Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL FILSAFAT

LOGIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT

Khofifah Selina Apriana (1807010159) 1 D Fakultas Psikologi

 Definisi Filsafat

Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia (philos dan
sophia). Kata philos memiliki arti kekasih atau sahabat, sedangkan kata sophia memiliki
makna kebijaksanaan atau pengetahuan. Jadi, secara harfiah philosohia dapat diartikan
sebagai yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan.

Menurut Rapar (1996: 14-16) para filsuf pra-Socratik menyebutkan bahwa filsafat
adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas ada dengan
mengandalkan akal budi. Plato, menyebutkan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, Plato juga menyebutkan bahwa
filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala
sesuatu yang ada.

Konsep atau gagasan tentang definisi filsafat yang beragam tidak harus menjadikan
kita bingung, akan tetapi justru memperlihatkan kepada kita bahwa betapa luasnya ruang
lingkup filsafat sehingga tidak dibatasi oleh batasan-batasan yang mempersempit ruang gerak
filsafat itu sendiri. Perbedaan perspektif dalam filsafat justru akan memperkaya wacana
filsafat, sedangkan kesamaan dan kesatuan pikiran atau perspektif dalam filsafat justru akan
mematikan dan mempersempit filsafat dengan sendirinya.

 Empat hal yang melahirkan filsafat

Selanjutnya muncul pertanyaan, bagaimanakah filsafat itu tercipta? Hal apa yang
menyebabkan manusia berfilsafat? Pada dasarnya ada empat hal yang merangsang manusia
untuk berfilsafat, yaitu ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan.
Dengan terus menerus memiliki hasrat bertanya maka filsafat itu akan tetap ada, dan
akan terus ada. Filsafat akan berhenti pada saat manusia telah berhenti mempertanyakan
segala sesuatu.

 Proses Kelahiran Filsafat

Filsafat, sebagai bagian dari kebudayaan manusia yang amat menakjubkan, banyak
dipahami lahir di Yunani dan dikembangkan sejak awal abad ke-6 SM. Para orang-orang
Yunani ketika itu diyakini telah berhasil mengolah berbagai ilmu pengetahuan menjadi
benar-benar rasional dan berkembang pesat. Pemikiran rasional-ilmiah itulah yang
melahirkan filsafat. Para filsuf Yunani pertama, sebenarnya adalah para ahli matematika,
astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Karena itu, pada tahap awal,
filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan.

 Sifat Dasar Filsafat

Berfilsafat artinya berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Dan
karena berpikir radikal ia tidak pernah terpaku hanya kepada satu fenomena tertentu. Ia tidak
akan berhenti pada satu jawaban tertentu. Dengan berpikir radikal, filsafat berupaya untuk
menemukan jawaban dari akar permasalahan yang ada. Filsafat berupaya mencari hakikat
yang sesungguhnya dari segala sesuatu.

 Cabang-Cabang Filsafat

Menurut Achmadi (2000: 13-16) dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik
paling tidak kita harus mempelajari lima bidang pokok, yaitu: Metafisika, Epistemologi,
Logika, Etika, dan Sejarah Filsafat.

 Pengertian Logika
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana objek materialnya adalah berpikir (
khususnya penalaran / proses penalaran ) dan objek formalnya adalah berpikir/penalaran yang ditinjau
dari segi ketepatannya. Logika adalah salah satu cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada
penalaran. Logika adalah bahasa Latin berasal dari kata ‘Logos’yang berarti perkataan atau sabda.
Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah Mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja
nataqa yang berarti berkata atau berucap. Dalam bahasa sehari – hari kita sern mendengar ungkapan
serupa: alaannya tidak logis, argumetasiya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis
adalah masuk akal, dan tidak logis adalah sebalknya.
Kata ‘Logika’ rupa-rupanya dipergunkan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum Sofis,
Socrates, dan Plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya Logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa
Aristoteles, Theoprostus, dan Kaum Stoa.

 Perkembangan Logika

Logika dimulai sejak Thales (624 SM – 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan
segala dongeng, takhayul, dan cerita isapan jempol belakang dan berpaling kepada akal budi untuk
memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti
prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.

 Pembagian Logika
Logika menurut The Liang Gie (1980) dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu :
1. Logika makna luas dan sempit
2. Logika deduktif dan induktif
3. Logika formal dan material
4. Logika murni dan terapan
5. Logika filsafati dan matematik
Daftar Pustaka

https://yearrypanji.wordpress.com/2008/08/24/filsafat-dan-logika-suatu-pengantar/

Kusbandrijo,Bambang.2005.DASAR – DASAR LOGIKA.Jakarta:Kencana.

Surajiyo,Sugeng Astono,Sri Andiani.2012.DASAR – DASAR LOGIKA.Jakarta:Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai