Disusun Oleh :
NIM : A11701565
MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2019
Pengertian
Bronchopneumoni merupakan salah satu jenis pneumonia yang memiliki pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi & meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002 ).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan olehbermacam-
macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda
asing( Ngastiyah,2005).
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai
bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru
melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui
hematogen sampai ke bronkus.(Riyadi sujono&Sukarmin,2009).
Etiologi
Umumnya individu yg terserang bronchopneumonia diakibatkan karena adanya
penurunan mekanisme pertahanan daya tahan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Orang yg normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap organ pernafasan yg terdiri atas : reflek glotis & batuk, adanya lapisan
mukus, gerakan silia yg menggerakkan kuman ke arah keluar dari organ, &
sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia biasanya disebabkan oleh virus, jamur, protozoa,
bakteri, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682)
antara lain:
1. Virus : Legionella pneumoniae
Manifestasi Klinis
Bronkhopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan
bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronkhopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti
menggigil,demam,nyeri dada pleuritis,batuk produktif,hidung kemerahan,saat
bernafas menggunakan otot aksesorius, dan bisa timbul sianosis. (Barbara
C.Long,1996:35)
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat)
Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
( meningkatnya jumlah neutrofil) ( Sandra M,Nettina 2001: 684).
b. Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes
sensifitas untuk mendeteksi agen infeksius (Barbara C, Long, 1996 : 435).
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam
basa (Sandra M, Nettina, 2001 : 684).
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia.
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi
antigen mikroba (Sandra M, Nettina 2001 : 684).
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram thoraks
Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infilrate multiple seringkali dijumpai pada
infeksi stafilokokus dan haemofilus (Barbara C, Long, 1996 : 435).
b. Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas
tersumbat oleh benda padat (Sandra M, Nettina, 2001).
Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang.
2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalmrongga
pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh ronggapleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yangmeradang.
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
(WhaleyWong, 2006)
Penatalaksanaan
a. Menjaga kelancaran pernafasan
b. Kebutuhan Istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan yang cukup
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
f. Terapi oksigen (O2)
g. Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan pemberian
bronkodilator.
Masalah yang Lazim Muncul
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi
trakeobronkial,pembentukan edema,peningkatan produksi sputum
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus kapiler,gangguan
kapasitas pembawa oksigen darah,gangguan pengiriman oksigen
3. Hipertermi b.d penyakit
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan
metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi,anoreksia yang
berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum,distensi abdomen atau
gas
ASUHAN KEPERAWATAN
6. Riwayat Persalinan
Ibu pasien mengatakan pasien lahir dengan spontan ketika umur 37
minggu 2 hari, di puskesmas
Kelahiran Tempat Kelahiran Puskesmas
Kelahiran Penolong persalinan Bidan
Kelahiran Cara persalinan Spontan
Kelahiran Masa gestasi 37 minggu 2 hari
Kelahiran Keadaan bayi Berat lahir
Panjang badan
Tidak langsung
menangis
7. Riwayat Imunisasi
a. Imunisasi Ibu sebelum hamil : TT
b. Imunisasi anak :
Imunisasi Waktu
Hepatitis 0 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4
bulan
Polio 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan,
BCG 2 bulan
DPT 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
HiB 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Campak 9 bulan
4. Antropometrik
a. BB : 9 kg
b. PB/TB : 70 cm
c. Lingkar kepala: 42 cm
d. Lingkar dada : 45 cm
e. Lingkar lengan: 15,2 cm
5. Kepala
a. Inspeksi : Fontanel anterior masih lembek/ belum menutup
sempurna
b. Palpasi : Tidak teraba benjolan
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran jvp
7. Mata
a. Inspeksi : Jarak kantus dalam mata 3 cm
8. Hidung : Hidung dalam keadaan bersih, tidak ada polip,
tidak terpasang gastric tube dan terpasang binasal kanul
9. Mulut : Mukosa bibir pucat,mulut bersih, tidak ada
stomatitis, gigi belum tumbuh sempurna (gigi seri tengah dan taring di
rahang atas dan bawah)
10. Telinga : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
11. Thorak
a. Paru – paru
- Inspeksi : Bentuk simetris, ada tarikan dinding dada
kedalam
- Palpasi : fremitus vokal meningkat
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Ada suara tambahan krekels
b. Jantung
- Inspeksi : Dinding ada simetris
- Palpasi : Teraba ictus cordis
- Perkusi : Pekak
- Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 normal
12. Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Auskultasi : Peristaltik usus 20 kali/menit
- Palpasi : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Timpani
13. Genitalia
- Jenis kelamin Laki – laki dan tidak ada kelainan
14. Ekstremitas
a. Atas : Tangan kanan dan kiri normal, tidak ada
edema tangan kanan terpasang infus, akral dingin, terdapat
sianosis.
b. Bawah : Kaki kanan dan kaki kiri normal, tidak ada
edema
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen Thorax memberikan hasil berupa bercak konsolidasi pada
paru dengan air bronchogram, bercak meluas
2. Bronkoskopi kaku memberikan hasil berupa kondisi saluran bronkial
bengkak dan merah
3. Kultur sputum
Pemeriksaan Hasil
Streptokokus Positif
Alfahemolitik Negatif
Difteroid Negatif
G. Analisa Data
Nama klien : An. T
Ruang : Aster
Tgl/Jam Data Problem Etiologi
22 April DS: Ketidakefektifan Inflamasi
- Ibu klien
2019/ bersihan jalan trakeobronkia
mengatakan klien
20.00 napas
sudah batuk sejak 1
minggu yang lalu
disertai dahak
DO:
- Kultur sputum:
streptokokus positif
- Akral ekstremitas
dingin dan terdapat
sianosis
- Suhu 38,5 C
- Terdapat suara napas
tambahan krekels
- Ada tarikan dinding
dada ke dalam
22 April Hipertermi Termoregulas
2019/ DS : i
20.00 - Ibu klien mengatakan suhu
badan anaknya panas sejak
3 hari yang lalu
- Ibu klien mengatakan
anaknya panas semenjak
sesak napas
DO :
-Suhu tubuh klien saat
diukur 38,50C
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak pucat
- RR: 52x/menit
H. Rencana Keperawatan
Nama klien : An. T
Ruang : Aster
Tgl/Ja No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) TTD
m . (NOC)
DP
22 1 Setelah dilakukan tindakan Rencana Tindakan
Novem keperawatan selama 3x 24 Keperawatan
1. Monitor
ber jam diharapkan masalah
suara nafas
2019/ teratasi dengan indikator:
Status Pernafasan tambahan
20.00
2. Catat
Indik Saat Targ
WIB
pergerakan
ator dika et
dada, catat
ji
Suar 2 5 ketidaksimetr
a isan,
napa penggunaan
s otot bantu
tamb nafas
3. Lakukan
ahan
Dem 3 5 pemberian
am obat melalui
Sian 2 5 nebulizer
osis 4. Lakukan
Batu 3 5 fisioterapi
k dada
kolaborasi
dengan
fisoterapis
22 2 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Demam
Novem keperawatan selama 3x 24 (3740)
ber jam diharapkan masalah
1. Monitor suhu dan
2019/ teratasi dengan indikator:
Termoregulasi TTV lainya meliputi
20.00
Nadi dan RR pada
Indik Saat Targe
WIB
anak.
ator dikaji t
2. Monitor warna
Penin 3 5
kulit anak, amati jika
gkata
warna tampak merah
n
atau kebiruan.
suhu 3. Monitor asupan
kulit dan keluaran, sadari
Hipet 2 5
perubahan kehilangan
ermia
yang tidak dirasakan
(IWL)
4. Motivasi konsumsi
cairan
5. Pantau komplikasi
yang berhubungan
dengan demam serta
tanda dan gejala
tanda penyebab
demam
6. Tutup pasien anak
dengan selimut atau
pakaian ringan ,
tergantung pada fase
demam(memberikan
selimut hangat pd fase
dingin, menyediakan
pakaian / linen tempat
tidur ringan untuk fase
demam dan fase
bergejolak).
7. Fasilitasi istirahat
yang cukup pada
anak , terapkan
pembatasan aktifitas
jika diperlukan
8. Berikan pemberian
obat atau cairan IV
( misalnya
paracetamol
15kg/kg/6 jam )
1.
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronchopneumonia
memunculkan dua diagnose salah satu diagnosa utamanya yaitu bersihan
jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret
penatalaksanaan utamanya adalah nebulizer dan fisioterapi dada yang intinya
bertujuan untuk mengeluarkan secret yang ada dalam jalan nafas .
B. Saran
a. Bagi Petugas Kesehatan
Bagi petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat
melakukan penatalaksanaan dan asuhan yang adekuat dan hati-hati
untuk mencegah terjadinya infeksi sehingga dapat menurunkan angka
kematian pada anak .
b. Bagi Masyarakat
Bagi petugas kesehatan dapat menganjurkan dan menggerakkan ibu
hamil maupun ibu yang memiliki anak dibawah 5 tahun untuk rajin
mengikuti posyandu bulanan yang ada di balai desa untuk mengecek
keadaan anaknya khususnya mengenai tanda-tanda dan gejala
bronchopneumonia.
c. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa perlu mengetahui dan memahami terkait kasus
bronchopneumonia karena penyakit ini paling sering terjadi pada anak-
anak sehingga ketika terjun di lapangan mahasiswa sudah paham
mengenai bronchopneumonia.
Daftar Pustaka