Anda di halaman 1dari 7

1.

OVERVIEW CASE

Ny. S (30 Tahun), Seorang buruh cuci


KU : Gatal di punggung sejak 1 bulan yang lalu

RPS RPD RPK RPSos


- Gatal di punggung - Tidak ada riwayat - Suami dan anak - Seorang buruh cuci
- Gatal bertambah alergi mempunyai keluhan - Mengganti pakaian
banyak terutama saat yang sama sehari sekali
berkeringat - Menggunakan
- Ada bercak putih handuk bersama
kemerahan pada
punggung

HIPOTESIS
- Tinea Versikolor
- Eritrasma
- Ptiriasis Rosea
- Tinea Korporis

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Status Generalis 1. Pemeriksaan darah lengkap
- Keadaan Umum : Sakit ringan - Hb : 12g/dl
- Kesadaran : Compos Mentis - Ht : 45%
- Tanda Vital : a. TD : 120/80 mmHg - Trombosit : 150.000/µm
b. Pernafasan : 22x/menit - Leukosit : 6000/µm
c. BB : 77kg - Diff. count : 0/3/4/59/28/6
d. Suhu : 37oC - GDS (Gula Darah Sewaktu) : 100mg/dl
e. TB : 150cm - Urin Reduksi : (-)
- Kepala : Normocephal
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik 2. Pemeriksaan Lampu Wood
(-/-) Fluoresensi kuning keemasan
- THT : Normotia, deviasi septum (-), faring
hiperemis (-) 3. Pemeriksaan KOH
- Leher : Kelenjar tiroid dan KGB tidak teraba Hifa pendek tebal 3-8µ, dikelilingi spora
- Thorax : Jantung-pru dbn berkelompok berukuran 1-2µ (spaghetti and
- Abdomen : Datar, bising usus (+), nyeri tekan meatballs)
(-)
- Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

2. Pemeriksaan Dermatologis
Makula hipopigmentasi dalam berbagai ukuran
dengan skuama halus

DIAGNOSIS
Tinea Versikolor

FARMAKOLOGIS NON FARMAKOLOGIS


1. Topikal - Mengganti Pakaian jika kotor/lembap
- Ketoconazole cream 2x sehari selama 14 hari - Tidak menggunakan handuk bersama
- Menjaga higienitas
2. Sistemik - Menurunkan berat badan
- Ketoconazole tablet 2x200 mg selama 14 hari - Mengobati anggota keluarga dengan penyakit
- CTM 4mg bila gatal serupa
- Kontrol 1 minggu kemudian
2. INTERPRETASI KASUS
Ny. S 30 Tahun : Pasien merupakan seorang wanita yang cenderung mempunyai banyak
aktivitas dan pergerakkan. Umur dari pasien pun sudah masuk ke dalam umur yang rentan (16-
40 tahun)

Keluhan Utama
Gatal di punggung sejak 1 bulan yang lalu : Gatal pada punggung disebabkan oleh mediator
histamine akibat terjadinya degranulasi sel mast pada saat munculnya inflamasi. Penyebab dari
inflamasi dapat beruba adanya infeksi pathogen yang dapat berupa mikroorganisme, salah satu
mikroorganisme yang dapat menjadi faktornya adalah jamur. Infeksi jamur dapat terjadi
disebabkan oleh produksi keringat yang berlebih dan memicu jamur untuk tumbuh dengan cepat.
Pertumbuhan serta hasil metabolit dan enzim yang dihasilkan oleh jamur memicu terjadinya
mekanisme inflamasi ini.

RPS
1. Gatal di punggung sejak 1 bulan yang lalu : Gatal pada punggung disebabkan oleh mediator
histamine akibat terjadinya degranulasi sel mast pada saat munculnya inflamasi. Penyebab dari
inflamasi dapat beruba adanya infeksi pathogen yang dapat berupa mikroorganisme, salah satu
mikroorganisme yang dapat menjadi faktornya adalah jamur. Infeksi jamur dapat terjadi
disebabkan oleh produksi keringat yang berlebih dan memicu jamur untuk tumbuh dengan cepat.
Pertumbuhan serta hasil metabolit dan enzim yang dihasilkan oleh jamur memicu terjadinya
mekanisme inflamasi ini.

2. Gatal bertambah terutama jika berkeringat : Karena jamur dapat berkembang dengan
cepat dengan adanya keringat, hal ini menyebabkan lingkungan di sekitar jamur dan stratum
korneum akan semakin lembab dan basah jika terjadi peningkatan produksi keringat. Dengan
bertambahnya jumlah jamur, maka sel mast yang terdergranulasi akan meningkat dan
menyebabkan kulit bertambah gatal.

3. Ada bercak putih kemerahan pada punggung : Bercak putih kemerahan yang timbul pada
punggung pasien merupakan bentuk lesi dengan efloresensi macula hipopigmentasi yang terjadi
disebabkan oleh terhambatnya produksi melanin. Untuk warna kemerahan menunjukkan bahwa
lesi tersebut memiliki dasar eritem yang disebabkan oleh adanya inflamasi akibat infeksi jamur.
Adapun variasi daripada warna lesi yang berupa macula hiperpigmentasi atau macula yang
berwarna kecoklatan. Hal ini umumnya terjadi pada penderita dengan kulit putih/pucat.

RPD
1. Tidak ada riwayat alergi : Dengan mengetahui ada atau tidaknya riwayat alergi pada pasien,
dokter dapat menyimpulkan bahwa hal yang memicu reaksi inflamasi pada lesi di punggung
pasien bukan disebabkab oleh allergen sehingga penyakit yang dialami oleh pasien tidak
mengarah pada penyakit-penyakit alergi seperti dermatitis kontak alergik ataupun dermatitis
atopic.

RPK
1. Suami dan anak mempunyai kelihan yang sama : Dengan melihat lingkungan keluarga dari
pasien, hipotesis yang dapat diambil adalah penyakit yang dialami oleh pasien merupakan
penyakit yang menular. Hal ini pun didukung dengan pernyataan pasien bahwa pasien tidak
memiliki alergi sehingga memungkinkan bahwa penyakit tersebut dapat menular.

RPSos
1. Seorang buruh cuci : Hal ini dapat mendukung bahwa pasien melakuakn banyak pergerakan
dalam pekerjaannya sehingga memungkinkan bahwa pasien memproduksi banyak keringat yang
dapat meningkatkan aktivitas juga proliferasi dari jamur. Selain itu, lingkungan di sekitar pasien
lembab sehingga mendukung pertumbuhan jamur.

2. Menggunakan handuk bersama : Dari pernyataan pasien bahwa suami dan anaknya
memiliki keluhan yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa penyakit ini menular. Dengan
penggunaan handuk bersama menyebabkan handuk menjadi media transmisi dari jamur untuk
menginfeksi inang lainnya.

3. Mengganti pakaian sehari sekali : Jika dihubungkan dengan pekerjaan pasien yang
mendukung meningkatnya kelembaban kulit secara berlebihan, hal tersebut seharusnya memicu
pasien untuk mengganti baju saat pakaian sudah terasa lembab. Namun, jika pakaian pasien yang
lembab hanya diganti satu kali, hal tersebut akan membuat kulit pasien selalu lembab dan
menjadi tempat perkembang biakan jamur yang menginfeksi pasien.

HIPOTESIS
1. Pitiriasis versikolor : Efloresensi yang terjadi pada pasien mendukung diagnosis ini
dikarenakan terdapat macula hipopigmentasi dengan dasar eritem, skuama halus dan gatal
terutama saat berkeringat

2. Eritrasma : Eritrasma memiliki gambaran kemerahan seperti yang dijelaskan oleh pasien dan
skuama, tetapi hipotesis ini dihilangkan akibat dari predileksi penyakit ini umumnya
menginfeksi intertriginosa (pada lipatan) atau interdiginosa (pada sela-sela). Hal ini pun
didukung dengan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, pada saat pemeriksaan KOH
seharusnya negative karena eritrasma merupakan penyakit infeksi bakteri dan pada pemeriksaan
lampu wood akan menghasilkan warna Coral red.
3. Tinea Korporis : Tinea korporis memiliki efloresensi yang miri[ dengan tinea korporis yaitu
berbatas tegas, kemerahan, dan terdapat skuama, tetapi hipotesis ini dihilangkan karena bentuk
dari lesi tinea korporis merupakan central healing bukan macula hipopigmentasi. Hal ini pun
didukung dengan pemeriksaan penunjang lampu wood yang menghasilkan warna kuning
keemasan padahal pada tinea korporis jamur tidak akan memunculkan warna apapun jika di
periksa menggunakan lampu wood. Untuk pemeriksaan KOH, pada pasien terlihat hila
berkelompok mirip spaghetti and meatballs, sedangakn pada tinea korporis akan terlihat hifa
bersekat (artrospora)

4. Pitiriasis rosea : Memiliki gambaran eritem serta memiliki skuama, tetapi hipotesis ini
dihilangkan karena penyakit ini bukan disebabkan oleh jamur sehingga pada pemeriksaan KOH
seharusnya menunjukkan hasil yang negative serta memiliki ciri khusus berupa skuama kolaret
yang membentuk ke dalam.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis

1. Keadaan Umum : Sakit ringan : Pasien masih dapat beraktivitas seperti biasa namun sedikit
terganggu dengan adanya keluhan tersebut.

2. Kesadaran : Compos Mentis : Pasien dapat menjawab pertanyaan pertanyaan dokter dengan
baik yang menandakan bahwa kesadaran pasien masih penuh sehingga pernyataan pasien dapat
dijadikan sebagai dasar diagnosis.

3. Tanda vital : Dimulai dari TD, Penapasan, Nadi, dan Suhu semuanya berada ada batas normal
yang tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi karena berat badan pasien 70 kg dengan tinggi badan 150
cm, jika dihitung BMI dari pasien maka menunjukkan angka 31,1 dimana angka tersebut
menurut data WHO masuk ek dalam kategori obesitas 2. Dalam hal ini, obesitas dapat menjadi
faktor predisposisi dari pertumbuhan jamur dikarenakan dapat memproduksi keringat yang
berlebih sertam dapat menyebabkan imun menurun.

4. Kepala, mata, THT, leher, abdomen, ekstremitas : Mempunyai hasil yang normal sehingga
tidak peru dikhawatirkan

PEMERIKSAAN DERMATOLOGIS
Makula hipopigmentasi berbagai ukuran dan skuama menandakan gambaran lesi untuk
pitiriasis versikolor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap : Pada pemeriksaan darah lengkap menunjukkan hasil dimana semuanya
dalam batas normal

2. GDS : Menunjukkan hasil normal yang menandakan bahwa pasien tidak mempunyai diabetes
yang kemungkinan dapat memengaruhi penyakit atau keluhan yang dideritanya.

PEMERIKSAAN LAMPU WOOD


Fluoresensi kuning keemasan : Menggambarkan fluoresensi khas dari Malassezia furfur yang
merupakan etiologic dari pitiriasis versikolor.

PEMERIKSAAN KOH
Hifa pendek tebal 3-8µ, dikelilingi spora berkelompok berukuran 1-2µ (spaghetti and
meatballs) : Memberikan hasil positif bahwa penyakit ini merupakan penyakit jamur sehingga
dapat mengeliminiasi pitiriasis rosea dan eritrasma yang bukan disebabkan oleh jamur. Selain
itu, pemeriksaan ini dapat memperkuat etiologic Malassezia furfur yang memiliki gambar
mikroskopik seperti yang telah dijabarkan.

DIAGNOSIS
Pitiriasis Versikolor : Berdasarkan hasil anamnesa dan analisa dari setiap pernyataan pasien
yang didukung oleh pemeriksaan fisik juga pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan,
penyakit yang dialami oleh pasien menunjukkan gejala dan ciri-ciri dari penyakit Pitiriasis
Versikolor.

TATA LAKSANA
1. Farmakologis
a. Topikal : - Ketoconazole cream 2x1 selama 14 hari yang berfungsi sebagai antifungal
karena bersifat fungistatik dan dapat menghambat pertumbuhan jamur
b. Sistemik : - Ketoconazole tablet 2x200 mg selama 14 hari yang berfungsi sebagai
antifungal karena bersifat fungistatik dan dapat menghambat pertumbuhan
jamur
- CTM 4 mg bila gatal sebagai anti-histamin sehingga dapat menghambat
produksi histamine dan mengurangi rasa gatal
2. Non-Farmakologis
a. Mengganti Pakaian jika kotor/lembap untuk menghindari pertumbuhan jamur berlebih
b. Tidak menggunakan handuk bersama untuk menghindari penularan dengan sesame
penderita ataupun dengan orang yang sehat
c. Menjaga higienitas agar dapat terhindar dari infeksi sekunder ataupun penyebar luasan
jamur pada tubuh
d. Menurunkan berat badan sehingga dapat mengurangi faktor predisposisi dari penyakit
yang dialami pasien
e. Mengobati anggota keluarga dengan penyakit serupa sehingga penyebaran dan
penularan penyakit dapat terhenti
f. Kontrol 1 minggu kemudian

Anda mungkin juga menyukai