Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Flipchart Tentang

Penanganan Dehidrasi Pada Balita Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu


di Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta

Eka Nur Safitri1) , Atiek Murharyati 2)


dan Galih Priambodo 2)
1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta

eka.nur.safitri1234@gmail.com

ABSTRAK

Dehidrasi pada balita harus ditangani segera dengan melakukan tindakan yang tepat. Tingkat pengetahuan
yang rendah akan menyebabkan ibu balita tidak dapat melakukan penanganan Dehidrasi pada balita.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kurang pengetahuan adalah pendidikan
kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media
flipchart tentang penanganan dehidrasi pada balita terhadap tingkat pengetahuan ibu di RSUD Surakarta
Desain penelitian menggunakan metode pre eksperimental dengan menggunakan jenis rancangan“One-
Group Pre Test- Post Test Design” Pengambilan sampel dengan tehnik Total sampling, sejumlah 28
responden .
Hasil penelitian menunjukan usia responden mayoritas berusia 26-35 tahun sebanyak 16 responden
(57,1%), pekerjaan responden mayoritas responden tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 17 responden (60,7%). dan tingkat pendidikan responden mayoritas berpendidikan SMA
sebanyak 16 responden (57,1%).Tingkat pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan mayoritas tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (50%), sedangkan sesudah pendidikan kesehatan mayoritas
tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (50%).
Kesimpulan penelitian ini terdapat pengaruh pendidikan kesehatan melalui media flipchart tentang
penanganan dehidrasi pada balita terhadap tingkat pengetahuan ibu di RSUD Surakarta dengan p value
0,000.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Dehidrasi, Tingkat Pengetahuan
PENDAHULUAN anak dibawah 5 tahun mengalami dehidrasi,
577 pasien (88,0%) mengalami dehidrasi
Menurut Bredbenner (2009) ringan sampai sedang dan 24 (3,7%)
kandungan air tubuh berbeda antar manusia mengalami dehidrasi berat (Hendra et al,
tergantung pada proporsi jaringan otot dan 2014).
jaringan lemak. Tubuh yang mengandung Anak usia balita yang akan menjadi
lebih banyak jaringan otot mengandung penentu di masa depan kehidupan suatu
lebih banyak air. Secara normal, dalam satu bangsa, diharapkan selalu dalam keadaan
hari tubuh akan kehilangan cairan melalui sehat. Akan tetapi jika anak sakit orangtua
ginjal, kulit, paru-paru maupun feses. harus mampu cepat tanggap untuk segera
Menurut Sawka et al (2007) untuk menjaga melakukan tindakan yang paling tepat dan
agar kondisi dan fungsi cairan tubuh tidak harus mengenali penyakit atau gejala yang
terganggu, kehilangan cairan tersebut harus anak derita (Ardi & Ery, 2013). Peran ibu
diganti. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan dalam masalah kesehatan adalah bagaimana
air atau terjadi kehilangan air sekitar 5% ibu dapat mencegah dan menangani anak
dari berat badan (pada anak, remaja dan yang terkena penyakit. Peran ibu dalam
dewasa) maka keadaan ini dikenal dengan merawat anaknya, ibu sebagai pelaksana dan
istilah dehidrasi. Menurut Mentes & Kang, pembuat keputusan dalam pengasuhan anak
(2013) dehidrasi merupakan suatu keadaan seperti dalam memberi makanan, memberi
penurunan total air di dalam tubuh karena perawatan kesehatan dan memberi stimulus
hilangnya cairan secara patologis, asupan air mental (Kusumawati, 2012).
tidak adekuat, atau kombinasi keduanya. Upaya yang telah dilakukan ibu
Menurut Thomas et al (2008) dehidrasi dalam memberikan perawatan akan sangat
terjadi karena pengeluaran air lebih banyak menentukan perjalanan penyakit anaknya.
daripada jumlah yang masuk, dan Bentuk tindakan tersebut dipengaruhi
kehilangan cairan ini juga disertai dengan berbagai hal, salah satunya adalah
hilangnya elektrolit. Menurut Siswono, pengetahuan. Notoatmodjo (2007)
(2006) tanda-tanda dehidrasi diantaranya menyatakan bahwa, pengetahuan atau
balita memperlihatkan gejala kehausan, kognitif merupakan domain yang sangat
berat badan turun, dan elastisitas kulit penting untuk terbentuknya tindakan
berkurang. Ini bisa dilakukan dengan cara seseorang. Tingkat pengetahuan yang
mencubit kulit dinding perut. Bila terjadi rendah akan menyebabkan ibu balita tidak
dehidrasi, maka kulit dinding perut akan dapat melakukan upaya pencegahan maupun
lebih lama kembali pulih. perawatan pada anak (Sulisnadewi dkk,
Angka Kejadian dehidrasi selama 2012). Peningkatan pengetahuan tidak selalu
satu tahun di Rumah Sakit Anak Omdurman menyebabkan terjadinya perubahan sikap
Sudan terdapat 1563 pasien anak dibawah 5 tetapi mempunyai hubungan yang positif,
tahun diantaranya sekitar 1121 (71,7%) yakni dengan peningkatan pengetahuan
mengalami dehidrasi ringan sementara 320 maka terjadinya perubahan sikap yang cepat
(20,5%) pasien menderita dehidrasi berat (Notoatmodjo, 2007).
(Mohammed and Tamador, 2015). Angka Salah satu intervensi keperawatan
kejadian dehidrasi di Rumah Sakit Sanglah mandiri yang dapat dilakukan untuk
Denpasar pada Bulan April 2009 sampai menyelesaikan masalah kurang pengetahuan
dengan Desember 2011 terdapat 656 pasien adalah pendidikan kesehatan. Perencanaan
pendidikan kesehatan yang komprehensif didapatkan bahwa efektif menggunakan alat
dan sesuai dengan kebutuhan klien, akan bantu lihat (visual aids) berupa lembar balik
mengurangi biaya pelayanan kesehatan, terhadap peningkatan pengetahuan keluarga
meningkatkan kualitas pelayanan, dan dapat tentang demam berdarah.
membantu klien menjadi lebih sehat dan
mandiri dalam merawat anggota keluarga METODOLOGI
yang sakit (Potter & Perry, 2009). Penelitian ini menggunakan
Keberhasilan pendidikan kesehatan pada pendekatan kuantitatif dengan desain quasi
masyarakat tergantung kepada komponen eksperiment menggunakan one group pre
pembelajaran. Media diartikan sebagai and post test design. Penelitian ini
segala bentuk atau saluran yang digunakan berlangsung dari bulan April-Mei 2017 di
untuk menyampaikan pesan dan informasi RSUD Surakarta.. Teknik pengumpulan data
(Sadiman dkk, 2008). yang digunakan pada penelitian ini ialah
Media penyuluhan sebenarnya tidak total sampling. Peneliti menggunakan 28
hanya berfungsi sebagai pelengkap namun responden. Peneliti menggunakan
dapat juga menarik perhatian. pengambilan data dengan penyebaran
Pengelompokan media berdasarkan kuesioner yang terdiri dari 2 tahap yaitu pre
perkembangan teknologi dibagi menjadi test (sebelum memberikan pendidikan
media cetak, audiovisual dan komputer kesehatan dengan media flipchart) dan post
(Setiawati & Dermawan, 2008). Media test (Setelah memberikan pendidikan
flipchart atau lembar balik merupakan salah kesehatan dengan media flipchart), peneliti
satu bentuk alat bantu pendidikan yang saat mendampingi responden dalam pengisian
ini umum digunakan karena pembuatan kuesioner. Analisis data yang digunakan
yang relatif mudah dan penggunaan yang ialah analisa uji Uji Wilxocon .
dapat dimengerti dengan mudah oleh para
penyuluh kesehatan (Sadirman, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN
Media flipchart adalah lembaran-lembaran Berikut ini adalah data dari
kertas yang membentuk album atau kalender responden yaitu usia, pekerjaan, tingkat
yang berukuran 50x75cm atau ukuran yang pendidikan
lebuh kecil 21x28cm sebagai flipbook yang a. Karakteriktik Responden Menurut Usia
disusun dalam ukuran yang diikat pada Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
bagian atasnya (Lucie,2005). Menurut Usia
Keuntungan dari alat peraga flifchart
antara lain tidak memerlukan listrik, Kategori Usia f %
ekonomis, memberikan info ringkas dan 18-25 tahun 17-25 12 42,9
praktis, media yang cocok untuk kebutuhan 26-35 tahun 26-35 16 57,1
di dalam ruangan atau di luar ruangan, Total 28 100
bahan dan pembuatannya murah, mudah
dibawa kemana- mana, dan membantu Karakteristik menurut usia
mengingatkan pesan dasar bagi fasilitator menunjukan bahwa responden mayoritas
atau pengguna media (Desi Pratiwi, 2013). responden berusia 26-35 tahun sebanyak 16
Hasil penelitian Umi & Rachmawati (2015), responden (42,9%). Sejalan dengan hasil
pendidikan kesehatan dengan media penelitian Wulandari (2009) mengatakan
flipchart dapat meningkatkan perilaku bahwa rata-rata umur ibu yang memiliki
pemberian ASI. (ditambah teori flipchat). anak diare antara 25-35 tahun. Usia
Berdasarkan penelitian oleh Yusyaf (2011), Responden menurut Depkes RI (2009),
dibagi menjadi masa akhir remaja (17-25 penelitian Yunita (2016) menunjukkan ibu
tahun), dewasa awal (26-25 tahun), dan yang tidak bekerja lebih banyak
dewasa akhir (36-45 tahun). Dewasa awal, dibandingkan ibu yang bekerja yaitu 14
menurut Hurlock (dalam Jahja, 2011), responden (93,3%) dan responden yang
rentang masa dewasa awal adalah dari umur bekerja 1 responden (6,7%).
21 tahun sampai umur 40 tahun, yaitu saat Pekerjaan, adanya pengalaman,
individu mulai memasuki masa pencarian interaksi dengan lingkungan serta informasi
kemantapan dan masa reproduktif seperti dari media massa dan elektronik serta
periode yang penuh dengan masalah dan lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
ketegangan emosional, isolasi sosial, seseorang memperoleh pengalaman baik
komitmen dan ketergantungan, perubahan secara langsung maupun tidak langsung
nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri (Mubarak, 2007). Menurut Bowden (2011)
pada pola hidup yang baru. peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak-
Gunarsa (2008), mengatakan bahwa anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
tingkat kematangan, umur seseorag mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
akanmempengaruhi dan menentukan sikap dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
orang tersebut. Menurut Hurlock (1998) sebagai salah satu kelompok dari peranan
dalam Wawan dan Dewi (2010), semakin sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
cukup umur, tingkat kematangan dan dari lingkungannya, disamping itu juga ibu
kekuatan seseorang akan lebih matang dapat berperan sebagai pencari nafkah
dalam berfikir dan bekerja. Usia juga tambahan dalam keluarganya. Berdasarkan
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir hasil penelitian Kusumawati (2014) tidak
seseorang. Semakin bertambah usia akan ada hubungan antara pekerjaan dengan
semakin berkembang pula daya tangkap da tingkat pengetahuan ibu tentang status gizi
pola pikirnya sehingga pengetahuan yang balita.
diperoleh semakin baik. Hasil penelitian c. Karakteristik Responden Berdasarkan
Hanifah (2010), faktor yang mempengaruhi Tingkat Pendidikan
tingkat pengetahuan yaitu seperti Tabel 3 Distribusi Karakteristik Responden
pengalaman, pekerjaan, pendidikan, Berdasarkan Tingkat Pendidikan
lingkungan dan media massa. Menurut
Notoadmodjo (2007), menyatakan bahwa Jenis Kelamin f %
salah satu faktor yang berhubungan dengan SD 2 7,1
pengetahuan adalah umur. SMP 10 35,7
SMA 16 57,1
Pekerjaan f % Total 28 100
Ibu Rumah Tangga 17 60,7 Karakteristik menurut tingkat pendidikan
Karyawan Swasta 11 39,3 menunjukan bahwa mayoritas responden
Total 28 100 berpendidikan SMA sebanyak 16 responden
b. Karakteristik Responden Menurut (57,1%). Sejalan dengan hasil penelitian
Pekerjaan Sulisnadewi (2011) mengatakan bahwa
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden tingkat pendidikan ibu yang merawat anak
menurut pekerjaan balita sebagaian besar berpendidikan
Karakteristik menurut pekerjaan menengah/SMA 50%.
menunjukan bahwa mayoritas responden Pendidikan dapat mempengaruhi proses
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17 belajar, semakin tinggi pendidikan
responden (60,7%). Sejalan dengan hasil seseorang maka semakin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi, dengan Kesehatan Melalui Media Flipchart
pendidikan tinggi maka seseorang akan Tentang Penanganan Dehidrasi Pada
cenderung untuk mendapatkan informasi, Balita
baik dari orang lain maupun media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk
Hasil penelitian ini didapatkan
semakin banyak pula pengetahuan yang
pengetahuan ibu sebelum diberikan
didapatkan tentang kesehatan. Pengetahuan
pendidikan kesehatan sebagian besar
sangat erat kaitannya dengan pendidikan
responden memiliki tingkat pengetahuan
dimana diharapkan seseorang dengan
kurang sebanyak 14 responden (50%).
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan
Sejalan dengan hasil penelitian Yunita
semakin luas pula pengetahuannya (Efandi,
(2016) menunjukkan bahwa jumlah
2009).
responden sebelum diberikan pendidikan
Menurut Redman (1993) dalam Potter &
kesehatan mayoritas tingkat pengetahuan
Perry (2009) bahwa pendidikan lebih tinggi
rendah sebanyak 7 responden (46,7%).
akan memberikan pengetahuan yang lebih
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan
besar, sehingga menghasilkan kebiasaan
terjadi setelah orang melakukan pengindraan
mempertahankan kesehatan lebih baik.
terhadap suatu objek tertentu (Nursalam,
Ketika menyadari masalah kesehatan,
2008). Efendy (2009) mengatakan sebagian
mereka yang berpengetahuan akan
besar pengetahuan manusia diperoleh
cenderung mencari pertolongan secepatnya
melalui mata dan telinga seperti poster,
untuk mengatasi masalah. Hasil penelitian
buklet, leaflet, slide atau informasi yang
Nuzuliana (2009) mengatakan ada hubungan
berupa tulisan dan informasi yang berbentuk
signifikan tingkat pendidikan formal dengan
suara seperti ceramah, penyuluhan atau
pengetahuan ibu tentang pap smear
video yang membantu menstimulasi
(p=0,000 ; r=0,616). Pendidikan orangtua
penginderaan dalam proses pembelajaran.
adalah faktor yang sangat penting dalam
Pengetahuan atau kognitif merupakan
keberhasilan manajemen diare pada anak.
domain yang sangat penting dalam
Orangtua dengan tingkat pendidikan yang
membentuk sikap dan tindakan seseorang
rendah, khususnya buta huruf tidak akan
(Nasution, 2010). Menurut Notoadmodjo
dapat memberikan perawatan yang tepat
(2007), seseorang yang terpapar informasi
pada anak diare karena kurangnya
mengenai suatu topik tertentu akan memiliki
pengetahuan dan kurangnya kemampuan
pengetahuan yang lebih banyak dari pada
menerima informasi (Khalili, 2006 dalam
yang tidak terpapar informasi.
Sulisnadewi, 2011).
Berdasarkan penelitian Malikhah
d. Analisis Tingkat Pengetahuan Sebelum (2012) tentang gambaran pengetahuan dan
Pendidikan Kesehatan Melalui Media sikap ibu dalam pencegahan dan
Flipchart Tentang Penanganan Dehidrasi penanggulangan secara dini kejadian diare
Pada Balita pada balita di desa Hegarmanah Jatinagor
Tabel 4 Distribusi Analisis Tingkat menunjukkan bahwa pengetahuan ibu
Pengetahuan Sebelum Pendidikan kurang tentang penanganan diare. Hal ini
dikarenakan ibu kurang mendapatkan
Tingkat Pengetahuan f % informasi penanganan diare yang tepat pada
Baik 3 10,7 saat dirumah sehingga banyak balita yang
Cukup 11 39,3 dirawat di rumah sakit karena dehidrasi
Kurang 14 50 sedang dan berat. Memberikan informasi
Total 28 100 tentang cara penanganan diare yang tepat,
ibu akan mengetahui cara penanggulangan dan mengarahkan perilaku yang diinginkan
kejadian diare secara dini dengan baik, maka oleh kegiatan.
balita yang terkena diare tidak akan Penggunaan media Flip Chart dalam
mengalami dehidrasi karena sudah dapat pendidikan kesehatan pada penelitian ini
menangani sendiri dirumah.. sangat membantu responden untuk
e. Frekuensi tingkat pengetahuan sesudah memahami informasi yang diberikan,
pendidikan kesehatan materi kesehatan tentang penanganan
Tabel 5 Distribusi frekuensi tingkat dehidrasi pada balita diuraikan
pengetahuan sesudah pendidikan menggunakan bahasa yang jelas, mudah
kesehatan dimengerti dan disertai ilustrasi gambar
yang menarik, sehingga responden mudah
Tingkat f %
untuk mempraktikkan sendiri pada materi-
Pengetahuan
materi yang berkaitan dangan tindakan.
Baik 15 53,6
Keuntungan dari alat peraga flif chart
Cukup 13 46,4
antara lain tidak memerlukan listrik,
Kurang 0 -
ekonomis, memberikan info ringkas dan
Total 28 100 praktis, media yang cocok untuk kebutuhan
di dalam ruangan atau di luar ruangan,
Hasil penelitian ini didapatkan bahan dan pembuatannya murah, mudah
pengetahuan ibu sesudah diberikan dibawa kemana-mana dan membantu
pendidikan kesehatan sebagian besar mengingatkan pesan dasar bagi fasilitator
responden memiliki tingkat pengetahuan atau pengguna media (Desi Pratiwi, 2013).
baik sebanyak 14 responden (50%). Hasil penelitian Ernawati dkk (2013),
Berdasarkan penelitian ini menunjukkan mengatakan ada hubungan yang bermakna
bahwa sesudah pendidikan kesehatan dari penyuluhan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan responden terjadi peningkatan pengetahuan.
peningkatan. Sejalan dengan hasil f. Analisis Uji Wilxocon tingkat
penelitian Yunita (2016) menunjukkan
pengetahuan sebelum dan sesudah
tingkat pengetahuan ibu setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang penanganan dilakukan pendidikan kesehatan
diare mayoritas tingkat pengetahuan Tabel 6 Analisis Uji Wilxocon tingkat
responden baik sebanyak 9 responden pengetahuan sebelum dan sesudah
(60%). dilakukan pendidikan kesehatan
Hal ini sesuai dengan pengertian Variabel Mean Z P
pendidikan kesehatan atau promosi Rank value
kesehatan berdasarkan kutipan dari Piagam Tingkat
Ottawa (Ottawa charter, 1986) sebagai hasil pengetahuan 12,5 -4,735
rumusah konferensi internasiona promosi 0,000
sebelum dan
kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan sesudah
bahwa promosi kesehatan yang merupakan Hasil analisa tingkat pengetahuan
pendidikan kesehatan adalah suatu proses sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan
untuk memampukan masyarakat dalam melalui media flipchart tentang penanganan
memelihara dan meningkatkan kesehatan dehidrasi pada balita menunjukkan p value
masyarakat (Notoadmodjo, 2010). Maulana 0,000 < 0,05. Hasil tersebut berarti ada
(2009) mengatakan bahwa tujuan pengaruh pendidikan kesehatan melalui
pendidikan kesehatan adalah untuk media flipchart tentang penanganan
meningkatkan pengetahuan, merubah sikap
dehidrasi pada balita terhadap tingkat tercapai optimal. Pemilihan metode
pengetahuan ibu di RSUD Surakarta. pendidikan kesehatan tergantung dari
Maulana (2009) mengemukakan beberapa faktor yaitu : karakteristik sasaran
bahwa sasaran dalam promosi kesehatan
(jumlah, status ekonomi, umur, jenis
bagi individu atau keluarga yaitu
diharapakan individu memperoleh informasi kelamin), waktu dan tempat tersedia, serta
kesehatan melalui media masa atau secara tujuan spesifik yang ingin dicapai dengan
langsung dengan cara penyuluhan. Individu pendidikan kesehatan tersebut (Nursalam,
atau keluarga juga diharapkan mempunyai 2008).
pengetahuan dan kemauan untuk Pendidikan kesehatan sebagai
memelihara, meningkatkan dan melindungi sekumpulan pengalaman yang mendukung
kesehatannya. Salah satu faktor perubahan
kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang
perilaku adalah pengetahuan. Maka
diharapkan meningkatnya pengetahuan berhubungan dengan kesehatan individu,
responden dapat meningkatkan kesadaran, masyarakat, dan ras (Maulana, 2012).
ketertarikan responden untuk merubah Menurut Taylor, pendidikan kesehatan
perilaku penanganan dehidrasi yang tepat berusaha membantu individu mengontrol
pada balita dirumah. kesehatannya sendiri dengan memengaruhi
Berdasarkan penelitian analisa dan menguatkan keputusan atau tindakan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan nilai dan tujuan mereka
tingkat pengetahuan baik 10,7% mengalami sendiri (Suliha, 2002).
peningkatan setelah diberikan pendidikan Hasil penelitian Hanna (2012)
kesehatan menjadi 53,6%, sedangkan pada menunjukan ada peningkatan pengetahuan
analisa tingkat pengetahuan kurang sebelum tentang diare sebelum dan sesudah diberikan
diberikan pendidikan kesehatan 50% intervensi pada kelompok perlakuan dan
kemudian setelah pendidikan kesehatan kelompok kontrol. Ada pengaruh media
tidak ada responden yang memilik tingkat dalam peningkatan pengetahuan yang
pengetahuan kurang. Pranowo (2009) signifikan antara kelompok perlakuan
menemukan adanya perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol.
antara pengetahuan responden yang diberi
pendidikan kesehatan dengan yang tidak SIMPULAN
diberikan pendidikan kesehatan (p=0,000) Berdasarkan hasil penelitian dan
Pendidikan kesehatan adalah proses pembahasan tentang pengaruh pendidikan
yang direncanakan dengan sadar untuk kesehatan melalui media flipchart tentang
menciptakan peluang bagi individu-individu penanganan dehidrasi pada balita terhadap
untuk senantiasa belajar memperbaiki tingkat pengetahuan ibu di RSUD Surakarta
kesadaran (literacy) serta meningkatkan dapat disimpulkan sebagai berikut :
pengetahuan dan keterampilan (life skill) 1. Hasil karakteristik usia responden
demi kepentingan kesehatannya. Hamalik mayoritas responden berusia 26-35
(1986) dalam Setiawati & Dermawan tahun sebanyak 16 responden (42,9%),
(2008), media yang menarik akan karakteristik pekerjaan responden
memberikan keyakinan sehingga perubahan mayoritas responden sebagai ibu rumah
kognitif, afektif dan psikomotor dapat tangga sebanyak 17 responden (60,7%),
karakteristik tingkat pendidikan dehidrasi melalui seminar dan
responden mayoritas berpendidikan simposium keperawatan.
SMA sebanyak 16 responden (57,1%).
2. Tingkat pengetahuan sebelum
pendidikan kesehatan melalui media 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
flipchart tentang penanganan dehidrasi Peneliti selanjutnya diharapakan
pada balita mayoritas responden dapat menghubungkan antara pengaruh
memiliki tingkat pengetahuan kurang pendidikan kesehatan terhadap perubahan
sebanyak 14 responden (50%). perilaku responden.
3. Tingkat pengetahuan sesudah
pendidikan kesehatan melalui media DAFTAR PUSTAKA
flipchart tentang penanganan dehidrasi Ardi Setyani & Ery Khusnul.(2013).
pada balita mayoritas responden Gambaran perilaku ibu dalam
memiliki tingkat pengetahuan baik penanganan demam pada anak di
sebanyak 14 responden (50%). desa seren kecematan gebang
4. Ada pengaruh pendidikan kesehatan purworejo.
melalui media flipchart tentang Bowden, Jan. (2011). Promosi Kesehatan
penanganan dehidrasi pada balita dalam Kebidanan, Jakarta: EGC
terhadap tingkat pengetahuan ibu di Byrd Bredbenner (2009) Wardlaw’s
RSUD Surakarta p value = 0,000. perspective in nutrition. USA:
McGrawHill
SARAN Depkes RI. (2009). Jumlah Kasus
1. Bagi Masyarakat Penemonia Pada Balita Menurut
Diharapkan ibu selalu mengikuti Provinsi & Kelompok Umur.
segala bentuk penyuluhan yang di Desi Pratiwi, Mulyani. (2013). Penerapan
selenggarakan oleh petugas kesehatan. Media Papan Balik (Flipchart) Pada
Agar dapat meningkatkan pengetahuan Pembelajaran Tematikuntuk
masyarakat tentang kesehatan sehingga Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
dapat mengaplikasikan ilmu yang di Sekolah Dasar. Jurnal Online
dapat dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Negeri Surabaya.
2. Bagi Rumah Sakit http://ejournal.unesa.ac.id.
Diharapkan pelayanan kesehatan Efendy, Ferry dan Makhfudli.Keperawatan
khususnya Rumah Sakit lebih Kesehatan Komunitas Teori dan
meningkatkan promosi kesehatan dengan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta
cara penyuluhan atau cara pendidikan : Salemba Medika
kesehatan yang lain tentang penanganan Erfandi.(2009). Pengetahuan dan Faktor-
dehidrasi pada balita. Faktor yang Mempengaruhi.
3. Bagi Institusi Pendidikan http:www.forbetterhealth.com
a. Pendidikan keperawatan hendaknya Ernawati, Halida dan Djewarut, Herman
melatih kemampuan mahasiswa (2012). Pengaruh penyuluhan
dalam melakukan pendidikan kesehatan terhadap peningkatan
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang status gizi
pengetahuan masyrakat balita di posyandu wilayah kerja
b. Menyebarluaskan informasi dan puskesmas antang perumnas
pengetahuan tentang penanganan makassar. Volume 2, Nomor 2,
Tahun 2013. ISSN : 2302-1721
Gunarsa, S.D (2008). Psikologi Maulana, HerD.j.(2009). Promosi
Keperawatan. Jakarta:BPK Gunung Kesehatan. Jakarta; EGC
Mulia Mentes JC, Kang S. Hydration management.
Hanna, F. (2012). Peran Media Audio- J Gerontol Nurs. (2013);39(2):11-9.
Visual Terdapat Peningkatan Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi
Pengetahuan Tentang Diare (Studi Kesehatan Sebuah Pengantar
Pada Anak SD Negeri Kudung Proses Belajar Mangajar dalam
Mundu Semarang). Pendidikan. Yogyakarta: Graha
http://ejournal.unimus.ac.id/gdl.php Ilmu.
?mcd=browse&opread&id=jtptuni Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi
mus-gdl-fathyanour-6549 Penelitian Kesehtan. Jakarta : PT
Hendra Salim, Iu Putu Gede Karyana, Iu Rineka Cipta
Gusti Ngurah Sanjaya-Putra, Notoatmodjo, (2007). Kesehatan masyarakat
Soetjiningsih Budiarsa and Yati ilmu dan seni. Jakarta; Rineka
Soenarto (2014). Risk factors of Cipta
rotavirus diarrhea in hospitalized Nursalam dan Efendi.(2008).Pendidikan
children in Sanglah Hospital, dalam keperawatan. Jakarta :
Denpasar: a prospective cohort Salemba medika
study. BMC Gastroenterology Nuzuliana, R (2009). Hubungan Tingkat
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Pendidikan Formal dengan
Perkembangan : Jakarta. Kencana Pengetahuan Ibu Tentang Pap
Kusumawati, R.D. 2012. Hubungan Tingkat Smear di Dukuh Bulusari Bulusulur
Pengetahuan Ibu Tentang Diare Wonogiri dari
Dengan Penanganan Diare Pada http://www.digilib.uns.ac.id
Balita Selama Di Rumah Sebelum Potter & Perry. (2005). Fundamental
Dibawa Ke Rumah Sakit Islam Keperawatan Jilid 2. Jakarta: EGC
Surakarta. Potter, P. A., & Perry, A. G (2009).
Lucie, S., (2005), Teknik Penyuluhan dan Fundamental Keperawatan (Edisi
Pemberdayaan Masyarakat, Ghalia 7). Jakarta: Salemba Medika
Indonesia, Bogor. Pranowo, A. E (2009). Efektifitas
Lulu Yunita.(2016). Efektifitas Pendidikan Pendidikan Kesehatan tentang
Kesehatan dengan Metode Diare pada Balita di desa Pucangan
Ceramah Terhadap Tingkat wilayah kerja Puskesmas Kartasura
Pengetahuan Ibu dalam I Kabupaten Sukoharjo.
Penanganan Diare Balita di Sekitar http://etd.eprint.ums.ac.id
UPT TPA Cipayung, Depok. Sadiman AS. 2008.Media Pendidikan.
Program Studi Ilmu Keperawatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Universitas Islam Negeri Syarif Sawka MN, Burke LM, Eichner ER,
Hidayatullah Jakarta Maughan 6. RJ, Mountain SJ,
Malikhah, Lina, dkk. (2012).Gambaran Stachenfeld SN. (2007) Exercise
pengetahuan dan sikap ibu dalam and fluid replacement. J Am Coll
pencegahan dan penganggulangan Sport Med 39(2): 377-90.
secara dini kejadian diare pada Setiawati, S & Dermawan, A.C (2008).
balita di desa Hegarmanah Proses Pembelajaran Dalam
Jatinagor, Bandung : FIK Pendidikan Kesehatan. Jakarta :
Universitas Padjajaran. Trans Info Media
Suliha, dkk. (2002). Pendidikan Kesehatan
Dalam Keperawatan . Jakarta :
Buku Kedokteran EGC
Sulisnadewi, N.K (2011). Efektivitas
Pendidikan Kesehatan Keluarga
Terhadap Peningkatan Kemampuan
Ibu dalam Merawat Anak Diare di
RSUP Sanglah dab RSUD
Wangaya Denpasar
Sulisnadewi, N.L.K, Nurhaeni, N, Gayatri,
D,. 2012. Pendidikan Kesehatan
Keluarga Efektif Meningkatkan
Kemampuan Ibu Dalam Merawat
Anak Diare.
Thomas DR, Cote TR, Lawhorne L,
Levenson S, Rubenstein LZ, Smith
DA. Understanding clinical
dehydration and its treatment. J Am
Med Dir Assoc. (2008);9:292-301.
Umi Ma’rifah, Rachmawati Ika S.(2015)
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Media Flip Chart Terhadap
Perilaku Pemberian Asi Pekerja
Wanita Di Puskesmas Sidotopo
Wetan. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Surabaya
Wawan, A dan Dewi, M. (2010).Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika
Wulandari, J.P (2009). Hubungan Antara
Faktor Lingkungan dan Faktor
Sosiodemografi dengan Kejadian
Diare Pada Balita di Desa Blimbing
Kecamatan Sambirejo Sragen
Tahun
2009.http://etd.eprint.ums.ac.id
Yusyaf, S. R. (2013). Efektifitas pendidikan
kesehatan menggunakan metode
pendidikan individual terhadap
peningkatan pengetahuan keluarga
tentang demam berdarah dengue.
Skripsi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau.
Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai