Anda di halaman 1dari 3

ARSITEKTUR INDONESIA

DOSEN : Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT.


Tugas : Kesakralan Bangunan Ibadah

Mahasiswa : Melanie Fransisca Cristy


Nim : 1805521085

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

2019
Apa itu Vihara ?
Vihara adalah rumah ibadah agama Buddha yang biasa juga disebut kuil. Bisanya
Vihara bergaya arsitektur lokal dan hanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, vihara juga
ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada Vihara Buddhis aliran Mahayana yang
memang berasal dari Tiongkok.

KONSEP BANGUNAN VIHARA

Vihara yang dibahas dalam


makalah ini adalah Vihara Asoka Arama
yang terletak di Jalan Nuansa Indah
Selatan 1 Kompleks Perum Citra Nuansa
Indah, Denpasar. Vihara Asoka Arama
merupakan sebuah vihara dengan gaya
arsitektur post modern. Dimana arsitektur
post modern ini merupakan kombinasi
antara arsitektur modern dengan arsitektur
lokal. Hal ini dapat dilihat dari entrance
vihara, yaitu menggunkan kori yang
merupakan bagian dari arsitektur bali.
Selain itu, model atap yang digunakan
pada vihara berundak-undak. Model atap
Sumber : googleimage
ini menyerupai atap wantilan/ bale banjar.

Gambar : eksterior vihara asoka arama

KONSEP KERUANGAN VIHARA


Bagaimana Vihara dapat disebut sakral ?

Desain ruang pada vihara mampu memperkuat impresi kehadiran Sang Buddha dan
mendukung suasana sakral. Cahaya dalam arsitektur memiliki peran besar untuk
merepresentasikan bentuk dan ruang. Dalam desain bangunan religius, tata cahaya harus dapat
mengakomodasi kebutuhan fungsional sekaligus memberikan sentuhan suasana yang kondusif
untuk beribadah.

Dalam desain vihara , Sang Buddha lah yang menjadi pusat orientasi. Pencahayaan juga
dapat membantu membantu menciptakan susunan dan memperjelas area yang menjadi fokus,
karena fokus sinar dapat mengorientasikan pikiran dan memberi tahu manusia apa yang
seharusnya dilihat .
Elemen ruang dan pelingkup
ruang juga berperan dalam
menciptakan suasana sakral didalam
vihara, misalnya, seperti peninggian
level lantai pada bagian altar dan
menggunakan unsur dekoratif yang
memiliki makna- makna tertentu

Skala ruang yang besar juga


mampu mengurangi eksistensi skala
manusia sehingga menegaskan
keberadaan Sang Buddha yang
Sumber : googleimage menekankan pada keagungan Sang
Pencipta. Karakter ini juga didukung
Gambar : Interior vihara asoka arama
oleh bentuk bangunan, dekorasi ,
warna ruang, dan tata cahaya.

Bisa dilihat pada bagian interior ruangan didominasi oleh warna putih yang
melambangkan kesucian dan ketenangan. Penggunaan warna putih ini membuat pikiran para
umat yang memasuki ruang altar menjadi tenang.

TERCIPTANYA KESAKRALAN PADA VIHARA

Untuk memenuhi kriteria (kesakralan) , vihara harus memiliki patung Sang Buddha
pada tempat yang terhormat, harus ada Dharmmasala (tempat untuk berkhotbah) dan harus ada
kuti (tempat menginap untuk para Bikkhu/Bikkhuni).
Sedangkan Dharmmasala pada Vihara Asoka Arama dibuat dengan sirkulasi menyebar,
dimana para umat akan duduk di lantai dengan diberi bantalan duduk. Dan pada bagian depan
dekat dengan altar utama akan di duduki oleh biksu yang akan memberikan ceramah.
Dhammasala pada Vihara Asoka Arama ini mempunyai dua fungsi, yaitu untuk
beribadah dan tempat pembelajaran tentang agama Buddha. Penerapan desain dalam
pembagian ruang Vihara secara umum adalah menurut paham yin-yang yang diatur dalam
Feng Shui dan arsitektur cina yang menjelaskan bahwa : penerapan pada bangunan menurut
anggapan masyarakat cina bahwa segi empat merupakan bentuk ideal bangunan, dengan
keempat sisinya sebaiknya tepat menghadap 4 arah mata angin. Desain sebuah vihara juga
mengacu pada bentuk stupa yang mendekatkan sang Buddha dengan pengikutnya.
Penerapan elemen oriental pada interior Vihara Asoka Arama dipahami sebagai
ornamen yang sangat filosofsi dan tidak hanya dapat dilihat dalam segi estetiknya saja namun
juga memiliki makna.

Anda mungkin juga menyukai