Anda di halaman 1dari 79

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sesuai Surat Perjanjian Pemborongan
terdiri atas :
a. Pekerjaan Pendukung, yang merupakan syarat untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan pokok.
Tata cara dan persyaratan pelaksanaan pekerjaan pendukung diatur di dalam pasal – pasal awal .
b. Pekerjaan pokok yaitu pekerjaan yang tertuang di dalam Dokumen Gambar Rancangan Pelaksanaan.
Tata cara dan persyaratan pelaksanaannya akan diatur di dalam pasal – pasal seterusnya.
1.2. Pekerjaan pendukung terdiri atas :
a. Penyediaan tenaga.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan.
c. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan.
d. Penyediaan peralatan.
e. Penyediaan bahan / material.
f. Perlindungan terhadap cuaca.
g. Keselamatan, keamanan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup.
h. Kontraktor harus menjaga kebersihan lokasi proyek.
i. Pembuatan shop drawing (Gambar Pelaksanaan)
j. Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (As built Drawing).
k. Pembenahan dan perbaikan kembali.
l. Peraturan / persyaratan teknik yang mengikat.
m. Penelitian dokumen pelaksanaan.
1.3. Pekerjaan pokok yang dilaksanakan adalah :
• Pekerjaan Bowplank
• Pekerjaan Tanah.
• Pekerjaan Pasangan batu kali
• Pekerjaan Pasangan batu merah dinding
• Pekerjaan Plesteran
• Pekerjaan Keramik
• Pekerjaan Sanitair
• Pekerjaan Plafon
• Pekerjaan Penerangan dan instalasi listrik
• Pekerjaan Perpipaan/ plumbing
• Pekerjaan Beton
• Pekerjaan Pintu dan jendela
• Pekerjaan Cat
• Pekerjaan Atap
• Pekerjaan Pembersihan Lokasi

Pasal 2
PENYEDIAAN TENAGA

2.1 Selama masa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang memiliki
keahlian sesuai yang dipersyaratkan.
2.2 Pada setiap tahapan pekerjaan, tenaga kerja yang dipekerjakan harus cukup jumlahnya dan memilki keahlian
dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan
yang sesuai dengan yang direncanakan.
2.3 Seluruh tenaga yang disediakan harus berkonsentrasi penuh pada pelaksanaan pekerjaan pada proyek ini
sampai selesainya seluruh pekerjaan.
2.4 Di lokasi proyek Kontraktor harus menyediakan dan memelihara fasilitas pertolongan pertama dalam
kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus mampu melakukan tugas pertolongan pertama.
2.5 Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi atau Pemberi tugas bila terjadi peristiwa kecelakaan di
lokasi proyek atau dimana saja yang berhubungan dengan pekerjaan. Kontraktor harus melaporkan
kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang.

CV. MATAHARI 1 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


Pasal 3
PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN

3.1 Kontraktor pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk barshart yang
dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir – butir komponen pekerjaan sesuai
dengan penawarannya.
3.2 Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana selambat –
lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
3.3 Penyelesaian yang dimaksud dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan PPK.
3.3.1. Bila selama waktu 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai Kontraktor Pelaksana belum dapat
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan
jadual pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
3.3.2. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus
dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh PPK.

Pasal 4
PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN

4.1. Kontraktor pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan alat dan bahan
bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan dinilai oleh Direksi dan Konsultan
Pengawas. Apabila barak / gudang tersebut kurang layak dengan alasan – alasan teknis, maka Kontraktor
pelaksana harus melakukan perbaikan / penyempurnaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
4.2. Direksi keet Kontraktor pelaksana harus dilengkapi dengan :
• Meja dan kursi kerja.
• 1 set dokumen Kontrak.
• Dokumen Rencana Kerja dan Syarat ( RKS )
• Jadwal pelaksanaan ( Time schedule )
• Buku Direksi dan Buku Tamu
• Sepatu Booth dan Helm Proyek secukupnya.
4.3. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja, kotak obat yang
memadai untuk PPPK, serta perlengkapan – perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan di
tempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan
dan lain – lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana ( Kontraktor Pelaksana diwajibkan
mengikuti Program BPJS Ketenagakerjaan ) untuk semua pekerja yang ada di lokasi proyek ini.
4.4. Kontraktor harus menyediakan bagi seluruh pekerjanya perlengkapan – perlengkapan pengamanan kerja yang
memadai dalam jumlah yang cukup.
4.5. Semua material yang tersebutkan di dalam butir 1, 2 dan 3 di atas setelah selesainya pelaksanaan kembali
menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan pekerjaan.

Pasal 5
PENYEDIAAN PERALATAN

5.1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi dengan baik
yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing – masing komponen konstruksinya.
5.2. Pemberi tugas / PPK dapat menghentikan pelaksanaan komponen konstruksi bila secara teknis peralatan yang
dipergunakan Kontraktor dinilai tidak memenuhi persyaratan baik jumlahnya maupun kelayakan fungsinya.
5.3. Guna kesempurnaan pelaksanaan Konstruksi, selama masa pelaksanaan Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan alat ukur theodolite/waterpass guna pengukuran dan pengontrolan kebenaran pekerjaan di
lapangan, biaya pengadaan/sewa sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

CV. MATAHARI 2 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


Pasal 6
PENYEDIAAN BAHAN.

6.1. Kontraktor pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan mutu dan jumlah /
volumenya sesuai dengan tahap – tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.

6.2. Mutu Bahan


Semua bahan dan pengerjaan haruslah dari jenis yang sesuai yang diuraikan di dalam kontrak dan sesuai
dengan perintah Pemberi tugas dan sewaktu – waktu dapat diuji jika Pemberi tugas memerintahkan di tempat
pengambilan atau pembuatan bahan, atau di lokasi atau di lain tempat yang ditentukan dalam kontrak, atau di
semua atau beberapa tempat tersebut. Kontraktor harus memberikan bantuan peralatan, mesin, pekerja dan
bahan – bahan yang biasa diperlukan untuk pemeriksaan, pengukuran dan pengujian setiap pekerjaan dan
kualitas, berat atau banyaknya bahan yang digunakan dan harus menyediakan contoh – contoh bahan sebelum
disertakan ke dalam Pekerjaan, untuk diuji sebagaimana dipilih dan diperlukan oleh PPK.
Persyaratan mutu bahan secara umum adalah sebagai di bawah ini :
a. A i r :
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan beton harus air tawar yang bersih, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai air untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang dipergunakan dari sumber PDAM, maka
tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
b. Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis 1, harus satu merk untuk penggunaan dalam
pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau seluruhnya.
Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara yang baik di dalam tempat ( gudang ) yang memenuhi
syarat kondisi sesuai persyaratan di atas. Semen Portland ( PC ) yang digunakan harus bersertifikat SNI
antara lain Semen Gresik, Tiga Roda, Holcim dan atau sesuai petunjuk direksi.
c. Pasir ( PS )
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai brantas, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam
dan bahan organis lainnya, yang terdiri atas :
• Material untuk urugan adalah Pasir dengan butiran kasar, yang lazim disebut S i r t u .
• Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar terletak antara 0,075 –
1,25 mm yang lazim di pasaran disebut pasir pasang.
d. Kerikil ( Kr )
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih, tidak kropos dan bermutu
baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
6.3. Semua bahan dan pengerjaan haruslah dari jenis yang sesuai yang diuraikan di dalam RKS dan sesuai
dengan perintah pengawas / Pemberi tugas dan sewaktu – waktu dapat diuji jika pengawas / Pemberi tugas
memerintahkan di tempat pengambilan atau pembuatan bahan, atau di lokasi atau di lain tempat yang
disepakati bersama antara Kontraktor dan Pengawas / Pemberi tugas, atau di semua atau beberapa tempat
tersebut. Kontraktor harus memberikan bantuan peralatan, mesin, pekerja dan bahan – bahan yang bisa yang
diperlukan untuk pemeriksaan, pengukuran dan pengujian setiap pekerjaan dan kualitas, berat atau banyaknya
bahan yang digunakan dan harus menyediakan contoh – contoh bahan sebelum disertakan ke dalam
pekerjaan, untuk diuji sebagaimana dipilih dan diperlukan oleh Pengawas / Pemberi tugas.

Pasal 7
PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA

Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langkah – langkah dan peralatan yang perlu untuk
melindungi pekerjaan / bahan yang digunakan agar tidak rusak mutunya karena cuaca.

CV. MATAHARI 3 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


Pasal 8
KESELAMATAN, KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN
TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

8.1 Sepanjang pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan, Kontraktor harus :


a. Memperhatikan keamanan semua orang yang berhak berada pada lokasi pekerjaan dan menjaga lokasi
pekerjaan ( sepanjang berada dalam pengawasannya ) secara tertib agar tidak membahayakan orang –
orang yang bekerja di lingkungan Proyek.
b. Menyediakan dan memelihara atas biaya sendiri semua lampu, penjagaan, pagar, tanda tanda bahaya dan
pengawasan, bilamana dan di mana diperlukan atau diwajibkan oleh Konsultan Pengawas / Pemberi tugas
atau diharuskan oleh pejabat yang berwenang, untuk melindungi pekerjaan atau untuk keamanan dan
kenyamanan publik atau lainnya.
c. Mengambil langkah – langkah yang tepat untuk menjaga lingkungan hidup di dalam maupun di luar tempat
dan menghindari kerusakan atau gangguan terhadap orang – orang atau harta benda akibat pencemaran,
kebisingan atau akibat – akibat lainnya yang timbul sebagai akibat dari metode operasinya.
8.2 Kontraktor dalam hubungannya dengan pekerjaan akan menyediakan dan memelihara atas biaya sendiri
semua peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantu lainnya untuk keselamatan pihak lain di lingkungan
lokasi proyek seperti : lampu, sinyal, penjagaan, pagar atau petugas jaga bila dan di mana perlu sesuai
pengarahan Konsultan Pengawas / PPK, juga menyediakan material – material yang berhubungan dengan
tenaganya atau untuk memberi pertanda yang tepat bagi pekerjaan di bawah permukaan tanah atau bagi
keselamatan dan kemudahan pelayanan atau kepentingan umum atau lainnya.

Pasal 9
KONTRAKTOR HARUS MENJAGA KEBERSIHAN LOKASI PROYEK

Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek, bebas dari semua halangan yang
tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap peralatan dan kelebihan material milik Kontraktor dan
membersihkan serta memindahkan segala rongsokan dan sampah yang tidak perlu dari lokasi proyek sehingga tidak
mengganggu aktivitas kelancaran proyek.
Pasal 10
PEMBUATAN SHOP DRAWING

10.1. Shop Drawing ( Gambar Kerja ) harus dibuat oleh Kontraktor bila :
a. Gambar detail di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai atau kurang jelas.
b. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan ( tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan ) pada detail
pelaksanaan yang mendahuluinya.
c. PPK memerintahkan secara tertulis, demi kesempurnaan konstruksi.
10.2. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan PPK/Pengawas sebelum elemen konstruksi yang
bersangkutan dilaksanakan.
Pasal 11
PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN ( AS BUILT DRAWING )

11.1 Sebelum penyerahan pekerjaan ke I, Kontraktor pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai
pelaksanaan yang terdiri atas :
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dan pelaksanaannya.
b. Shop Drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar – gambar perubahan.
11.2 Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah memperoleh persetujuan
PPK/Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
11.3 Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan ke
I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan Pekerjaan ke I tidak dapat dilakukan.

CV. MATAHARI 4 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


Pasal 12
PEMBENAHAN / PERBAIKAN KEMBALI

12.1. Pembenahan / perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor Pelaksana meliputi :
a. Komponen – komponen pekerjaan pokok / konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami
kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
b. Komponen – komponen Konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan pokok yang
mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya : jalan, halaman dan lain -lain).
12.2. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan termasuk
gudang dan Direksi keet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir.

Pasal 13
PERATURAN / PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT

13.1. Peraturan Teknik Yang Dikeluarkan / Ditetapkan Oleh Pemerintah RI.


Apabila tidak disebutkan lain di dalam RKS dan Gambar maka berlaku mengikat peraturan di bawah ini :
a. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan – bahan Bangunan ( PUPB NI-3/56)
b. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982)
c. Peraturan – Perubahan di Indonesia (Tentang Pengerahan Tenaga Kerja)
d. Peraturan – Peraturan Pemerintah / Perda setempat
e. Peraturan Beton (PB) 1989 dan PBI 1971

f. Peraturan Umum Muatan Indonesia (PUMI NI 18/1970)


g. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982)
h. SKSNI T-15-1991-03.
13.2. Persyaratan Teknik Pada Gambar / RKS Yang Harus Diikuti :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka gambar detail yang diikuti
dalam pelaksanaannya.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali
bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan /
ketidak sesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Pengawas / Pemberi tugas lebih dahulu.
3. Bila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar, maka RKS yang diikuti, kecuali bila hal tersebut terjadi
karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan / kelemahan konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Pemberi tugas.
4. RKS dan Gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka
gambar yang harus diikuti, demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar di atas adalah RKS dan Gambar setelah mendapatkan
perubahan / penyempurnaan di dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
6. Bila dalam Gambar terdapat kekurangan notasi ukuran, namun tercantum ukuran skala gambar, maka
ukuran berdasarkan skala gambar dapat dipergunakan.

Pasal 14
PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN

14.1 Kontraktor pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen pelaksanaan secara seksama dan
bertanggung jawab bila di dalam penelitian tersebut dijumpai :
Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat teknis yang bila dilaksanakan dapat
menimbulkan kerusakan konstruksi atau kegagalan pekerjaan, maka Kontraktor pelaksana wajib melaporkan
kepada Konsultan pengawas secara tertulis, dan menangguhkan pelaksanaannya sampai memperoleh
keputusan yang pasti dari Konsultan Pengawas / Pemberi tugas.
14.2 Bila akibat kekurang-telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan Dokumen Pelaksanaan
tersebut, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan pekerjaan maka Kontraktor pelaksana harus
melaksanakan pembongkaran terhadap pekerjaan yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki /
melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan dari Pemberi tugas tanpa ganti rugi apapun dari
pihak – pihak lain.

CV. MATAHARI 5 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


Pasal 15
SYARAT – SYARAT TEKNIK PEKERJAAN

LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan persiapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan – pekerjaan :
• PEKERJAAN PENGUKURAN / UITSZET
• PEKERJAAN TANAH
• PEKERJAAN BONGKARAN
• PEKERJAAN PONDASI
• PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU MERAH
• PEKERJAAN PLESTERAN
• PEKERJAAN KERAMIK DAN FINISHING
• PEKERJAAN PASANG BATU ALAM
• PEKERJAAN BETON
• PEKERJAAN PERPIPAAN, SANITAIR DAN BIO SEPTICK TANK
• PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA BAHAN UPVC
• PEKERJAAN PLAFOND
• PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
• PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP KAYU
• PEKERJAAN PENUTUP ATAP
• PEKERJAAN STEINLESS STEEL UNTUK TIANG, HAND RAILING DAN PAGAR TANGGA SERTA
TULISAN TIMBUL
• PEKERJAAN ATAP DROP ZONE KACA
• PEKERJAAN NEON BOX
• PEKERJAAN PENGECATAN DAN COATING BATU ALAM
• PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Pasal 16
PEKERJAAN PENGUKURAN / UITSZET

16.1. Lingkup Pekerjaan


Termasuk di dalam lingkup pekerjaan persiapan ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk
pelaksanaan pekerjaan pembongkaran, pengukuran dan pematokan.
16.2. Bahan Yang Digunakan
Bahan yang dimaksud adalah bahan untuk pemasangan patok ukur yang terdiri dari kayu meranti / kruing
ukuran 5/7 dan papan 2/20 serta peralatan ukur berupa theodolite/waterpass/autolevel atau alat ukur lainnya.
16.3 Pengukuran
1. Pengukuran awal harus dilakukan guna menentukan titik-titik elevasi di lapangan, serta duga tinggi + 0.00
(yakni sama dengan permukaan BM yang sudah ditentukan).
2. Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan pekerjaan yang dibutuhkan,
antara lain adalah :
a. Untuk penetapan pemasangan patok –patok elevasi.
b. Untuk pengecekan kebenaran kedudukan elemen elevasi selama pengerjaannya.
16.4. Pelaksanaan :
1. Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda – tanda patok – patok ukur di titik – titik
koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga tingginya ( peil ) dengan cat warna merah.
2. Patok – patok ukur harus terbuat dari kayu meranti / kruing berukuran penampang 5/7 cm, ditanam kokoh
sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat oleh benturan – benturan kecil akibat
pelaksanaan pekerjaan lainnya ( pemasangan bouwplank ). Bila patok – patok ini bergeser, miring atau
tenggelam / tercabut, maka Kontraktor pelaksana harus menggantinya dengan melakukan pengukuran
kembali sebagaimana mestinya.
3. Papan bouwplank ukuran 2/20, diketam rata permukaan atasnya, dipasang rata air setinggi duga yang
dikehendaki.
4. semua titik jarak dan elevasi pada papan bouwplank diberi tanda dengan cat dan paku.
5. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang terampil dengan menggunakan alat
ukur theodolite atau alat ukur lainnya. Pengukuran ini harus selalu disertai oleh Konsultan Pengawas /
PPK dan sebelum penanaman patok ukur, titik – titik ukur yang ditetapkan sudah harus disetujui oleh
Konsultan pengawas / PPK.

CV. MATAHARI 6 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


6. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara pengukuran awal ( Uitzet ) yang ditanda tangani
semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan ini untuk dipakai sebagai pedoman
bagi pengukuran selanjutnya.
7. Berdasarkan keperluannya di atas maka Kontraktor Pelakasana harus senantiasa menyediakan pesawat
ukur (Auto Level/waterpass/Theodholite) di lapangan serta dapat berfungsi dengan baik selama
pelaksanaan pekerjaan konstruski berlangsung.
8. Bila oleh karena sesuatu hal Kontraktor pelaksana tidak dapat menyediakannya di lapangan pekerjaan
maka konsultan Pengawas / PPK berwenang mengadakannya dengan biaya sewa yang ditanggung oleh
Kontraktor Pelaksana.
9. Hal ini sudah harus dianggap sebagai faktor – faktor yang sudah diperhitungkan di dalam penawaran
pekerjaan ini.

Pasal 17
PEKERJAAN TANAH

17.1 Lingkup Pekerjaan


1. Galian tanah untuk pondasi batu kali, pondasi beton, saluran air, penanaman pipa serta bagian – bagian
yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Urugan tanah bekas lubang galian dapat untuk pekerjaan urugan kembali
3. Urugan pasir dibawah pondasi, dibawah paving, dibawah rabat keramik lantai
4. Urugan Sirtu untuk pekerjaan pengurugan / peninggian lantai.
17.2 Bahan - bahan
1. Bahan urugan berupa sirtu harus bersih dari kotoran, humus dan organisme lainnya yang dapat
mengakibatkan penyusutan atau perubahan kepadatan urugan itu sendiri.
2. Urugan harus dipadatkan lapis demi lapis dengan alat pemadat yang disetujui direksi
3. Sirtu harus berbutir kasar dan bergradasi tidak seragam.
4. Semua bahan urugan yang akan digunakan berupa tanahu sirtu sebelum digunakan harus seijin Direksi.

17.3 Pelaksanaan
1. Pengupasan Tanah Humus/Pembersihan Lokasi
Daerah dibawah timbunan seperti yang ditunjuk oleh Direksi, maka Kontrakor harus mengupas tanah
humus dan membuangnya sebagaimana diarahkan oleh Direksi. Pada umumnya pengupasan tanah
humus hanya pengupasan permukaan tanah yang cukup subur. Tidak ada pengupasan tanah humus
diatas setiap daerah yang ditunjuk kurang dari 20 cm kedalamannya yang diukur secara vertikal atau
sebagaimana diarahkan oleh Direksi, dan tanah humus tersebut akan dipertahankan terpisah dari bahan
yang digali lainnya. Tanah humus harus dipandang sebagai galian biasa. Galian tanah humus yang akan
digunakan untuk lapisan atas lereng timbunan, akan dipandang sebagai pembentukan timbunan dan
harus sesuai dengan persyaratan Urugan untuk pelaksanaan, pengukuran dan pembayarannya.
2. Pelaporan
(a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik, sebelum memulai pekerjaan, potongan
melintang dari Gambar Rencana yang menunjukkan tanah asli sebelum operasi pembabatan dan
penggarukan dilakukan dengan interval jarak maksimum 25 meter.
(b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik, Gambar Detail dari seluruh struktur
sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti skor, turap,
cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan Direksi Teknik sebelum
melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan .
(c) Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai, Kontraktor harus
memberitahu Direksi Teknik, dan bahan landasan atau material lain tidak boleh dipasang sebelum
disetujui oleh Direksi Teknik untuk kedalaman dari galian, sifat dan mutu dari material pondasi,
sebagaimana disyaratkan.
3. Jaminan Keselamatan Kerja
(a) Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja yang
melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk sekitar.
(b) Selama masa pekerjan galian, suatu lereng yang stabil yang mampu menahan pekerjaan di
sekitarnya, struktur atau mesin harus dipertahankan sepanjang waktu, dan skor serta turap yang
memadai harus dipasang, jika tepi permukaan galian yang sewaktu-waktu tidak dilindungi dapat
berbahaya / tidak stabil. Bila diperlukan, Kontraktor harus menahan atau menyangga struktur di
sekitarnya yang bila tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian itu.

CV. MATAHARI 7 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


(c) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak boleh diijinkan
berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi galian terbuka atau galian pondasi, kecuali
bila pipa atau struktur lainnya telah dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan yang
telah dipadatkan.
(d) Cofferdam, kisdam atau cara lainnya untuk menghindarkan air dari daerah galian harus dirancang
dengan benar dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan mendadak, yang mungkin
dapat membanjiri tempat kerja secara cepat.
(e) Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian yang mengharuskan
kepala mereka berada dibawah permukaan tanah, Kontraktor harus menempatkan pengawas
keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Setiap
saat peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
4. Kondisi Tempat Kerja
(a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan seluruh material
yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan (pompa), pengalihan saluran air dan
pembangunan saluran sementara, kisdam dan cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja pada
setiap saat untuk menjamin tidak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
(b) Bila pekerjaan sedang dilakukan pada saluran yang ada atau di tempat lain dimana aliran bawah
tanah atau tanah mungkin tercemari. Kontraktor harus setiap saat menyediakan pada tempat kerja
sejumlah air minum yang untuk digunakan oleh pekerja untuk mencuci, bersama dengan sejumlah
sabun dan desinfektan
5. Perbaikan Galian yang Tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut :
(a) Bahan-bahan lebihan (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang dengan penggalian lebih
lanjut.
(b) Daerah yang telah terlanjur digali, atau di daerah yang telah bercerai-berai atau berjatuhan,
harus diurug kembali dengan urugan pilihan atau bahan pondasi bawah / pondasi atas yang mana
dapat diterapkan, sehingga memuaskan Direksi
6. Utilitas dibawah Tanah
(a) Kontrakor harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi yang ada tentang adanya serta
lokasi dari utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar ijin yang diperlukan untuk
melaksanakan galian yang diperlukan dalam Kontrak.
(b) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga setiap saluran yang masih berfungsi dari pipa,
kabel atau jalur jalan lainnya atau struktur yang dijumpai dan memperbaiki setiap kerusakan yang
timbul oleh operasinya.
7. Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian
(a) Semua bahan-bahan yang cocok yang digali dalam batas-batas dan lingkup kerja proyek, dimana
memungkinkan, akan digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi
timbunan atau untuk urugan kembali.
(b) Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut, berisikan akar-akar atau
barang-barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah mengembang, yang menurut
pendapat Direksi akan menghalangi pemadatan bahan lapisan diatasnya atau dapat menimbulkan
suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau kehancuran, diklasifikasikan sebagai tidak cocok
digunakan sebagai urugan dalam pekerjaan permanen.
(c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap bahan yang tidak disetujui
oleh Direksi, harus dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan tipis oleh Kontraktor di luar area
seperti yang diperintahkan oleh Direksi .Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua
penyelenggaraan dan biaya-biaya bagi pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan yang tidak
cocok, termasuk pengangkutannya dan mendapatkan ijin dari Pemilik atau Penyewa lahan dimana
buangan tersebut dilakukan.
8. Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
(a) Terkecuali diperintah oleh Direksi, seluruh struktur sementara seperti cofferdam atau skor dan turap
harus dibongkar oleh Kontraktor setelah selesainya pekerjaan struktur permanen atau pekerjaan lain
untuk mana galian telah dilakukan. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak
mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.
(b) Material bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap milik dari Kontraktor atau bila
memenuhi syarat yang disetujui oleh Direksi, dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan
dibayar dalam Mata Pembayaran yang bersangkutan dalam Jadwal Penawaran.

CV. MATAHARI 8 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


(c) Setiap pemakaian material galian yang bersifat sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam
saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu saluran air.
(d) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor harus
ditinggalkan dalam keadaan rapi dengan tepi dan lereng yang stabil.
9. Galian untuk Struktur dan Pipa.
(a) Galian untuk gorong-gorong atau saluran, dinding batu kali atau galian untuk struktur lain, harus
cukup ukurannya untuk memungkinkan pemasangan bahan / material yang benar, juga untuk
pengawasan dan pemadatan urugan kembali dibawah dan di sekeliling pekerjaan.
.(b) Bila gorong-gorong atau galian lain dilakukan dalam timbunan yang baru, maka timbunan harus
dibangun sampai dengan ketinggian yang diperlukan sejarak pada masing-masing sisi tidak kurang
dari 5 x lebar galian tersebut. Selanjutnya galian dibuat dengan sisi setegak mungkin selama kondisi
tanahnya memungkinkan.
(c) Setiap pemompaan dari galian harus dilakukan sedemikian rupa, untuk menghindarkan
kemungkinan bagian yang baru dipasang terbawa air yang dipompa tsb. Setiap pemompaan yang
diperlukan selama pemasangan beton dan periode 24 jam sesudahnya harus dilakukan dengan
pompa yang berada diluar acuan beton tersebut.

Pasal 18
PEKERJAAN BONGKARAN

Pekerjaan ini adalah membongkar seluruh bangunan yang berada di area dimana bangunan baru akan didirikan.
Bangunan yang akan dibongkar harus sudah dalam keadaan kosong dan siap untuk dibongkar dan sudah terputus
seluruh aliran utilitas dan aliran listriknya. Dalam proses pembongkaran harus diperhatikan hal-hal berikut :
1. Faktor keamanan lingkungan harus diperhatikan dengan seksama agar dalam proses pembongkaran, lingkungan
sekitar area pembongkaran bebas dari kegiatan/ aktivitas yang mengganggu proses pembongkaran.
2. Jika menggunakan peralatan berat, maka harus diperhatikan lalu-lintas pergerakan alat berat agar tidak
mengganggu lingkungan serta tidak menimbulkan kerugian serta potensi keselamatan masyarakat sekitar.
3. Semua bekas bongkaran yang tidak diperlukan, agar segera dikeluarkan dari area pekerjaan, sehingga tidak
menimbulkan polusi dan bahaya akibat bekas bongkaran (kaca, besi, kayu, dll)
4. Jika bekas bongkaran masih menjadi hak milik/ aset pemilik pekerjaan/ pemda, maka bekas bongkaran harus
disisihkan ke tempat yang aman dan dilindungi dari potensi hilang/ dicuri.
5. Dalam proses pembongkaran, harus dilakukan dengan baik, bersih dan memperhatikan dengan serius faktor
keselamatan para pekerja dan keselematan lingkungan sekitar.
6. Apabila dalam proses pembongkaran terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan
keteledoran/kesalahan kontraktor, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab kontraktor pelaksana.
7. Dalam proses pembongkaran, kontraktor pelaksana harus selalu berkoordinasi dengan pemilik pekerjaan dan
konsultan pengawas.

Pasal 19
PEKERJAAN PONDASI

19.1 Lingkup Pekerjaan.


Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi dasar ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan
untuk pelaksanaan pekerjaan – pekerjaan :
a. Pemasangan pondasi batu kali.
b. Pondasi Plat beton
19.2. Pekerjaan Pasangan Batu Kali.
19.2.1 Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan Konstruksi dasar ini penyediaan tenaga, material dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan pondasi batu kali, sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar rencana. Dalam lingkup pekerjaan pondasi ini meliputi juga pekerjaan – pekerjaan :
▪ Galian
▪ Urugan pasir
▪ Aanstampeng ( Pasangan batu kosong )
▪ Pasangan batu kali dengan spesi 1Pc : 5Ps
▪ Urugan kembali.

CV. MATAHARI 9 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


19.2.2 Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
• Pasir pasang
• Semen PC ex. Gresik atau Holcim.
• Batu kali belah ( bukan bulat ) dengan penampang belahan minimal 20 cm
• Alat bantu berupa keranjang, kereta dorong, ember dan lain – lain.
19.2.3 Pelaksanaan Pondasi Batu Kali.
1. Konstruksi pondasi bangunan dari bawah ke atas terdiri dari :
a. Urugan pasir
b. Pasangan batu kosong (aanstampeng)
c. Pondasi batu kali
2. Seluruh konstruski pondasi hanya boleh dilaksanakan bila galian pondasi tidak tegenang air.
3. Urugan pasir dibuat setebal sesuai gambar rencana, dilaksanakan selapis demi selapis, disiram
air hingga jenuh dan dipadatkan dengan stamper sampai benar – benar padat dan rata.
4. Pasangan batu kosong adalah tatanan batu kali yang tidak menggunakan spesi, batu kali ditata
sedemikian rupa di atas urugan pasir padat dan celah antara batu diisi dengan pasir pasang
hingga rata dan disiram air untuk mendapatkan pasangan yang padat.
5. Pondasi batu kali belah harus dibuat dengan ukuran penampang sesuai gambar dengan perekat/
spesi 1 Pc : 5 Ps.
6. Batu- batu pondasi tidak boleh bersinggungan antara satu dengan yang lain harus diberi jarak.
7. Celah – celah yang besar antara batu pondasi harus diisi campuran perekat dengan kericak.
8. Sisi luar pondasi yang tampak di atas tanah harus diberaben/disetrik dengan spesi 1 PC :3 Ps
atau dinyatakan lain dalam gambar dan RAB.
9. Pelaksanaan konstruksi di atas pondasi serta urugan di samping pondasi hanya boleh
dilaksanakan bila pasangan pondasi sudah dinyatakan cukup kering oleh pengawas atau setelah
minimal 2 x 24 jam.

Pasal 20
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU MERAH

20. 1 Lingkup Pekerjaan.


Termasuk didalam lingkup pekerjaan pasangan dinding batu bata ini penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan. Pasangan dinding dimaksud adalah pasangan dinding batu bata pada umumnya.

20.2 Bahan yang Digunakan.


Bahan utama yang digunakan dalam pekerjaan pasangan dinding batu bata ini adalah :
1. Batu bata ukuran standar, bakaran kayu, mutu baik , bata klas I
2. Semen type I /SNI ex. Gresik atau Holcim.
3. Pasir pasang dari sungai brantas .
20.3 Pelaksanaan Pasangan Dinding Batu Bata Pada Umumnya.
1. Pasangan dinding batu bata pada umumnya adalah pasangan bata ½ batu dengan perekat ( spesi )
campuran 1PC : 5 Ps. Dilaksanakan pada seluruh bagian dinding yang disebutkan dalam gambar
perencanaan, kecuali yang disebut sebagai pasangan trasraam.
2. Sebelum dipasang, batu bata harus direndam air hingga kenyang.
3. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara horisontal, sehingga
menghasilkan bidang – bidang yang betul – betul rata.
4. Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasraam mencapai 12 M2 sudah harus
dipasang frame – frame yang berupa kolom – kolom beton praktis dan balok – balok beton praktis.
5. Tinggi pasangan termasuk pasangan trasraam untuk setiap hari pelaksanaan tidak boleh melebihi 1 m.
6. Untuk pemasangan bata yang tidak bisa dijangkau tangan, digunakan alat bantu scafolding.
20.4 Pelaksanaan Pasangan Dinding Batu Bata Trasraam.
1. Pasangan dinding trasram adalah pasangan batu bata ½ batu dengan perekat ( spesi ) campuran 1 PC :
3 Ps. Dilaksanakan di atas sloof sampai ketinggian 50 cm dari permukaan lantai yang direncanakan.
2 Persyaratan lainnya mengenai dinding trasraam ini sepenuhnya mengacu pada bab sebelumnya dengan
pekerjaan sejenis.

CV. MATAHARI 10 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


Pasal 21
PEKERJAAN PLESTERAN

21.1 Lingkup Pekerjaan.


Termasuk di dalam lingkup pekerjaan plesteran dinding batu bata ini penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding batu bata yang tampak.
21.2 Bahan yang digunakan.
Bahan plesteran dinding batu bata ini terdiri atas :
a. Semen
b. Pasir halus.
21.3 Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Seluruh permukaan pasangan dinding batu bata yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus
dan rata dengan diplester hingga mengahasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam gambar
Rancangan Pelaksanaan.
2. Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan – pekerjaan yang tersebut di bawah ini harus sudah
selesai terlebih dahulu :
a. Siar – siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil kerukan.
b. Seluruh hasil jaringan perpipaan yang tertanam didalamnya telah terpasang sempurna.
c. Pasangan telah mengering.
d. Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.
3. Sebelum diplester permukaan pasangan batu bata harus disiram air hingga jenuh.
4. Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama dengan spesi pasangan
dindingnya. Atau 1 PC : 3 Ps untuk plesteran trasram dan 1 PC: 5 Ps untuk pasangan bata.
5. Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar – benar rata dan tegak lurus.
6. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air dan semen, setelah agak kering digosok
dengan kertas semen .

Pasal 22
PEKERJAAN KERAMIK DAN FINISHING

24.1. Lingkup Pekerjaan.


Termasuk di dalam lingkup pekerjaan Finishing Keramik ini adalah juga pekerjaan persiapan guna
pelaksanaan finishing lantai dan dinding bangunan.
24.2. Pemasangan Keramik Dan Finishing.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan lantai Keramik, dinding keramik juga penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan finishing lantai, dinding pada permukaan ruang –
ruang pada gedung yang dinyatakan dalam gambar menggunakan Keramik.
2. Bahan yang digunakan.
Bahan untuk finishing lantai Keramik dan dinding keramik ini terdiri atas :
a. Semen
b. Pasir
c. Keramik 60x60, 30x 30, 25x40 cm, ex Platinum.
3 Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Keramik lantai dipasang di atas beton rabat, sebagai landasan dari pada keramik lantai dengan tebal 5
cm, campuran beton rabat sesuai dengan yang ada dalam RKS ini
b. Lantai Keramik ex Platinum, kualitas / mutu 1 ukuran 60x60 cm dilaksanakan di seluruh lantai ruangan
bangunan dalam dan luar, atau sesuai gambar perencanaan. Dan untuk lantai kamar mandi
menggunakan ukuran 30 x 30 permukaan kasar.
c. Dinding keramik ukuran 25x40 cm dipasang sesuai gambar perencanaan.
d. Bagian – bagian lantai dan dinding yang terpaksa harus menggunakan keramik yang tidak penuh,
pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan tepian-tepian potongan
yang lurus dan halus, kemudian sudut atas dibevel kembali kecuali tidak menghendaki demikian.
e. Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1 PC : 3 Ps .
f. Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa sehingga :
● Seluruh bagian permukaan bawah tegel keramik harus terisi penuh dengan mortar spesi hingga
tidak terdapat rongga udara terjebak di bawah keramik.
● Menghasilkan bidang lantai yang benar – benar datar dan rata air, kecuali untuk bagian – bagian
lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus menghasilkan bidang miring sempurna
yang dapat mengalirkan air hingga kering ke lubang lantai ( avour ).

CV. MATAHARI 11 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


● Untuk pasangan dinding keramik harus benar benar tegak lurus terhadap bidang lantai dan pada
pertemuan sudutnya juga harus siku.
● Nat antar keramik adalah 1½ - 2 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus dan sejajar .
g. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara ( nat ) harus diisi penuh dengan adukan Lemkra, Sika
atau Super Nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis
tepian keramik yang dipasang.
h. Noda adukan Lemkra, Sika atau Super Nat yang mengenai permukaan tegel harus segera dibersihkan
dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
i. Direksi / Konsultan Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa
biaya tambah bila persyaratan pada ayat 4, 5 dan 6 di atas tidak dapat dipenuhi.

Pasal 23
PEKERJAAN PASANG BATU ALAM

23.1. Lingkup Pekerjaan.


Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pasang batu alam ini adalah juga pekerjaan – pekerjaan persiapan
guna pelaksanaan pemasangan batu alam, penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan.
23.2. Pelaksanaan Pemasangan Batu Alam.
1. Material Batu Alam yang akan dipasang harus dari jenis yang sama, mutu maupun ukurannya.
2. Material yang digunakan adalah Batu Lempeng warna hitam dan Batu Alam Alur 5 x 40 cm warna hitam
3. Sebelum didatangkan dalam jumlah banyak, material yang akan dipasang harus dimintakan persetujuan
lebih dahulu kepada Direksi. Jika telah disetujui maka dapat didatangkan dalam jumlah yang diperlukan
sesuai dengan contoh yang telah disetjui.
4. Pekerjaan pemasangan Batu Alam harus dilakukan dengan rapi dan rata, untuk bidang yang diperlukan
pemotongan, harus dipotong dengan alat khusus potong batu sehingga diperoleh hasil potongan yang
lurus, rata dan rapi/ seperti yang direncanakan.
5. Setelah pemasangan, maka seluruh bidang permukaan area pemasangan batu alam harus dibersihkan
dengan lap bersih sehingga segala kotoran yang menempel hilang dan permukaan menjadi bersih
6. Setelah permukaaan batu alam dibersihkan, selanjutnya dicoating agar tertutup pori-porinya, bahan
coating yang digunakan khusus coating batu alam merk IMPRA.

Pasal 24
PEKERJAAN BETON

24.1. Lingkup Pekerjaan.


Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi beton ini adalah juga pekerjaan – pekerjaan persiapan guna
pelaksanaan konstruksinya, penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan. Sehingga secara keseluruhan
lingkup pekerjaan konstruksi beton ini meliputi :
a. Pekerjaan bekisting
b. Pekerjaan tulangan
c. Pekerjaan selimut beton ( Beton Decking )
d. Pekerjaan adukan beton
e. Ppekerjaan pemeliharaan beton
f. Pekerjaan pembongkaran bekisting
g. Pekerjaan beton kedap air
h. Pekerjaan beton praktis
24.2. Bekisting.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan bekisting ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan
untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan bekisting.
2. Bahan Yang digunakan.
Bahan bekisting terdiri dari :
a. Papan bekisting dan multiplek minimal tebal 1,2 cm
b. Klem bekisting
c. Perancah dan penyanggah lainnya
d. Bekisting pasangan ½ bata.

CV. MATAHARI 12 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


3. Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Bekisting harus disusun dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
a. Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan atau tekanan lateralnya
pada saat pengecoran.
b. Tidak menyebabkan adukan beton terurai / bocor, dalam hal ini khusus untuk bekisting kolom
disyaratkan tinggi pengecoran maksimum adalah 2 m dari permukaan dasar yang telah mengeras.
c. Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi.
Untuk dapat memenuhi hal ini, Kontraktor pelaksana harus membuat gambar pelaksanaannya
( shop drawing ) lebih dahulu berserta perhitungan konstruksinya, dan telah mendapatkan
persetujuan konsultan pengawas sebelum bekisting dilaksanakan.
4. Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali dinyatakan lain dalam RAB.
5. Bekisting dari pasangan bata digunakan untuk pengecoran balok beton di atas tanah.
6. Bila memenuhi syarat konstruksi, pemakaian bekisting dari bahan lain selain yang disebutkan di atas,
boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari konsultan Pengawas.
24.3 Penulangan Beton Dan Pelaksanaan.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi tulangan beton ini, penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan tulangan beton.
2. Bahan Yang digunakan dan Pelaksanaan.
a. Bahan penulangan untuk beton adalah sebagai berikut :
Baja tulangan yang didatangkan di lapangan pekerjaan tidak diperkenankan langsung dikerjakan
sebelum mendapat pembenaran atau persetujuan dari Direksi ( Konsultan Pengawas ).
Bila baja tulangan yang tercantum di dalam gambar ternyata tidak ada atau sulit ditemukan di pasaran,
Kontraktor Pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin secara tertulis yang dilampiri dengan
rencana perubahan beserta perhitungan teknisnya. Bila Direksi meluluskan, Kontraktor Pelaksana
dapat melaksanakannya sesuai dengan ijin Direksi.
Perlakuan pelaksanaan tulangan ( penyambungan, pembengkokan, pemasangan tulangan lewatan /
overlaf dan lain-lain ) harus memenuhi SK SNI 1991.
Sebelum pengecoran, rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton decking dengan
ukuran standard yang sama, dimana jumlah, penempatan dan mutunya harus disetujui Direksi dan
Konsultan Pengawas.
Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan pengecoran harus bebas dari
kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat antara
campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.
Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat ( Rust Remover ) yang
tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan.
Untuk penggunaan bahan kimia tersebut Kontraktor harus memperoleh petunjuk yang jelas dari
Produsen dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.
b. Besar ukuran beton beserta penulangan dilaksanakan sesuai gambar rencana dan gambar detail.
c. Balok latei dilaksanakan langsung di atas semua kusen pintu dan jendela maupun Boven light,.
d. Beton ring balk dilaksanakan pada seluruh akhiran tembok bagian atas termasuk tembok – tembok
akhiran pada tembok yang lain.
e. Balok konsol beton dilaksanakan sesuai dengan gambar, bila terjadi perbedaan antara bestek dan
gambar detail, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas sehingga mendapatkan
keputusan yang tepat.
3. Pekerjaan Beton Rabat.
a. Beton rabat yang dimaksudkan di sini adalah beton rabat lantai kerja, rabat bawah keramik dan rabat
disekeliling bangunan dengan spesifikasi tebal 5 cm atau tebal sesuai gambar bestek, dengan
campuran 1Pc : 3Kr : 5Ps.
b. Pelaksanaan beton rabat harus sekaligus jadi dan halus, rata dengan tidak menambah lapisan lain.

CV. MATAHARI 13 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


24.4. Selimut Beton.
1. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi pengaturan jarak tulangan terhadap dinding bekisting dengan ketebalan sesuai persyaratan teknik
yang disyaratkan.
2. Bahan.
a. Bahan yang digunakan terbuat dari cetakan beton berukuran 4x4cm atau bahan lain yang dapat
menahan adukan beton dan berkesesuaian sifat dengan mutu beton yang disyaratkan.
b. Penggunaan bahan untuk beton decking harus dengan sepengetahuan Konsultan Pengawas.
3. Pelaksanaan.
Ketebalan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam SKSNI T15-
1991-03 Pasal 3.3.16-7 minimal sesuai tebal berikut ini :

Yang tidak langsung berhubungan Yang langsung berhubungan dengan


Bagian Konstruksi
dengan tanah dan cuaca tanah dan cuaca
Lantai / Dinding 0 -36 dan lebih kecil
0 : 15 mm 0 -16 dan lebih kecil
0 : 40mm
> 00-36 : 20 mm > 00-16 : 50mm
Balok Seluruh diameter : 25 mm 00-16 dan lebih kecil : 40mm
> 00-16 : 50mm
Kolom Seluruh diameter : 30 mm 00-16 dan lebih kecil : 40mm
> 00-16 : 50mm

24.5. ADUKAN BETON.


1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan adukan beton ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan
untuk pelaksanaan pekerjaan beton Foot plat, Beton sloof, Kolom, Balok, Plat beton, Ring Balok.
2. Bahan.
a. Kontraktor pelaksana harus menyediakan bahan / material yang memenuhi persyaratan mutu dan
jumlah / volumenya sesuai dengan tahap–tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadual
pelaksanaan.
b. Mutu Beton :
●. Adukan beton harus memenuhi mutu beton fc = 7,4 Mpa (K-100), fc = 14,5 Mpa (K-175) dan fc =
19,3 Mpa (K-225) sesuai dengan rekomendasi PBI 1971.
●. Kontraktor pelaksana harus melaksanakan pengujian agregat di Laboratorium. Bahan agregat
yang dipakai untuk perencanaan campuran beton ( mix desain ) harus telah mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai pedoman pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lokasi pekerjaan.
●. Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan ini
harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan satuan volume yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan di lapangan pekerjaan.
●. Kontraktor wajib membuat benda uji dengan jumlah tertentu sesuai yg disyaratkan oleh konsultan
Pengawas / Direksi, guna cek kelenturan dan cek kekuatan yang akan dilakukan oleh Pengawas.
●. Benda uji harus diujikan di Laboratorium beton yang netral / independen atas biaya Kontraktor.
3. Pengecoran Beton,
a. Apabila Kontraktor pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka Kontraktor harus
memberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas / Direksi kapan pengecoran
dilaksanakan.
b. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
● Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting serta pemasangan beton
decking secara sempurna dan bersih serta telah mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas /
Direksi.
● Kontraktor telah menyediakan bahan, peralatan dan persiapan tenaga serta dinyatakan dalam
daftar bahan alat dan tenaga kerja.
● Kontraktor telah membuat schedulle rencana pengecoran dan strategi pengecoran berupa gambar
tata letak bahan serta arah pengecoran.
● Stek – stek untuk tahapan pekerjaan berikutnya telah dipersiapkan dan dibuat, terutama stekan
penulangan baru dari konstruksi lama (jika ada) yang harus dibuat / dimunculkan dahulu.

CV. MATAHARI 14 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


● Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut di dalam sub butir a, b, c dan d di atas telah
mendapatkan pembenaran dari konsultan pengawas / Direksi. Seluruh persiapan di atas, apabila
telah disetujui berdasarkan pemeriksaan dan penilaian di lapangan pekerjaan, Kontraktor dapat
melaksanakan pengecoran.
c. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan hal sebagai berikut :
● Pengujian kekuatan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan
yang diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI-1971. Dan harus sesuai dengan
rekomendasi Laboratorium yang membuat mix design.
● Pembuatan benda – benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur di
dalam PBI-1971, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh konsultan pengawas / direksi. Setelah
mencapai umur yang cukup, benda – benda uji ini harus diteskan ke Laboratorium dengan biaya
Kontraktor. Bila hasil Laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi
syarat maka dilakukan test – test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di
dalam PBI 1971. Bila test – test di lapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah
fc = 7,4 Mpa (K-100), fc = 14,5 Mpa (K-175) dan fc = 19,3 Mpa (K-225), maka Kontraktor
berkewajiban membongkar pekerjaan ini dan melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti rugi
apapun.
● Pemadatan beton ini dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus dilakukan secara
benar yakni pencelupan vibrator harus diusahakan tegak lurus, secara perlahan – lahan, demikian
juga penarikan vibrator. Selama pengecoran, vibrator tidak bolah disentuhkan ke tulangan dan
beksiting. Kontraktor pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 ( satu ) buah vibrator cadangan
selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
● Kontraktor harus selalu menjaga ketepatan titik – titik pemasangan angkur supaya tidak bergeser
dari posisi yang telah ditentukan sampai beton benar – benar kering.
d. Bila Kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan – ketentuan di atas, Konsultan Pengawas /
Direksi berhak menghentikan pekerjaan ini dan semua resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor pelaksana.
24.6. PEMELIHARAAN BETON.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pemeliharaan beton ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan
untuk pelaksanaan perlindungan beton hingga beton yang baru di cor terlindungi dari sinar matahari
langsung dan hujan sampai beton mengeras secara wajar.
2. Pelaksanaan.
a. Kontraktor pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari langsung,
angin dan hujan sampai beton semat mengeras secara wajar.
b. Kontraktor pelaksana wajib menghindarkan pengeringan yang telalu cepat dengan cara di bawah ini :
●. Semua bekisting yang melindungi beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur sampai
dilakukan pekerjaan pembongkaran..
● Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting ( misalnya permukaan plat atap )
harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal berlangsung dan
selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain
oleh Pengawas / Direksi. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan
setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
● Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau memakai bagian beton
sebagai tumpuan selama menurut Konsultan Pengawas / Direksi bahwa beton tersebut belum
cukup mengeras dan kuat.
24.7. PEMBONGKARAN BEKISTING.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.
2 Pelaksanaan.
a. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
● Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
● Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerja di atasnya
bila hal tersebut akan dilakukan.
b. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor pelaksana harus mengajukan ijin pembongkaran
secara lisan kepada konsultan Pengawas / Direksi. Namun sebelum Konsultan pengawas / Direksi
memberikan ijin secara tertulis baik melalui surat resmi maupun tertulis dalam buku Direksi,
Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pembongkaran.

CV. MATAHARI 15 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


c. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati – hati sedemikian rupa sehingga :
● Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun konstruksi lainnya.
● Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.
d. Bagian beton yang kropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi dengan mortar beton
sesuai campuran asal.
e. Bahan – bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan di suatu tempat atas petunjuk
Pengawas / Direksi sehigga tidak menghambat jalannya pelaksanaan selanjutnya.
f. Akibat – akibat dari kekhilafan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawabnya.
24.8. BETON KEDAP AIR.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan Beton kedap air ini penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan beton plat daag ( penutup atap ) dan Canopy.
2. Pelaksanaan.
a. Beton – beton kedap air, yakni bagian beton yang bersinggungan langsung dengan air misalnya plat
dak beton dan talang beton. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar, maka beton kedap air harus
menggunakan campuran 1Pc : 11/2Ps : 21/2Kr meskipun mutu beton yang disyaratkan ( sesuai mix
desaign ) tidak memerlukan campuran yang lebih kedap dari campuran tersebut.
b. Bila hasil mix design menunjukkan persyaratan campuran yang lebih kedap dari campuran mortar 1Pc
: 11/2Ps : 21/2Kr, maka hasil mix design yang harus jadi acuan.
24.9. BETON – BETON PRAKTIS.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan Beton-beton praktis ini penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan beton praktis.
2. Bahan.
a. Adukan beton dengan campuran 1PC : 2Ps : 3Kr atau memenuhi mutu beton fc = 14,5 Mpa (K-175)
b. Besi beton tulangan.
3. Pelaksanaan.
a. Yang dimaksud dengan beton – beton praktis adalah semua elemen konstruksi beton yang bukan
merupakan elemen struktural. Persyaratan campuran untuk beton – beton praktis ini adalah 1Pc : 2
Ps : 3 Kr atau minimal memenuhi mutu beton fc = 14,5 Mpa (K-175).
b. Meskipun di dalam gambar perencanaan tidak menyebutkan beton – beton praktis yang tersebut di
bawah ini tetap harus dilaksanakan dan dianggap sudah diperhitungkan oleh Kontraktor pelaksana di
dalam penawaran pekerjaan ini. Beton – beton praktis tersebut adalah :
● Kolom – kolom praktis dan ring balk praktis, yang oleh sendirinya atau bersama – sama dengan
beton – beton struktur membentuk frame pasangan dinding batu bata untuk setiap lembar bidang
datar dinding batu bata ( jadi pada setiap pertemuan dua bidang dinding harus ada kolom
praktisnya ). Atau pada dinding yang lebar dengan maksimum luas bidang 12 m2.
Dimensi kolom praktis dan ring balk praktis ini adalah 12 cm x 12 cm dengan penulangan 4 Ø 10
mm, begel / sengkang Ø 8–15 cm
● Balok latei, yakni balok – balok beton yang dilaksanakan di atas kosen pintu dan jendela.
Dilaksanakan dengan dimensi 12 cm x 15 cm dengan tulangan 4 Ø 10 mm, begel / sengkang Ø 8–
15 cm. Ujung – ujung balok latei harus masuk ke dalam pasangan dinding sepanjang minimal 20
cm dan bila dibatasi dengan kolom – kolom maka tulangannya dari kedua elemen ini harus
bersambungan.

Pasal 25
PEKERJAAN PERPIPAAN, SANITAIR DAN BIO SEPTICK TANK

25.1 PERPIPAAN AIR BERSIH


1. Lingkup Pekerjaan.
1.1. Hal – hal umum.
Pekerjaan yang dimaksud di sini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga dan peralatan-peralatan
yang diperlukan agar seluruh instalasi air bersih dapat dipasang, diuji dan siap digunakan dengan
kualitas bahan dan kualitas pengerjaan serta pemasangan yang terbaik, sesuai dengan gambar-
gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan ini.
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan Pedoman Plumbing Indonesia
tahun 1979, serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari jawatan keselamatan kerja.

CV. MATAHARI 16 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


1.2. Instalasi air bersih.
a. Penyambungan dengan perlengkapannya, sesuai dengan petunjuk lapangan.
b. Pemasangan semua sistem perpipaan air bersih untuk distribusi dari pipa utama sampai alat-alat
plumbing bangunan lengkap dengan sambungan dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
c. Pemasangan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan jaringan air bersih.
d. Instalasi perpipaan pada bak air terutama perpipaan air masuk ( inlet ), air luapan ( overflow ) dan
buangan (outflow ).
e. Instalasi pemipaan air bersih pada gedung untuk keperluan KM / WC.
f. Pipa pipa dipasang dimasukkan di dalam permukaan dinding batu merah, sedalam sama dengan
tebal plesteran.
2. Bahan - Bahan.
2.1. Pemasangan pipa-pipa air, alat plumbing, kamar mandi dan tempat-tempat lain yang ditunjuk dalam
gambar perencanaan teknik.
2.2. Pemasangan pipa ventilasi dari stek ventilasi ke pipa dan atau alat plumbing yang ditunjukkan dalam
gambar perencanaan teknik.
2.3. Setiap bahan pipa ( panjang utuh ), fitting, fixture-fixture dan peralatan yang akan dipasang pada
instalasi ini harus mempunyai tanda atau merek yang jelas dari pabrik pembuatnya, fitting-fiting dan
fixture yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti dan tanggung jawab kontraktor.
2.4. Bahan-bahan, peralatan-peralatan tambahan yang disediakan harus baru dan dapat diterima.
2.5. Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa cabang-cabang untuk distribusi air sampai ke fixture, yang
ditanam dalam dinding (dibungkus dengan kawat nyamuk) maupun yang ditempatkan di atas langit-
langit menggunakan pipa PVC tipe AW atau sesuai RAB dari bermacam-macam ukuran sesuai
dengan ukuran yang dinyatakan di dalam gambar, produksi dalam negeri dengan kualitas produksi
MASPION.
2.6. Bahan dan peralatan sambungan dipakai dari mutu terbaik, kualitas dan produksi yang sama dengan
pipa yang digunakan serta telah mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
2.7. Peralatan dan material yang akan dipakai atau dipasang harus diajukan contohnya kepada Direksi /
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan pengawas.
3. Persetujuan Bahan Dan Alat
3.1. Kontraktor wajib menyediakan contoh bahan dan peralatan yang akan dipasang, untuk disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas sebelum peralatan tersebut dipasang.
3.2. Kontraktor bertanggung jawab atas komponen yang diperlukan misalnya, fixture, fitting atau fixture
times untuk kelengkapan instalasi.
3.3. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan / peralatan yang hilang dari pencurian atau
kerusakan. Bahan atau alat yang hilang atau yang rusak harus diganti oleh kontraktor tanpa
tambahan biaya apapun.
3.4. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu, karena timbulnya
perubahan-perubahan yang diakibatkan dari adanya penyimpangan bahan / peralatan sebagai
pengganti yang disetujui secara tertulis oleh Pengelola Kegiatan / Konsultan Pengawas. Biaya
pengujian bahan / peralatan / fixture tersebut (apabila diminta oleh pengelola kegiatan / konsultan
Pengawas) ditanggung oleh kontraktor.
3.5. Sesuatu bahan, peralatan atau fixture yang akan digunakan dan tidak disebutkan dalam spesifikasi
ini hanya diperbolehkan apabila disetujui secara tertulis oleh Pengelola Pembangunan / Konsultan
pengawas. Biaya pengujian bahan ditanggung oleh Kontraktor.
4. Referensi
Syarat penerimaan bahan-bahan dan peralatan, pemasangan serta kualitas harus sesuai dengan standart
yang berlaku dan disesuaikan dengan pedoman plumbing Indonesia 1979.
25.2 SANITAIR
1. Lingkup pekerjaan.
Memasang alat-alat perlengkapan untuk sanitair pada dinding dan lantai
2. Bahan – bahan.
2.1. Kloset duduk (monoblok) dan kloset Jongkok ex TOTO (lengkap asesoris dan biaya
pemasangannya), warna ditentukan kemudian.
2.2. Wastavel ex TOTO (lengkap asesoris dan biaya pemasangannya), warna ditentukan kemudian.
2.3. Floor drain merk SAN-EI, Metal vercroom, diameter 2”.
2.4. Kran Air merk SAN-EI diameter 0,5” verchroom, dengan atau tanpa leher bebek sesuai gambar.

CV. MATAHARI 17 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1. Sebelum memulai pekerjaannya, kontraktor harus memeriksa dan memahami pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain, yang ikut menyelesaikan pekerjaan ini, apabila pekerjaan dari pihak lain
tersebut dapat mempengaruhi kwalitas pekerjaan kontraktor itu sendiri.
3.2. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang diperlukan.
3.3. Lokasi yang tepat dari peralatan sanitair, fixture-fixture, floor drain, pipa-pipa utama dan pipa-pipa
cabang harus diperiksa dalam gambar perencanaan plambing dan arsitektur serta disesuaikan
dengan ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat alat-alat tersebut.
3.4. Semua fixture harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh ( rigid ) ditempatnya
dengan tumpuan yang sesuai ( bracket / cleat / plate anchor )
3.5. “Insert” ( tempat menyekerupkan ) harus tertanam dengan baik dalam dinding atau lantai dan rata
dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut dan semua alat-alat tersebut
terpasang insert/ harus tidak boleh kelihatan.
3.6. Apabila digunakan baut tembus ( trough bolt ) harus dipasang plat penahan pada sisi yang lain dari
dinding atau lantai tersebut.
3.7. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan ( exposed ) harus dibuat dengan dilapis chromium atau
nikel, demikan pula cincin ( washer ) untuk pemasangannya.
3.8. Setelah semua peralatan dan fixture terpasang, kontraktor wajib menjaga agar semua peralatan dan
fixture tersebut harus bersih dan berfungsi dengan baik, sampai diserahkan kepada Direksi. Apabila
terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish arsitektural atau timbulnya
kerusakan lainnya, yang semuanya atas kelalaian kontraktor karena tidak membersihkan sistem
perpipaan dengan baik, maka semua perbaikannya adalah tanggungan kontraktor.
3.9. Sela-sela antara pipa-pipa yang menembus lantai beton diisi dengan waterproof agar tidak bocor.
3.10. Pada pipa pembuangan air kotor pada tikungan-tikungan digunakan long elbow, sedang pertemuan
pipa digunakan penyambung type T : Y 45.
4. Persyaratan Teknis Pemasangan
4.1. Pemasangan Kloset duduk/ Monoblok.
• Kloset duduk beserta perlengkapannya yang dipasang adalah telah diseleksi baik, sehingga tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah disetujui Direksi.
• Untuk dudukan dasar kloset rata dengan lantai, sedemikian rupa sehingga kloset dapat duduk
stabil dan water pass diatasnya.
4.2. Pemasangan Kloset jongkok.
• Kloset jongkok beserta perlengkapannya yang dipasang adalah telah diseleksi baik, sehingga
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah disetujui Direksi.
• Untuk dudukan dasar kloset dipergunakan cor beton dengan bentuk seperti dasar kloset,
sedemikian rupa sehingga kloset dapat duduk stabil dan water pass diatasnya.
4.3. Pemasangan floor drain.
• Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Direksi.
• Floor drain dipasang pada lubang yang telah disediakan, hubungan dengan beton digunakan
perekat beton khusus, dan dilaksanakan sehingga pasangan floor drain rapi dan tidak bocor.
4.4. Pemasangan kran.
• Kran yang dipasang telah diseleksi dengan baik tanpa cacat dan telah disetujui Direksi.
• Kran dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, rapi, tidak bocor, letak serta ketinggian sesuai
ketentuan dalam gambar atau petunjuk Konsultan pengawas.
25.3 PERPIPAAN AIR KOTOR
1. Bahan – Bahan
• Pipa pembuangan, fitting dan pipa-pipa vent dibuat dari pipa PVC klas AW atau sesuai RAB, ex
Maspion, ukuran pipa berdasarkan gambar/ RAB .
• Fitting untuk PVC harus cetakan pabrik seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa.
2. Pengujian sistem pembuangan.
• Seluruh sistem pembuangan air harus dapat berfungsi dengan baik dan lancar.
• Sebelum diserah-terimakan, diadakan pengujian terhadap semua sistem pembuangan yang ada.
3. Kerusakan atau kegagalan pengujian.
• Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari suatu
bagian dari suatu insatalasi atau suatu bahan dari instalasi, maka kontraktor harus mengganti bagian
atau bahan yang rusak / gagal tersebut dan pemeriksaan atau pengujian dilakukan lagi sampai
disetujui Konsultan Pengawas.
• Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang gagal atau rusak tersebut harus dengan pipa atau
bahan yang baru.

CV. MATAHARI 18 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


25.4 PEMASANGAN BIO SEPTIC TANK
1. Lingkup pekerjaan.
Memasang bio septic tank beserta segala kelengkapannya/acesoris.
2. Bahan – bahan.
Bahan yang digunakan adalah Bio Septic Tank dengan kapasitas 3 m3
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1. Bioseptic Tank yang digunakan adalah produksi pabrik dengan kapasitasi 3 m3, kwaltas baik, tidak
pecah, bocor maupun lecet-lecet pada bagian permukaannya.
3.2. Sebelum dipasang, pada bagian dasar tanah tempat bioseptic akan dipasang harus diberi landasan
beton rabat 5 cm untuk menghindari agar tidak amblas dan permukaan bioseptick menjadi rata.
3.3. Semua perpipaan dan acesoris yang menyertai pemasangan bioseptic harus dipasang semua
dengan benar sehingga bioseptic dapat berfungsi dengan baik.
3.4. Setelah dipasang semua perpipaan dan acesorisnya, sebelum diurug dengan tanah urug, harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada PPK/ Konsultan Pengawas. Apabila telah disetujui,
maka dapat dilakukan pengurugan.
3.5. Semua pekerjaan pemasangan bioseptic dan pengurugannnya, harus dilakukan dengan baik, rapi
dan benar. Apabila terjadi kegagalan fungsi bioseptic yang diakibatkan kesalah pemasangan oleh
Kontraktor pelaksana, maka harus dilakukan pembongkaran dan pemasangan kembali dengan biaya
sepenuhnya dari Kontraktor Pelaksana.

Pasal 26
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA BAHAN UPVC

26.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi ini adalah juga pekerjaan – pekerjaan persiapan guna
pelaksanaan Kusen, Pintu dan Jendela, penyediaan tenaga, bahan material, dan peralatan. Secara
keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi pasangan pintu dan jendela ini meliputi :
a. Pekerjaan Kusen.
b. Pekerjaan Daun Pintu
c. Pekerjaan Daun Jendela
d. Pekerjaan Daun Bovenlight.
e. Pekerjaan Kaca.
26.2. PEKERJAAN KUSEN UPVC PUTIH
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan tenaga, bahan material
UPVC dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan – pekerjaan pemasangan kusen.
2. Bahan yang digunakan.
Bahan yang dipakai untuk kusen UPVC secara umum, untuk daun pintu / jendela adalah menggunakan
UPVC ex. KENDS dengan ketebalan profil minimal 2,4 mm.
3. Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kusen harus mengacu hal – hal sebagai berikut :
a. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh aplikator yang berpengalaman dalam mengerjakan UPVC.
b. Pemasangan sambungan harus tanpa celah.
c. Semua detail pertemuan harus presisi, halus dan rata, bersih dari goresan – goresan serta cacat –
cacat yang mempengaruhi permukaan.
d. Pemasangan harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan persyaratan teknis yang benar.
f. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah terpasang maka
kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
g. Pertemuan antara UPVC dengan dinding / beton menggunakan Joint Sealant dengan warna senada,
dipasang sedemikian rupa sehingga padat dan rapi tidak berlubang.
26.3 PEKERJAAN DAUN PINTU UPVC DAN DAUN PINTU FRAMELESS
1 Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan pintu meliputi : Pintu Frameless dengan kaca
tempered 12 mm dan Pintu UPVC isian kaca polos 5 mm.

CV. MATAHARI 19 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


2 Bahan yang digunakan.
Bahan yang dipakai untuk Daun Pintu terdiri atas :
a. Pintu Frameless
b. Pintu UPVC (ketebalan profil pintu 2,4 mm)
b. Kaca Ex. Asahimass atau Mulia = 5 mm
c. Kaca TEMPERED, tebal = 12 mm
d. Kanal U
3 Pelaksanaan.
a. Daun Pintu Frameless
●. Pelaksanaan daun pintu Frameless mengacu pada gambar pelaksanaan.
● Unit Pintu Frameless menggunakan kaca Tempered 12 mm .
● Asesoris dan fitting Pintu Frameless menggunakan merk Deckson.
● Handle / pegangan Pintu Frameless menggunakan merk Deckson.
● Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk masing – masing
type serta ukurannya.
b. Daun Pintu UPVC
●. Pelaksanaan daun pintu UPVC mengacu pada gambar pelaksanaan.
●. Profil pintu UPVC memiliki ketebalan 2,4 mm.
● Unit Pintu UPVC menggunakan kaca polos 5 mm .
● Asesoris dan fitting Pintu UPVC menggunakan standard pintu UPVC.
● Handle / pegangan Pintu UPVC menggunakan standard pintu UPVC.
● Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk masing – masing
type serta ukurannya.
26.4. PEKERJAAN DAUN JENDELA & DAUN BOWVENLIGHT UPVC
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi jendela ini penyediaan tenaga, bahan material UPVC dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan daun jendela.
2. Bahan yang Digunakan.
Bahan yang dipakai untuk Daun Jendela menggunakan UPVC ex KENDS.
3. Pelaksanaan.
●. Pelaksanaan daun jendela dan bowvenlight UPVC mengacu pada gambar pelaksanaan.
●. Profil daun jendela dan bowvenlight UPVC memiliki ketebalan 2,4 mm.
● Daun Jendela dan bowvenlight UPVC menggunakan kaca polos 5 mm .
● Asesoris dan fitting Jendela/Bowvenlight UPVC menggunakan standard UPVC.
● Handle / pegangan Jendela UPVC menggunakan standard pintu UPVC.
● Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk masing – masing type
serta ukurannya.
26.5. PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan Kaca mati 5 mm dan kaca tempered 12 mm
2. Bahan yang digunakan.
Bahan yang digunakan adalah :
a.. Kaca bening t = 5 mm ex Asahimass atau Mulia.
b. Kaca Tempered tebal 12 mm eks Asahimass atau Mulia.
3 Pelaksanaan.
a. Kaca dipasang pada pintu, jendela,dan Bovenlight sesuai gambar.
b. Kaca yang rusak selama masa pelaksanaan konstruksi harus diganti oleh Kontraktor Pelaksana.
c. Pemotongan dan pemasangan kaca harus menggunakan tukang yang ahli dalam bidangnya.
d. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk serta ukurannya.

Pasal 27
PEKERJAAN PLAFOND

27.1 LINGKUP PEKERJAAN.


Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah juga pekerjaan – pekerjaan guna pelaksanaan pasang
plafond, penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan. Lingkup pekerjaan plafond ini meliputi :
a. Pekerjaan rangka plafond
b. Pekerjaan penutup plafond
c. Pekerjaan List Plafond.

CV. MATAHARI 20 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


27.2 PEKERJAAN PLAFOND.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan plafond ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk
pelaksanaan pekerjaan pemasangan plafond ini atau sesuai dalam gambar.
2. Bahan utama yang digunakan dalam pekerjaan plafond ini adalah :
a. Plafond Gypsum Board tebal 9 mm Produksi Jaya Board, atau setara.
b. Rangka Plafond besi hollow 2x4 cm dan 4x4 cm galvalum tebal 1mm kualitas baik.
3. Pelaksanaan.
a. Plafond Gypsum dipasang pada rangka besi hollow dengan menggunakan sekrup
b. Rangka plafond menggunakan besi hollow dipasang dengan jarak maksimal 60x60 cm dari as 1 ke as
yang lain, dengan diberi kawat penggantung atau besi hollow, pada tiap pertemuan rangka plafond
harus disekrup dengan yang lain
c. Pemasangan sekrup harus diberi jarak 10 cm (minimal).
d. Sambungan pada pemasangan board gypsum antara satu dengan lainnya diberi jarak / nat 3 mm dan
ditutup menggunakan kasa plester yang rata dengan permukaan board.
e. Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar – benar rata, Plafond yang dipasang harus ditarik
benang sebagai pedoman kelurusan.
27.3. PEKERJAAN LIST PLAFOND.
1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan list plafond ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan
untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan list plafond pada ruang yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan yang Digunakan.
Bahan utama yang digunakan adalah list profile gypsum ukuran 10 cm dan 14 cm atau sesuai gambar.
3. Pelaksanaan List Plafond.
a. List plafond dipasang pada setiap pertemuan antara dinding dan plafond, pada sudut pertemuan
plafond ( yang disebutkan dalam gambar ) dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup,
pangkal sekrup harus masuk ke dalam list.
b. Bekas sekrup harus ditutup dengan casting sampai tidak terlihat bekas lubang.
c. Pertemuan antara list, board dan dinding harus rapat, rapi dan padat ditutup menggunakan casting
bahan gypsum.

Pasal 28
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

28.1 LINGKUP PEKERJAAN.


1. Umum.
a. Pengadaan bahan-bahan dan alat-alat sampai di tempat lokasi.
b. Pemasangan bahan-bahan dan alat-alat tersebut sampai bisa beroperasi dengan sempurna, sampai
mendapat persetujuan Direksi.
c. Pengujian – pengujian dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama dalam masa pemeliharaan.
d. Hasil pengujian dari pemasangan instalasi harus dibuktikan dengan uji keur yang dikeluarkan oleh
pihak yang berwenang.
2. Pemasangan instalasi penerangan, stop kontak dan panel MCB.
a. Pemasangan instalasi penerangan, armateur lampu, stop kontak, saklar dari jenis, type dan ukuran
serta cara pemasangan sesuai yang dinyatakan dalam gambar.
b. Pemasangan pekerjaan lain dan nyata-nyata menurut gambar dan RKS harus dipasang.
28.2 BAHAN – BAHAN
1. Persyaratan Umum.
Bahan-bahan yang akan dipasang harus baru dan memenuhi persyaratan-persyaratan bahan
berdasarkan PUIL 1987, syarat-syarat LMK dan peraturan-peraturan setempat atau peraturan Standart
Internasional yang berlaku.Kabel menggunakan : Supreme atau setara.
2. Kabel untuk instalasi Penerangan dan Stop Kontak.
a. Kabel-kabel instalasi dari kwalitas produksi dalam negeri.
b. Bersertifikat LMK ,bertanda pengenal 300 V / 500 V serta berstandar SNI ex Supreme dan telah
disetujui oleh Direksi.
c. Jenis dan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar.

CV. MATAHARI 21 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


3. Pipa-pipa instalasi dan persilangan.
a. Pipa kabel yang terpasang minimal diameter 5/8 ” setara Maspion dan tidak boleh ada sambungan
kabel didalamnya (dipasang didalam tembok sebelum diplester dan di plat dak lantai sebelum dicor),
Apabila tidak cukup dilalui kabel maka harus diperbesar diameternya (disesuaikan) dan disekitar kabel
harus ada rongga udara ( tidak pres ).
b. Bahan Pipa harus kuat ( tidak mudah pecah apabila ditekan ) dan cukup kelenturannya.
c. Persilangan pipa disambung dengan T doos dengan bahan PVC dilengkapi dengan tutupnya.
d. Sambungan kabel pada persilangan ditutup dengan dop bahan PVC atau isolasi yang terbuat dari
bahan PVC.
4. Saklar dan Stop Kontak.
a. Armateur – armateur Saklar dan Stop Kontak ex Broco.
b. Doos digunakan tipe inbouw ( tertanam dalam dinding ) dengan bahan PVC yang khusus untuk itu.
5. Titik lampu untuk instalasi penerangan.
a. Armateur-armateur lampu produksi dalam negeri Panasonic atau SAKA, telah mendapat persetujuan
Direksi, macam, jenis dan ukuran – ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar.
b. Semua bahan-bahan adalah harus baru dan sesuai dengan syarat-syarat yang dimaksud dalam
gambar dan terlebih dahulu diajukan contoh, brosur dan shop drawingnya sebelum terpasang.
c. Bahan-bahan yang dipasang harus baru dan sesuai yang dimaksudkan. Contoh bahan harus
dimintakan persetujuan lebih dahulu kepada PPK/ Konsultan Pengawas.
d. Fitting Lampu produksi dalam negeri ex Panasonic atau Saka.
e. Lampu Hemat Energi 15 Watt dan 20 Watt - ex Philips
f. Lampu Downlight ex. Panasonic atau SAKA.
g. Lampu TL- RM Reflektor 2x20 ex Panasonic atau SAKA.
h. Lampu LED pita yaitu lampu LED Strip model pipih / pita untuk indoor, minimal 40 LED/m’ ex Hiled
atau setara, termasuk kelengkapan/ acesorisnya.
28.3 SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
1. Persyaratan Umum
a. Gambar Rencana.
Gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan – peralatan yaitu panel-panel,
dll. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
dilapangan.
b. Gambar pelaksanaan.
Gambar pelaksanaan yang dibuat oleh Instalatir harus diserahkan kepada Direksi setelah pekerjaan
selesai, dan harus sesuai dengan apa yang dikerjakan dilapangan dengan segala catatannya.
Gambar-gambar untuk pengajuan ke PLN dan gambar-gambar jaringan terpasang, dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan gambar rencana. Perubahan atas gambar-gambar rencana harus melalui
persetujuan Direksi, setelah ada pengajuan tertulis dari Kontraktor.
c. Standart dan peraturan pemasangan.
Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti Standart dalam Peraturan Umum Instalasi Listrik
1987 dan Standart Internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL 1987.
d. Instalatir dan Tenaga pelaksana.
- Surat ijin bekerja yang masih berlaku bagi instalatir adalah klasifikasi C, yang harus dimiliki secara
hak oleh Kontraktor, satu copy dari Surat Ijin tersebut harus diserahkan kepada Direksi.
- Kontraktor harus menempatkan secara penuh ( full time ) seorang Koordinator yang ahli dalam
bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan serupa dan dapat sepenuhnya mewakili Kontraktor
dengan predikat baik. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih hanya yang berpengalaman dan
2. Instalasi Penerangan.
a. TL dan Armateurnya.
TL dan armatuernya harus sesuai dengan yang dimaksudkan dalam gambar.
1. Armature Lampu TL jenis RM (menggunakan reflektor) dimana pemasangannya di dalam plafond .
2. Box tempat ballast, kapasitor ( kondensator ) dudukan starter dan terminal block harus cukup besar
dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkannya tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur, teknis komponen lampu itu sendiri.
3. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel
pada ballast ( kondensator ). Penyambungan kabel harus menggunakan Terminal kabel.
b. Stop kontak dan Saklar
1. Seluruh stop kontak dan saklar menggunakan merk Broco.
2. Pemasangan stop kontak dan sklar ditanam di dinding ( inbouw )
3. Tinggi pemasangan stop kontak dan saklar - 150 cm, dari lantai (kecuali ditentukan lain)
4. Semua stop kontak satu fasa harus mempunyai rating 10A / 16A – 250 V / 380 V..

CV. MATAHARI 22 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


c. Kabel.
1 Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran, jenis yang dinyatakan dalam gambar.
2 Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 1987 pasang 720 E.I, yaitu :
Merah : fasa R
Kuning : fasa S
Hitam : fasa T
Biru : fasa Netral / nol
Kuning strip hijau untuk pentanahan / arde
3 Pemasangan jaringan kabel didalam beton atau dinding harus dilewatkan dalam pipa dengan
pertemuan sambungan pada T doos yang dapat dibuka.
4 Penanaman pipa dilaksanakan sebelum beton dicor, atau sebelum dinding diplester.
5 Tidak diijinkan adanya sambungan kabel di dalam pipa.
6 Pipa yang ditanam pada dinding harus diklem dan kuat selama pelaksanaan pekerjaan plesteran.
7 Pemasangan jaringan kabel diatas plafond dapat dengan cara terbuka ( tanpa melalui pipa ).
d. Pengujian tes dan jaminan Instalasi Listrik Gedung.
1. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas lainnya untuk
menyelenggarakan serangkaian pengujian terhadap material equipment, serta instalasinya, untuk
memperlihatkan bahwa seluruh pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik, memenuhi segala
persyaratan dan apa yang dimaksudkan. Semua pengujian diselenggarakan atas biaya kontraktor.

Pasal 29
PEKERJAAN KONTRUKSI ATAP KAYU

29.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan kayu rangka atap adalah : Kuda-kuda kayu seperti tergambar (meliputi pekerjaan struktur
penyangga atap/ struktur atap kuda-kuda, gording dan usuk-reng terbuat dari kayu), lengkap berikut
bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapannya.
29.2. BAHAN.
Semua kayu-kayu untuk Kuda-kuda, Balok Tembok, Gording dan Jurai adalah kayu kelas I jenis Kayu
Kruing, harus punya mutu yang terbaik, serta memiliki factor kelembaban (moisture contenct) yang tidak
melebihi 15%, juga terlindung dengan anti rayap serta disimpan dengan cara benar, terlindung dari
pengaruh cuaca. Untuk Kasau dan Reng menggunakan Kayu Tahun ( Mauini, Mindi, Sengon atau Tekik).
29.3. PELAKSANAAN.
a. Persyaratan Penampilan:
1) Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran,
tekukan dan hubungan terbuka.
2) Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga dalam pemasangan tidak terdapat
pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjukkan hal tersebut.
3) Semua detail hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan
tampak yang rapi sekali.
4) Semua kelengkapan atau barang-barang/ pekerjaan lain yang perlu untuk kecepatan
pemasangan walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan,
harus diadakan/disediakan. Kecuali diperlihatkan atau dipersyaratkan lain, harus dari bahan yang
sama dengan barang yang paling cocok untuk maksud tersebut.
b. Bentuk dan dimensi kuda-kuda serta dimensi batang-batang dan sambungannya harus dilaksanakan sesuai
gambar rancangan pelaksanaan serta sesuai dengan keadaan bentang kedudukannya di lapangan
pekerjaan. Untuk itu Kontraktor harus membuat "gambar-gambar pelaksanaan" lebih dahulu serta
mendapatkan persetujuan Direksi.
c. Pembuatan konstruksi kuda-kuda harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan lantai kerja yang
keras, untuk menghindari lendutan atau tidak rata/lurus.
d. Pemotongan dan penyambungan
Pemotongan dan penyambungan dilakukan sehingga sama dengan gambar kerja perencanaan.
e. Pemasangan/finish.
Dalam pemasangan harus diusahakan agar pekerjaan terlindungi sehingga permukaan tampak orisinil.
Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memuaskan, bagian-bagian ini akan ditolak dan diganti dengan
yang baru sedemikian sehingga semua pemasangan akan tepat dan semua hubungan-hubungan halus.

CV. MATAHARI 23 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


Pasal 30
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

30.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Lingkup pekerjaan konstruksi penutup atap ini adalah pelaksanaan konstruksi penutup atap gedung yang
dinyatakan menggunakan penutup atap, dan persiapan pelaksanannya, yang meliputi :
Pekerjaan penutup atap Genteng tipe Mantili Besar ex. Trenggalek .
30.2. BAHAN.
Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah.
1. Genteng tanah liat produksi lokal kualitas no.1
2. Sebelum material genteng didatangkan, maka kontraktor harus mengajukan contoh kepada direksi dan
konsultan pengawas untuk disetujui. Jika contoh genteng yang disetujui ternyata tidak sama dengan
genteng yang didatangkan di lokasi pekerjaan, maka kontraktor pelaksana harus mengganti semua
genteng yang tidak sama dengan genteng yang sesuai dengan contoh yang sudah disetujui.
3. Genteng harus keras, kedap air, dengan permukaan yang rata dan padat.
4. Untuk menjamin kualitas genteng yang dipasang, maka kontraktor wajib menjamin/garansi bahwa genteng
yang dipasang tidak bocor, retak atau cacat lain yang menyebabkan kebocoran dan kontraktor siap
mengganti seluruh genteng yang rusak tersebut dengan genteng yang baik, dan semua biaya
penggantian tersebut menjadi tanggungjawab kontraktor
5. Jenis genteng yang dipakai adalah tipe MANTILI Besar.
30.3. PELAKSANAAN.
1. Penutup atap boleh dipasang jika pekerjaan rangka atap selesai dikerjakan dengan baik dan sempurna.
2. Pemasangan penutup atap harus dilaksanakan secara lurus dan rapi hingga menghasilkan bidang yang
benar – benar rata sesuai gambar.
3. Untuk pemasangan genteng yang menyudut sehingga diperlukan pemotongan genteng, maka
pemotongan genteng dilakukan dengan alat potong gerinda, sehingga dihasilkan pemotongan genteng
yang rapi dan tepat. Untuk pemotongan genteng di atas atap, maka sisa pemotongan genteng harus
diturunkan sehingga dihasilkan area penutup atap genteng yang bersih, rata dan rapi.
4. Teknik pemasangan penutup atap supaya disesuaikan dengan aplicator dari produsen genteng.

Pasal 31
PEKERJAAN STEINLESS STEEL UNTUK TIANG, HAND RAILING DAN
PAGAR TANGGA SERTA TULISAN TIMBUL

31.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Lingkup pekerjaan ini adalah penyiapan bahan serta pelaksanaan pekerjaan pemasangan tiang, hand railing
serta pagar tangga yang terbuat dari steinless steel dan tulisan timbul yang juga terbuat dari steinless steel.
31.2. PELAKSANAAN.
1. PEKERJAAN TIANG, RAILING TANGGA DAN PAGAR TANGGA KACA
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan tiang tangga dan pagar, terbuat dari steinless steel buatan
dari pabrik yang memiliki penjepit khusus kaca.
b. Semua pekerjaan pemasangan tiang dan railing tangga dan pagar dilakukan dengan rapi dan kuat (tidak
goyah), menggunakan baut fisher/ dinabol 12 mm.
c. Kaca pagar dan tangga yang digunakan adalah kaca tempereed 10 mm, ukuran tiang hollow kotak 40 x 40
mm dan tinggi 85 cm.
d. Kaca tempereed yang digunakan dalam kondisi baru, tidak retak dan cacat.
e. Konstruksi pemasangan railing tangga dan pagar dibuat sedemikian rupa menjadi kuat, tidak goyah dan
memperhatikan segi keamanan dan estetika.
f. Untuk penempatan tiang railing tangga dan tiang pagar agar disesuaikan dengan gambar perencanaan
teknis dan dikoordinasikan dengan konsultan pengawas dan PPK.
g. Jika terdapat ketidak-cermatan dalam pemasangan tiang, railing tangga dan pagar yang disebabkan
karena kesalahan dari kontraktor, maka kontraktor wajib membongkar dan memperbaiki sesuai
perencanaan dan biaya yang ditimbulkan menjadi tanggungjawab sepenuhnya kontraktor pelaksana.
2. PEKERJAAN TULISAN/HURUF STEINLESS STEEL
a. Spesifikasi Teknis Tulisan Steinless Steel :
• Bahan : Steinless Steel , Finishing Mirror / kilap / anti karat
• Tinggi tulisan : 30 cm
• Tebal tulisan : 5 cm

CV. MATAHARI 24 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


b. Model huruf yang akan dipakai sesuai dengan gambar perencanaan dan arahan konsultan pengawas.
c. Huruf timbul yang dihasilkan adalah produk huruf timbul yang rapi dan baik serta sesuai dengan
perencanaan teknis yang dipersyaratkan, baik bahan yang dipakai, dimensi huruf dan kata/kalimatnya.
d. Huruf timbul yang dihasilkan, dipasang ditempat yang telah ditentukan sehingga membentuk
kata/kalimat yang direncanakan dengan menggunakan skrup maupun lem khusus logam.

Pasal 32
PEKERJAAN ATAP DROP ZONE KACA

32.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi:
a. Pemasangan Rangka WF 200x100x8x5,5.
b. Pemasangan Spider / Penahan kaca.
c. Pemasangan Atap Kaca Tempered dengan ketebalan 10 mm
d. Pemasangan Pipa Besi SNI Hitam Dia. ¾ in
32.2 PELAKSANAAN
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan rangka baja WF 200x100x8x5,5, pemasangan
spider kaca dan pemasangan atap kaca tempereed 10 mm.
b. Pekerjaan pemasangan rangka baja WF 200x100x8x5,5 menggunakan plat plendes, dibuat sedemikian
rupa menjadi konstruksi yang kuat dan menyatu dengan balok beton lantai untuk menopang beban kaca,
dengan memperhatikan segi keamanan dan estetika
c. Spider/ penahan kaca yang digunakan terbuat dari steinless steel yang mampu menopang kaca dengan
aman, terdiri dari 4 leg sesuai kebutuhan perencanaan.
d. Kaca tempereed yang digunakan adalah 10 mm dalam kondisi baru, tidak retak dan cacat.
e. Finishing dengan cat anti karat dan cat meni besi zinc chromat.

Pasal 33
PEKERJAAN NEON BOX

33.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan neon box yang berbentuk segi 6 dengan panjang sisi 80 cm. Neon box dengan bentuk segi 6 adalah
logo dari puskesmas yang di beri warna hijau muda, hijau tua dan putih.
33.2. BAHAN.
a. Rangka hollow 3/3, 2/2, & besi siku 3/3
b. Visualisasi flexy digital printing / cutting sticker / acrylix
c. Frame aluminium profil / aluminium spray
d. Penerangan lampu LED Tube Phillips 16 watt

Pasal 34
PEKERJAAN PENGECATAN DAN COATING BATU ALAM

34.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan dan coating batu alam antara lain:

a. Pengecatan dinding tembok untuk seluruh dinding dalam dan dinding luar,
b. Pengecatan Plafond untuk semua plafond
c. Pengecatan listplank Woodplank.
e. Coating batu alam
34.2 BAHAN – BAHAN
a. Umum
Warna setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh Direksi.
b. Cat tembok
- Cat penutup untuk plafond dan dinding bagian dalam (interior) merk Dulux, Vinilek, Catilac atau setara
sedang untuk cat luar (eksterior) menggunakan merk yang sama, jenis Wheather Shield.
- Plamuur tembok dan cat dasar ( Primer ) buatan pabrik yang sama dengan merk cat yang digunakan.
c. Coating batu alam menggunakan ex Impra atau setara.

CV. MATAHARI 25 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


34.3 SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
1 Pengecatan tembok / plafond / lisplank.
a. Pengecatan baru dapat dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok benar – benar sudah kering.
b. Permukaan – permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki terlebih dahulu dengan
bahan – bahan yang sama dengan dindingnya, baru dilaksanakan plamuuran tembok dengan bahan
yang telah disetujui oleh Direksi sampai rata dan halus.
c. Setelah plamuuran betul – betul kering, maka plamuuran diamplas sampai halus dan dibersihkan dari
debu yang menempel.
d. Untuk warna – warna sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng – kaleng dengan nomor
pencampuran yang sama dari pabrik.
e. Pengecatan dilaksanakan minimal 3 lapis cat penutup, hasil pengecatan harus padat ratawarnanya
atau setelah disetujui oleh direksi
f. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan tidak ada bagian – bagian
yang belang dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran – pengotoran.
g. Proses pengecatan plafond sama dengan proses pengecatan dinding.
h. Semua proses pengecatan harus mengacu pada aturan ( aplikasi ) produk.yang digunakan.
2. Coating batu alam
a. Sebelum pekerjaan coating dilakukan, permukaan batu alam harus dibersihkan dari kotoran, bekas
semen dll, dengan menggunakan air bersih hingga seluruh permukaan batu alam menjadi bersih.
b. Selanjutnya dilakukan coating secara bertahap hingga didapatkan hasil yang sempurna .
c. Hasil cat harus halus, rata dan mengkilat (jika dikehendaki).

Pasal 35
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

35.1 UMUM
Selama masa penanganan pelaksanaan pekerjaan, pihak Kontraktor harus tetap memelihara pekerjaan
sedemikian rupa sehinnga terbebas dari tumpukan sisa bangunan, kotoran-kotoran dan sampah-sampah
yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan proyek. Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Kontraktor
diharuskan menyingkirkan seluruh bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan hasil penanganan harus
terlihat bersih dan proyek yang akan diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima dengan
memuaskan oleh Direksi.
35.2 PEMBERSIHAN SELAMA PELAKSANAAN
1. Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja, jembatan-jembatan,
kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah, dan terbebas
dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap memelihara
daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
2. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan tetap berfungsi setiap waktu.
3. Menjamin bahwa rumput-rumput pada bahu jalan lama maupun bahu jalan baru senantiasa dirawat dan
ketinggian tumbuhnya dipertahankan sampai maksimum 3 cm.
4. Bila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran lainnya dengan air, sehingga
dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup angin.
5. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan sisa, kotoran-kotoran
dan sampah sebelum dibuang.
6. Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah ditentukan dan sesuai
dengan Peraturan / Perundangan yang berlaku secara Nasional dan Peraturan Pemerintah Daerah
setempat dan harus mentaati Undang-undang Anti Pencemaran.
7. Jangan menanam sampah atau bahan sisa di daerah kerja proyek tanpa persetujuan Direksi.
8. Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan mineral, minyak atau
minyak cat kedalam selokan jalan atau kedalam saluran yang ada.
9. Juga tidak diperkenankan menumpuk / membuang bahan sisa kedalam sungai-sungai atau saluran air.
10. Jika Kontraktor memperhatikan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem drainase
dipakai, baik oleh karyawan Kontraktor atau oleh orang lain, untuk pembuangan yang lain-lain di luar air
permukaan, pihak Kontraktor harus segera melaporkan hal yang terjadi ke Direksi yang segera mengambil
tindakan yang perlu sesuai petunjuk Direksi untuk mencegah pencemaran lebih lanjut.

CV. MATAHARI 26 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019


35.3. PEMBERSIHAN AKHIR
1. Pada saat selesainya pekerjaan, lokasi proyek harus tetap dijaga kebersihannya dan siap untuk dipakai
oleh Pemilik. Pihak Kontraktor harus memulihkan/ memperbaiki lingkungan/ fasiltas umum sekitar area
pekerjaan yang rusak akibat operasi pekerjaan.
2. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh perbaikan tersebut, sepenuhnya menjadi tanggungjawab kontraktor
pelaksana.

BAB IV
PENUTUP

1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat - syarat ( RKS ) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan,
yang tidak disebut perkataan atau kalimat "diselenggarakan oleh Penyedia Barang / Jasa" maka hal ini harus
dianggap seperti disebutkan.
2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk di dalam pekerjaan
ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh
Penyedia Barang / Jasa dan diterima sebagai "hal" yang disebutkan.
3. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS ) ini masih terdapat hal-hal yang penting tetapi tidak
termasuk/tercantum, maka akan dituangkan dalam Surat Perjanjian Baru (tambahan/addendum) yang
merupakan bagian dari RKS yang mengikat kedua belah pihak.
4. Meskipun telah ada pengawas dari beberapa unsur, semua penyimpangan dari ketentuan RKS dan gambar
perencanaan, menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Barang/Jasa, untuk itu Penyedia Barang/Jasa
harus menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar.

Trenggalek, Pebruari 2019


Dibuat oleh :
Mengetahui/Menyetujui: Konsultan Perencana
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN CV. OPO JARE

SUTIKNO SLAMET, SKM., MM W A H Y U D I, ST


NIP. 19611226 198312 1 001 Direktur

Mengetahui:
KEPALA DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN TRENGGALEK

dr. SUGITO TEGUH


NIP. 19600807 198803 1 004

CV. MATAHARI 27 PKM_REJOWINNGUN_DINKESDALDUK_TGALEK_2019

Anda mungkin juga menyukai