Anda di halaman 1dari 13

A.

JUDUL PRAKTIKUM : Redoks dan Sel Elektrokimia


B. HARI/TANGGAL :
1. Mulai : Kamis 28 Maret 2019 pukul 13.00 WIB
2. Selesai : Kamis 28 Maret 2019 pukul 16.00 WIB
C. TUJUAN :
1. Mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan warna yang diamati
2. Menentukan Daya Gerak Listrik sel Volta
3. Menentukan Elektrolisis larutan KI
D. DASAR TEORI
1. Redoks
Reaksi redoks adalah perubahan bilangan oksidasi (keadaan
oksidasi) atom dalam reaksi kimia. Peristiwa yang terdiri dari peristiwa
reduksi dan oksidasi. Dalam reaksi redoks, elektron berpindah diantara
spesies-spesies yang bereaksi sewaktu berkombinasi membentuk produk
(Suminar, 2007).
Reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya electron disebut
reaksi oksidasi. Istilah “Oksidasi” pada awalnya berarti kombinasi unsur
dengan oksigen. Namun, istilah itu sekarang memiliki arti yang lebih luas.
Reaksi setengah sel yang melibatkan penengkapan electron disebut reaksi
reduksi. Seperti: 2Ca(s) + O2(g)®2CaO(s)
2Ca ® 2Ca2+ + 4e-

O2 + 4ē ® 2O2-

Dalam contoh diatas, kalsium bertindak sebagai zat pereduksi


karena memberikan electron pada oksigen dan menyebabkan oksigen
tereduksi. Oksigen tereduksi bertindak sebagai zat pengoksida Karena
menerima electron dari kalsium dan menyebabkan kalsium teroksidasi.
Dalam persamaan reaksi redoks tingkat oksidasi harus sama dengan
tingkat reduksi yaitu jumlah electron yang hilang oleh zat pereduksi harus
sama dengan jumlah electron yang diterima oleh suatu zat pengoksida
(Chang,2005)
Ada 2 metode untuk menyetarakan persamaan redoks:
 metode perubahan bilangan oksidasi yang berdasarkan pada
perubahan bilangan oksidasi yang terjadi selama reaksi
 metode penyetaraan setengah reaksi yang melibatkan dua
buah reaksi paruh, yang kemudian digabungkan menjadi
reaksi redoks keseluruhan

Transfer elektron pada reaksi redoks dalam larutan berlangsung


melalui kontak langsung antara partikel-partikel berupa atom , molekul
atau ion yang saling serah terima elektron. Pembahasan transfer elektron
melalui sirkuit luar sebagai gejala listrik, dan reaksi redoks yang seperti ini
akan dipelajari pada elektrokimia.
Selain contoh diatas dalam reaksi redoks juga terdapat
bahan pengoksida dan bahan pereduksi. Bahan pengoksida dan bahan
pereduksi ini biasa digunakan untuk untuk mendeskripsikam
reaktan tertentu dalam reaksi redoks/ seperti pada pernyataan “gas
flourin adalah bahan pengoksida kuat” atau “logam kalsium adalah bahan
pereduksi yang baik”. Pada reaksi redoks zat memungkinkan zat lain
teroksidasi disebut bahan pengoksidasi (oxidizing agent) atau oksidator.
dalam melakukannya bahan pengoksidasi itu sendiri tereduksi. Sama
saja zat lain yang mengakibatkan zat lain tereduksi disebut bahan
pereduksi atau reduktor. Pada reaksi, bahan pereduksi itu sendiri
teroksidasi. Atau dengan kata lain, bahan pengoksidasi (oksidan)
mengandung unsur dengan bilangan oksidasi turun padareaksi redoks
dan memperoleh elektron tereduksi. Sedangkan bahan pereduksi
(reduktan) mengandung unsur dengan bilangan oksidasi naik pada reaksi
redoks dan melepaskan elektron teroksidasi. (Petruci, 2011)
2. Elektrokimia
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari
reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi dalam reaksi
elektrokimia dikarakteristikan dengan banyaknya electron yang dimiliki.
Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel
galvani dan sel elektrolisis. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua
elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada
elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi
oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi:
 Sel Volta / Sel galvani merubah energi kimia menjadi listrik
contoh : baterai "sel kering” dan accu.
 Sel Elektrolisis merubah energi listrik menjadi energi kimia
contoh : penyepuhan, pemurnian logam.
Dalam reaksi elektrokimia terdapat proses yang disebut reaksi
sopntan maupun tidak spontan. Reaksi spontan itu sendiri adalah reaksi
yang hanya dapat berlangsung tanpa diberi energi. Sedangkan reaksi non-
spontan adalah reaksi yang dapat berlangsung jika diberi energy terlebuh
dahulu (Suminar, 2007).
Reaksi spontan dan non-spontan dapat membantu membedakan sel
volta dan sel elektrolisis. Karena yang m,enjadsi perhatian utama pada
kesua sel elektrokimia ini adalah reaksi kimia yang terjadi yakni, reaksi
redoks. Pada dasarnya semua reaksi kimia membutuhkan sejumlah energy
awal agar reaksi tersebut dapat berlangsung, yang disebut energi aktivasi
(Ebbing, 2011).
Seperti Reaksi tembaga dengan larutan ion perak dalam air
berlangsung spontan dan tak reversibel. Dengan demikian DG<0,
walaupun pada titik ini magnitudonya tidak diketahui. Karena tidak ada
kerja yang dihasilkan, hukum pertama termodinamika menyebutkan
bahwa seluruh perubahan energi muncul sebagai perubahan kalor.
Reaksi yang sama ini dapat dilakukan dengan amat berbeda tanpa
pernah membawa kedua reaktan kontak langsung satu dengan lainnya jika
sebuah sel galvani (sebuah aki) dibuat oleh mereka. Sebuah lembaran
tembaga dimasukan sebagian kedalam larutan Cu(NO3)2 dan sebuah
lembaran perak dalam sebuah larutan AgNO3, seperti dimasukan sebagian
dalam gambar. Kedua larutan dihubungkan oleh sebuah jembatan garam,
yang merupakan tabung berbentuk U terbalik yang berisi laruatan garam
seperti NaNO3. ujung jembatan ditutup dengan penyumbat berpori
yangmenghindarkan kedua larutan bercampur tetapi memungkinkan ion
lewat. Kedua lembaran logam dihubungkan ke amperemeter, sebuah alat
yang mengukur arah dan magnitude arus listrik yang melaluinya. Jika
tembaga dioksida disisi kiri, ion Cu 2+ masuk ke larutan. Electron yang
dilepaskan pada reaksi melewati rangkaian luar dari kiri ke kanan, seperti
digambarkan oleh perubahan jarum ampermeter. Electron masuk ke
lembaran perak dan, pada antar muka logam larutan elektron diikat oleh
ion Ag+, sebagai atom yang melapisi pada permukaan perak. Proses ini
akan menyebabkan kenaikan muatan positif dalam gelas piala sebelah kiri
dan menurunkan muatan di gelas piala sebelah kanan, tetapi tidak untuk
jembatan garam. Jembatan memungkinkan aliran netto ion positif ke gelas
piala sebelah kanan dan ion negative ke gelas piala sebelah kiri, yang
menjaga netralitas muatan disetiap sisi.
Reaksi oksidasi – reduksi ini terdiri dari dua setengah reaksi yang
terpisah. Setengah reaksi oksidasi di gelas piala sebelah kiri adalah :
Cu (s) ® Cu2+ (aq) + 2e-
Dan setengah reaksi reduksi di gelas piala sebelah kanan adalah
Ag+ (aq) + 2e- ® Ag (s)
(David W. Oxtoby, 2001).
Mengikuti apa yang dikatakan Michael Faraday, para ahli kimia
menyebut sisi berlangsungnya oksidasi dalam sel elektrokimia sebagai
anoda dan sisi berlangsungnya reduksi sebagai katoda. Dalam sel Galvani
seperti yang baru saja di diskusikan, tembaga adalah anoda (karena
dioksidasi) dan perak adalah katoda (karena Ag+ direduksi). Electron-
elektron mengalir pada rangkaian luar dari anoda ke katoda. Dalam
larutan ion positif dan negative keduanya bebas untuk bergerak. Didalam
sebuah sel elektrokimia, ion-ion negative (anion) bergerak menuju anoda,
dan ion positif (kation) bergerak ke katoda.
Reaksi kimia netto dalam sel Galvani dalam sederhana ini (Cu|
Cu2+||Ag+|Ag) sama dengan yang berlangsung jika sebuah lembaran
tembaga ditempatkan dalam larutan perak nitrat dalam air, tetapi ada
perbedaan penting dalam prosesnya. Karena komponen reaksi dipisahkan
kedalam dua tempat, sementara kontinuitas listrik dijaga, perpindahan
langsung electron dari atom tembaga ke ion perak dihindari, dan mereka
dipaksa berjalan melalui rangkaian luar (kawat) sebelum akhirnya
melakukan pengaruh netto yang sama. Arus electron yang melalui kawat
dapat diguanakan untuk berbagai tujuan. Sebagai contoh, jika sebuah
lampu bohlam ditempatkan dalam rangkaian listrik, arus yang
melewatinya akan mengakibatkan bohlam menyala (David W. Oxtoby,
2001).
Sel galvani
Seperti telah dinyatakan bahwa sel galvani adalah alat yang dapat
mengubah energy kimia menjadi listrik. Untuk sampai kepada sel galvani,
perhatikanlah beberapa percobaan berikut ini. Jika sebatang logam
dicelupkan kedalam larutan ion logam tersebut, terjadi kesetimbangan
antara logam dengan larutan ion lainnya. Contoh logam tembaga (Cu)
dicelupkan ke dalam larutan CuSO4, da logam seng (Zn) dicelupkan
kedalam larutan ZnSO4. Pada kedua system ini tidak terlihat adanya
perubahan tetapi sebenarnya ada kesetimbangan :
Cu2+ (aq) + 2e- ® Cu (s)
Zn2+ (aq) + 2e ® Zn (g)
Artinya, searah terima electron terjadi secara langsung dan bolak balik.
Karena system dalam keadaan setimbang maka mata tidak akan mampu
melihat, baik pada batang logam maupun dalam larutan.
Percobaan 2
Kemudian percobaan 1 dibalik, batang Zn dicelupkan dalam
larutan CuSO4, dan batang Cu dicelupkan kedalam larutan ZnSO 4. Pada
batang Zn terlihat perubahan (reaksi), sedangkan pada batang Cu tidak.
Hal itu disebabkan oleh ion Cu2+ dapat tereduksi dengan merampas
electron logam Zn, sehinggan Zn teroksidasi. Reaksi totalnya adalah :
Zn (s) + Cu2+ (aq) ® Zn2+ (aq) + Cu (s)
Logam Cu dalam larutan Zn2+ tidak bereaksi karena Zn2+ tidak dapat
merampas logam Cu,
Cu (s) + Zn2+ (aq) ®
(Syukri.1999).
Sebuah selisih potensial listrik, Dg antara dua titik dalam rangkaian
yang menyebabkan electron mengalir, sama seperti selisih potensial
gravitas antara dua titik di permukaan bumi yang menyebabakan air
mengalir ke bawah. Selisih potensial listrik ini, atau tegangan sel, dapat
diukur dengan sebuah alat yang disebut volt meter yang diletakkan di
rangkaian luar. Tegangan yang diukur dalam sel galvani tergantung pada
magnitude arus yang melewati sel, dan tegangan jatuh jika arus terlalu
besar. Tegangan sel interistik (nilainya pada arus nol) dapat diukur dengan
menempatkan sumber tegangan variable dalam rangkaian luar sedemikian
rupa sehingga potensialnya DGekst melawan selisih potensial listrik sel
elektrokimia. Selisih potensial netto adalah
DGnet = DG -D Gekst
DG dapat diukur dengan mengatur D Gekst sampai Gnet menjadi
nol, pada titik arus melalui rangkaian juga mengalami turun menjadi nol.
Jika D Gekst dijaga sedikit dibawah D G, selisih potensial netto menjadi
kecil dan fungsi sel mendekati reversible, engan hanya arus kecil dan
kecepatan reaksi yang lambat di elektroda (David W. Oxtoby, 2001).
Potensial elektroda
Kita mengetahui bahwa sel Galvani terdri dari dua elektroda yang
disebut juga setengah-sel, yaitu anoda dan katoda. Suatu elektroda
mempunyai potensial tertentu yang disebut potensial elektroda. Suatu
elektroda mengandung partikel (ion atau molekul) yang dapat menarik
electron, atau cenderung tereduksi. Kekuatan tarikan itu disebut potensial
reduksi, yamg nilainya tidak sama antara suatu elektroda dengan yang
lainnya.
Menghitung potensial sel
Potensial sel dalam keadaan standar dapat dihitung dari potensial
elektroda standar. Setiap elektroda cenderung menarik electron kearahnya,
dan yang menang adalah potensial reduksinya lebih besar. Elektroda kuat
akan menerma electron dan menjadi katoda, sedang yang lain terpaksa
memberikan electron menjadi anoda. Potensial sel merupakan selisih dari
daya tarik yang kuat dengan yang lemah, yaitu selisih potensial rediksi
katoda dan anoda.
Esel = Ekat – Eanod
Cara menentukan katoda dan anoda serta sel adalah sebagai
berikut:
1. tuliskan reaksi reduksi kedua elektroda pemberian nlai potensialnya
2. sebagai katoda adalah yang besar potensiareduksinya dan tuliskan raksi
oksidasi (dengan membalik reaksi reduksi) serta oks-nya
3. kalikan reaksi degan bilangan bulat agar jumlah electron yang diterima
sama dengan yang dilepaskan, sedangkan nilai potensial elektroda
tetap (tidak dapat dikalikan)
4. tuliskan reaksi redoks dari sel dengan rumus
E°sel = E°red - E°oks

(Syukri.1999).
E. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Nama Alat Jumlah
Gelas kimia 100 ml 2 buah
Gelas ukur 1 buah
Tabung reaksi 4 buah
Tabung U 1 buah
Batang karbon 2 buah
Voltmeter 1 buah
Adaptor 6 volt 1 buah
Kabel 1 buah
Pipet 7 buah

Bahan :
Nama Jumlah
FeCl 0,1 M Secukupnya
HNO3 pekat Secukupnya
I2 Secukupnya
H2O2 3% Secukupnya
Larutan kanji Secukupnya
(NH4)2Fe(SO4)2 jenuh Secukupnya
KCNS 0,1 M Secukupnya
H2SO4 2M Secukupnya
KI 0,1 M /0,25 M Secukupnya
K2Cr2O7 0,1 M Secukupnya
ZnSO4 1M Secukupnya
KNO3 / NaNO3 1M Secukupnya
Lempeng Tembaga Secukupnya
Phenolphtalelein Secukupnya
CHCl3 Secukupnya

F. ALUR PERCOBAAN

1. Reaksi Redoks
a.)
1 ml KI 0,1 M 1 ml KI 0,1 M
- Ditambah 5 tetes larutan - Ditambah 5 tetes larutan
kanji kanji
Tabung 1 Tabung 2

- Ditambah 1 ml H2SO4 2M - Ditambah 1 ml H2SO4 2 M


- Ditambah 0,5 ml H2O2 3% - Ditambah 0,5 ml FeCl 0,1 M

Diamati & dicatat warna Diamati & dicatat warna


sesudah &sebelum bereaksi sesudah &sebelum bereaksi

1 ml KI 0,1 M 1 ml KI 0,1 M
- Ditambah 5 tetes larutan - Ditambah 2 tetes larutan
kanji kanji
Tabung 3 Tabung pembanding

- Ditambah HNO3 pekat tetes


demi tetes

Diamati & dicatat warna Diamati & dicatat warna


sesudah &sebelum bereaksi sesudah &sebelum bereaksi

Tabung 1

H2SO4 (aq)+ H2O2 (aq)+ 2KI(aq) → I2(aq) + 2H2O(l) + K2SO4(aq)

Tabung 2

FeCl3(aq) + 2KI(aq) + H2SO4(aq) → 2FeCl2(aq) + K2SO4(aq) + I2(aq) + HCl(aq)

Tabung 3

2KI(aq) + 2HNO3(aq)→ 2KNO3(aq)+ I2 (aq)+

b).
H2SO4 2 M
- Dimasukkan kedalam tabung U sampai
kurang lebih 2 cm dari mulut tabung U
Mulut tabung kiri Mulut tabung kanan
- Ditambah 2 ml K2Cr2O7 - Ditambah 2 ml FeSO4
0,1 M jenuh
- Ditambah 5 tetes KSCN
Perubahan warna 0,1 M
- Dicelupkan elektroda kabon Perubahan warna
hingga terendam kurang - Dicelupkan elektroda kabon
lebih 2 cm dari mulut hingga terendam kurang
tabung lebih 2 cm dari mulut
tabung
Diamati dan dicatat
Diamati dan dicatat
perubahannya sebelum dan
perubahannya sebelum dan
sesudah bereaksi
sesudah bereaksi

Larutan pembanding NaOH

- Ditetesi KSCN
0,1 M

Perubahan warna

Sebelah kanan (oksidasi):

H2SO4(aq) + FeSO4(aq) + KSCN(aq) → K2SO4(aq) + Fe(SCN)3(aq) + H2(g)

Sebelah kiri(reduksi):

K2Cr2O7(aq) + H2SO4(aq) → K2CrO4 (aq) +K2SO4(aq) +H2(g)

2). Penentuan DGL dan Sel Volta

15 ml CuSO4 0,1 M 25 ml ZnSO4 0,1 M


- Dimasukkan gelas kimia - Dimasukkan gelas kimia 100 ml
100 ml - Dicelupkan lempengan seng Zn
- Dicelupkan batang karbon
- Dihubungkan dengan Voltmeter
- Dibuat jembtan garam dari tissue
yang digulung dan dicelupkan
kedalan NaNO3

Daya Gerak Listrik

Katoda : Cu2+ (aq)+ 2e- → Cu(s)

Anoda : Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e-

Cu2+ (aq) + Zn(s) → Cu(s) + Zn2+ (aq)

3). Elektrolisis larutan KI

Larutan KI 0,25 M

- Diisikan kedalam tanung U kurang lebih


2 cm dari mulut tabung

- Dicelupkan elektroda carbon - Dicelupkan elektroda carbon


kurang lebih 2 cm dari mulut kurang lebih 2 cm dari mulut
tabung di sisi kiri tabung di sisi kanan
- Dihubungkan elektroda dengan - Dihubungkan elektroda dengan
kutub positif (Anoda) kutub negatif (Katoda)

- Setelah 5 menit arus diputuskan

Diamati & dicatat perubahan warna Diamati & dicatat perubahan warna
sesudah dan sebelum bereaksi sesudah dan sebelum bereaksi

Katoda Katoda
- Diambil 2 ml larutan hasil - Diambil 2 ml larutan hasil
elektrolisis elektrolisis
- Dimasukkan kedalam tabung - Dimasukkan kedalam tabung
reaksi reaksi
- Ditambah beberapa tetes - Ditambah 2 ml larutan CHCl3
phenopthalein - Di kocok
- Ditambah 2 ml larutan FeCl3
0,1 M

Catat peristiwa yang terjadi Catat peristiwa yang terjadi


dan jelaskan mengapa dan jelaskan mengapa
demikian demikian

Katoda : 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)

Anoda : 2I-(aq) → I2(s) +2e-

2H2O(l) + 2I-(aq)→ H2(g) + I2 (s)+ 2OH-(aq)

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond.2005. Kimia dasar jilid II. Jakarta:Erlangga


Oxtoby, David.W.2001.Kimia Modern.Erlangga : Jakarta
Ebbing, M.D..2011. general chemistry encahnced edition, ninth edition.
USA:cengsge Learning
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Edisi 4 . Jilid 3.Jakarta :Erlangga
Suminar, ningsih.R.2007. Analisis kimia redoks. Semarang:Ganesha
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB
Tim Kimia Dasar.2018. penuntun praktikum kimia dasar II. Surabaya: jurusan
Kimia F.MIPA UNESA

JAWABAN PERTANYAAN

1. Pada percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus, sedangkan pada


elektrolisis diperlukan arus. Mengapa demikian ?
Dan jelaskan apa sebenarnya fungsi arus tersebut !
Jawab : Dalam reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan,
dan energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi
listrik,sehingga dalam redoks tidak lagi membutuhkan arus untuk
melakukan reaksi karena dalam reaksi redoks dapat berlangsung jika
dalam sel elektrokimia terdapat zat/larutan elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik,sehingga tidak memerlukan sumber arus
untuk melakukan reaksi. Sedangkan elektrolisis merupakan reaksi
kebalikan dari redoks yang potensial selnya negatif atau dengan kata
lain, dalam keadaan normal tidak akan terjadi reaksi dan reaksi dapat
terjadi bila diinduksi dengan energi listrik dari luar.Fungsi dari arus
tersebut yaitu untuk menghasilkan reaksi kimia yang tidak
spontan,karena dalam melakukan reaksi diperlukan energi.
2. Apa yang dimaksud dengan jembatan garam, apa fungsinya dan jelaskan
cara pembuatannya dengan kertas tissue !
Jawab : Jembatan garam biasanya berupa tabung berbentuk U yang diisi
dengan agar-agar yang dijenuhkan dengan KCl atau berupa gulungan
dari tissu yang dibasahi dengan larutan garam/ elektrolit kuat spt :
KCl, NaCl, K2SO4, KNO3. Jembatan garam berfungsi untuk menjaga
kenetralan muatan listrik agar tidak berlebihan electron positif dan
negatif . Karena konsentrasi larutan elektrolit pada jembatan garam
lebih tinggi daripada konsentrasi elektrolit di kedua bagian
elektroda,. Cara pembuatan jembatan garam dengan tissu : tissu yang
akan digunakan sebaiknya panjang agar dapat menghubungkan
kedua larutan dalam sel volta dan tissue yang digunakan sebaiknya
tipis,lalu tissu digulung sedemikian hingga dan dibasahi dengan
larutan garam (misalnya KCl ) sampai benar-benar terbasahi secara
keseluruhan, kemudian dibentuk U.

Anda mungkin juga menyukai