Adapun moral secara etimologis berasal dari bahasa Belanda moural, yang berarti
kesusilaan, budi pekerti. Sedang secara istilah, moral diartikan sebagai ajaran tentang baik
buruk perbuatan dan kelakuan.3
etika dan moral memang memiliki kesamaan, namun ada pula perbedaannya, yakni etika
lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Etika
memandang tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral
secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu.4
Jika dalam kesusilaan yang dimuat adalaah anjuran yang berupa pujian dan celaan, dalam
kaidah hukum yang dimuat adalah perintah dan larangan yang diperkuat dengan
ancaman, paksaan dan sanksi bagi orang yang mengabaikannya, meski coraknya berbeda,
maupun bentuk-bentuk yang dilarang dalam hukum adalah bentuk-bentuk yang dipuji
1
W. Poespoprojo, Filsafat Moral Kesusilaan dalam Teori dan Praktek (Bandung: Pustaka Grafika,
1999), 174.
2
Syarifuddin, Hubungan antara Hukum dengan Moral dalam Islam, dalam jurnal Tahkim Vol. X No. 1, Juni 2014.
3
Ahmad Mansur Noor, Peranan Moral dalam Pembinaan Kesadaran Hukum (Jakarta: Ditjen Binbaga Islam
Depag RI, 1985), 7.
4
Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 19.
5
C. S. T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Jilid I (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), 56.
dan dicela dalam kesusilaan sehingga hakikatnya patokan hukum tersebut berurat pada
kesusilaan.6
6
Syarifuddin, Hubungan antara Hukum dengan Moral dalam Islam, dalam jurnal Tahkim Vol. X No. 1, Juni 2014.
7
Faisar Ananda Arfa, Filsafat Hukum Islam, (Medan: Citapustaka, 2007), 129.
8
Enoh, Konsep Baik (Kebaikan) dan Buruk (Keburukan) dalam al-Qur’an, dalam jurnal Mimbar Vol. XXIII No. 1,
Maret 2007.
Murū’ah harta, muruah kepemimpinan. Contoh perilaku-perilaku pemuda yang tidak
sesuai dengan murū’ah yaitu mereka masih belum bisa menjaga perkataanya dengan
masih mengejek teman ataupun kadang berkata kasar, lalu pakaian yang digunakan diluar
kajian masih belum mencerminkan syariat islam dengan menggunakan pakaian yang
menonjolkan lekuk tubuh, masih sering membicarakan keburukan orang lain dan lain-
lain.9
Muru’ah adalah upaya menjaga prilaku dengan meninggalkan berbagai sikap, ucapan dan
tingkah laku yang dapat menurunkan kehormatan, kewibawaan serta derajat kemuliaan
manusia. Dalam istilah sederhana muru’ah adalah menjaga nama baik dan prestise.10
Kita sebagai manusia harus mampu mengendalikan diri untuk tidak melakukan tindakan
dan hal-hal yang mampu mengurangi kehormatan. Meskipun tindakan tersebut di
perbolehkan dalam agama tetapi bernilai negatif dalam pandangan orang lain dan
masyarakat, maka hal itu harus dijauhi. Sebab hal itu mampu mendiskreditkan
kehormatan dan wibawa seseorang.
9
Siti Qodariah dkk, Hubungan Self Control dengan Muru’ah Pada Anggota Gerakan Pemuda Hijraj di Masjid TSM
Bandung, dalam jurnal Psikologi Islam Vol. IV No.2 tahun 2017.
10
Azyumardi Azra Dkk, Ensiklopedi Tasawuf, (Bandung: Angkasa, 2008), 1328.