8/29/19
Dalam keseharian manusia sangat dekat dengan komponen elektronika, seperti pada gadget,
laptop, televisi, AC dan peralatan lainnya. Komponen-komponen elektronika tersebut dirangkai
menjadi satu kesatuan rangkaian listrik. Salah satu komponen yang jamak ditemui dan memiliki fungsi
yang sangat penting adalah resistor yang berfungsi sebagai hambatan untuk membatasi serta
mengatur besaran arus listrik yang ada pada suatu rangkaian elektronika. Sebagaimana yang
diketahui bahwa tidak semua alat listrik membutuhkan daya listrik sebesar dengan sumber arus yang
ada, sehingga butuh penghambat untuk membuat alat tersebut bisa beroperasi dengan baik. Alat
listrik yang kekurangan atau kelebihan daya akan membuat alat bekerja tidak optimal.
Hambatan didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat menahan arus listrik. Pada dasarnya,
setiap material memiliki sifat yang menghambat arus listrik. Ada dua jenis hambatan pada suatu
rangkaian, yaitu hambatan dalam dan hambatan luar. Hambatan dalam adalah hambatan yang
berasal dari bahan itu sendiri (biasanya dipengaruhi oleh massa jenis kawat, panjang kawat dan
penampang kawat), sedangkan hambatan luar adalah adalah hambatan pada rangkaian yang
biasanya berasal dari resistor.
Suatu sumber tegangan, misalnya baterai atau dinamo, mempunyai hambatan dalam (𝑟)
sehingga ketika sumber tegangan mengeluarkan arus, tegangannya akan menurun. Pada percobaan
ini, akan diteliti dan dibahas terkait tentang hambatan dalam. Percobaan ini penting dilakukan untuk
memahami konsep keilmuan hambatan listrik dalam fisika sekaligus untuk mengetahui bagaimana
pengaruh hambatan terhadap arus listrik dalam sebuah komponen.
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan menambah pemahaman terhadap konsep
hambatan dalam, serta memberikan informasi terkait pengaruh hambatan terhadap arus listrik
dalam sebuah komponen.
1
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
Suatu sumber tegangan, misalnya baterai atau dinamo, mempunyai hambatan dalam (𝑟)
sehingga ketika sumber tegangan mengeluarkan arus, tegangannya akan menurun. Hambatan
adalah sesuatu yang dapat menahan arus listrik. Dalam suatu hambatan, atom-atom nya akan
Simon Ohm menyatakan bahwa, “Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar
sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar, asal penghantar tersebut
tidak berubah.” Ditunjukkan dalam grafik sebagai berikut:
Perbandingan tegangan (𝑉) dengan kuat arus (𝐼) adalah tetap dan disebut dengan hambatan
(𝑅). Secara umum, hokum Ohm dinyatakan dengan rumus:
2
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
𝑉 =𝐼∙𝑅 (1)
dengan: 𝑉 = tegangan (volt), 𝐼 = kuat arus (ampere), 𝑅 = hambatan (ohm [Ω])
Jika suatu sumber tegangan dengan besar ggl (tegangan dari suatu sumber tegangan
sebelum mengalirkan arus) adalah 𝑉 dan mempunyai tahanan dalam (𝑟), dihubungkan dengan
tahanan luar (𝑅) maka diperoleh persamaan (2) dan arus yang mengalir sebagaimana tampak
pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema rangkaian antara sumber tegangan (ggl) V dengan tahanan dalam r yang
dihubungkan dengan tahanan luar R.
𝑉 𝑉 (2)
𝐼= atau 𝑅 + 𝑟 =
𝑅+𝑟 𝐼
3
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
4
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
𝑉 1 𝑅+𝑟
𝐼= →→ =
𝑅+𝑟 𝐼 𝑉
1 1 1
= 𝑅+ 𝑟
𝐼 𝑉 𝑉
(3)
𝑦 𝑚𝑥 𝑐
Regresi linear:
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚=
∆
∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑐=
∆
∑ 𝑥2
𝜎𝑚 = 𝜎𝑦 √
∆
𝑛
𝜎𝑐 = 𝜎𝑦 √
∆
2
∆= 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)
𝑛
1
𝜎𝑦 = √ ∑(𝑦𝑖 − 𝑚 − 𝑐𝑥𝑖 )2 atau
𝑛−2
𝑖=1
5
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
1 1 1
𝑚= ; →→ 𝑉 = dan ∆𝑉 = ∆𝑚
𝑉 𝑚 𝑚2
∴ 𝑉 ± ∆𝑉 = (⋯ ± ⋯ ) 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑟
𝑐= ; →→𝑟 =𝑉∙𝑐 dan ∆𝑟 = √(𝑐 ∙ ∆𝑉)2 + (𝑉 ∙ ∆𝑐)2
𝑉
∴ 𝑟 ± ∆𝑟 = (⋯ ± ⋯ )𝑜ℎ𝑚
6
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
1
Grafik disajikan dalam hubungan antara dengan 𝑅 untuk menemukan nilai 𝑟 sesuai
𝐼
1
dengan persamaan 3, besar dan 𝑅 dapat dilihat pada masing-masing tabel dari setiap sumber
𝐼
tegangan (Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5). Dengan demikian maka diperoleh Grafik sebagai
berikut:
7
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
1 𝑥2 𝑦2
1/𝑉
𝑅(Ω) 𝐼 (A) 𝐼 𝑉 (V) (𝑥 = 𝑅) (𝑦 = 1/𝐼) 𝑥𝑦 (ΩA)
(1/V)
(1/A) (Ω2 ) (1/A2)
∴ 𝜎𝑦 = 0.82
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚=
∆
8
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
10(28593.09) − (550)(426.74)
𝑚= = 0.62
82500
𝑛 10
𝜎𝑚 = 𝜎𝑦 √ = 0.82√ = 9.02 × 10−3 = 0.00902
∆ 82500
∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑐=
∆
(38500)(426.74) − (550)(28593.09)
𝑐= = 8.52
82500
∑ 𝑥2 3850
𝜎𝑐 = 𝜎𝑦 √ = 0.82√ = 0.18
∆ 82500
∴ 𝑐 ± 𝜎𝑐 = 8.52 ± 0.18
Mencari nilai V
1 1
𝑉= = = 1.61
𝑚 0.62
1 1
∆𝑉 = ∆𝑚 = ∙ (9.02 × 10−3 ) = 0.0177 = 0.02
𝑚2 (0.62)2
∴ 𝑉 ± ∆𝑉 = (1.61 ± 0.02)𝑣𝑜𝑙𝑡
∴ 𝑟 ± ∆𝑟 = (13.72 ± 0.34) Ω
9
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
𝑦2
1 𝑥2 1
𝑉 1/𝑉 𝑥𝑦
𝑅(Ω) 𝐼 (A) 𝐼 (𝑥 = 𝑅) (𝑦 = )
(V) (1/V) 𝐼 (ΩA)
(1/A) (Ω2 )
(1/A2)
10 82.00 × 10−3 12.20 3 0.33 100 148.721 121.95
20 60.00 × 10−3 16.67 3 0.33 400 277.7778 333.33
30 52.00 × 10−3 19.23 3 0.33 900 369.8225 576.92
40 42.00 × 10−3 23.81 3 0.33 1600 566.8934 952.38
50 38.00 × 10−3 26.32 3 0.33 2500 692.5208 1315.79
60 34.00 × 10−3 29.41 3 0.33 3600 865.0519 1764.71
70 31 × 10−3 32.26 3 0.33 4900 1040.583 2258.06
80 28.00 × 10−3 35.71 3 0.33 6400 1275.51 2857.14
90 26.00 × 10−3 38.46 3 0.33 8100 1479.29 3461.54
100 24.00 × 10−3 41.67 3 0.33 10000 1736.111 4166.67
∴ 𝜎𝑦 = 0.57
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚=
∆
10
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
𝑛 10
𝜎𝑚 = 𝜎𝑦 √ = 0.57√ = 6.28 × 10−3
∆ 82500
∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑐=
∆
(38500)(275.73) − (550)(17808.50)
𝑐= = 9.95
82500
∑ 𝑥2 3850
𝜎𝑐 = 𝜎𝑦 √ = 0.57√ = 0.12
∆ 82500
∴ 𝑐 ± 𝜎𝑐 = 9.95 ± 0.12
Mencari nilai V
1 1
𝑉= = = 3.12
𝑚 0.32
1 1
∆𝑉 = 2
∆𝑚 = ∙ (6.28 × 10−3 ) = 0.06
𝑚 (0.32)2
∴ 𝑉 ± ∆𝑉 = (3.12 ± 0.06)𝑣𝑜𝑙𝑡
∴ 𝑟 ± ∆𝑟 = (31.04 ± 0.70) Ω
11
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
𝑦2
1 𝑥2 1
𝑉 1/𝑉 𝑥𝑦
𝑅(Ω) 𝐼 (A) 𝐼 (𝑥 = 𝑅) (𝑦 = )
(V) (1/V) 𝐼 (ΩA)
(1/A) (Ω2 )
(1/A2)
10 96.00 × 10−3 10.42 4.50 0.22 100 108.51 104.17
20 80.00 × 10−3 12.50 4.50 0.22 400 156.25 250.00
30 68.00 × 10−3 14.70 4.50 0.22 900 216.26 441.18
40 60.00 × 10−3 16.67 4.50 0.22 1600 277.78 666.67
50 54.00 × 10−3 18.52 4.50 0.22 2500 342.94 925.92
60 48.00 × 10−3 20.83 4.50 0.22 3600 434.03 1250.00
70 44.00 × 10−3 22.73 4.50 0.22 4900 516.53 1590.91
80 40.00 × 10−3 25.00 4.50 0.22 6400 625.00 2000.00
90 37.00 × 10−3 27.03 4.50 0.22 8100 730.46 2432.43
100 34.00 × 10−3 29.41 4.50 0.22 10000 865.05 2941.18
∴ 𝜎𝑦 = 0.12
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚=
∆
𝑛 10
𝜎𝑚 = 𝜎𝑦 √ = 0.12√ = 1.32 × 10−3
∆ 82500
12
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑐=
∆
∑ 𝑥2 3850
𝜎𝑐 = 𝜎𝑦 √ = 0.12√ = 0.02
∆ 82500
∴ 𝑐 ± 𝜎𝑐 = 8.29 ± 0.02
Mencari nilai V
1 1
𝑉= = = 4.76
𝑚 0.21
1 1
∆𝑉 = 2
∆𝑚 = ∙ (1.32 × 10−3 ) = 0.03
𝑚 (0.21)2
∴ 𝑉 ± ∆𝑉 = (4.76 ± 0.03)𝑣𝑜𝑙𝑡
∴ 𝑟 ± ∆𝑟 = (39.46 ± 0.27 ) Ω
𝑦2
1 𝑥2 1
𝑉 1/𝑉 𝑥𝑦
𝑅(Ω) 𝐼 (A) 𝐼 (𝑥 = 𝑅) (𝑦 = )
(V) (1/V) 𝐼 (ΩA)
(1/A) (Ω2 )
(1/A2)
10 10.00 × 10−3 10 6 0.33 100.00 100.00 100.00
20 90.00 × 10−3 11.11 6 0.33 400.00 123.46 222.22
30 80.00 × 10−3 12.50 6 0.33 900.00 156.25 375.00
13
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
∴ 𝜎𝑦 = 0.25
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚=
∆
𝑛 10
𝜎𝑚 = 𝜎𝑦 √ = 0.25√ = 2.75 × 10−3
∆ 82500
∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑐=
∆
14
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
∑ 𝑥2 3850
𝜎𝑐 = 𝜎𝑦 √ = 0.25√ = 0.05
∆ 82500
∴ 𝑐 ± 𝜎𝑐 = 8.06 ± 0.05
Mencari nilai V
1 1
𝑉= = = 6.67
𝑚 0.15
1 1
∆𝑉 = 2
∆𝑚 = ∙ (2.75 × 10−3 ) = 0.12
𝑚 (0.15)2
∴ 𝑉 ± ∆𝑉 = (6.67 ± 0.12)𝑣𝑜𝑙𝑡
∴ 𝑟 ± ∆𝑟 = (53.76 ± 1.02 ) Ω
Dengan demikian diperoleh semua data yang ingin diketahui sebagaimana tampak pada Tabel
5.
15
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
4.4 Pembahasan
Telah dilakukan percobaan untuk mengukur tahanan dalam dari rangkain alat yang terdiri
dari baterai sebagai sumber tegangan, resistor sebagai hambatan dan amperemeter untuk
mengukur arus keluaran. Pada percobaan ini telah ditetapkan sebagai variable bebas adalah
sumber tegangan, oleh karenanya besar tegangan dirubah-rubah mulai dari 1.5 volt hingga 6 volt.
Sedangkan, sebagai variabel kontrol adalah besar hambatan yang dirubah besarnya secara
berskala dari 10 Ω hingga 100 Ω. Kemudian dicari besar arus yang keluar dari amperemeter dan
ini merupakan variabel terikatnya.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung hambatan/resistansi yang terdapat di
dalam sumber tegangan baterai. Namun, karena hambatan dalam baterai cukup kecil, sehingga
masing-masing batrai diberi hambatan tambahan sebesar 10 Ω dan total hambatan untuk 4
baterai adalah 40 Ω. Jika dibandingkan dengan nilai tahanan dalam yang diperoleh dari
percobaan (lihat Tabel 5) dengan nilai hambatan yang diketahui maka terdapat perbedaan.
Masing – masing nilai tahanan dalam yang diperoleh dari penghitungan dengan nilai tahanan
yang diketahui maka terdapat selisih. Perbedaan ini dapat disebabkan karena sumbangan ralat
sistematik yang berasal dari hambatan dalam baterai itu sendiri, hambatan kabel dan rangkaian,
serta ketidakakuratan praktikan dalam membaca skala amperemeter.
Hal yang perlu dianalisis selanjutnya adalah tentang perolehan nilai tahanan (𝑟) dari dua
metode yaitu metode grafik dan penghitungan melalui rumus regresi linear, maka diperoleh data
sebagaimana nampak dalam Tabel 6.
Tabel 6. Perbandingan perolehan nilai tahanan (𝑟) dari metode grafik dan penghitungan.
16
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa ada perbedaan nilai tahanan dalam yang diperoleh
melalui metode grafik dan penghitungan, meskipun tidak terlalu besar. Hal ini mengindikasikan
bahwa ada faktor ketidak telitian yang dilakukan oleh eksperimentator, baik saat membuat grafik
secara manual dan pada saat melakukan penghitungan. Disisi lain, terdapat ralat yang muncul
dari penghitungan, hal ini dikarenakan kekurang hati-hatian eksperimentator saat menggunakan
dan merangkai bahan serta juga disebabkan oleh ketelitian saat penghitungan.
Sebagaimana yang diketahui bahwa hambatan adalah sesuatu yang dapat menahan arus
listrik. Dari percobaan ini, diperoleh informasi bahwa semakin besar suatu hambatan maka akan
semakin kecil arus listrik yang dialirkan pada rangkain tersebut, hal ini disajikan dalam tabel 1.
Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa semakin besar tegangan yang diberikan, semakin besar
pula arus yang terbaca pada amperemeter. Dengan demikian, percobaan ini telah membuktikan
kebenaran kesimpulan yang diberikan oleh Simon Ohm yang diformulasikan secara matematis
dengan persamaan 1. Bahwa benar jika tegangan berbanding lurus dengan kuat arus, sementara
kuat arus berbanding terbalik dengan tahanan yang diberikan.
17
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19
5. 1 KESIMPULAN
5.1.1. Dalam suatu sumber tegangan batErai, terdapat hambatan dalam yang nilainya sangat
kecil.
5.1.2. Semakin besar suatu hambatan maka akan semakin kecil arus listrik yang dialirkan
pada rangkain tersebut.
5.1.3. Semakin besar tegangan yang diberikan, semakin besar pula arus listrik yang dialirkan
pada rangkain tersebut.
5.1.4. Metode pada percobaan ini dapat digunakan untuk menemukan besar tahanan dalam
dari sebuah sumber tegangan
5.2 SARAN
5.2.1. Pemasangan alat pada percobaan ini harus hati-hati dan seksama, serta menggunakan
bahan-bahan yang masih memiliki kinerja yang baik sehingga hasil yang diperoleh akan
lebih optimal.
5.2.2. Eksperimentor harus lebih hati-hati dalam membaca skala yang nampak dari
amperemeter saat melakukan pengukuran arus listrik sehingga diperoleh data yang
optimal.
5.2.3. Eksperimentator harus telilti dalam melakukan penghitungan analisis data sehingga
hasilnya benar dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Rosyid, M. F., Firmansah, E., & Prabowo, Y. D. (2015). Fisika Dasar, Jilid I: Mekanika.
Yogyakarta, Indonesia: Penerbit Periuk.
Zaelani, A., Cunayah, C. & Irawan, E. I. (2006). 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika.
Bandung, Indonesia: Yrama Widya
Karyono, H., R, W. Sunarta, Jati, B. M. E. & Partini, J. (2014). Buku Panduan Praktikum Fisika
Dasar Semester 1. Yogyakarta, Indonesia: Laboratorium Fisika Dasar UGM.
18