Anda di halaman 1dari 17

1.

Buatlah dalam bentuk tabel perbandingan tentang tatacara pemberian wilayah, perizinan dan pelaporan pada kegiatan usaha pertambangan
Minerba menurut PP NO. 22 dan 23 Tahun 2010 dengan PERMEN NO.11 Tahun 2018

PP NO. 22 dan 23 Tahun 2010 PERMEN NO.11 Tahun 2018


Pemberian Wilayah Paragraf 1 Tata Cara Pemberian WIUP/WIUPK
Umum Tata Cara Pemberian WIUP Mineral Bukan Logam
Pasal 8 dan WIUP Batuan
(1) Pemberian WIUP terdiri atas: Pasal 14
a. WIUP radioaktif; (1) Menteri atau gubernur sesuai dengan
b. WIUP mineral logam; kewenangannya menerbitkan peta WIUP
c. WIUP batubara; Mineral Bukan Logam atau WIUP Batuan
d. WIUP mineral bukan logam; dan/atau berdasarkan permohonan Badan Usaha,
e. WIUP batuan. koperasi, dan perseorangan yang telah memenuhi
(2) WIUP radioaktif sebagaimana dimaksud pada ayat persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
(1) huruf a diperoleh sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
peraturan perundang undangan. (2) Sebelum memberikan WIUP Mineral Bukan
(3) WIUP mineral logam dan batubara sebagaimana Logam dan WIUP Batuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dimaksud pada ayat (1):
diperoleh dengan cara lelang. a. Menteri harus terlebih dahulu mendapatkan
(4) WIUP mineral bukan logam dan batuan rekomendasi dari gubernur dan/atau instansi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan pemerintah terkait; dan
huruf e diperoleh dengan cara mengajukan b. gubernur harus terlebih dahulu mendapatkan
permohonan wilayah. rekomendasi dari bupati/wali kota dan/atau
instansi terkait.
Pasal 9 (3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Dalam 1 (satu) WUP dapat terdiri atas 1 (satu) atau (2) berupa pemberian pertimbangan yang berisi
beberapa WIUP. informasi mengenai pemanfaatan lahan, pada
(2) Setiap pemohon hanya dapat diberikan 1 (satu) WIUP Mineral Bukan Logam dan WIUP Batuan.
WIUP. (4) Gubernur atau bupati/wali kota memberikan
(3) Dalam hal pemohon sebagaimana dimaksud pada rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (2) merupakan badan usaha yang telah (2) dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari
terbuka (go public), dapat diberikan lebih dari 1 kerja sejak diterimanya permintaan rekomendasi.
(satu) WIUP. (5) Apabila gubernur atau bupati/wali kota dalam
jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
Tata Cara Pemberian WIUP Mineral Logam dan tidak memberikan rekomendasi sebagaimana
Batubara dimaksud pada ayat (2) dianggap menyetujui
Pasal 10 untuk dilakukan pemberian WIUP Mineral
(1) Sebelum dilakukan pelelangan WIUP mineral Bukan Logam dan/atau WIUP Batuan.
logam atau batubara sebagaimana dimaksud dalam (6) Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
Pasal 8 ayat (3), Menteri, gubernur, atau gubernur sesuai dengan kewenangannya
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi administratif dan teknis atas
mengumumkan secara terbuka WIUP yang akan permohonan Badan Usaha, koperasi, dan
dilelang kepada badan usaha, koperasi, atau perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat
perseorangan dalam jangka waktu paling lambat 3 (1).
(tiga) bulan sebelum pelaksanaan lelang. (7) Berdasarkan hasil evaluasi administratif dan
(2) Sebelum dilakukan pelelangan WIUP mineral teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
logam atau batubara sebagaimana dimaksud pada Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
ayat (1): gubernur sesuai dengan kewenangannya dalam
a. Menteri harus mendapat rekomendasi terlebih jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
dahulu dari gubernur dan bupati/walikota; setelah diterimanya permohonan wajib
b. gubernur harus mendapat rekomendasi terlebih memberikan keputusan menerima atau menolak
dahulu dari bupati/walikota. permohonan WIUP sebagaimana dimaksud pada
(3) Gubernur atau bupati/walikota memberikan ayat (1).
rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) (8) Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja gubernur sesuai dengan kewenangannya
sejak diterimanya permintaan rekomendasi. menerbitkan surat perintah penyetoran
pembayaran biaya pencadangan WIUP Mineral
Tata Cara Pemberian WIUP Mineral Bukan Logam dan Bukan Logam dan/atau WIUP Batuan ke kas
Batuan negara kepada Badan Usaha, koperasi, atau
Pasal 20 perseorangan dalam hal permohonan WIUP
(1) Untuk mendapatkan WIUP mineral bukan logam diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (7).
atau batuan, badan usaha, koperasi, atau (9) Gubernur hanya dapat menerbitkan WIUP
perseorangan mengajukan permohonan wilayah Mineral Bukan Logam dan/atau WIUP Batuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) pada WIUPK Mineral Logam dan/atau WIUPK
kepada: Batubara setelah IUPK diterbitkan oleh Menteri.
a. Menteri, untuk permohonan WIUP yang
berada lintas wilayah provinsi dan/atau wilayah Pasal 15
laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis Direktur Jenderal atas nama Menteri atau gubernur
pantai; sesuai dengan kewenangannya memberikan WIUP
b. gubernur, untuk permohonan WIUP yang Mineral Bukan Logam dan/atau WIUP Batuan kepada
berada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1 pemohon WIUP setelah
(satu) provinsi dan/atau wilayah laut 4 (empat) pemohon WIUP memberikan tanda bukti setoran
mil sampai dengan 12 (dua belas) mil; dan biaya pencadangan wilayah ke kas negara
c. bupati/walikota, untuk permohonan WIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (8).
yang berada di dalam 1 (satu) wilayah
kabupaten/kota dan/atau wilayah laut sampai Pasal 16
dengan 4 (empat) mil. (1) Gubernur sebelum menerbitkan peta WIUP
(2) Sebelum memberikan WIUP mineral bukan logam Mineral Bukan Logam atau WIUP Batuan wajib
atau batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1): berkoordinasi dengan Menteri jika berada pada:
a. Menteri harus mendapat rekomendasi terlebih a. WIUP Mineral Logam dan/atau WIUP
dahulu dari gubernur dan bupati/walikota; Batubara yang telah ditetapkan oleh Menteri;
b. gubernur harus mendapat rekomendasi terlebih b. WIUP Mineral Logam dan/atau WIUP
dahulu dari bupati/walikota. Batubara yang telah diberikan kepada
(3) Gubernur atau bupati/walikota memberikan pemegang IUP Mineral logam atau IUP
rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Batubara; dan
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja c. WIUPK Mineral Logam dan/atau WIUPK
sejak diterimanya permintaan rekomendasi. Batubara yang telah diberikan kepada
pemegang IUPK Mineral logam atau IUPK
Pasal 21 Batubara.
(1) Permohonan WIUP mineral bukan logam dan/atau (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
batuan yang terlebih dahulu telah memenuhi huruf a untuk mendapatkan rekomendasi dari
persyaratan koordinat geografis lintang dan bujur Direktur Jenderal.
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi (3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang berlaku secara nasional dan membayar biaya huruf b dan huruf c untuk mendapatkan
pencadangan wilayah dan pencetakan peta, rekomendasi dari Direktur Jenderal dan
memperoleh prioritas pertama untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang IUP atau IUPK
WIUP. berdasarkan perjanjian pemanfaatan lahan
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dan/atau fasilitas penunjang bersama.
dengan kewenangannya dalam jangka waktu paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah diterima Pasal 17
permohonan wajib memberikan keputusan Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan
menerima atau menolak atas permohonan WIUP pedoman pelaksanaan pemberian WIUP Mineral
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Bukan Logam dan/atau WIUP Batuan.
(3) Keputusan menerima sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada pemohon WIUP Tata Cara Pemberian WIUP Mineral Logam dan
disertai dengan penyerahan peta WIUP berikut Batubara
batas dan koordinat WIUP. Pasal 18
(4) Keputusan menolak sebagaimana dimaksud pada WIUP Mineral Logam, WIUP Batubara, WIUPK
ayat (2) harus disampaikan secara tertulis kepada Mineral logam, dan/atau WIUPK Batubara yang telah
pemohon WIUP disertai dengan alasan penolakan. ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1) diberikan oleh Menteri atau gubernur sesuai
Pemberian WIUPK dengan kewenangannya dengan cara Lelang kepada
Paragraf 1 Badan Usaha, koperasi, dan perseorangan.
Umum
Pasal 51 Tata Cara Pemberian WIUPK
(1) Pemberian WIUPK terdiri atas WIUPK mineral Paragraf 1
logam dan/atau batubara. Tata Cara Pemberian WIUPK secara prioritas
(2) WIUPK diberikan kepada BUMN, BUMD, atau Pasal 27
badan usaha swasta oleh Menteri. (1) Menteri menawarkan kepada BUMN dan BUMD
(3) Menteri dalam memberikan WIUPK sebagaimana dengan cara prioritas untuk mendapatkan WIUPK
dimaksud pada ayat (2) harus terlebih dahulu Mineral Logam dan/atau WIUPK Batubara.
menawarkan kepada BUMN atau BUMD dengan (2) BUMN dan BUMD yang berminat
cara prioritas. mengusahakan WIUPK sebagaimana dimaksud
(4) Dalam hal peminat sebagaimana dimaksud pada pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
ayat (3) hanya ada 1 (satu) BUMN atau BUMD, administratif, teknis, dan finansial.
