BAHASA INDONESIA
TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH
Dosen Pengampu: Nurma Aini Hanapi, M. Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 14/ Kelas A:
1. Diah Maryya Ulfa (1801061011)
2. Husna Hamidah (1801061018)
3. Riza Erviana (1801062011)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Nabi kita Muhammad SAW yang telah mengajak manusia dari jaman kegelapan
menuju jaman yang terang. Terimakasih kepada penyusun makalah yang berjudul
“Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia. Makalah ini disusun atas ketenangan hati, jiwa, dan raga namun
banyak sedikitnya kesulitan itu pasti ada saat kami menyusun. Dan terimakasih
kepada dosen pengampu kami ibu Aini Hanapi, M. Pd. yang telah membimbing kami.
Kami mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Dengan
rendah hati, kami harap kepada pembaca untuk memberika saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna memperbaiki makalah di waktu selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah adalah Robert Day dan Barbara Gastel (2012: 18), menyatakan
bahwa karya ilmiah adalah laporan yang tertulis dan dipublikasikan yang
menggambarkan hasil temuan yang sebenarnya. Karya ilmiah harus ditulis
dengan cara tertentu sesuai dengan tradisi, etika ilmiah, dan prosedur penerbitan.
Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah adalah karngan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta yang ditulis menurut metodologi penlisan yang baik dan benar
(Zaenal Arifin, 2008: 1-2). Harun Joko Prayitno mngemukakan bahawa karya
ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuwan (Hernwo, 2003: 150). Dalam hal
ini yang dimaksud degan kaidah-kaidah keilmuwan adalah karya ilmiah itu
menggunakan metode ilmiah untuk membahas permasalahan, sajiannya
menggunakan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, dan menggunakan prinsip-
prinsip keilmuwan lain.
Seperti yang kita ketahui banyak sekali karya ilmiah yang biasa kita jumpai,
pada umummnya kesulitan yang kita hadapi adalah bagaimana cara atau teknik
penulisannya dan tahapannya, yang biasa terjadi adalah kesalahan saat penulisan
daftar rujukan, bahasa yang digunakan, dan masih ada lagi lainnya. Karya ilmiah
ini cukup penting untuk dipelajari karena dalam menulis Paper/ makalah, Artikel,
Skripsi, Tesis, Disertasi dan Buku pelajaran/ pengayaan kita mengguna teknik-
teknik penulisan karya ilmiah, dengan demikian kita dapat mengetahui letak
dimana salah ketika kita membuat sebuah karaya ilmiah. Karya ilmiah ini sering
kita kerjakan seperti makalah, maka dari itu supaya tingkat kesalahannya sedikit
kita pelajari tata cara penulisan karya ilmiah ini, dengan begitu kita akan lebih
mudah dalam membuat karya ilmiah seperti makalah.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2. Apa saja teknik penulisan karya ilmiah?
3. Apa saja langkah-langkah penulisan karya ilmiah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu karya ilmiah.
2. Untuk mengetahui bagaimana teknik penulisan karya ilmiah.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penulisan karya ilmiah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2), karya ilmiah adalah laporan tertulis tentang (hasil) kegiatan ilmiah. Kegiatan
ilmiah itu sendiri merupakan kegiatan untuk menyelesaikan masalah melalui
pendekatan alur berpikir ilmiah. Sikap penulis dalam menulis karya ilmiah harus
objektif. Langkah-langkah pengorganisasian gagasan harus menjadi kesepkatan
para ilmuwan. Dengan kata lain, ilmiah menggunakan dasar, sistematika, dan
penyususnan yang sesuai dengan kaidah ilmiah.
Dari pengertian diatas dapat disimpilkan bahawa karya ilmiah merupakan
suatu karangan yang mana isinya mengungkapkan pembahasan yang lengkap
secara ilmiah dan di tulis dengan kaidah keilmuwan.
4
4. Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode
tertentu.
5. Bahasanya harus lugas, terperinci, teratur, dan cermat
6. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringas, dan tepat sehingga
tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa yng baku. Bahasa
baku cenderung bersifat tetap, tidak mudah berubh setiap saat. Selain itu, bahasa
baku biasanya menunjukkan penalaran yang logis dan sistematis. Hal itu
terwujud pada pilihan kata /istilah dan kalimat-kalimat yang efektif. Termasuk
juga terwujud pada bagaimana menyusun kata, kalimat, dan paragraph sehingga
menjadi kesatuan bahasa baik. Menurut Widyamartaya & Sudiati (2000:103),
pembaca karya ilmiah harus dapat merasakan adanya daya lukis, daya kupas, dan
daya tafsir yang memadai atas setiap dan keseluruhan uraian.
5
Namun, dalam memperoleh informasi atau ide harus dicantumkan sumbernya
secara jelas. Setiap penulis karya ilmiah harus mereferensi sumber informasi
yang dirujuk. Dengan kata lain, penulis karya ilmiah harus memberitahukan
sumber informasi atau ide yang digunakan dalam sebuah tulisan ilmiah. Hal ini
sangat penting agar pembaca bisa tahu dari mana saja informasi-informasi dalam
sebuah karya ilmiah itu didapatkan. Disamping dapat menunjukan penghormatan
kepada pemilik asli sebuah ide atau karya, penulisan sumber informasi juga dapat
digunakan untuk membuktikan kebenaran inrofmasi yang ada dalam tulisan itu.
Dengan adanya kejelasan sumber informasi, penulis karya ilmiah juga telah
menunjukan bahwa dirinya adalah orang yang dipercaya. Tulisan-tulisannya
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada dua model penulisan karya
ilmiah yaitu:
1. Teknik Penulisan
a. Cara Mereferensi dalam Teks
Perujukan model Havarddilakukan dengan cara menuliskan anama
akhir pengarang, tangggal, dan nomor halaman didalam tanda kurung
(…). Dalam menuliskan nama pengarang tidak perlu menyertakan nama
secara utuh. Gelar pengearang tidak perlu disertakan. Nama keluarga
biasanya ditampilkan diawal nama pengarang namun, hanya diluar negri
yang umumnya menggunkan nama keluarga. Apabila kita merujuk pada
karya terjemahan maka yang ditulis adaah nama penulisnya ukan nama
penerjemahnya. Sementara yang dimaksud tanggal dalam konteks ini
sering diartikan tahun publikasi.Apabila memungkinkan, nomor halaman
yang dikutip juga sebaiknya juga dicantumkan namun, nomor halaman
tidak diperlukan apabila yang direferensi adalah informasi secara umum.
Antara tahun publikasi dan nomor halaman ditulis dalam tanda kurung dan
dipisahkan dengan tanda baca titik dua (:).Urutannya adalah angka tahun
diikuti nomor halaman.Perhatikan contoh berikut ini.
6
bahwa….
Namun, apabila kita akan mengutip tanpa menampilkan nama koma
dan satu spasi. Sementara itu, tahun publikasi dan nomor halaman
dipisahkan dengan tanda baca pengarang dalam suatu kalimat antara
pengarang dan tahun publikasi dipisahkan dengan tanda koma dan satu
spasi.
Variabel adalah suatu karasteristik dari suatu objek yang nilainya untuk tiap
objek bervariasi dan dapat diobservasi atau dibilang atau diukur
(Sukestiyarno, 2014: 6)
Apabila penulisa menerbitkan lebih dari satu karya dalam tautan yang
sama maka harus dibedakan anatara karya yang satu denga yang lain
dengan cara menggunakan huruf kecil setelah angka tahun. Demikian
pula penulisan dalam daftar pustaka juga menggunakan huruf kecil
Contoh:
Apabila ada dua pengarang dalam suatau karya, kedua nama tersebut
harus ditulis. Jika lebih dari dua pengarang, yang harus ditulis adalah
7
nama pengarang uatama dan dibelakangnya ditamahakan kata “et al.”
atau “dkk.” Perhatikan contoh berikut
Apabila suatu sumber pustaka tidak ada nama pengarang atau nama
lembaga yang menerbitka maka gunakan judul sumber pustaka tersebut
dengan format italic. Perhatikan contoh berikut.
8
Namun jika tidak ada nama pengarang atau lembagayang menerbitkan
atau judul tulisanmaka gunakanlah kata “Anon”. Perhatikan contoh
berikut.
2. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang sesuai dengan aslinya tanpa
melakukan perubahan ke dalam tulisan kita.menurut Mungin E. Wibowo dkk,.
(2006: 68-69), pembuatan kutipan seperti ini didasari prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a. Kutipan langsung hanya digunakan apabila perkataan atau ungkapan asli
pengarang demikian padat, berbobot, dan meyakinkan. Kutipan seperti ini
biasanya menambah daya kepada karya ilmiah,
b. Kutipan langsung dapat digunakan untuk mendokumentasikan
argumentasi yang tidak cukup disampaikan dalam bentuk catatan kaki,
c. Kutipan langsung data digunakan dalam memberikan komentar atau
memebela, menolak, menganalaisis gagasan yang disampaikan oleh
pengarang,
9
d. Kutipan lngsung dapat digunakan bilamana perubahan dapat
menyebabkan salah faham atau salah tafsir,
e. Kutipan langsung dilakukan untuk mengutip rumus-rumus seperti rumus
matematika, kimia, atau rumus ilmiah lainnya,
f. Pengutipan langsung dari bahan nonkomersil (tanpa hak cipta) dapat
dilakukan tanpa izin pengarang.
Kutipan langsung panjang atau kutipan yang lebih dari empat baris
dilakukan dengan cara dipisahkan dengan badan teks. Jarak antar baris dalam
kutipan dibuat lebih rapat. Kutipan langsung panjang boleh menggunakan
tanda kutip dan boleh tidak. Kutipan dibuat menjorok kedalam anatar 5-7
ketukan. Kita boleh menghilangkan bagian dalam kutipan asalakan tidak
mengubah makna. Untuk penghilangan bagian kaliamat dengan titik tiga. Jika
yang dihilangkan lebih dari satu baris maka digantikan dengan titik sepanjang
10
satu barisan. Biasakan memperkenalan kutipan dengan kaliamat pembuka
dengan memakai tanda titik dua.Perhatikan contoh berikut.
5000
4000
3000
2000
1000
0
2010 2011 2012
Tahun
11
langsung tidak menggunakan tanda kutip. Menurut Mungin E. Wibowo
dkk. (2006: 75-76), kutipan tidak langsung sering menimbulkan
kecurigaan pembaca yang secara umum disebabkan oleh hal-hal berikut:
a. Pembuatan catatan dari sumber tertentu, kemudian menyalin dan
memasukkannya kedalam bagian pokok karya ilmiah tanpa mengingat
bahwa catatan itu berasal dari sumber yang berhak cipta.
b. Penggunaan buku yang mencakupi bidang pengetahuan yang persis
sama dengan bidang yang digelutinya.
c. Pengambilan inti sari suatu sumber dan merumuskannya menggunakan
perkataan sendiri, tetapi tidak menyebutkan sumber kutipan itu.
d. Pengutipan dari catatan-catatan yang dibuat selama perkuliahan tanpa
menyadari bahwa catatan-catatan itu dikutip dari sumber tertentu.
e. Tindakan sengaja mengguanakan tulisan orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya.
12
Jakarta: PT Gramedia Utama
Wong, S. L., Wan, Z., dan Cheng, M. W. (2011). “Learning nature of science
through socioscientific issues” Dalam T. D. Sadler (Ed.), Socio-
scientific-issues in the classroom. Dordrecht: Spinger
Apabila sumber referensi itu berupa skripsi, tesis, atau disertasi maka
nama perguruan tinggi harus dicantumkan. Sedangkan apabila suber
referensi itu publikasi pemerintah maka penulisnya mengikuti format
buku. Contoh
13
Apabila kita akan merefensi pustaka yang berupa jurnal ilmiah maka
harus ditulis judul artikel yang ada di dalam jurnal dan nama jurnal serta
tanggal terbitan jurnalnya. Judul artikel diapit dalam tanda kutip dan
nama jurnal ditulis dengan huruf miring. Perhatikan contoh dibawah ini.
14
petunjuk sumber referensi, memberi penjelasan, atau gabungan dari
semuanya. Selain itu, catatan kaki juga bisa digunakan untuk memenberi
penjelasan pernytaan yang ada dalam teks. Penjelasan berupa keterangan
yang memperluas atau memperdalam pembahasan yang diperlukan yang
apabila dimasukkan kedalam teks menjadi tidak relevan.
Catatan kaki bertujuan untuk pembuktian, mengapresiasi,
menyampaikan keterngan lanjutan, atau merujuk bagian lain yang ada
pada tulisa. Sebagai pembuktian, cacatan kaki digunakan untuk
menunjukkan bukti bahwa pernyataannya ada dalam sumber lain atau
telah dibuktikan oleh orang lain. Sebagai apresiasi catatan kaki digunakan
untuk menghargai pada orang yang telah dikutip dan unutk
menyampaikan rasa terima kasih.Sebagai keterangan lanjutan, catatan kaki
juga digunakan untuk memperkuat pernyataan dengan uraian yang berada
diluar teks. Keterangan lanjutan dapat berupa cerita, informasi tambahan,
komentar dari ahli, dan lain sebagainya. Sebagai rujukan bagi yang lain
catatan kaki juga digunakan untuk menunjukkan bagian lain dalam tulisan
yang memiliki kaitan pernyataan dalam teks.
15
Ada empat unsur dalam catatan kaki sumber referensi, yaitu nama
pengarang, judul referensi, data publikasi, dan nomor halaman. Pertama,
nama pengarang, penulisan catatan kaki dimulai dari nama pengarang.
Nama pengarang ditulis biasa sesuai dengan sumber referensi. Gelar tidak
perlu ditulis dan tidak perlu dibalik seperti daftar pustaka. Apabila apabila
pengarangnya dua orang maka ditulis semua dan dipisahkan dengan kata
“dan” atau “&”. Namun, bila pengarang lebih dari dua maka kita dapat
menuliskan nama pengarang pertama dan nama pengarang yang lain
diwakili dengan istilah “dkk.” atau “et.al.” atau ”and others.”Apabila
sumber referensi yang dikutip adalah terjemahan maka yang ditulis nama
pengarang aslinya dan juga nama penerjemahnya. Pengarang asli ditulis
paling depan diikuti judul buku, baru kemudian bisa ditulis nama
penerjemahnya. Jika tidak ditemukan nama pengarang, pemilik, atau
editor maka penulisan catatan kaki dimulai denga judul. Tidak
mengguanakn istilah anonymous.
Kedua, judul referensi, ditulis miring atau italic. Judul tulisan yang
berada didalam buku ditulis biasa, tetapi diapit tanda petik. Dalam hal
sebuah buku itu merupakan buku edisi maka edisi keberapa harus
dicantumkan. Hal ini penting karena setiap edisi pasti membawa
perubahan didalam isinya. Edisi buku dicantumkan setelah judul buku.
Kata-kata yang umum digunakan misalnya: edisi, ed. (edition), 2nddan 3rd.
huruf pertama pada edisi dibuat capital. Apabila sumber referensi yang
kita kutip berupa karya tulis berupa tugas akhir maka harus dituliskan
jenisnya. Penulisannya diletakkan setelah judul.
16
penerbit. Apabila tidak ditemukan nama penerbit maka kita bisa
mnggantinya dengan kata publisher unknown.
17
Penegasan dapat dilakukan dengan cara mengulang kata ayang sama, atau
memindahkan letak fasenya. Berikut beberapa langkah penulisan karya
ilmiah.
1. Memilih topik dan tema
Zaenal Arifin, mengemukakan beberapa hal yang patut dipertimbangkan
dengan saksama dalam memilih topik karya ilmiah, yaitu sebagai berikut.
a. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita, hindari topik yang jauh
dari kita karena akan menyulitkan saat proses penggarapan.
b. Topik yang dipilih harus yang paling menarik dari perhatian kita.
c. Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan
terbatas.
d. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif .
e. Topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
f. Topik ang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahasa
kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah
yang akan ditulis.
Selain pertimbangan yang disebutkan diatas, masalah nasional ataupun
masalah internasional juga patut menjadi pertimbanagan dalam memilih
topik. Karena peristiwa nasional maupun internasional merupakan
peristiwa yang mengundang banayak perhatian orang. Topik yang
dipersempit menjadi tema. Tema adalah pernyataan inti dari sebuah topik.
2. Menentukan judul
Dalam menentukan judul harus memepertimnbangkan hal-hal berikut.
a. Singkat
b. Mampu menggambarkan keseluruhan isi karya ilmiah
c. Deskriptif dan informatif
d. Hindari penggunaan singkatan dalam judul.
3. Mengumpulkan bahan
Secara umum, ada dua jenis bahan tulisan karya ilmiah, yaitu bahan
pustaka dan non-pustaka. Bahanpustaka dapat berupa jurnal,
18
ensiklopedia, prosiding, artikel, buku teks, hasil penelitian, media
cetak, dan arsip. Dalam mencari bahan pustaka usahakan juga mencari
bahan pustaka internasional yang bereputasi internasioal. Bahan non-
pustaka juga dapat diajdikan bahan tulisan. Bahan non-pustaka dapat
diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan angket atau kuesioner.
4. Membuat outline
Outline adalah keramgka tau garis besar. Dalam konteks ini, outline
adalah rencana penulis karya tulis yang berupa garis-garis besar
tersusun secara sistematis, logis, jelas, dan terstruktur.
Wishnubroto widarso(1992: 69-70) menyebutkan bahwa ada beberapa jenis
outline, yaitu:
a. Outline paragraf, dibuat berdasarkan pokok pikiran yang akan menjiwai
tiap paragraf atau alenia. Kelebihan outline ini ialah kita akan
terbimbing langkah demi langkah dalam menulis. Kelemahannya ialah
membutuhkan banyak waktu dan energi untuk sekedar membuat outline.
b. Outline topik, outline jenis ini lebih sederhana dari pada outline paragraf
karena tidak perlu dibuat per paragraf atau per alenia. Kelebihan outline
ini adalah cukup singkat sehingga dapat menghemat waktu dan energi.
Kelemahannya adalah kurang rinci sehingga ada kemungkinan topik
kecil yang mestinya dibicarakan dalam suatu paragraf pendek yang
mungkin berfungsi sebagai jembatan antara paragraf sebelumya dengan
paragraf berikutnya dapat terlupakan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karya ilmiah adalah laporan yang tertulis dan dipublikasikan yang
menggambarkan hasil temuan yang sebenarnya. Karya ilmiah harus ditulis
dengan cara tertentu sesuai dengan tradisi, etika ilmiah, dan prosedur
penerbitan. Teknik penulisan karya ilmiah meliputi cara mereferensi teks,
kutipan langsung, kutipan tidak langsung, cara menulis daftar pustaka dan
catatan kaki. Sementara itu tahapan penulisan meliputi, memilih topik dan
tema, menetukan judul, mengumpulkan bahan, dan membuat outline.
20
DAFTAR PUSTAKA
Tanjung , Bahdin Nur. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposa, Skripsi,
dan Tesis dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
21
LAMPIRAN
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31