LANDASAN TEORI
3.1 Generator
Generator adalah sebuah mesin yang mengubah energi mekanis (gerak)
menjadi energi elektris (listrik). Generator menghasilkan arus listrik induksi
dengan cara memutar kumparan diantara celah kutub utara-selatan sebuah
magnet. Jika kumparan diputar, jumlah garis gaya magnetik yang menembus
kumparan akan berubah-ubah sesuai dengan posisi kumparan terhadap magnet.
Energi yang menggerakkan generator sendiri sumbernya bermacam-
macam, bisa berupa turbin mesin uap, engkol tangan, tenaga surya, mesin
pembakaran dalam, udara atau lainnya. Contohnya pada pembangkit listrik
tenaga air yang menggunakan gerak dari air sebagai penggerak generator atau
pada pembangkit listrik tenaga angin yang sumber gerak generatornya adalah
dari kincir yang berputar.
Perlu diperhatikan bahwa generator berbeda dengan motor meskipun
keduanya memang mirip. Jika generator mengubah energi mekanik menjadi
gerak, maka motor mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Ibaratnya
seperti pompa air, dimana air bukan dibuat dari dalam pompa melainkan hanya
menciptakan aliran air. Energi listrik yang dihasilkan generator bukan berasal
dari kabel lilitan didalamnya, tapi generator hanya mendorong muatan listrik
tersebut agar bergerak melewati sirkuit listrik eksternal.
Sebelum hubungan antara magnet dan listrik ditemukan, generator
menggunakan prinsip elektrostatik. Mesin Wimshurst menggunakan induksi
elektrostatik atau ‘influence’. Generator Van de Graaff menggunakan salah satu
dari dua mekanisme yaitu penyaluran muatan dari elektrode voltase-tinggi dan
muatan yang dibuat oleh efek triboelektrisitas menggunakan pemisahan dua
insulator.
15
Generator bekerja berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu
penghantar diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis-
garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan timbulkan ggl
(garis gaya listrik) yang mempunyai satuan volt.
16
4) Berdasarkan fasanya
a. generator satu fasa.
b. generator tiga fasa.
5) Berdasarkan bentuk rotornya
a. Generator kutub menonjol (sering digunakan pada PLTG dan
PLTU, RPM rendah).
b. Generator kutub rata atau silindris (sering digunakan pada PLTG
dan PLTU, RPM tinggi).
17
2. Generator DC
Pada dasarnya cara kerja Generator DC hampir sama dengan
Generator AC. Tetapi arus induksi pada Generator DC tidak berubah
karena menggunakan cincinbelah (komutator). Dengan kata lain,
tegangan induksi searah dihasilkan menggunakan cincin belah atau
komutator ini. Sedangkan pada Generator AC, yang menghasilkan
tegangan induksi bolak-balik adalah cincin seter.
Salah satu belahan komutator selalu berpolaritas positif dan
belahan komutator lainnya berpolaritas negatif.
Hal ini menyebabkan arus listrik induksi yang mengalir hanya
memiliki satu arah saja, yaitu dari komutator berpolaritas positif
menuju sikat karbon, lampu, dan kembali ke komutator berpolaritas
negatif. Pada generator terdapat bagian yaitu rotor dan stator. Rotor
yaitu bagian-bagian generator yang bergerak, seperti kumparan dan
cincin konduktor. Sedangkan rotor yaitu bagian-bagian generator
yang tidak bergerak seperti magnet dan sikat. Untuk memperbesar
tegangan dan arus induksi dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :
a. Mempercepat putaran motor.
b. Memperbanyak lilitan pada kumparan.
c. Menggunakan magnet yang lebih kuat.
d. Memasukan inti besi lunat ke dalam kumparan.
18
Gambar 3.2 Genset Tipe Open Merk CUMMINS
19
Gambar 3.3 Konversi Energi Kimia Ke Mekanik Lalu Menjadi Listrik
Dimana :
P = Daya output engine / indicated horse power (IHP)
S = Jumlah silinder
20
A = Luas lingkaran silinder (cm2)
I = Panjang langkah (m)
BMEP = Tekanan rata-rata peledakan tiap silinder (kg/cm2)
n = Jumlah putaran per detik (RPS)
2 = Untuk 4 langkah, 1 untuk 2 langkah
k = Konstanta = 1/75 = karena 1 HP = 75 kgm/s
21
d. Emergency Standby Power Rating (ESP Rating)
Diaplikasikan untuk beban yang lebih bervariasi. Load factor
normalnya mencapai 70 %. Jumlah jam operasi per tahun
selama 50 jam dan maksimum 200 jam. Aplikasi ini cocok
dipergunakan untuk building service standby.
Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya antara generator dan motor
memiliki konstruksi yang sama dan jika:
a. Generator dihubungkan parallel atau bergabung dalam suatu
jaringan dengan generator lain.
b. Kehilangan torsi dari penggerak mulanya (dengan kata lain
penggerak mulanya seperti turbin atau mesin diesel "Trip" atau
mengalami kegagalan operasi) dan generator masih terhubung
dengan jaringan. Karena masih ada kecepatan sisa pada
rotornya, sedangkan disisi statornya ada tegangan dari jaringan,
sehingga tegangan di stator menginduksi ke lilitan rotor yang
berputar.
c. Torsi yang dihasilkan oleh penggerak mula (power mover,
dalam hal ini misalkan turbin uap, turbin air, atau mesin diesel)
22
lebih kecil dari torsi yang dibutuhkan untuk menjaga agar
kecepatan rotornya berada pada kecepatan proporsionalnya
(dengan referensi frekuensi sistem).
Pada suatu sistem pembangkitan yang terdiri dari dua atau lebih
generator dan dioperasikan secara paralel maka setiap generator dilengkapi
dengan peralatan proteksi berupa relay reverse power untuk mendeteksi
dan membuka pemutus apabila ada reverse power (gangguan) yang
mengalir dari satu generator ke generator lainnya yang mengalami
gangguan pada penggerak mulanya. Maka dari itu di pasang relay reverse
power bekerja dengan mengukur komponen aktif arus beban, I x cos φ.
Ketika generator menghasilkan daya listrik maka komponen arus beban I x
cos φ bernilai positif, sedangkan dalam kondisi reverse power berubah
menjadi bernilai negatif. Jika nilai negatif ini melampaui set point dari
relay, maka reverse power relay akan bekerja secara interlock dengan
membuka Circuit Breaker (CB). Inti dari semuanya, jika terjadi reverse
power pada suatu unit pembangkit listrik maka terjadi kerusakan pada
peralatan penggerak mulanya (power mover).
23
menjadi tertekan. Jadi, daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk
keluaran daya aktif (W) yang sama dalam rangka meminimalkan
kebutuhan daya semu (VA). Faktor daya yang rendah merugikan karena
mengakibatkan arus beban tinggi. Adapun rumus perhitungan daya sebagai
berikut :
W V2
I= , I= , I = VI , I = I 2 ………………….(3.2)
t R
Dimana :
P : Daya (Watt)
I : Arus (ampere)
R : Tahanan (ohm)
W : Usaha (Joule)
t : Waktu
V : Tegangan/beda potensial (Volt)
P V P Q
I= , I= , I = √ , I= …………..……(3.3)
V R R t
Dimana :
I : Arus Listrik
V : Tegangan Listrik
R : Tahanan (ohm)
P : Power/Daya
Q : Coulomb
T : Waktu Dalam Detik
24
Adapun Rumus Perhitungan Tegangan Sebagai Berikut :
P
V = IR , V = √PR , V= …………..……..(3.4)
I
Dimana :
I : Arus Listrik
V : Tegangan Listrik
R : Tahanan (ohm)
P : Power/Daya
Dimana :
R : Hambatan Listrik (ohm)
V : Tegangan Listrik(Volt)
I : Arus Listrik (Ampere)
25
3.2.6 Daya Aktif (P)
Adanya daya aktif (faktor P) disebabkan beban yang digunakan
bersifat resistif seperti lampu pijar, rheostat, load bank, pemanas, motor
induksi berbeban berat, dan trafo berbeban tinggi, dll. Beban resistif
membuat phasa antara tegangan dan arus selalu sama (inphase) sehingga
membuat pf = 1. Adapun perhitungan daya aktif sebagai berikut:
1 phasa P = V x I x cos α (W) .................................................. (3.6)
3 phasa P = √ 3 x VL-L x IL x cos α (W) ..................................... (3.7)
dimana Z = R
Gambar 3.5 Karakteristik Phasa dan Vektor Pada Beban Resitif Murni
26
induktif membuat perbedaan phase antara tegangan dan arus dimana arus
tertinggal terhadap tegangan atau disebut dengan pf lagging (positif pf).
Sehingga membuat pf rendah (pf < 1), atau induktif murni ia memiliki pf =
0 maka hanya ada daya reaktif saja. Contoh beban induktif seperti motor
induksi tanpa beban atau berbeban rendah, trafo berbeban rendah, ballast,
dll.
27
pembangkit menjadi P11 dan P21 dimana penjumlahan keduanya adalah
P1 dan frekwensinya turun menjadi F2.
Terlihat bahwa unit pembangkit 1 yang mempunyai speed droop S1
lebih kecil daripada S2 mengalami penambahan beban yang lebih besar
daripada penambahan beban pada unit pembangkit 2 yang sebesar P21-P2.
Sistem yang terdiri dari banyak unit pembangkit sesungguhnya dapat
dianalogikan dengan sebuah unit pembangkit besar yang memiliki speed
droop tertentu.
28
tertentu. Sistem multi–tasking pengukuran yang simultan dapat menangani
semua fungsi pengukuran dan tampilan bentuk gelombang dari berbagai besaran,
deteksi, rekaman yang terus menerus. Dibawah ini adalah gambar dari PowerPad
Model 3945-B :
29
7. Empat tegangan masukan
8. RS-232 untuk transfer data ke PC
9. Daya masukan AC
10. Tombol enter
11. Empat tombol yang dapat memindahkan cursor
12. Enam tombol untuk mengganti mode pengukuran :
a. Transients, menampilkan bentuk gelombang dengan perubahan
masukan.
b. Tampilan Harmonisa, menampilkan bentuk harmonisa dari
tegangan, arus dan daya.
c. Tampilan bentuk gelombang.
d. Mode daya.
e. Mode record.
f. Alarm event.
Keterangan gambar :
1. Tampilan atas ( baris indikator ), berisi simbol mode pengukuran,
frekuensi dari signal yang diukur, status bar kapasitas memori, tanggal
dan waktu, status baterai.
2. Hasil pengukuran RMS dengan bentuk gelombangnya.
30
3. Nilai T dari signal.
4. Pilihan Pengukuran.
5. Pilihan tampilan bentuk gelombang.
31
3.5.1 Fungsi Loud Bank
Fungsi lain dari Load Bank yang lain adalah sebagai media pengalih beban
sementara atau sebagai pembuang beban, sebagai misal suatu unit generator yang sedang
bekerja dengan beban penuh tiba-tiba harus hilang sebagian besar beban atau bahkan
hilang maupun sengaja dihilangkan bebannya dengan berbagai macam sebab, maka
genset bisa mengalami overspeed, untuk mengatasi hal ini maka fungsi load bank adalah
untuk memindahkan beban yang hilang itu ke unit load bank dalam waktu singkat sesuai
program pengaturnya, yang selanjutnya bisa diatur sendiri mau diapakan genset tersebut
baik secara manual atau mengikuti langkah program lain yang sudah di program dalam
sistem tersebut sejak dari awal.
32
Hanya saja penggunaan alat ini hanya untuk operasi yang
singkat saja, umumnya hanya dalam hitungan detik, tidak bisa
dipakai untuk kerja kontinyu, air garam yang terlarut cepat
mendidih dan menguap, parameter pembebanan kurang stabil dan
ukuran bak air garam cukup besar bila ingin melakukan prosedur
test yang agak lama, agak merepotkan bila di mobilisasi, air garam
merusak struktur bak bila bak terbuat dari bahan metal.
33
Penataan dari elemen heater yang cukup ringkas menjadikan
alat ini mudah dimobilisasi, load test equipment berkapasitas 500
KW cukup diangkut dengan mobil pick up saja, praktis dalam
pengoperasiannya, cukup dengan menambahkan multimeter maka
semua parameter bisa di catat dengan mudah.
34
Gambar 3.11 Motor Hoist
35
Gambar 3.12 Generator Hoist
36