Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI

Infeksi saluran kencing atau urinary tract infection adalah infeksi yang terjadi jika
terdapat bakteri pada organ saluran kencing. Saluran kencing adalah organ
penghasil, penyimpan, dan yang mengeluarkan urin seperti ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra. Secara khusus, kandung kemih dan uretra adalah organ yang
paling sering terkena. Urinary tract infection dapat terjadi pada semua orang tanpa
memandang usia dan jenis kelamin. Namun wanita lebih sering terkena dibanding
laki-laki, karena wanita memiliki uretra yang lebih pendek sehingga wanita lebih
rentan infeksi.

EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu dari


infeksi bakteri yang umum terjadi dan telah mengenai sekitar 150 juta orang di
seluruh dunia. Di Amerika Serikat, lebih dari 7 juta orang dengan ISK berkunjung
ke dokter setiap tahunnya. Sekitar 15% dari komunitas yang diresepkan antibiotik
adalah penderita ISK. Di Singapura, 4% dari wanita usia muda mengalami ISK
dan angka kejadian meningkat sampai 7% hingga usia 50 tahun. Data statistik
dari Kementerian Kesehatan Singapura, total 4.144 pasien ISK dirawat di rumah
sakit swasta dan pemerintah di Singapura selama 1 tahun, dengan rata-rata lama
hari rawat sekitar 2-4,8 hari.

Tingkat kejadian ISK lebih tinggi pada wanita dibanding pria usia dewasa.
Pada wanita post menopause, kejadian ISK terbilang tinggi diakibatkan prolapse
uterus atau kandung kemih yang akan menyebabkan pengosongan kandung kemih
tidak komplit, penyebab lain ialah kehilangan estrogen yang menyebabkan
perubahan flora vagina (hilangnya Lactobacilli) sehingga memudahkan kolonisasi
bakteri aerob gram negatif seperti coli. Sebanyak 50-80% dari total populasi
wanita secara umum pernah mengalami ISK setidaknya satu kali semasa
hidupnya. Sekitar 20-30% dari wanita yang sudah pernah terkena ISK akan
mengalam ISK berulang.

Pada neonatus, ISK lebih sering terjadi pada bayi laki – laki dikarenakan
kecenderungan mengalami anomali kongenital pada saluran kemih lebih tinggi
dibanding bayi perempuan, dan juga dikaitkan dengan bagian dari sindrom sepsis
gram negatif. ISK pada neonatas yang disertai dengan adanya anomali kongenital
saluran kemih dapat menyebabkan skar pada ginjal yang nantinya dapat
menimbulkan komplikasi pada usia dewasa sepeerti hipertensi, proteinuria,
kerusakan ginjal, dan bahkan gagal ginjal yang sampai memerlukan terapi. Pada
usia tua (>50 tahun), kejadian hipertrofi prostat meningkat pada pria sehingga
prevalensi ISK pada pria hampir sama tingginya dengan wanita.

ETIOLOGI

Penyebab paling sering dari UTI (urinary tract infection) adalah bakteri
Escherichia coli (E.coli) yang ditemukan pada usus, walaupun penyakit ini dapat
disebabkan oleh bakteri jenis lain. Saat E. coli terdapat pada kulit atau dekat anus,
bakteri ini dapat masuk ke saluran kencing dan berpindah ke tempat lain.

Pada wanita, karena saluran kencing dan anus terletak berdekatan


dibanding laki-laki, risiko infeksi menjadi lebih tinggi. Bakteri mampu memasuki
saluran kencing melalui kateter yang digunakan pada terapi medis, saat batu atau
cacat lahir menyebabkan penyumbatan saluran kemih, atau saat berhubungan
seksual.

UTI (Urinary tract infection) juga dapat disebabkan oleh infeksi dari area
lain ke ginjal. Infeksi saluran kencing tidak menular, namun berhubungan seksual
saat Anda sedang terinfeksi dapat menyebabkan nyeri dan Anda harus
menghindarinya.

FAKTOR RESIKO

Ada banyak faktor risiko untuk urinary tract infection, yaitu:

 Jenis kelamin: uretra wanita lebih pendek dibanding laki-laki, sehingga


jalur bakteri menuju kandung kemih lebih pendek yang membuat wanita
lebih mudah terkena penyakit ini dibanding laki-laki.
 Aktivitas seksual yang tidak aman
 Penggunaan kontrasepsi: wanita yang menggunakan diafragma atau
spremisida berisiko lebih tinggi terkenan penyakit ini
 Menopause: setelah menopause, penurunan kadar estrogen menyebabkan
perubahan berkemih, sehingga lebih rentan terhadap infeksi
 Saluran kencing yang tidak normal: bayi dengan malformasi saluran
kencing tidak dapat mengeluarkan kencing dengan normal atau retensi
urin pada uretra berisiko tinggi
 Penyumbatan saluran kencing: batu atau pembesaran prostat dapat
menyebabkan retensi urin di kandung kemih
 Sistem imun lemah: diabetes dan kondisi lain menyebabkan sistem imun
menjadi lemah dan meningkatkan risiko infeksi saluran kencing
 Kateter: terjadi pada orang yang tidak dapat berkemih dan harus
menggunakan kateter untuk berkemih. Hal ini dapat terjadi pada pasien di
rumah sakit, pasien dengan neuropathy uncontrolled urinary function, dan
kelumpuhan
 Arah membersihkan saluran kencing: bila membersihkan anus terlebih
dahulu, kemudian membersihkan saluran kencing, bakteri dari anus dapat
berpindah ke saluran kencing dan menyebabkan infeksi saluran kemih.

KLASIFIKASI

Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih antara lain :


1. Kandung kemih (Sistitis) adalah instilah untuk infeksi kandung kemih yang
sering dialami kaum wanita.
2. Uretra (Uretritis) adalah infeksi pada saluran kemih yang sering terjadi pada
pria yang sering melakukan aktifitas seksual tanpa memperhatikan kesehatan.
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal (Pyelonefritis) adalah infeksi pada pyelum ginjal yang sangat
berbahaya sehingga dapat terjadi gagal ginjal sehingga perlu cuci darah
dengan alat yang disebut hemodialisa.
Klasifikasi diagnosis Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia Pria yang
dimodifikasikan dari panduan EAU (European Association of Urology) dan
IDS(Infectious Disease Society of America) :
a. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK non komplikata akut pada wanita
- Pielonefritis non komplikata akut
- ISK komplikata
- Bakteriuri asimtomatik
- ISK rekurens
- Uretritis
- Urosepsis
b. Infeksi Traktus Genitalia Pria
- Prostatitis
- Epididimitis
- Orkhitis

Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:


1. ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak
baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama
mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial
kandung kemih.
2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab
sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing
menetap dan prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
c. Gangguan daya tahan tubuh
d. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang
memproduksi urease.
PATOFISIOLOGI

Patofisiologi infeksi saluran kemih (ISK) bakteri yang dapat menginfeksi saluran
kemih melalui jalur ascending atau hematologi dan limfatik. E.Coli adalah
bakteri yang paling umum untuk menyebabkan infeksi seluran kemih.

Mikroorganisme dapat menginvasi saluran kemih melalui jalur hematogen


(pembuluh darah), limfatik dan asending

Jalur hematogen :

 Penyebab infeksi pada saluran kemih yang terjadi via jalur hematogen
terbatas oleh mikroorganisme seperti Staphylococcus aureus, Candida sp.,
Salmonella sp. dan Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan
infeksi primer ditempat lain pada tubuh manusia. Ginjal merupakan lokasi
yang sering menimbulkan abses pada pasien dengan bakterimia atau
endocarditis yang disebabkan oleh bakteri gram positif, Staphylococcus
Aureus

Jalur limfatik:

 Sangat jarang terjadi dengan bukti kejadian yang sedikit

Jalur asending:

Pada sebagian besar kasus ISK, infeksi awal bermula dari uretra lalu ke kandung
kemih melalu jalur asending tersebut. Pendakian yang berkelanjutan ke ureter dan
ginjal merupakan jalur utama penyebab infeksi pada parenkim ginjal. Hal ini
memberikan penjelasan yang logis terhadap tingkat kejadian ISK yang lebih
tinggi pada wanita, dimana saluran uretra wanita yang lebih pendek dibandingkan
pria akan memudahkan bakteri untuk menginfeksi saluran kemih.
 Kemunculan bakteri pada kandung kemih tidak selalu mengarah kepada
infeksi yang berkelanjutan dan bergejala
 Interaksi antara inang, bakteri patogen dan faktor lingkungan menentukan
apakah invasi jaringan dan infeksi yang bergejala akan terjadi

Faktor Inang

Individu memiliki mekanisme pertahanan untuk menghalangi akses


bakteri ke saluran kemih, yaitu: aliran urin yang tinggi, frekuensi berkemih yang
sering, efek baterisidal dari mukosa kandung kemih, protein tersekresi yang
berikatan dengan adhesi fimbrial pada dinding bakteri, dan respon inflamasi yang
dimediasi oleh PMN(polymorphonuclear leukocytes) dan sitokin.

Faktor predisposisi pada wanita usia muda: anatomi uretra yang pendek,
hubungan seksual, tidak berkemih setelah berhubungan seksual, penggunaan
spiral yang terpasang di serviks dapat memudahkan kolonisasi bakteri, pemakaian
spermicide yang akan meningkatkan pH vagina dan bersifat toksik terhadap flora
normal juga meningkatkan pengikatan E. coli terhadap sel epitel vagina.

Pada wanita post menopause, defisiensi estrogen menyebabkan perubahan flora


vagina, seperti lactobacilli protektif yang merupakan flora normal digantikan
dengan E.coli dan juga uropatogen lainnya.

Pada wanita tertentu dengan antigen p1 dalam darah, mereka akan memiliki
reseptor sel epitelial yang dapat berikatan dengan E.coli sehingga memudahkan
terjadinya invasi dan kolonisasi bakteri.

Bakteri Patogen

E. coli memiliki faktor virulensi berupa fimbrae (P fimbrae dan tipe-1 fimbrae)
yang bersifat spesifik berikatan dengan sel uroepitelial, hal tersebut meningkatkan
patogenitas bakteri ntersebut untuk menginvasi dan menginfeksi saluran kemih.
Beberapa bakteri uropatogen gram negatif yang dapat menyebabkan ISK adalah
Proteus mirabilis dan klebsiela sp yang juga mampu menempel atau berikatan
pada sel periuretral dan vaginal

Staphylococcus saprophyticus (bakteri gram positif) memiliki potensi lebih tinggi


untuk menyebabkan infeksi pada saluran kemih dibandingkan dengan
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidirmidis. Hal tersebut disebabkan
kemampuanya dalam berikatan dengan sel uroepitelial.

Pada individu dengan kelainan struktural dari saluran kemih ataupun pada
pemakaian kateter, beberapa organisme dengan patogenitas yang rendahpun dapat
menyebabkan infeksi pada saluran kemih.

Faktor lingkungan

Ekologi vagina merupakan faktor penting yang mempengaruhi terjadinya


ISK. Kolonisasi flora saluran pencernaan (biasanya E. coli) pada introitus vagina
dan area periuretral merupakan tahap awal yang penting dalam terjadinya ISK.

Setiap kondisi yang menyebabkan stasis urin ataupun obstruksi akan


menyebabkan peningkatan risiko terjadinya ISK, seperti; refluks vesikoureteral,
obstruksi ureteral sekunder akibat hipertrofi prostat, neurogenic baldder, operasi
pengalihan urin, batu saluran kemih, pemasangan kateter urin.

Adanya benda asing seperti batu atau kateter urin akan membuat permukaan
sebagai tempat kolonisasi bakteri dan pembentukan biofilm yang persisten.

Faktor anatomi uretra wanita yang berdekatan dengan anus menyebabkan


kemungkinan kejadian ISK pada wanita lebih tinggi dibanding pria.
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS

Gejala Umum :

1. Sering ingin kencing namun kencing yang dikeluarkan sangatlah sedikit.


2. Kesakitan saat kencing / BAK.
3. Rasa sakit sampai terbakar pada kandung kemih.
4. Pada perempuan merasakan ketidaknyamanan pada tulang kemaluan.
5. Air kencingnya sendiri bisa berwarna putih, cokelat, dan kemerahan.
6. Rasa sakit pada punggung, mual, dan muntah.
7. Demam muncul bila ginjal sudah kena.

Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai berikut :

a) 0 – 1 bulan : gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan diare, kejang,


koma, panas / hipotermia tanpa diketahui sebabnya, ikterus (sepsis).
b) 1 bulan – 2 tahun : panas / hipotermia tanpa diketahui sebabnya, gangguan
pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare, kejang, koma, kolik (anak
menjerit keras), air kemih berbau / berubah warna, kadang-kadang disertai
nyeri perut / pinggang.
c) 2 – 6 tahun : panas / hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat
menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan
berubah warna, diare, muntah, gangguan pertumbuhan serta anoreksia.
d) 6 – 18 tahun : nyeri perut / pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya,
tidak dapat menahan kencing, polikisuria, disuria, enuresis, air kemih
berbau dan berubah warna.

Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :

1. Mukosa memerah dan oedema


2. Terdapat cairan eksudat yang purulent
3. Ada ulserasi pada uretra
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
5. Good morning sign
6. Adanya nanah awal miksi
7. Nyeri pada saat miksi
8. Kesulitan untuk memulai miksi
9. Nyeri pada abdomen bagian bawah.

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :

1. Diuria (nyeri waktu berkemih)


2. Peningkatan frekuensi berkemih
3. Perasaan ingin berkemih
4. Adanya sel-sel darah putih dalam urin
5. Nyeri punggung bawah atau suprapubik
6. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pad kasus yang parah.

Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :

1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri pinggang
4. Disuria

· Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan


pielonefritis akut, tetapi dapat menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat
menyebabkan gagal ginjal.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Menurut Wong (2008), jenis – jenis pemeriksaan diagnostic pada infeksi


saluran kemih (ISK) yaitu :

1. Biopsi ginjal
Pengambilan jaringan ginjal denganteknik terbuka atau perkuatan untuk
pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop cahaya,
electron atau imunofluresen.
2. Pemeriksaan USG Ginjal atau kandung kemih
Transmisi gelombang ultrasonic melalui parenkim ginjal, di sepanjang
saluran ureter dan didaerah kandung kemih
3. Pemeriksaan USG (Skrotum)
Transmisi gelombang ultrasonic melewati isi skrotum dan testis.
4. Comuted tomography
Pemeriksaan dengan sinar-X dan analisis computer akan menghasilkan
rekontruksi area yang tepat
5. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas urin
Pengambilan sampel urin untuk biakan urin dapat dilakukan
dengan cara aspirasi suprapubik, kateter urin, pancar tengah (midstream),
dan menggunakan urine collector. Cara terbaik untuk menghindari
kemungkinan kontaminasi ialah dengan aspirasi suprapubik, dan
merupakan baku emas pengambilan sampel urin untuk biakan urin. Teknik
pengambilan urin pancar tengah merupakan metode non-invasif yang
bernilai tinggi, dan urin bebas terhadap kontaminasi dari uretra. Pada bayi
dan anak kecil, urin dapat diambil dengan memakai kantong penampung
urin (urine bag atau urine collector). Pengambilan sampel urin dengan
metode urine collector, merupakan metode yang mudah dilakukan, namun
risiko kontaminasi yang tinggi dengan positif palsu hingga 80%.
Pengiriman bahan biakan ke laboratorium mikrobiologi perlu
mendapat perhatian karena bila sampel biakan urin dibiarkan pada suhu
kamar lebih dari ½ jam, maka kuman dapat membiak dengan cepat
sehingga memberikan hasil biakan positif palsu. Jika urin tidak langsung
dikultur dan memerlukan waktu lama, sampel urin harus dikirim dalam
termos es atau disimpan dIdalam lemari es. Urin dapat disimpan dalam
lemari es pada suhu 4 0C selama 48-72 jam sebelum dibiak.
Paschke dkk (2010) menggunakan batasan ISK dengan jumlah
kuman > 50x 103 cfu/mL untuk teknik pengambilan urin dengan
midstream atau clean catch .Interpretasi hasil biakan urin bukanlah suatu
patokan mutlak dan kaku karena banyak faktor yang dapat menyebabkan
hitung kuman tidak bermakna meskipun secara klinis jelas ditemukan
ISK. (UKK Nefrologi IDAI, 2011).
6. Urinalisis
Urinalisis saja tidak cukup untuk mendiagnosa Infeksi Saluran Kemih.
Anak - anak dengan demam yang tidak jelas dan gejala berkemih mungkin
memiliki kultur urin positif bahkan ketika dijumpai hasil yang abnormal
pada tes dipstik dan urin lengkap. Pemeriksaan urinalisasi dapat ditemukan
di proteinuria, leukosituria dan Hematuria.
a. Leukosuria
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap
dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya
leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan
ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK
karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila
didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan kultur.
b. Hematuria
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila
dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun
oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau nekrosis
papilaris.

PENATALAKSANAAN

Pengobatan UTI bertujuan untuk membebaskan saluran kemih dari


mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan
morbiditas dengan demikian :
a. Perawatan dapat berupa :
 Meningkatkan intake cairan 3-4 liter/hari bila tidak ada kontra
indikasi untuk membilas saluran kemih.
 Perubahan pola hidup diantaranya :
- Membersihkan perineum dari depan ke belakang
- Pakaian dalam dari bahan katun
- Menghindari kopi, alcohol, tomat, makanan pedas, dan coklat karena
dapat mengritasi kandung kemih.
b. Obat-obatan
1. Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri, dalam waktu.
 Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
 Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti
) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu
 Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum
tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan
lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
2. Analgetik dan Anti spasmodik: untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan oleh penderita.
Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.
3. Tanin Proanthocyanidin: untuk menghambat bakteri melekat pada
dinding kandung kemih.
c. Terapi Nutrisi
Juice Cranberry dan Vit. C dapat digunakan untuk mengurangi
kambuhnya penyakit UTI. Cranberry juga memiliki kandungan enzim
yang berguna untuk menghambat bertambahnya patogen terutama bakteri
E. colli ke epitel kandung kemih.
KOMPLIKASI

1. Gangguan pada ginjal >> saat seseorang terkena infeksi pada kandung
kemih, bakteri dapat naik dan masuk ke ginjal. Jika terjadi, maka orang
tersebut berisiko terkena infeksi ginjal dengan gejala berupa nyeri
punggung, mual, demam, hingga menggigil. Infeksi ginjal yang tidak
segera ditangani dapat mengarah pada gagal ginjal atau kerusakan
permanen pada organ tersebut.
2. Infeksi darah >> komplikasi ini terjadi ketika bakteri yang terdapat di
dalam system saluran kemih memasuki aliran darah dan pada akhirnya
ikut menyerang organ-organ tubuh lainnya. Infeksi darah merupakan
kondisi yang tergolong mematikan.
3. Prostatitis >> komplikasi yang hanya dialami oleh pria ini terjadi ketika
kelenjar prostat mengalami peradangan. Gejala yang muncul bisa berupa
rasa nyeri di daerah selangkangan saat buang air kecil atau saat ejakulasi.

Anda mungkin juga menyukai