Anda di halaman 1dari 5

Laporan Fortopolio

KMB Profesi 2019-


2020

Nama Mahasiswa

Intan Rizkianti
5019031048

Kasus/Diagnosa Medis:

ACS (Akute Coronary Syndrome)

KOREKSI I KOREKSI II

(……………………………………………………… (………………………..……...…………………………
…) .)
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jl. Raya Cilegon KM 06 Pelamunan Kramatwatu Serang Banten Tlp/Fax.0254.232729

PROGRAM PENDIDIKAN NERS

FORMAT PORTFOLIO
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH STIKes FALETEHAN

MAHASISWA PROGRAM STUDI PROFESI NERS

NAMA : Intan Rizkianti


GERBONG :B
HARI DAN TANGGAL : 09-14 September 2019
JAM : 07.00-14.00/14.00-21.00 WIB

PORTFOLIO DAN EVALUASI


KEGIATAN NARASI REKOMENDASI CATATAN
PEMBIMBING/CI
1. Apa yang kamu pelajari ? Deskripsi hal Rekomendasi
Pelajaran yang saya dapat adalah saya berdinas baru yang apakah yang
diruang Kemuning 1 penyakit dalam Isolasi. dipelajari? perlu diberikan
Selama berdinas saya menemukan kasus dan untuk membuat
mengelola kasus Ny. M dengan mempunyai Tindakan yang pembelajaran
riwayat penyakit ACS (Acute Coronary dilakukan pada menjadi lebih
Syndrome/ Nstemi). Sindrom koroner akut pasien ACS efektif
(ACS) adalah istilah yang digunakan untuk bukan hanya
menggambarkan sekelompok kondisi yang tindakan Pemberian
dihasilkan dari iskemia miokard akut (aliran farmakologi intervensi yang
darah ke otot jantung). Kondisi yang terkait saja. Intervensi seharusnya
dengan berbagai tingkat penyempitan atau non farmakologi dilakukan
penyumbatan arteri koroner satu atau beberapa juga dapat setidaknya
yang menyediakan darah, oksigen, dan nutrisi ke membatu tidak hanya
jantung (Torpy, et all 2009). memperbaiki meliputi
irama jantung pemberian
Yang termasuk kedalam ACS ada beberapa dan konduksi farmakologi
macam yaitu stemi, nstemi, dan uap (angina jantung paska dalam bahan-
pektoris tidak stabil). Untuk penyakit acs ini serangan yang bahan kimia
memiliki manifestasi klinis yang khas dialami. dari obat-
diantaranya klien mengeluh nyeri dada di Latihan fisik/ obatan. Tetapi
sebelah kiri dan menjalar ke punggung hingga aktivitas dapat juga
tangan dan berlangsung selama 15 menit atau bertahap untuk dilakukan
lebih. Nyeri digambarkan sebagai tekanan, rasa orang-orang terapy latihan
seperti diikat, rasa berat, seperti terbakar, atau yang baru aktivitas secara
sensasi seperti diperas atau diremas, biasanya di mengalami bertahap.
dada bagian tengah atau epigastrum. Selain itu serangan
biasanya klien mengeluh rasa tidak nyaman pada jantung atau
badan bagian atas: Nyeri atau tidak nyaman di yang sudah
kedua lengan, punggung, leher, rahang, atau berobat jalan
perut, sesak nafas. Gejala lain termasuk dapat
berkeringat, mual, dan pusing (Brunner & mengurangi
Suddarth, 2002 dan Torpy, et all, 2009). kejadian infark
miokard
Pada penyakit ACS ini faktor-faktor yang dapat berulang dan
mempengaruhinya banyak. Misalnya riwayat mengurangi
hipertensi, DM, anemia, aterosklerosis dll. angka kematian
bila terjadi
Dari beberapa faktor tersebut dapat penyempitan serangan yang
atau penyumbatan arteri koroner satu atau kedua.
beberapa yang menyediakan darah, oksigen, dan
nutrisi ke jantung. Sehingga jika klien tidak
langsung mendapatkan penanganan yang baik
dan benar atau membiarkan tanda-gejala yang
muncul, dalam kondisi ini akan memiliki resiko
beberapa komplikasi diantaranya dapat terjadi
kegagalan jantung, emboli paru, syok
kardiogenik, atau kematian mendadak. Biasanya
untuk pasien yang mengalami ACS ini dilakukan
tindakan kolaborasi pemberian obat-obatan
protap ACS seperti aspirin, nitrat, CPG selain itu
dilakukan pengecekan enzim jantung, dan
monitor EKG setiap hari.

2. Apa persamaan dan perbedaan dari


kegiatan tersebut (baik konsep maupun
evidence)?

Persamaan yang sesuai dengan konsep adalah


cara penanganannya atau penatalaksaannya.
Pada pasien ACS selain dilakukan pemberian
obat-obatan protap ACS, pemasangan EKG,
oksigen, dan pemeriksaan enzim jantung.

Program rehabilitatif yang kompehensif juga


perlukan untuk mengembalikan kemampuan
fisik paska serangan serta mencegah terjadinya
serangan berulang. Program rehabilitasi tersebut
meliputi perubahan gaya hidup yang antaralain
meliputi perubahan gaya hidup, pola makan,
manajemen stress, latihan fisik. Pada dasarnya
program rehabilitasi bertujuan untuk
mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh, memberi
penyuluhan pada pasien dan keluarga dalam
mencegah perburukan, dan membantu pasien
untuk dapat beraktivitas fisik seperti sebelum
mengalami gangguan jantung.

Penderita pos ACS latihan fisik berguna untuk


melatih mobilisasi dan kerja jantung dan
memulihkan kondisi dalam memenihi kehidupan
sehari-hari. Bila tidak dilakukan maka otot-otot
jantung penurunan aktifitas secara periodik,
memperluas iskemia serta memicu terjadinya
serangan berulang selain itu dapat memicu
komplikasi.

Hasil penelitian Badriyah, Kadarsih, &


Permatasari (2016), di Surabaya menunjukan
bahwa ada pengaruh yang signifikan pengaruh
latihan fisik terhadap menomalkan
hemodinamik dan konduksi EKG pada pasien
post ACS dengan nilai p value 0,001 ( α< 0,05)
dan nilai OR 9.552. dari 32 sampel grup
intervensi dan 32 sampel grup kontrol.

DAFTAR PUSTAKA :
Smeltzer, Suzanne C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, alih bahasa Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi ke- 8 Volume 2,
Jakarta : EGC.
Badriyah, F, L, Kadarsih,S, & Permatasari,Y (2016). Latihan fisik terarah penderita Post
Sindrom koroner Akut dalam Memperbaiki Otot Jantung. Surabaya: UMS.
Janet M. Torpy M. (2009). Incentive care unit. The Journal Of The American Medical
Association.

Serang,14 September 2019


Mengetahui,
Ka.Ruang/ CI Mahasiswa ,

(……………………………………….) ( Intan Rizkianti )

Anda mungkin juga menyukai