WIUPK diberikan kepada BUMN atau BUMD (3) BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan membayar biaya kompensasi data merupakan BUMD yang dibentuk oleh
informasi. pemerintah daerah provinsi atau pemerintah
(5) Dalam hal peminat sebagaimana dimaksud pada daerah kabupaten/kota tempat WIUPK yang akan
ayat (3) lebih dari 1 (satu) BUMN atau BUMD, ditawarkan berada.
WIUPK diberikan dengan cara lelang.
(6) Pemenang lelang sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 28
(5) dikenai kewajiban membayar biaya kompensasi (1) Dalam hal terhadap penawaran WIUPK
data informasi sesuai dengan nilai lelang. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1)
hanya terdapat 1 (satu) BUMN yang berminat dan
Pasal 52 memenuhi persyaratan, WIUPK langsung
(1) Dalam hal tidak ada BUMN atau BUMD yang diberikan kepada BUMN.
berminat, WIUPK ditawarkan kepada badan usaha (2) Direktur Jenderal atas nama Menteri
swasta yang bergerak dalam bidang pertambangan menyampaikan surat penunjukan langsung
mineral atau batubara dengan cara lelang. sekaligus perintah kepada BUMN untuk
(2) Pemenang lelang sebagaimana dimaksud pada ayat memberikan penyertaan saham kepada BUMD
(1) dikenai kewajiban membayar biaya kompensasi paling sedikit 10% (sepuluh persen) dengan
data informasi sesuai dengan nilai lelang. ketentuan BUMN dapat:
Paragraf 2 a. membentuk Badan Usaha baru sebagai
Tata Cara Pemberian Prioritas WIUPK Mineral Logam perusahaan patungan (joint venture) dalam
dan Batubara jangka waktu paling lama 90 (sembilan
Pasal 53 puluh) hari kalender sejak menerima surat
(1) BUMN dan BUMD yang telah mendapatkan penunjukan langsung; atau
WIUPK wajib mengajukan permohonan IUPK b. menggunakan Badan Usaha afiliasinya dalam
mineral logam atau batubara kepada Menteri. jangka waktu paling lama 60 (enam puluh)
(2) Dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari hari kalender sejak sejak menerima surat
kerja sejak diterimanya permohonan sebagaimana penunjukan langsung.
dimaksud pada ayat (1), Menteri memberikan (3) Dalam pemberian penyertaan saham sebagaimana
IUPK kepada BUMN atau BUMD setelah dimaksud pada ayat (2), BUMN harus
memenuhi persyaratan. berkoordinasi dengan pemerintah daerah provinsi
dan pemerintah daerah kabupaten/kota tempat
WIUPK yang akan diusahakan berada.
(4) Dalam hal berdasarkan hasil koordinasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penyertaan
saham sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diminati oleh BUMD yang dibentuk oleh
pemerintah daerah provinsi dan BUMD yang
dibentuk oleh pemerintah daerah kabupaten/kota,
penyertaan saham 10% (sepuluh persen) dibagi
menjadi:
a. 4% (empat persen) untuk BUMD yang
dibentuk oleh pemerintah daerah provinsi;
dan
b. 6% (enam persen) untuk BUMD yang
dibentuk oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota.
(5) Dalam hal terhadap penawaran WIUPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1)
hanya terdapat 1 (satu) BUMD yang berminat dan
memenuhi persyaratan, WIUPK langsung
diberikan kepada BUMD.
(6) Direktur Jenderal atas nama Menteri
menyampaikan surat penunjukan langsung
sekaligus pemberitahuan kepada BUMD bahwa
dalam mengusahakan WIUPK, BUMD dapat:
a. langsung menggunakan BUMD; atau
b. membentuk Badan Usaha baru sebagai
perusahaan patungan (joint venture) dalam
jangka waktu paling lama 90 (sembilan
puluh) hari kalender sejak menerima surat
penunjukan langsung.
(7) Penyertaan saham Badan Usaha swasta dalam
BUMD atau Badan Usaha baru sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) paling banyak 49%
(empat puluh sembilan persen).

Pasal 29
Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan
pedoman pelaksanaan pemberian WIUPK secara
prioritas.

Paragraf 2
Tata Cara Pemberian WIUPK secara Lelang
Pasal 30
(1) Menteri memberikan WIUPK dengan cara
Lelang kepada BUMN dan BUMD dalam hal
terdapat lebih dari 1 (satu) BUMN atau BUMD
yang berminat terhadap penawaran WIUPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1).
(2) Menteri menawarkan WIUPK kepada Badan
Usaha swasta yang bergerak di bidang
pertambangan Mineral atau Batubara dengan
cara Lelang dalam hal:
a. tidak ada BUMN dan BUMD yang berminat
terhadap penawaran WIUPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1); dan/atau
b. tidak ada BUMN dan BUMD yang
memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2).
c. Menteri wajib mengumumkan rencana
pelaksanaan Lelang WIUPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan sebelum
pelaksanaan Lelang.
Perizinan IZIN USAHA PERTAMBANGAN TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN
Bagian Kesatu Bagian Kesatu Umum
Umum Pasal 34
Pasal 6 (1) Izin usaha di bidang pertambangan Mineral dan
(1) IUP diberikan oleh Menteri, gubernur, atau Batubara dikelompokkan menjadi:
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya a. IUP Eksplorasi;
berdasarkan permohonan yang diajukan oleh: b. IUPK Eksplorasi;
a. badan usaha; c. IUP Operasi Produksi;
b. koperasi; dan d. IUPK Operasi Produksi;
c. perseorangan. e. IUP Operasi Produksi khusus untuk
(2) Badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pengolahan dan/atau pemurnian;
huruf a dapat berupa badan usaha swasta, BUMN, f. IUP Operasi Produksi khusus untuk
atau BUMD. pengangkutan dan penjualan; dan
(3) Perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) g. IUJP.
huruf c dapat berupa orang perseorangan, (2) Izin usaha di bidang pertambangan Mineral dan
perusahaan firma, atau perusahaan komanditer. Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(4) IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf g dapat diberikan
diberikan setelah mendapatkan WIUP. kepada:
(5) Dalam 1 (satu) WIUP dapat diberikan 1 (satu) atau a. Badan Usaha;
beberapa IUP. b. koperasi; dan
c. perseorangan.
Pasal 7 (3) Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
IUP diberikan melalui tahapan: (2) huruf a terdiri atas:
a. pemberian WIUP; dan a. BUMN;
b. pemberian IUP. b. BUMD; dan
c. badan usaha swasta.
(4) Perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat
Tata Cara Pemberian IUP Eksplorasi atau IUPK (2) huruf c terdiri atas:
Eksplorasi a. perusahaan firma;
Pasal 38 b. perusahaan komanditer; dan
c. orang perseorangan.
(1) Permohonan IUP Eksplorasi harus diajukan kepada Pasal 35
Menteri atau gubernur sesuai dengan (1) Badan Usaha, koperasi, dan perseorangan hanya
kewenangannya paling lama 5 (lima) hari kerja: dapat melaksanakan kegiatan usaha
a. setelah Badan Usaha, koperasi, atau pertambangan Mineral dan Batubara setelah
perseorangan ditetapkan sebagai pemenang mendapatkan izin usaha di bidang pertambangan
Lelang WIUP Mineral Logam atau WIUP Mineral dan Batubara sebagaimana dimaksud
Batubara; atau dalam Pasal 34 ayat (1).
b. setelah penerbitan peta WIUP Mineral Bukan (2) Izin usaha di bidang pertambangan Mineral dan
Logam atau WIUP Batuan. Batubara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
(2) Permohonan IUPK Eksplorasi harus diajukan ayat (1) tidak dapat digunakan selain
kepada Menteri dalam jangka waktu paling lama 5 sebagaimana dimaksud dalam pemberian izin
(lima) hari kerja sejak: usaha di bidang pertambangan Mineral dan
a. terbentuknya Badan Usaha baru sebagaimana Batubara.
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2), Pasal 31 ayat
(6) atau Pasal 32 ayat (2); Tata Cara Pemberian IUP Eksplorasi atau IUPK
b. Badan Usaha afiliasi menyertakan saham Eksplorasi
kepada BUMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
Pasal 28 ayat (4); (1) Permohonan IUP Eksplorasi harus diajukan
c. pemberian WIUPK kepada BUMD dalam hal kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan
BUMD tidak membentuk Badan Usaha baru kewenangannya paling lama 5 (lima) hari kerja:
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat a. setelah Badan Usaha, koperasi, atau
(8); perseorangan ditetapkan sebagai pemenang
d. BUMD ditetapkan sebagai pemenang lelang Lelang WIUP Mineral Logam atau WIUP
WIUPK Mineral Logam atau WIUPK Batubara Batubara; atau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat b. setelah penerbitan peta WIUP Mineral
(6); atau Bukan Logam atau WIUP Batuan.
e. Badan Usaha swasta ditetapkan sebagai (2) Permohonan IUPK Eksplorasi harus diajukan
pemenang Lelang WIUPK Mineral Logam atau kepada Menteri dalam jangka waktu paling lama
WIUPK Batubara sebagaimana dimaksud 5 (lima) hari kerja sejak:
dalam Pasal 32 ayat (1). a. terbentuknya Badan Usaha baru;
(3) Dalam hal terdapat sanggahan terhadap penetapan b. Badan Usaha afiliasi menyertakan saham
pemenang Lelang WIUP Mineral Logam, WIUP kepada BUMD;
Batubara, atau WIUPK sebagaimana dimaksud c. pemberian WIUPK kepada BUMD dalam
pada ayat (1) huruf a dan ayat (2), permohonan IUP hal BUMD tidak membentuk Badan Usaha
Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi harus diajukan baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah selesainya ayat (8);
masa sanggah atau dikeluarkannya jawaban d. BUMD ditetapkan sebagai pemenang lelang
Menteri terhadap sanggahan bahwa pelaksanaan WIUPK Mineral Logam atau WIUPK
Lelang dan penetapan pemenang Lelang WIUP Batubara sebagaimana dimaksud dalam
Mineral Logam, WIUP Batubara, atau WIUPK Pasal 31 ayat (6); atau Badan Usaha swasta
telah benar. ditetapkan sebagai pemenang Lelang
WIUPK Mineral Logam atau WIUPK
IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT Batubara sebagaimana dimaksud dalam
Bagian Kesatu Pasal 32 ayat (1).
Umum (3) Dalam hal terdapat sanggahan terhadap
Pasal 47 penetapan pemenang Lelang WIUP Mineral
(1) IPR diberikan oleh bupati/walikota berdasarkan Logam, WIUP Batubara, atau WIUPK
permohonan yang diajukan oleh penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
setempat, baik orang perseorangan maupun ayat (2), permohonan IUP Eksplorasi atau IUPK
kelompok masyarakat dan/atau koperasi. Eksplorasi harus diajukan paling lama 5 (lima)
(2) IPR diberikan setelah ditetapkan WPR oleh hari kerja setelah selesainya masa sanggah atau
bupati/walikota. dikeluarkannya jawaban Menteri terhadap
(3) Dalam 1 (satu) WPR dapat diberikan 1 (satu) atau sanggahan bahwa pelaksanaan Lelang dan
beberapa IPR. penetapan pemenang Lelang WIUP Mineral
Logam, WIUP Batubara, atau WIUPK telah
Bagian Kedua benar.
Pemberian IPR
Pasal 48 Tata Cara Pemberian IUP Operasi Produksi atau
(1) Setiap usaha pertambangan rakyat pada WPR dapat IUPK Operasi Produksi
dilaksanakan apabila telah mendapatkan IPR. Pasal 43
(2) Untuk mendapatkan IPR, pemohon harus (1) IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi
memenuhi: Produksi diberikan kepada Badan Usaha,
a. persyaratan administratif; koperasi, atau perseorangan yang telah
b. persyaratan teknis; dan menyelesaikan tahap IUP Eksplorasi atau IUPK
c. persyaratan finansial. Eksplorasi.
(3) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud (2) Setiap pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK
pada ayat (2) huruf a untuk: Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP
a. orang perseorangan, paling sedikit meliputi: Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi
1. surat permohonan; sebagai kelanjutan kegiatan usaha
2. kartu tanda penduduk; pertambangannya dengan mengajukan
3. komoditas tambang yang dimohon; dan permohonan peningkatan menjadi IUP Operasi
Produksi atau IUPK Operasi Produksi kepada
4. surat keterangan dari kelurahan/desa Menteri atau gubernur sesuai dengan
setempat. kewenangannya.
b. kelompok masyarakat, paling sedikit meliputi: (3) Permohonan peningkatan menjadi IUP Operasi
1. surat permohonan; Produksi atau IUPK Operasi Produksi
2. komoditas tambang yang dimohon; dan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
3. surat keterangan dari kelurahan/desa diajukan kepada Menteri atau gubernur sesuai
setempat. dengan kewenangannya paling lama:
c. koperasi setempat, paling sedikit meliputi: a. 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka
1. surat permohonan; waktu IUP Eksplorasi Mineral Logam, IUP
2. nomor pokok wajib pajak; Eksplorasi Mineral bukan logam jenis
3. akte pendirian koperasi yang telah tertentu, IUP Eksplorasi Batubara, IUPK
disahkan oleh pejabat yang berwenang; Eksplorasi Mineral Logam, atau IUPK
4. komoditas tambang yang dimohon; dan Eksplorasi Batubara; atau
5. surat keterangan dari kelurahan/desa b. 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka
setempat. waktu IUP Eksplorasi Mineral bukan logam
(4) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada atau IUP Eksplorasi batuan.
ayat (2) huruf b berupa surat pernyataan yang (4) Permohonan peningkatan menjadi IUP Operasi
memuat paling sedikit mengenai: atau IUPK Operasi Produksi sebagaimana
a. sumuran pada IPR paling dalam 25 (dua puluh dimaksud pada ayat (3) harus memenuhi
lima) meter; persyaratan administratif, teknis, lingkungan, dan
b. menggunakan pompa mekanik, finansial.
penggelundungan atau
c. permesinan dengan jumlah tenaga maksimal 25 Tata Cara Pemberian IUP Operasi Produksi Khusus
(dua puluh lima) horse power untuk 1 (satu) Untuk
IPR; dan Pengolahan dan/atau Pemurnian
d. tidak menggunakan alat berat dan bahan Pasal 47
peledak. (1) IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
(5) Persyaratan finansial sebagaimana dimaksud pada dan/atau pemurnian komoditas tambang Mineral
ayat (2) huruf c berupa laporan keuangan 1 (satu) logam, Mineral bukan logam, dan Batubara hanya
tahun terakhir dan hanya dipersyaratkan bagi dapat diberikan kepada Badan Usaha.
koperasi setempat. (2) IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
dan/atau pemurnian komoditas tambang batuan
IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS dapat diberikan kepada Badan Usaha, koperasi,
Bagian Kesatu atau perseorangan.
Umum (3) Untuk mendapatkan IUP Operasi Produksi
Pasal 49 khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
(1) IUPK diberikan oleh Menteri berdasarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
permohonan yang diajukan oleh BUMN, BUMD, Badan Usaha, koperasi, atau perseorangan harus
atau badan usaha swasta. memenuhi persyaratan administratif, teknis,
(2) IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lingkungan, dan finansial.
diberikan setelah diperoleh WIUPK yang telah
ditetapkan oleh Menteri. Tata Cara Pemberian IUP Operasi Produksi Khusus
(3) Dalam 1 (satu) WIUPK dapat terdiri atas 1 (satu) Untuk Pengangkutan dan Penjualan
atau beberapa IUPK. Pasal 50
(4) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (1) IUP Operasi Produksi khusus untuk
hanya dapat diberikan 1 (satu) WIUPK, kecuali pengangkutan dan penjualan komoditas tambang
pemohon merupakan badan usaha yang telah Mineral logam, Mineral bukan logam, Batubara,
terbuka dapat diberikan lebih dari 1 (satu) WIUPK. dan batuan dapat diberikan kepada Badan Usaha,
(5) Ketentuan mengenai penetapan WUPK koperasi, atau perseorangan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam (2) Untuk mendapatkan IUP Operasi Produksi
Peraturan Pemerintah tersendiri. khusus untuk pengangkutan dan penjualan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan
Pasal 50 Usaha, koperasi, atau perseorangan harus
IUPK diberikan melalui tahapan: memenuhi persyaratan.
a. pemberian WIUPK; dan
b. pemberian IUPK. Tata Cara Pemberian IUJP
Pasal 53
IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS (1) IUJP untuk melakukan kegiatan usaha jasa
Bagian Kesatu pertambangan di seluruh wilayah Indonesia
Umum diberikan oleh Menteri berdasarkan permohonan
Pasal 49 yang diajukan oleh Badan Usaha.
(1) IUPK diberikan oleh Menteri berdasarkan (2) IUJP untuk melakukan kegiatan usaha jasa
permohonan yang diajukan oleh BUMN, BUMD, pertambangan dalam 1 (satu) daerah provinsi
atau badan usaha swasta. diberikan oleh gubernur berdasarkan permohonan
(2) IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diajukan oleh Badan Usaha, koperasi, atau
diberikan setelah diperoleh WIUPK yang telah perseorangan.
ditetapkan oleh Menteri. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Dalam 1 (satu) WIUPK dapat terdiri atas 1 (satu) dan ayat (2) harus memenuhi persyaratan
atau beberapa IUPK. administratif dan teknis.
(4) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat diberikan 1 (satu) WIUPK, kecuali
pemohon merupakan badan usaha yang telah
terbuka dapat diberikan lebih dari 1 (satu) WIUPK.
(5) Ketentuan mengenai penetapan WUPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam
Peraturan Pemerintah tersendiri.

Pasal 50
IUPK diberikan melalui tahapan:
a. pemberian WIUPK; dan
b. pemberian IUPK.

Pemberian IUPK
Paragraf 1
Umum
Pasal 62
(1) IUPK diberikan oleh Menteri kepada BUMN,
BUMD, atau badan usaha swasta setelah
mendapatkan WIUPK.
(2) IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. IUPK Eksplorasi terdiri atas mineral logam
atau batubara; dan
b. IUPK Operasi Produksi terdiri atas mineral
logam atau batubara.

Paragraf 2
Persyaratan IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi
Produksi
Pasal 63
Persyaratan IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi
Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 harus
memenuhi:
a. persyaratan administratif;
b. persyaratan teknis;
c. persyaratan lingkungan; dan
d. persyaratan finansial.
Pasal 64
(1) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 63 huruf a meliputi:
a. untuk IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi
Produksi mineral logam dan batubara yang
diajukan BUMN atau BUMD yang diberikan
berdasarkan prioritas:
1. surat permohonan;
2. profil badan usaha;
3. akte pendirian badan usaha yang bergerak
di bidang usaha pertambangan yang telah
disahkan oleh pejabat yang berwenang;
4. nomor pokok wajib pajak;
5. susunan direksi dan daftar pemegang
saham; dan
6. surat keterangan domisili.
b. untuk IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi
Produksi mineral logam dan batubara yang
diajukan oleh pemenang lelang WIUPK:
1. surat permohonan;
2. susunan direksi dan daftar pemegang
saham; dan
3. surat keterangan domisili.
(2) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 63 huruf b meliputi:
a. pengalaman BUMN, BUMD, atau badan
usaha swasta di bidang pertambangan mineral
atau batubara paling sedikit 3 (tiga) tahun;
b. mempunyai paling sedikit 1 (satu) orang
tenaga ahli dalam bidang pertambangan
dan/atau geologi yang berpengalaman paling
sedikit 3 (tiga) tahun; dan
c. rencana kerja dan anggaran biaya untuk
kegiatan 1 (satu) tahun.
(3) Persyaratan lingkungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 63 huruf c meliputi:
a. untuk IUP Eksplorasi meliputi pernyataan
untuk mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
b. untuk IUP Operasi Produksi meliputi:
1. pernyataan kesanggupan untuk mematuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup; dan
2. persetujuan dokumen lingkungan hidup
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Persyaratan finansial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 63 huruf d meliputi:
a. IUPK Eksplorasi, meliputi:
1. bukti penempatan jaminan kesungguhan
pelaksanaan kegiatan eksplorasi; dan
2. bukti pembayaran harga nilai kompensasi
data informasi atau sesuai dengan surat
penawaran.
b. IUPK Operasi Produksi, meliputi:
1. laporan keuangan tahun terakhir yang
telah diaudit oleh akuntan publik; dan
2. bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga)
tahun terakhir.

Pelaporan TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN Tata Cara Penyampaian Laporan Berkala
Pasal 101 Pasal 84
(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan (1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi,
seluruh data yang diperoleh dari hasil eksplorasi IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi,
dan operasi produksi kepada Menteri, gubernur, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk
atau bupati/walikota sesuai dengan pengolahan dan/atau pemurnian, wajib
kewenangannya. menyampaikan Laporan Berkala dalam bentuk
(2) Pemegang IUP yang diterbitkan oleh laporan bulanan kepada Menteri melalui Direktur
bupati/walikota wajib menyampaikan laporan Jenderal atau gubernur sesuai dengan
tertulis secara berkala atas rencana kerja dan kewenangannya dalam jangka waktu paling
anggaran biaya pelaksanaan kegiatan usaha lambat 5 (lima) hari kalender setelah berakhirnya
pertambangan mineral atau batubara kepada tiap bulan kecuali untuk laporan kualitas air
bupati/ walikota dengan tembusan kepada Menteri limbah pertambangan paling 15 (lima belas) hari
dan gubernur. kalender setelah berakhirnya tiap bulan.
(3) Pemegang IUP yang diterbitkan oleh gubernur (2) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi,
wajib menyampaikan laporan tertulis secara IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi,
berkala atas rencana kerja dan anggaran biaya IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan/atau pemurnian, dan IUP Operasi Produksi
atau batubara kepada gubernur dengan tembusan khusus untuk pengangkutan dan penjualan wajib
kepada Menteri. menyampaikan Laporan Berkala dalam bentuk
(4) Pemegang IUP dan IUPK yang diterbitkan oleh laporan triwulan kepada Menteri melalui
Menteri wajib menyampaikan laporan tertulis Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan
secara berkala atas rencana kerja dan anggaran kewenangannya dalam jangka waktu paling
biaya pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
mineral atau batubara kepada Menteri. berakhirnya tiap triwulan.
(3) Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan
Pasal 102 pedoman pelaksanaan penyusunan,
(1) Bupati/walikota harus menyampaikan laporan penyampaian, evaluasi, dan/atau persetujuan
tertulis mengenai pengelolaan kegiatan usaha laporan.
pertambangan sesuai dengan kewenangannya
kepada gubernur secara berkala setiap 6 (enam) Tata Cara Penyampaian Laporan Akhir
bulan. Pasal 85
(2) Gubernur atau bupati/walikota harus Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan
menyampaikan laporan tertulis mengenai pedoman pelaksanaan penyusunan, penyampaian,
pengelolaan kegiatan usaha pertambangan sesuai evaluasi, dan/atau persetujuan Laporan Akhir.
dengan kewenangannya kepada Menteri secara
berkala setiap 6 (enam) bulan. Tata Cara Penyampaian Laporan Khusus
Pasal 86
Pasal 103 (1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan
memuat laporan kemajuan kerja dalam suatu kurun IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
waktu dan dalam suatu tahapan kegiatan tertentu dan/atau pemurnian wajib menyampaikan laporan
yang disampaikan oleh pemegang IUP Eksplorasi pemberitahuan awal kecelakaan atau
dan IUPK Eksplorasi serta pemegang IUP Operasi pemberitahuan awal kejadian berbahaya yang
Produksi dan IUPK Operasi Produksi. telah disusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal
(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 83 huruf a dan huruf b sesaat setelah terjadinya
disampaikan dalam jangka waktu paling lama 30 awal kecelakaan atau awal kejadian berbahaya.
(tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap (2) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
triwulan atau tahun takwim kecuali laporan dwi Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan
mingguan dan bulanan tahapan kegiatan operasi IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
produksi. dan/atau pemurnian wajib menyampaikan laporan
(3) Rencana kerja dan anggaran biaya tahunan awal kejadian akibat penyakit tenaga kerja yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 telah disusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal
disampaikan kepada Menteri, gubernur, atau 83 huruf c sesaat setelah awal kejadian akibat
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya penyakit.
dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh (3) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
lima) hari kalender sebelum berakhirnya tiap tahun Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan
takwim. IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
(4) Laporan dwi mingguan dan bulanan sebagaimana dan/atau pemurnian wajib menyampaikan laporan
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada penyakit akibat kerja yang telah disusun
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 huruf d
dengan kewenangannya dalam jangka waktu paling sesaat setelah diketahui hasil diagnosis dan
lambat 5 (lima) hari kalender setelah berakhirnya pemeriksaan.
tiap dwi mingguan atau bulan takwim. (4) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan
Pasal 104 IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dan/atau pemurnian wajib menyampaikan laporan
dengan kewenangannya dapat memberikan kasus lingkungan yang telah disusun sebagaimana
tanggapan terhadap laporan sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 83 huruf e paling lambat 1
dalam Pasal 103 ayat (3) dan ayat (4). x 24 jam setelah terjadinya kasus lingkungan.
(2) Tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (5) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
harus ditindaklanjuti oleh pemegang IUP atau Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan
IUPK dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga IUP Operasi
puluh) hari kalnder sejak diterimanya tanggapan (6) Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
dari Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota sesuai pemurnian wajib menyampaikan laporan kajian
dengan kewenangannya. teknis pertambangan yang telah disusun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 huruf f
Pasal 105 sesaat sebelum pelaksanaan perubahan kegiatan
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan teknis pertambangan.
diatur dengan Peraturan Menteri.
Tata Cara Evaluasi dan/atau Persetujuan Laporan
Pasal 87
(1) Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
gubernur sesuai dengan kewenangannya
melakukan evaluasi atas laporan bulanan atau
laporan triwulan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 81 ayat (2).
(2) Berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Direktur Jenderal atas nama
Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya dapat memberikan tanggapan
atas laporan bulanan atau laporan triwulan.
(3) Dalam hal Direktur Jenderal atas nama Menteri
atau gubernur sesuai dengan kewenangannya
memberikan tanggapan atas laporan bulanan atau
laporan triwulan, Pemegang Pemegang IUP
Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP
Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
dan/atau pemurnian, IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengangkutan dan penjualan wajib
menindaklanjuti tanggapan dalam jangka waktu
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak
diterimanya tanggapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).

Anda mungkin juga menyukai