MAJID (H041171312)
individu. Tujuan yang kedua adalah untuk menggunakan informasi tersebut dalam
meningkatkan pengetahuan untuk melakukan diet dan pemilihan gaya hidup yang
dengan biaya yang relatif mahal, meskipun demikian telah ada beberapa riset
nutrigenomik yang membuktikan bahwa antara peran gen dalam DNA, diet yang
mengetahui makanan dan minuman apa yang cocok untuk gen tubuh kita,
apa yang kita butuhkan dan makanan apa yang harus kita hindari, apabila dikaji
berdasarkan database gen yang berasosiasi dengan suatu penyakit. Makanan yang
kita makan tersusun atas molekul kimia yang mampu menginduksi ekspresi gen.
tentang jenis-jenis pangan apa saja yang sesuai untuk dikonsumsi. Pengetahuan
ini penting untuk menjaga kesehatan dan menghindarkan dari potensi penyakit
kronis yang mungkin menyerang sehingga kebutuhan terhadap obat juga dapat
dikurangi. Efek dari variasi genetik ini dipengaruhi oleh lokasi gen tersebut dan
NURUL AFIA ABD. MAJID (H041171312)
ekspresi protein dari gen tersebut dan berefek terhadap proses matobolisme gen-
gen terkait (genes cascade). Perubahan dalam gen juga memberikan dampak yang
berbeda terhadap populasi (ras) yang berbeda. Susunan DNA tertentu juga
karbohidrat, asam amino, asam lemak, kalsium, zinc, selenium, folate dan
kontrol siklus sel, apopotosis dan angiogenesis. Komponen bioaktif ini juga dapat
berperan secara simultan dalam proses seluler tersebut (Kaput and Rodriguez,
2004). Beberapa penyakit yang berkembang dari interaksi nutrient dan gen yaitu
mendunia. Penyebab utama dari penyakit ini mencakup genetik, nutrisi, dan
berbagai faktor lingkungan lainnya seperti obesitas. Salah satu komponen yang
tekanan darah dan dikodekan oleh gen agiostensin. Menurut Gard (2010) terdapat
angiostensin. Terdapat dua genotipe (AA dan GG). Individu dengan genotipe AA
secara efektif dapat mengurangi mengurangi tekanan darah dengan diet tetapi
dengan hal yang sama individu dengan genotipe GG cenderung tidak berkurang
angiostensin II inilah yang berperan merangsang beberapa pusat yang penting dan
dengan meningkatnya kadar glukosa darah akibat adanya resisensi insulin. Pada
resistensi insulin, hati, otot, dan lemak tidak mempunyai respon terhadap insulin.
Kadar glukosa darah yang stabil diperlukan untuk menyediakan energi bagi otak,
otot, dan organ, dan kelebihan energi akan disimpan di jaringan lemak. Pada saat
kadar glukosa dalam darah turun, sel-sel beta pankreas akan memproduksi
glukosa dan melepaskan glukosa ke dalam darah sehingga kadar glukosa dalam
darah naik. Pada saat kadar glukosa darah naik, sel alfa pankreas akan
memproduksi insulin yang menahan glukosa tetap berada di dalam hati dan
menstimulasi jaringan otot dan lemak untuk menyerap glukosa dari darah. Banyak
faktor genetik. Antara lain penelitian di Belanda menyatakan bahwa anak yang
lahir dengan berat lahir rendah pada kondisi kelaparan di Amsterdam memiliki
kadar glukosa darah post pandrial lebih tinggi. Penelitian di India 7 menyatakan
bahwa bayi dengan Body Mass Index (BMI) rendah pada 2 tahun pertama
kehidupan memiliki risiko yang tinggi terkena diabetes. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa gizi buruk pada janin dan bayi menimbulkan pengaruh buruk
mempengaruhi struktur dan fungsi sel beta dan bisa merubah respon jaringan
bawaan sejak lahir, peran insulin pada bayi, serta hipotesis Barker, thrifty
fenotype. Menurut Barker (2004), malnutrisi pada masa janin yaitu riwayat berat
NURUL AFIA ABD. MAJID (H041171312)
bayi lahir rendah (BBLR) berkaitan dengan sindrom metabolik, diabetes melitus
insulin. Kejadian resistensi insulin pada BBLR dikuatkan dengan hasil penelitian
dan gangguan toleransi glukosa pada usia 12–13 tahun dengan riwayat BBLR
(Sukesi, 2005).
transduksi sinyal insulin, apabila terdapat perubahan pada IRS-1 maka akan
terjadi gangguan sinyal transduksi insulin, seperti pada individu tertentu yang
asam amino glisin pada posisi kodon 927 diganti oleh asam amino arginin dan
gen IRS-1 memengaruhi struktur tersier IRS-1 yang menyebabkan cacat pengikat
4. Kanker
sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang memiliki
sehingga apabila dua radikal bebas bertemu, mereka bisa memakai bersama
tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul di sekitarnya,
NURUL AFIA ABD. MAJID (H041171312)
sehingga radikal bebas bersifat toksik terhadap molekul biologi/sel. Radikal bebas
yang mengambil elektron dari DNA dapat menyebabkan perubahan struktur DNA
sehingga timbullah sel-sel mutan. Bila mutasi ini terjadi berlangsung lama dapat
Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor
eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat kimiawi dalam
makanan dan polutan lain. Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas bila
adalah berupa antioksidan di tingkat sel, membran, dan ekstra sel. Antioksidan
Salah satu bahan alam yang memiliki kandungan antioksidan yaitu bawang.
lain dalam sel dari kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen
Kato, H. 2008. Nutrigenomiks: The Cutting Edge and Asian Perspectives. Asia
Pasific Journal. Vol. 17 (S1):12-15.
Corthésy, T. I., Johan, T., Dunnen , 2005. Nutrigenomics: The Impact of Biomics
Technology on Nutrition Research. Nutrition and metabolism journal.
49:355–365.
Rajoka, M. I., Qadir, M. I., Pervaiz, N., Ibrahim, Z., Shazia, Bukhari dan
Ahmad, B., 2012. Nutrigenomics and Its Approaches for Control of
Chronic Diseases. Current Biotechnology. 1: 258-265.
Suksmarin, N. M. P. W., Dewi, N. N. A., I., Sumad, W., 2018. Metilasi DNA
dalam Perkembangan Kanker Kolorektal. Vol. 9(2): 124-130.
Nasution, A.T. P., Ramayanti, R., Ramayani, O. R., Siregar, R., Siregar, B., 2014.
Kualitas tidur sebagai faktor risiko peningkatan tekanan darah pada
remaja. Majalah Kedokteran Nusantara. Vol. 47 (2): 105-109.
Barker D. J. 2004. The developmental origins of adult disease. J Am Coll Nutr. Vol. 23(6)
:588–95S.
Permana, H., Nugraha, G. I., Sri, H. K. S., dan Kariadi. 2012. Polimorfisme
Gly972Arg Gen IRS-1 dan Cys981Tyr Gen PTPN1 sebagai Faktor Risiko
pada Sindrom Metabolik dengan Riwayat Berat Bayi Lahir Rendah. MKB.
Vol. 44 (3): 170-178.