Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP ASAM BASA DAN PERMASALAHAN


PERHITUNGAN DALAM ASAM BASA

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Kimia Dasar”

DOSEN PENGAMPU: Nasrul Hakim, M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok IV Kelas A

1. Annisa Elyfia S (1801061003)


2. Risky Suci Pratiwi (1801061031)
3. Salimah (1801061032)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


TADRIS PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan
bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada mata kuliah Kimia Dasar di Institut Agama Islam Negeri Metro.
Serta membantu mahasiswa ataupun pembaca untuk menambah wawasan tentang
KONSEP ASAM BASA DAN PERMASALAHAN PERHITUNGAN
DALAM ASAM BASA. Akhir kata, kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Namun, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamin.

Metro, 9 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Asam basa ........................................................................................................ 2
B. Konsep asam basa............................................................................................. 2
C. Kesalahan perhitungan dalam asam basa ......................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Asam dan basa merupakan senyawa penting yang berperan besar dalam
kehidupan sehari-hari, seperti dalam tubuh makhluk hidup, makanan dan
obat-obatan, produk rumah tangga, pertanian, maupun bahan baku industri.
Ada tiga teori tentang asam dan basa. Teori asam dan basa, pertama adalah
teori Arrhenius. Asam basa didefinisikan berdasarkan pelepasan ion H+ dan
OH- dari basa dipahami sebagai reaksi kesetimbangan. Teori Arrhenius
banyak digunakan untuk menjelaskan reaksi asam dan basa dalam pelarut air.
Teori kedua yang lebih luas lagi, yakni teori Bronsted-Lawry dapat
menjelaskan reaksi asam basa yang terjadi dalam pelarut air, pelarut bukan
air, maupun tanpa pelarut air. Teori ketiga, yakni teori Lewis lebih luas
dibandingkan teori Arrhenius dan teori Bronsted-Lawry, yang lebih banyak
digunakan untuk reaksi asam basa pada pembentukan ion logam kompleks
dan dalam kimia organik.
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam
sitrat pada jeruk, asam cuka, asam tartrat pada anggur, asam laktat
ditimbulkan dari air susu yang rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai
sifat yang licin dan berasa pahit, misalnya sabun.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian asam?
2. Bagaimana konsep asam dan basa menurut para ahli?
3. Bagaimana perhitungan dalam asam dan basa?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asam dan basa


Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka.
Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa
digunakan dalam pembuatan sabun, juga sudah lama diketahui bahwa asam
dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan
misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun
yang tajam. Cuka mengandung asam asetat dan asam tanak dari kulit pohon
digunakan untuk menyamak kulit. Asam dan basa merupakan dua senyawa
kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
B. Konsep asam basa menurut para ahli
1. Konsep asam basa Arrhenius

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan


Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang
ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau
terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana
kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-
ion hidrogen di dalamnya. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang
dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air
melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan
pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam umumnya merupakan
senyawa kovalen dan akan menjadi bersifat asam jika sudah larut didalam
air. Sebagai contoh gas hydrogen klorida bukan merupkan asam, tetapi
jika sudah dilarutkan didalam air akan menghasilkan ion H+. Reaksi yang
terjadi adalah:

HCl (Aq)  H+ (Aq) + Cl- (Aq)

2
Beberapa contoh asam, nama asam, dan reaksi ionisasinya:

Menurut Arrhenius, asam kuat merupakan asam yang derajat


ionisasinya besar atau mudah terurai dan banyak menghasilkan ion H+
dalam larutan nya. Contoh asam kuat antara lain: HCl, HBr, Hl, H2SO4,
HNO3, dan HClO4.

Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang didalam air


(larutan) dapat menghasilkan OH-. Umumnya, basa terbentuk dari
senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (-OH) didalam nya.
Akan tetapi, ammonia (NH3) meskipun merupakan suatu senyawa
kovalen, tetapi di dalam air termasuk senyawa basa, sebab setelah
dilarutkan kedalam air dapat menghasilkan ion OH-.

Contoh: NaOH (Aq)  Na+ (Aq) + OH- (Aq)

3
Beberapa contoh basa, nama basa, dan reaksi ionisasinya:

Tidak semua senyawa yang mengandung gugus –OH merupakan


suatu basa. Contohnya CH3COOH dan C6H5OH justru merupakan asam.
Menurut Arrhenius terdapat basa kuat dan basa lemah. Basa kuat
merupakan basa yang mudah terionisasi dalam larutannya dn banyak
menghasilkan ion OH-. Contohnya KOH, NaOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2.

2. Konsep asam basa Bronsted-Lowry

Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi


proton, sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu
reaksi pemindahan proton. Berdasarkan kenyataan tersebut mengusulkan
bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu
larutan adalah ion H+ atau proton (ingat bahwa hydrogen hanya
mempunyai sebuah proton dan sebuah electron, jadi jika elektronnya
dilepaskan menjadi ion +1, yang tinggal hanya proton saja). Menurut
konsep Bronsted-Lowry asam adalah spesi (ion/ molekul) yang berperan
sebagai proton donor (pemberi proton/ H+) kepada suatu spesi yang lain.
Basa adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak menjadi proton
akseptor (penerima proton atau H+).

 Perhatikan contoh berikut.

NH4 + (aq) + H2O(l) ⎯→ NH3(aq) + H3O+(aq)

4
Asam dan basa

H2O(l) + NH3(aq) ⎯⎯→ NH4+(aq) + OH–(aq)

asam dan basa

 Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor
proton) dan sebagai basa (akseptor proton).
 Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).

 Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep


asam-basa Arrhenius karena hal-hal berikut :

1. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi


juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi
tanpa pelarut.
2. Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat
berupa kation atau anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat
menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam
adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.

Asam dan Basa Konjugasi

 Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang
disebut basa konjugasi dari asam tersebut.
 Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.

5
Perhatikan tabel berikut.

 Pasangan asam-basa setelah terjadi serah-terima proton dinamakan asam-


basa konjugasi.

3. Konsep asam basa Lewis

Pada tahun 1932, ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru
mengenai asam basa . Menurut konsep tersebut, yang dimaksud dengan
asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan
electron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan electron, sedangkan
basa lewis adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan electron
kepada senyawa lain atau donor pasangan electron.

Asam menurut Lewis adalah zat yang dapat menerima pasangan


electron (akseptor pasangan electron). Basa menurut Lewis adalah zat
yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).
Lewis mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti
halnya asam (H+) sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat

6
menerima sepasang elektron dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan
kovalen antara B dan H.

Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan Bronsted
Lowry , karena :

 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam
pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan
transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.

C. Perhitungan dalam asam dan basa


a) Pengaruh asam dan basa terhadap kesetimbangan air.
a) Asam kuat
Asam kuat merupakan asam yang dianggap terionisasi
sempurna dalam larutannya. Jika didalam air terlarut asam
kuat, misalnya HCl 0,1 M kesetimbangan air akan
terganggu. Secara umum jika di dalam air terdapat asam
kuat (HnA) dengan konsentrasi a mol/liter, konsentrasi ion
H+ dalam asam tersebut dapat dihitung dengan cara:
HnA(Aq)nH+(Aq) + An-(Aq)
a mol/ L (n x a) mol/ L
[H+]= (n x a) mol/ L
Dengan: a = kemolaran asam

n = jumlah ion H+ yang dihasilkan dari ionisasi asam

contoh soal: Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam larutan H2SO4 0,05 M?

Jawab: H2SO4 (Aq)  2H+ (Aq) + SO42- (Aq)

0,05 M (2 x 0,05) M

Jadi, [H+] = 0,1 M

7
b) Basa kuat
Secara umum, jika didalam air terdapat basa kuat (L(OH)n)
dengan konsentrasi b mol/ liter, konsentrasi ion OH- dalam
basa dapat dihitung dengan cara:
(L(OH)n) (Aq)  Ln+ (Aq) + n OH- (Aq)
b mol/ liter (n x b) mol/ liter
Dengan: b = kemolaran basa
n = jumlah ion OH- yang dihasilkan dalam ionisasi basa

Contoh soal: hitunglah [OH-] yang terdapat dalam larutan NaOH 0,01 M?

Jawab:

NaOH(Aq) Na+ (Aq) + OH- (Aq)

0,01 M 0,01 M

Jadi:

[OH-] = 0,01 M

c) Asam lemah

[H+] = Ka. [HA]

atau: [H+] = √ Ka . [HA]


Dengan: Ka= tetapan ionisasi asam

[HA]= konsentrasi asam

d) Basa lemah

[OH-] = Kb. [M(OH)]


atau: √Kb . [M(OH)]
Dengan: Kb= tetapan ionisasi basa

(OH)= konsentrasi basa

8
b) Konsep perhitungan PH asam dan basa

pH ialah suatu parameter yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat


keasaman, semakin rendah pH maka menunjukkan keasaman, sebaliknya jika
pH semakin besar nilainya maka makin menunjukkan kebasaan.

 Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.


 Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
 Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
 Perhitungan pH
pH=-Log[H+]
pH= 14 – pOH
pOH=-Log[OH–]
 Berapa pH dari :
a. Larutan HCL 0,1 M

Jawab
a. HCL → H+ + Cl-
[H+] = Ka . [HA] .
= 1 . 0,1 = 0,1 M
pH = - log 0,1 = - log 10-1
=1

 Hitunglah pH dari 0,025 mol CH3COOH dalam 250 mL


larutannya, jika Ka =10-5 !

Jawab :
Molaritas = mol/v = 0,025/0,25 = 0.1
[H+] = √ Ka . [HA]
= √ 10-5 . 0,1
= √ 10-6
= 10-3 M
pH = - log 10-3

9
=3

Hitung pH dari :
a. 100 mL larutan KOH 0,1 M !
b. Larutan Ca(OH)2 0,001 !

Jawab :

a. KOH → K+ + OH-
[OH-] = Kb. [M(OH)]
= 1 . 0,1 M = 10-1 M
pOH = - log 10-1
=1
pH = 14 – pOH
= 14 – 1
= 13

b. Ca(OH)2 → Ca2+ + 2OH-


[OH-] = Kb. [M(OH)]
= 2 . 0,001 = 2 x 10-3 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 – log 2
pH = 14 - pOH
= 14 – (3-log 2)
= 11 + log 2

 Hitung pH dari larutan 500 mL amonia 0,1M (Kb= 4 x 10-5

Jawab
NH4OH → NH4+ + OH-
[OH- ]= √Kb . [M(OH)]
= √ 4x 10-5 . 0,1
= √ 4 x 10-6
= 2 x 10-3 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 – log 2
pH = 14 – pOH
= 14 – (3 - l0g 2)
= 11 + log 2

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa: asam


(acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan
sabun, juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan.
Ada beberapa konsep asam dan basa menurut para ahli yaitu: konsep asam
basa Arrhenius, konsep asam asam basa Bronsted-Lawry, dan konsep asam
basa menurut Lewis. Perhitungan dalam asam dan basa ada beberapa yaitu:
Pengaruh asam dan basa terhadap kesetimbangan air. Dan Konsep
perhitungan PH asam dan basa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sudarmo, Unggul. 2013. KIMIA untuk SMA/ MA Kelas XI. Surakarta: Erlangga

Sugiyarto, H, Kristian. 2004. KIMIA ANORGANIK 1. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta

Vietry. 2014. Makalah keseimbangan asam basa.


http://vietry.blogspot.com/2014/12/makalah-keseimbangan-asam-
basa.html?m=1. Diakses 17 Maret pukul 11:00 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai