Infeksi saluran kencing atau urinary tract infection adalah infeksi yang terjadi jika
terdapat bakteri pada organ saluran kencing. Saluran kencing adalah organ
penghasil, penyimpan, dan yang mengeluarkan urin seperti ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra. Secara khusus, kandung kemih dan uretra adalah organ yang
paling sering terkena. Urinary tract infection dapat terjadi pada semua orang tanpa
memandang usia dan jenis kelamin. Namun wanita lebih sering terkena dibanding
laki-laki, karena wanita memiliki uretra yang lebih pendek sehingga wanita lebih
rentan infeksi.
EPIDEMIOLOGI
Tingkat kejadian ISK lebih tinggi pada wanita dibanding pria usia dewasa.
Pada wanita post menopause, kejadian ISK terbilang tinggi diakibatkan prolapse
uterus atau kandung kemih yang akan menyebabkan pengosongan kandung kemih
tidak komplit, penyebab lain ialah kehilangan estrogen yang menyebabkan
perubahan flora vagina (hilangnya Lactobacilli) sehingga memudahkan kolonisasi
bakteri aerob gram negatif seperti coli. Sebanyak 50-80% dari total populasi
wanita secara umum pernah mengalami ISK setidaknya satu kali semasa
hidupnya. Sekitar 20-30% dari wanita yang sudah pernah terkena ISK akan
mengalam ISK berulang.
Pada neonatus, ISK lebih sering terjadi pada bayi laki – laki dikarenakan
kecenderungan mengalami anomali kongenital pada saluran kemih lebih tinggi
dibanding bayi perempuan, dan juga dikaitkan dengan bagian dari sindrom sepsis
gram negatif. ISK pada neonatas yang disertai dengan adanya anomali kongenital
saluran kemih dapat menyebabkan skar pada ginjal yang nantinya dapat
menimbulkan komplikasi pada usia dewasa sepeerti hipertensi, proteinuria,
kerusakan ginjal, dan bahkan gagal ginjal yang sampai memerlukan terapi. Pada
usia tua (>50 tahun), kejadian hipertrofi prostat meningkat pada pria sehingga
prevalensi ISK pada pria hampir sama tingginya dengan wanita.
ETIOLOGI
Penyebab paling sering dari UTI (urinary tract infection) adalah bakteri
Escherichia coli (E.coli) yang ditemukan pada usus, walaupun penyakit ini dapat
disebabkan oleh bakteri jenis lain. Saat E. coli terdapat pada kulit atau dekat anus,
bakteri ini dapat masuk ke saluran kencing dan berpindah ke tempat lain.
UTI (Urinary tract infection) juga dapat disebabkan oleh infeksi dari area
lain ke ginjal. Infeksi saluran kencing tidak menular, namun berhubungan seksual
saat Anda sedang terinfeksi dapat menyebabkan nyeri dan Anda harus
menghindarinya.
FAKTOR RESIKO
KLASIFIKASI
Patofisiologi infeksi saluran kemih (ISK) bakteri yang dapat menginfeksi saluran
kemih melalui jalur ascending atau hematologi dan limfatik. E.Coli adalah
bakteri yang paling umum untuk menyebabkan infeksi seluran kemih.
Jalur hematogen :
Penyebab infeksi pada saluran kemih yang terjadi via jalur hematogen
terbatas oleh mikroorganisme seperti Staphylococcus aureus, Candida sp.,
Salmonella sp. dan Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan
infeksi primer ditempat lain pada tubuh manusia. Ginjal merupakan lokasi
yang sering menimbulkan abses pada pasien dengan bakterimia atau
endocarditis yang disebabkan oleh bakteri gram positif, Staphylococcus
Aureus
Jalur limfatik:
Jalur asending:
Pada sebagian besar kasus ISK, infeksi awal bermula dari uretra lalu ke kandung
kemih melalu jalur asending tersebut. Pendakian yang berkelanjutan ke ureter dan
ginjal merupakan jalur utama penyebab infeksi pada parenkim ginjal. Hal ini
memberikan penjelasan yang logis terhadap tingkat kejadian ISK yang lebih
tinggi pada wanita, dimana saluran uretra wanita yang lebih pendek dibandingkan
pria akan memudahkan bakteri untuk menginfeksi saluran kemih.
Kemunculan bakteri pada kandung kemih tidak selalu mengarah kepada
infeksi yang berkelanjutan dan bergejala
Interaksi antara inang, bakteri patogen dan faktor lingkungan menentukan
apakah invasi jaringan dan infeksi yang bergejala akan terjadi
Faktor Inang
Faktor predisposisi pada wanita usia muda: anatomi uretra yang pendek,
hubungan seksual, tidak berkemih setelah berhubungan seksual, penggunaan
spiral yang terpasang di serviks dapat memudahkan kolonisasi bakteri, pemakaian
spermicide yang akan meningkatkan pH vagina dan bersifat toksik terhadap flora
normal juga meningkatkan pengikatan E. coli terhadap sel epitel vagina.
Pada wanita tertentu dengan antigen p1 dalam darah, mereka akan memiliki
reseptor sel epitelial yang dapat berikatan dengan E.coli sehingga memudahkan
terjadinya invasi dan kolonisasi bakteri.
Bakteri Patogen
E. coli memiliki faktor virulensi berupa fimbrae (P fimbrae dan tipe-1 fimbrae)
yang bersifat spesifik berikatan dengan sel uroepitelial, hal tersebut meningkatkan
patogenitas bakteri ntersebut untuk menginvasi dan menginfeksi saluran kemih.
Beberapa bakteri uropatogen gram negatif yang dapat menyebabkan ISK adalah
Proteus mirabilis dan klebsiela sp yang juga mampu menempel atau berikatan
pada sel periuretral dan vaginal
Pada individu dengan kelainan struktural dari saluran kemih ataupun pada
pemakaian kateter, beberapa organisme dengan patogenitas yang rendahpun dapat
menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
Faktor lingkungan
Adanya benda asing seperti batu atau kateter urin akan membuat permukaan
sebagai tempat kolonisasi bakteri dan pembentukan biofilm yang persisten.
Gejala Umum :
Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai berikut :
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri pinggang
4. Disuria
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Biopsi ginjal
Pengambilan jaringan ginjal denganteknik terbuka atau perkuatan untuk
pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop cahaya,
electron atau imunofluresen.
2. Pemeriksaan USG Ginjal atau kandung kemih
Transmisi gelombang ultrasonic melalui parenkim ginjal, di sepanjang
saluran ureter dan didaerah kandung kemih
3. Pemeriksaan USG (Skrotum)
Transmisi gelombang ultrasonic melewati isi skrotum dan testis.
4. Comuted tomography
Pemeriksaan dengan sinar-X dan analisis computer akan menghasilkan
rekontruksi area yang tepat
5. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas urin
Pengambilan sampel urin untuk biakan urin dapat dilakukan
dengan cara aspirasi suprapubik, kateter urin, pancar tengah (midstream),
dan menggunakan urine collector. Cara terbaik untuk menghindari
kemungkinan kontaminasi ialah dengan aspirasi suprapubik, dan
merupakan baku emas pengambilan sampel urin untuk biakan urin. Teknik
pengambilan urin pancar tengah merupakan metode non-invasif yang
bernilai tinggi, dan urin bebas terhadap kontaminasi dari uretra. Pada bayi
dan anak kecil, urin dapat diambil dengan memakai kantong penampung
urin (urine bag atau urine collector). Pengambilan sampel urin dengan
metode urine collector, merupakan metode yang mudah dilakukan, namun
risiko kontaminasi yang tinggi dengan positif palsu hingga 80%.
Pengiriman bahan biakan ke laboratorium mikrobiologi perlu
mendapat perhatian karena bila sampel biakan urin dibiarkan pada suhu
kamar lebih dari ½ jam, maka kuman dapat membiak dengan cepat
sehingga memberikan hasil biakan positif palsu. Jika urin tidak langsung
dikultur dan memerlukan waktu lama, sampel urin harus dikirim dalam
termos es atau disimpan dIdalam lemari es. Urin dapat disimpan dalam
lemari es pada suhu 4 0C selama 48-72 jam sebelum dibiak.
Paschke dkk (2010) menggunakan batasan ISK dengan jumlah
kuman > 50x 103 cfu/mL untuk teknik pengambilan urin dengan
midstream atau clean catch .Interpretasi hasil biakan urin bukanlah suatu
patokan mutlak dan kaku karena banyak faktor yang dapat menyebabkan
hitung kuman tidak bermakna meskipun secara klinis jelas ditemukan
ISK. (UKK Nefrologi IDAI, 2011).
6. Urinalisis
Urinalisis saja tidak cukup untuk mendiagnosa Infeksi Saluran Kemih.
Anak - anak dengan demam yang tidak jelas dan gejala berkemih mungkin
memiliki kultur urin positif bahkan ketika dijumpai hasil yang abnormal
pada tes dipstik dan urin lengkap. Pemeriksaan urinalisasi dapat ditemukan
di proteinuria, leukosituria dan Hematuria.
a. Leukosuria
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap
dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya
leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan
ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK
karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila
didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan kultur.
b. Hematuria
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila
dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun
oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau nekrosis
papilaris.
PENATALAKSANAAN
1. Gangguan pada ginjal >> saat seseorang terkena infeksi pada kandung
kemih, bakteri dapat naik dan masuk ke ginjal. Jika terjadi, maka orang
tersebut berisiko terkena infeksi ginjal dengan gejala berupa nyeri
punggung, mual, demam, hingga menggigil. Infeksi ginjal yang tidak
segera ditangani dapat mengarah pada gagal ginjal atau kerusakan
permanen pada organ tersebut.
2. Infeksi darah >> komplikasi ini terjadi ketika bakteri yang terdapat di
dalam system saluran kemih memasuki aliran darah dan pada akhirnya
ikut menyerang organ-organ tubuh lainnya. Infeksi darah merupakan
kondisi yang tergolong mematikan.
3. Prostatitis >> komplikasi yang hanya dialami oleh pria ini terjadi ketika
kelenjar prostat mengalami peradangan. Gejala yang muncul bisa berupa
rasa nyeri di daerah selangkangan saat buang air kecil atau saat ejakulasi.