Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KARAKTERISTIK, KRITERIA KONSENTRASI, DAN UKURAN BUTIR MINERAL EMAS

untuk mengetahui kadar dari suatu sampel (konsentrat mineral berat, sayatan poles, maupun
sayatan tipis), maka grain counting adalah salah satu metode yang digunakan. dengan
membandingkan antara persen volume suatu mineral tertentu terhadap mineral secara
keseluruhan. Umumnya analisa ini dilakukan untuk mendeteksi mineral-mineral logam, yang
mempunyai densitas yang lebih besar dibanding mineral pengotor.

Cara untuk mendapatkan mineral berat dapat dilakukan dengan pengkonsentrasian mineral
berat seperti dengan jig, flotasi, maupun yang paling sederhana, dengan pendulangan. Sebagai
contoh, kuarsa mempunyai nilai SG 2,59-2,63, akan sangat mudah dipisahkan dengan magnetit
yang mempunyai SG 5,17-5,19, dengan pirit yang mempunyai SG 4,95-5,10, atau pun dengan emas
yang mempunyai SG 19.

Kembali kepada grain counting, apa yang akan digunakan sebagai perhitungan? Pertama-
tama, kita harus mengenal konsep mineral dengan butir bebas dan mineral dengan butir terikat.
Mineral dengan butir bebas artinya mineral yang akan kita amati, telah terliberasi/ terbebaskan
dan tidak berikatan dengan mineral lain. Adanya proses kominusi (penghancuran) dan liberasi
bertujuan untuk memisahkan mineral berharga dengan mineral pengotornya pada ukuran yang
optimal (mineral liberation). Rumus dari derajat liberasi adalah:

Keterangan :

α = derajat liberasi

NA = jumlah butir mineral A

SG = Specific Gravity
Sebagai contoh gambar liberasi pada mineral sulfida. Pada kasus 1, mineral sulfida akan mudah
dibebaskan, dibandingkan pada kondisi 2, dimana mineral sulfida berada pada kondisi
disseminated atau menyebar. Begitu pula ketika mineral sulfida muncul sebagai inklusi, maka perlu
dilakukan adanya pemisahan hingga didapatkan butir sulfida yang dapat dibebaskan dari mineral
pengotornya.

sumber:
(http://technology.infomine.com/enviromine/ard/Images%20Prediction/Sulphide%20Liberation.
gif)
Analisis grain counting dilakukan dengan cara menghitung jumlah butir tiap jenis mineral yang
ditebarkan pada area-area berbentuk bujur sangkar memiliki luas area yang sama (lima atau tiga
kotak) dan tersusun secara diagonal. Metode yang umum digunakan adalah metode 5 kotak untuk
butiran yang relatif kasar dan metode 3 kotak untuk butiran yang relatif halus.

Metode 3 kotak (2.5 cm x 2.5cm) dan 5 kotak (1cm x 1cm)


Sebelum dilakukan perhitungan, perlu dilakukan sizing ukuran dari mineral, dimana ukuran mineral
harus relatif seragam satu sama lain. Butiran yang akan di counting harus memiliki ukuran yang
relatif seragam atau berasal dari satu fraksi ukuran tertentu, dengan asumsi bahwa butiran yang
berasal dari fraksi ukuran yang sama akan memiliki volume yang sama, sehingga jika diketahui
jumlah butiran masing-masing mineral dari analisis grain counting, kemudian berat jenisnya
diketahui, maka hasil perkaliannya analog dengan berat masing-masing mineral, dengan demikian
kadar masing-masing mineral dalam sampel dapat dihitung dalam % berat.

Berikut beberapa contoh analisis mineral untuk keperluan analisis mineral butir pada konsentrat
mineral dulang.

Mineral magnetit berwarna kehitaman dan mineral silika yang berwarna putih kusam (sampel dari
Blitar, Jawa Timur)
Mineral magnetit berwarna kehitaman dan mineral silika yang berwarna putih kusam, tampak
mineral emas berwarna emas (sampel aluvial dari Sulawesi Tenggara, Jawa Timur)

Mineral emas yang teridentifikasi dari sampel konsentrat aluvial (lokasi sampel Bangka Belitung)
Mineral zirkon, Ilmenit sebagai mineral utama, serta mineral titanit berwarna orange-kemerahan
sebagai mineral jejak (lokasi sampel Bangka Belitung)

Emas aluvial bersama-sama ilmenit dan kuarsa (lokasi sampel Sulawesi Tenggara)

sumber: (http://www.andyyahya.com/2013/07/analisis-mineral-butir-derajat-liberasi.html)

Anda mungkin juga menyukai