional enhancement atau bisa juga dikenal contrast

enhancement.
b) Spatial frequency enhancement berfungsi untuk meningkatkan

resolusi spatial dengan mengorbankan peningkatan noise dan

artefak.
c) Look up table digunakan untuk mengubah kualitas tonal dari

gambar dengan memperhatikan nilai-nilai intensitas paparan

tingkat keceahan yang diinginkan.


d) Substraction digunakan untuk menghapus atau menghilangkan

scatter untuk meningkatkan kualitas gambar.


e) Image magnifications digunakan untuk memperbesar ukuran

gambar.
f) Region of interest display
g) Statistical analysis digunakan untuk menghitung luas permukaan

dan memperkirakan volume atau perubahan kepadatan tulang.


h) Windowing digunakan untuk memanipulasi window width dan

window level untuk mengatur kecerahan dan kontras gambar.


i) Energy substraction biasanya digunakan pada radiograf thorax

untuk mengurangi struktur tulang rusuk agar lebih menampakkan

paru-paru dan soft tissue.


j) Image stitching
k) Database function digunakan untuk menyimpan dan

menampilkan, hard copy dari gambar. (Papp, 2006)


4. Kelebihan Computed Radiography
Adapun kelebihan dari Computed Radiography ini adalah

sebagai berikut :
a) Angka pengulangan lebih rendah karena kesalahan-kesalahan

faktor teknis.
b) Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude eksposi yang lebih

luas dibandingkan emulsi film radiografi.


c) Tidak memerlukan kamar gelap.
d) Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
e) Penyimpanan gambar lebih mudah baik dalam bentuk hard copy

maupun soft copy. (Papp, 2006).


5. Kekurangan Computed Radiography
Adapun kekurangan dari Computed Radiography ini adalah

sebagai berikut :
a) Biaya yang cukup tinggi untuk IP, unit CR Reader, hardware, dan

software untuk work station.


b) Resolusi spatial rendah.
c) Pasien berpotensi menerima dosis radiasi yang lebih besar.
d) Adanya artefak pada gambar, akibat proses penghapusan IP yang

kurang baik. (Papp, 2006).

D. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

dengan pendekatan eksperimental.


2. Variabel Penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Variabel Bebas
Variasi factor eksposi yakni kV dan mAs.
b) Variabel Terikat
Nilai Indeks Eksposure pada Computed Radiography (CR)
c) Variabel Kontrol
FFD, luas lapangan penyinaran, imaging plate, image reader
3. Populasi dan Sampel
Populasi : factor eksposi yaitu kV dan mAs
Sampel : menggunakan kV (bervariasi dari rendah ke tinggi)
Menggunakan mAs (bervariasi dari rendah ke tinggi)

E. DAFTAR PUSTAKA

Ballinger, Philip W, dkk. 2003 . Merrill’s Atlas of Radiographic Positions &

Radiologic Procedures, Tenth Edition, Volume There. Saint Louis : Mosby.

Bushong, Stewart C. 2001. Radiologic Science for Technologists, Seventh

Edition. Saint Louis : Mosby.

Chalrton, Richard R dan Arlene M Adler. 2001. Principles of Radiographic

Imaging : An Art and Science. USA : Thomson Learwing.


Papp, Jefrey. 2006. Quality Management In The Imaging Sciences.Mosby :

USA.

HUBUNGAN VARIASI FAKTOR EKSPOSI


(kV dan mAs) DENGAN NILAI INDEKS
EKSPOSURE COMPUTED RADIOGRAPHY
DI UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT
KELUARGA SEHAT PATI
Di susun Oleh :

NAMA : KADEK PRADNYAN UTAMI


NIM : 1301053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RONTGEN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai