Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN LIMBAH INDUSTRI


ACARA IV
CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
TAHUN AJARAN 2013/2014

DISUSUN OLEH:

Nama : Nurul Hadiqah As-Sa’adah


NIM : 11/318960/TP/10200
Hari/Tanggal : Selasa, 15 April 2014
Kelompok : D1
Asisten : Puji Rahayu

LABORATORIUM REKA INDUSTRI DAN


PENGENDALIAN PRODUK SAMPING
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Praktikum
Praktikum acara 4 ini berjudul Chemical Oxygen Demand (COD)

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi dan aplikasi nilai COD.
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai COD sampelnya.

C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dari diketahuinya nilai COD
dan dapat mengaplikasikannya dalam pengolahan limbah secara nyata.
2. Nilai COD sampel diketahui sehingga dapat diketahui penanganan yang
tepat untuk jenis limbah seperti sampel.
BAB II
DASAR TEORI

Bahan organik yang terdapat pada air permukaan, berasal dari sumber-
sumber alami yaitu padatan organic yang telah membusuk, limbah buangan
industri, dan berasal dari kegiatan domestik. Terdapat 2 macam bahan organik
secara umum, yaitu bahan organic biodegradable dan non biodegradable
(Wagiman, 2014). Banyak dari material yang berada dalam wastewater
merupakan bahan organik alam, sehingga dapat dikatakan bahan tersebut bersifat
biodegradable. Oleh karena itu, proses yang cocok untuk bahan yang bersifat
biodegradable adalah proses pengolahan secara biologis, aerobik atau anaerobik
(Woodard, 2001). Limbah degradable yaitu limbah yang dapat terdekomposisi
atau dapat dihilangkan dengan proses biologis alamiah., sedangkan limbah non
biodegradable adalah limbah yang tak dapat dihilangkan dari perairan dengan
proses biologis alamiah (Anonim, 2014).
Untuk mengetahui jumlah bahan organic di dalam air dapat dilakukan suatu
uji yang lebih cepat daripada uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu
bahan oksidan. Uji tersebut disebut uji COD (chemical oxygen demand), yaitu
suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan
misalnya kalium dikhromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organic yang
terdapat di dalam air (Fardiaz, 2006).
Metoda standar penentuan kebutuhan oksigen kimiawi atau Chemical
Oxygen Demand (COD) yang digunakan saat ini adalah metoda yang melibatkan
penggunaan oksidator kuat kalium bikromat, asam sulfat pekat, dan perak sulfat
sebagai katalis. Kepedulian akan aspek kesehatan lingkungan mendorong
perlunya peninjauan kritis metoda standar penentuan COD tersebut, karena
adanya keterlibatan bahan-bahan berbahaya dan beracun dalam proses analisisnya
(Nurdin, 2009).
Walaupun metode COD tidak mampu mengukur limbah yang dioksidasi
secara biologic, metode COD mempunyai nilai praktis.Untuk limbah spesifik dan
pada fasilitas penanganan limbah spesifik, adalah mungkin untuk memperoleh
korelasi yang baik antara nilai-nilai COD dan BOD. Metode COD cepat, lebih
teliti (kurang lebih 8%) dan umumnya memberikan perkiraan kebutuhan oksigen
total dari suatu limbah yang berguna (Jenie, 2007).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Alat:
1. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
2. Gelas ukur 25 ml 1 buah
3. Gelas ukur 10 ml 1 buah
4. Pipet ukur 1 ml 2 buah
5. Glasfirn 3 buah
6. Gelas ukur 200 ml 1 buah
7. Buret 50 ml 1 buah
8. Pipet tetes
9. Bekker glas 250 ml 1 buah
Bahan:
1. Sampel limbah cair tahu
2. Larutan K2Cr2O7 (Kalium Dikromat)
3. Larutan HgSO4 (Merkuri Sulfat)
4. Larutan Na2S2O3 0,025 (Natrium Tiosulfat)
5. Larutan KI
6. Indikator pati 1%
7. Aquadest

B. Cara Kerja
PROSEDUR HASIL
1. Sebanyak 1 ml limbah
dimasukkan dan diencerkan
sebanyak 50 kali dalam gelas
beaker (ditambah 49 mL
aquadest).

A
A

2. Sampel hasil pengenceran


diambil sebanyak 1 ml.

3. 20 ml larutan Kalium dikromat


(K2Cr2O7) ditambahkan sedikit
demi sedikit dan dikocok hingga
homogen (jika timbul warna
hijau, lakukan pengenceran).

4. Larutan tersebut dipanaskan


hingga timbul 3-5 gelembung
kemudian didinginkan hingga
mencapai suhu kamar.

5. 150 ml aquadest ditambahkan


dan didinginkan kembali.

6. 10 ml larutan Kalium Ioida (KI)


ditambahkan ke dalam larutan,
setelah ditambahkan KI harus
segera dilakukan titrasi.

7. Larutan dititrasi dengan larutan


Natrium tio sulfat Na2S2O3 0,025
N hingga larutan berwarna coklat
kekuningan.

8. 2 ml indikator kanji 1%
ditambahkan ke dalam larutan (1
gram tepung kanji diencerkan
dalam 100 ml aquadest).

9. Larutan dititrasi kembali hingga


warna biru berubah menjadi
jernih.

10. Prosedur yang sama dilakukan


lagi untuk larutan blangko.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Tinjauan Pustaka Pencemaran Air. Dalam http://


repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33066/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses tanggal 13 April 2014 pukul 16:02.

Fardiaz, Srikandi. 2006. Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Jenie, Betty Sri Laksmi dan Winiati Pudji Rahayu. 2007. Penanganan Limbah
Industri Pangan. Yogyakarta: Kanisius.

Nurdin, M dkk. 2009. Pengembangan Metode Baru Penentuan Chemical Oxygen


Demand (COD) Berbasis Sel Fotoelektrokimia: Karakterisasi Elektroda
Kerja Lapis Tipis TiO2/ITO. Dalam Makara, Sains, vol 13 no.1: 1-8.

Woodard, Frank. 2001. Industrial Waste Treatment. Butterworth-Heinemann.


Massachussets.

Wagiman dan Desi Setioningrum. 2014. Modul Praktikum Pengendalian Limbah


Industri. Yogyakarta: TIP FTP UGM.

Anda mungkin juga menyukai