Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.T DENGAN MASALAH UTAMA


KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG ASTER
RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Oleh :

Nama: Ivianna Dyah Wijayanti

NIM : A11701565

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN 2019
Pengertian
Bronchopneumoni merupakan salah satu jenis pneumonia yang memiliki pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi & meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002 ).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan olehbermacam-
macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda
asing( Ngastiyah,2005).
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai
bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru
melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui
hematogen sampai ke bronkus.(Riyadi sujono&Sukarmin,2009).

Etiologi
Umumnya individu yg terserang bronchopneumonia diakibatkan karena adanya
penurunan mekanisme pertahanan daya tahan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Orang yg normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap organ pernafasan yg terdiri atas : reflek glotis & batuk, adanya lapisan
mukus, gerakan silia yg menggerakkan kuman ke arah keluar dari organ, &
sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia biasanya disebabkan oleh virus, jamur, protozoa,
bakteri, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682)
antara lain:
1. Virus : Legionella pneumoniae

2. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans

3. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.

4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-


paru

5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.


Patofisiologi
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme (jamur,
bakter, virus) & sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (bensin,
minyak tanah, & sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam
saluran napas). Awalnmya mikroorganisme dapat masuk melalui percikan ludah
( droplet) infasi ini dapat masuk ke saluran pernapasan atas & menimbulkan
reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, di mana ketika
terjadi peradangan ini tubuh dapat menyesuaikan diri maka timbulah gejala
demam pada penderita.Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan secret. Semakin
lama secret semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin
sempit & pasien dapat merasa sesak. Tidak Hanya terkumpul di bronkus, lama
kelamaan secret dapat sampai ke alveolus paru & mengganggu sistem pertukaran
gas di paru.
Tidak Hanya menginfeksi saluran napas, bakteri ini dapat juga menginfeksi
saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora
normal dalam usus menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.
Pathway

Manifestasi Klinis
Bronkhopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan
bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronkhopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti
menggigil,demam,nyeri dada pleuritis,batuk produktif,hidung kemerahan,saat
bernafas menggunakan otot aksesorius, dan bisa timbul sianosis. (Barbara
C.Long,1996:35)
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat)
Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
( meningkatnya jumlah neutrofil) ( Sandra M,Nettina 2001: 684).
b. Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes
sensifitas untuk mendeteksi agen infeksius (Barbara C, Long, 1996 : 435).
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam
basa (Sandra M, Nettina, 2001 : 684).
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia.
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi
antigen mikroba (Sandra M, Nettina 2001 : 684).

2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram thoraks
Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infilrate multiple seringkali dijumpai pada
infeksi stafilokokus dan haemofilus (Barbara C, Long, 1996 : 435).
b. Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas
tersumbat oleh benda padat (Sandra M, Nettina, 2001).

Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang.
2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalmrongga
pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh ronggapleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yangmeradang.
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
(WhaleyWong, 2006)

Penatalaksanaan
a. Menjaga kelancaran pernafasan
b. Kebutuhan Istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan yang cukup
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
f. Terapi oksigen (O2)
g. Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan pemberian
bronkodilator.
Masalah yang Lazim Muncul
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi
trakeobronkial,pembentukan edema,peningkatan produksi sputum
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus kapiler,gangguan
kapasitas pembawa oksigen darah,gangguan pengiriman oksigen
3. Hipertermi b.d penyakit
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan
metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi,anoreksia yang
berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum,distensi abdomen atau
gas

Pencegahan Pada Anak


1. Hindari anak dari adanya paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian
yang berpotensi terjadinya penularan.
2. Hindari kontak langsung anak dengan penderita ISPA.
3. Membiasakan melakukan pemberian ASI.
4. Segera berobat apabila terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai suara
sesak dan sesak pada anak.

KASUS BRONKHPNEUMONIA Pada An. T


An.T 1 tahun dirawat di Ruang anak, Ibu klien mengatakan klien batuk
berdahak sejak 1 minggu terakhir,sesak nafas, anak panas sejak 3 hari yang
lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan data pasien tampak pucat, BB: 9 Kg,
TB: 70 cm,auskultasi paru: ronkhi basah halus, terdapat tarikan dinding dada
kedalam, Nadi: 90 kali per menit, Suhu: 38,5 C, RR: 52 kali per menit. Hasil
rontgen thorak ada gambaran bronkhopneumonia. Riwayat lahir dulu tidak
langsung menangis, BBL 3,5 kg,spontan dan induksi dengan KPD.

ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian : 22 November 2019


Nama pengkaji : Ivianna
Ruang : Aster
Waktu pengkajian : 07.00 WIB - selesai
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. T
Tanggal lahir : 23 November 2018
Umur : 1 Th
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 9 kg
PB/TB : 70 cm
Alamat : Gombong, Kebumen
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 22 November 2019
No. RM : 123xxx
Diagnosa Medik : Bronkhopneumonia
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Gombong, Kebumen
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama
Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang
An. T dengan umur 1 tahun datang ke IGD RSUD Dr. Soedirman
Kebumen dengan keluhan batuk berdahak sejak 1 minggu
terakhir,panas sejak 3 hari yang lalu. Ibu klien mengatakan An. T sulit
bernafas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak pucat,
terdapat tarikan dinding ke dalam, aulkustasi paru: ronkhi basah halus,.
Berat Bayi Lahir 3500 gram, Panjang Badan Bayi Lahir 45 cm, BB 9
kg, TB 70 cm, TTV: Nadi 90 x/menit, Suhu 38,5oC, RR 52 x/menit,
TD 100/65 mmHg.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan klien pernah batuk di usia 9 bulan dan hanya
bertahan sehari dan 1 minggu yang lalu batuknya kembali berdahak.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu klien mengatakan salah satu anggota keluarga ada yang merokok.
5. Riwayat Kehamilan
Ibu pasien mengatakan pasien merupakan anak pertama dari kehamilan
pertama, kesehatan ibu pasien saat hamil pernah demam 1x di TM II,
tidak mengonsumsi obat
Kehamilan Morbiditas Tidak ada kelainan
kehamilan
Kehamilan Perawatan 1. Memantau
antenatal kemajuan
kehamilan untuk
memastikan
kesehatan ibu dan
tumbuh kembang
janin
2. Meningkatkan dan
mempertahankan
kesehatan fisik,
mental dan sosial
ibu
3. Mengenali dan dan
mengurangi secara
dini adanya
penyukit-penyulit
atau komplikasi
yang mungkin
terjadi selama
hamil, termasuk
riwayat penyakit
secara
umum,kebidanan
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan
persalinan cukup
bulan dan
persalinan yang
aman dengan
trauma seminimal
mungkin.
5. Mempersiapkan ibu
agar dapat
memberikan ASI
secara eksklusif.
6. Mempersiapkan
peran ibu dan
keluarga dalam
menerima kelahiran
bayi agar dapat
tumbuh kembang
secara normal.
7. Mengurangi bayi
prematur,kelahiran
mati dan kematian
neonatal.
8. Mempersiapkan
kesehatan yang
optimal bagi janin.

6. Riwayat Persalinan
Ibu pasien mengatakan pasien lahir dengan spontan ketika umur 37
minggu 2 hari, di puskesmas
Kelahiran Tempat Kelahiran Puskesmas
Kelahiran Penolong persalinan Bidan
Kelahiran Cara persalinan Spontan
Kelahiran Masa gestasi 37 minggu 2 hari
Kelahiran Keadaan bayi Berat lahir
Panjang badan
Tidak langsung
menangis

7. Riwayat Imunisasi
a. Imunisasi Ibu sebelum hamil : TT
b. Imunisasi anak :
Imunisasi Waktu
Hepatitis 0 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4
bulan
Polio 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan,
BCG 2 bulan
DPT 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
HiB 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Campak 9 bulan

8. Riwayat Tumbuh Kembang


Pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP
Dengan hasil ya 9 dan 1 tidak, diartikan bahwa perkembangan anak
tersebut sesuai
Gangguan kepribadian mental dan emosi : tidak ada
Belajar menyatakan satu atau dua kata, dapat berjalan dengan di tuntun
9. Genogram

10. Kebutuhan Cairan


BB An.T masuk kategori 1-10 kg dengan 100ml/kgBB, maka
BB x 100 ml = 9 x 100 = 900 ml / 24 jam
Jika diberikan dengan infus, maka cairan diberikan dalam 37,5 tpm
11. Kebutuhan Kalori
1850 kkal

C. Pola Pengkajian Fungsional Menurut Gordon


1. Pola Persepsi Kesehatan / Penanganan Kesehatan
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan sudah pernah ke rumah sakit
Saat dikaji : ibu klien mengatakan langsung dibawa ke RS Dr.
Soedirman
2. Pola Nutrisi / Metabolik
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan, klien biasa minum ASI dan
MP ASI.
Saat dikaji : ibu pasien mengatakan klien minum ASI dan
makanan yang disediakan oleh RS.
Status gizi : Baik (-SD) SD: Standar Deviasi WHO
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan, klien BAB 1 kali sehari
berwarna kuning, BAK tidak tahu karena masih memakai popok
Saat dikaji : ibu klien mengatakan, klien BAB 1 kali sehari
berwarna kuning, BAK tidak tahu karena masih memakai popok
namun tidak terlihat penuh.
4. Pola Aktivitas / Latihan
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya hanya tiduran
ditempat tidur dan jika keluar di gendong.
Saat dikaji : ibu klien mengatakan anaknya tiduran ditempat
tidur saja kadang – kadang digendong karena rewel
5. Pola Tidur / Istirahat
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya tidur siang 2 jam
dan tidur malam 8 jam
Saat dikaji : ibu klien mengatakan anaknya susah tidur siang
dan tidur malam, sering terbangun,lama tidur sekitar 7 jam.
6. Pola Persepsi Kognitif
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya diusia 6 bulan
belajar menirukan satu atau dua kata
Saat dikaji : ibu klien mengatakan anaknya diusia 8 bulan
anaknya bisa jalan dengan dituntun
7. Pola Konsep Diri
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya mampu berinteraksi
dengan lingkungan rumahnya
Saat dikaji : ibu klien mengatakan anaknya belum mampu
berinterkasi dengan lingkungan rumah sakit.
8. Pola Peran / Hubungan
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya tidak takut dengan
lingkungan sekitar rumah dan saudara – saudaranya
Saat dikaji : ibu klien mengatakan anaknya selama dirumah
sakit merasa tidak nyaman dengan lingkungan yang berbeda
9. Pola Seksualitas / Reproduksi
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya tidak ada masalah
pada organ genetalianya
Saat dikaji : ibu klien mengatakan anaknya tidak ada masalah
pada genetalia
10. Pola Koping / Toleransi Stress
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya sudah bisa bicara
tapi tidak jelas
Saat dikaji : ibu klien mengatakan ibu klien mengatakan
anaknya sudah bisa bicara satu atau dua kata
11. Pola Nilai / Kepercayaan
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan meyakini penyakit tersebut
datang dari Allah
Saat dikaji : ibu klien percaya sembuh datang dari Allah dan
diimbangi dengan berobat.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Composmentis
2. GCS : E:4 , M:5 , V:5
3. TTV
a. Nadi : 90 x/menit
b. RR : 52 x/menit
c. Suhu : 38,5oC
d. TD : 100/65 mmHg

4. Antropometrik
a. BB : 9 kg
b. PB/TB : 70 cm
c. Lingkar kepala: 42 cm
d. Lingkar dada : 45 cm
e. Lingkar lengan: 15,2 cm
5. Kepala
a. Inspeksi : Fontanel anterior masih lembek/ belum menutup
sempurna
b. Palpasi : Tidak teraba benjolan
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran jvp
7. Mata
a. Inspeksi : Jarak kantus dalam mata 3 cm
8. Hidung : Hidung dalam keadaan bersih, tidak ada polip,
tidak terpasang gastric tube dan terpasang binasal kanul
9. Mulut : Mukosa bibir pucat,mulut bersih, tidak ada
stomatitis, gigi belum tumbuh sempurna (gigi seri tengah dan taring di
rahang atas dan bawah)
10. Telinga : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
11. Thorak
a. Paru – paru
- Inspeksi : Bentuk simetris, ada tarikan dinding dada
kedalam
- Palpasi : fremitus vokal meningkat
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Ada suara tambahan krekels
b. Jantung
- Inspeksi : Dinding ada simetris
- Palpasi : Teraba ictus cordis
- Perkusi : Pekak
- Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 normal
12. Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Auskultasi : Peristaltik usus 20 kali/menit
- Palpasi : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Timpani
13. Genitalia
- Jenis kelamin Laki – laki dan tidak ada kelainan
14. Ekstremitas
a. Atas : Tangan kanan dan kiri normal, tidak ada
edema tangan kanan terpasang infus, akral dingin, terdapat
sianosis.
b. Bawah : Kaki kanan dan kaki kiri normal, tidak ada
edema
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen Thorax memberikan hasil berupa bercak konsolidasi pada
paru dengan air bronchogram, bercak meluas
2. Bronkoskopi kaku memberikan hasil berupa kondisi saluran bronkial
bengkak dan merah
3. Kultur sputum
Pemeriksaan Hasil
Streptokokus Positif
Alfahemolitik Negatif
Difteroid Negatif

4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Leukosit 12 4 – 10 mm3
Limfosit 7 20 – 40 %
Eritrosit 4,6 – 4,8 juta/mikoliter
Hemoglobin 12 11,5 – 13 g/dL
Hematokrit 33 34 – 39 %
Trombosit 260 250 - 550 mm3
GDS Stick 150 100 - 200 mg/dL
Lipid Serum 145 150 mg/dL
Albumin 4 3,4 – 5,4 g/dL
SGOT 25 5-40 Mikoliter
SGPT 30 7-56 Mikoliter
F. Terapi Obat
Nama Obat Dosis Indikasi
Ambroxol Syrup 3 x 3/4 cth Ekspektoran/Anti
Paracetamol Syrup 3 x ½ sdt Antipiretik
Ceftriaxon 1 x 900 mg Antibiotik
Nebuliasi combivent @200 mg Setiap 6 Bronkodilator
jam

G. Analisa Data
Nama klien : An. T
Ruang : Aster
Tgl/Jam Data Problem Etiologi
22 April DS: Ketidakefektifan Inflamasi
- Ibu klien
2019/ bersihan jalan trakeobronkia
mengatakan klien
20.00 napas
sudah batuk sejak 1
minggu yang lalu
disertai dahak
DO:
- Kultur sputum:
streptokokus positif
- Akral ekstremitas
dingin dan terdapat
sianosis
- Suhu 38,5 C
- Terdapat suara napas
tambahan krekels
- Ada tarikan dinding
dada ke dalam
22 April Hipertermi Termoregulas
2019/ DS : i
20.00 - Ibu klien mengatakan suhu
badan anaknya panas sejak
3 hari yang lalu
- Ibu klien mengatakan
anaknya panas semenjak
sesak napas
DO :
-Suhu tubuh klien saat
diukur 38,50C
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak pucat
- RR: 52x/menit

Prioritas Diagnosa Keperawatan


Hari, tanggal : Jumat, 22 November 2019
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d inflamasi trakeobronkial
2. Hipertermi b.d termoregulasi

H. Rencana Keperawatan
Nama klien : An. T
Ruang : Aster
Tgl/Ja No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) TTD
m . (NOC)
DP
22 1 Setelah dilakukan tindakan Rencana Tindakan
Novem keperawatan selama 3x 24 Keperawatan
1. Monitor
ber jam diharapkan masalah
suara nafas
2019/ teratasi dengan indikator:
Status Pernafasan tambahan
20.00
2. Catat
Indik Saat Targ
WIB
pergerakan
ator dika et
dada, catat
ji
Suar 2 5 ketidaksimetr
a isan,
napa penggunaan
s otot bantu
tamb nafas
3. Lakukan
ahan
Dem 3 5 pemberian
am obat melalui
Sian 2 5 nebulizer
osis 4. Lakukan
Batu 3 5 fisioterapi
k dada
kolaborasi
dengan
fisoterapis
22 2 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Demam
Novem keperawatan selama 3x 24 (3740)
ber jam diharapkan masalah
1. Monitor suhu dan
2019/ teratasi dengan indikator:
Termoregulasi TTV lainya meliputi
20.00
Nadi dan RR pada
Indik Saat Targe
WIB
anak.
ator dikaji t
2. Monitor warna
Penin 3 5
kulit anak, amati jika
gkata
warna tampak merah
n
atau kebiruan.
suhu 3. Monitor asupan
kulit dan keluaran, sadari
Hipet 2 5
perubahan kehilangan
ermia
yang tidak dirasakan
(IWL)
4. Motivasi konsumsi
cairan
5. Pantau komplikasi
yang berhubungan
dengan demam serta
tanda dan gejala
tanda penyebab
demam
6. Tutup pasien anak
dengan selimut atau
pakaian ringan ,
tergantung pada fase
demam(memberikan
selimut hangat pd fase
dingin, menyediakan
pakaian / linen tempat
tidur ringan untuk fase
demam dan fase
bergejolak).
7. Fasilitasi istirahat
yang cukup pada
anak , terapkan
pembatasan aktifitas
jika diperlukan
8. Berikan pemberian
obat atau cairan IV
( misalnya
paracetamol
15kg/kg/6 jam )
1.
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronchopneumonia
memunculkan dua diagnose salah satu diagnosa utamanya yaitu bersihan
jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret
penatalaksanaan utamanya adalah nebulizer dan fisioterapi dada yang intinya
bertujuan untuk mengeluarkan secret yang ada dalam jalan nafas .
B. Saran
a. Bagi Petugas Kesehatan
Bagi petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat
melakukan penatalaksanaan dan asuhan yang adekuat dan hati-hati
untuk mencegah terjadinya infeksi sehingga dapat menurunkan angka
kematian pada anak .
b. Bagi Masyarakat
Bagi petugas kesehatan dapat menganjurkan dan menggerakkan ibu
hamil maupun ibu yang memiliki anak dibawah 5 tahun untuk rajin
mengikuti posyandu bulanan yang ada di balai desa untuk mengecek
keadaan anaknya khususnya mengenai tanda-tanda dan gejala
bronchopneumonia.
c. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa perlu mengetahui dan memahami terkait kasus
bronchopneumonia karena penyakit ini paling sering terjadi pada anak-
anak sehingga ketika terjun di lapangan mahasiswa sudah paham
mengenai bronchopneumonia.

Daftar Pustaka

Budi Ana, dkk.2017.NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020. Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Intansari dkk.2013.Nursing Outcomes Clasification (NOC) edisi


kelima.Jogjakarta.Mocomedia
Intansari dkk.2013.Nursing Income Clasification (NIC) edisi
kelima.Jogjakarta.Mocomedia

Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.


Zul Dahlan. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
Smeltzer, Suzanne. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai